IDENTIFIKASI FORENSIK
Tugas
Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Disusun oleh :
Aulia Bella O
Ravenia Dirgantari
Muhammad Syahid
Krypton Rakehalu
Achmad Dodi M
Sri Aryasatyani Binti Boonie
Didy Kurniawan 04084811416008
Pembimbing :
dr. Binsar Silalahi, SpF
IDENTIFIKASI FORENSIK
oleh:
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya.
Dosen Pembimbing
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan karunia dan rahmat-Nya serta kesehatan dan kesempatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik
Palembang, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Seiring dengan selesainya penulisan makalah yang berjudul “Identifikasi
Forensik”, penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada dr. Binsar
Silalahi, SpF selaku pembimbing referat ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi tercapainya
hasil yang lebih baik dan membawa manfaat bagi semua.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat serta dapat dijadikan
pertimbangan dan sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
menimbulkan akibat yang tidak diharapkan. Salah satu akibat yang tidak
cara atau teknik pelaksanaan tindak pidana, khusunya yang berkaitan dengan
upaya pelaku tindak pidana dalam usaha meniadakan sarana bukti, sehingga tidak
jarang dijumpai kesulitan bagi para petugas hukum untuk mengetahui identitas
korban.
dihindari adanya kekeliruan dalam proses peradilan yang dapat berakibat fatal.
Selain itu mengetaui identitas korban untuk berbagai kehidupan sosial misalnya
asuransi, pembagian dan penentuan ahli waris, akte kelahiran, pernikahan dan
Bencana adalah suatu peristiwa yang terjadi secara mendadak dan tidak
lingkungannya. Bencana yang terjadi secara akut atau mendadak dapat berupa
rusaknya rumah serta bangunan, rusaknya saluran air, terputusnya aliran listrik,
jalan raya, bencana akibat tindakan manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan
bencana yang terjadi secara perlahan-lahan atau slow onset disaster, misalnya
hutan dengan akibat asap atau haze yang menimbulkan masalah kesehatan.
merupakan bagian tugas yang mempunyai arti cukup penting. Identifikasi adalah
suatu usaha untuk mengetahui identitas seseorang melalui sejumlah ciri yang ada
pada orang tak dikenal, sedemikian rupa sehingga dapat ditentukan bahwa orang
itu apakah sama dengan orang yang hilang yang diperkirakan sebelumnya juga
dikenal dengan ciri-ciri itu. Disitulah semua, identifikasi mempunyai arti penting
macam-macam pemeriksaan dan cara atau metode serta sistem identifikasi. Hal-
?
2 Tujuan Penulisan
forensik.
3. Mampu memahami berbagai jenis pemeriksaan identifikasi.
4. Sebagai persyaratan ujian pada kepaniteraan klinik ilmu kedokteran
hidup maupun mati, berdasarkan ciri khas yang terdapat pada orang tersebut.
seseorang melalui sejumlah ciri yang ada pada orang tak dikenal, sedemikian rupa
sehingga dapat ditentukan bahwa orang itu apakah sama dengan orang yang
hilang yang diperkirakan sebelumnya juga dikenal dengan ciri-ciri itu. Identifikasi
jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan
kecelakaan masal, bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban
forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi
membuat satu daftar dari orang-orang yang patut dicurigai. Daftar tersebut akan
lebih diperkecil lagi bila diketahui saat kematian korban serta alat yang dipakai
dikelompokkan: 1,2,3
wajahnya oleh pihak keluarga atau rekan dekatnya,maka jati diri korban
dapat diketahui. Walaupun metoda ini sederhana, untuk mendapat hasil yang
diharapkan perlu diketahui bahwa metode ini baru dapat dilakukan bila
keadaan tubuh dan terutama wajah korban masih dalam keadaan baik dan
belum terjadi pembusukan yang lanjut. Selain itu perlu diperhatikan faktor
manusia itu mudah terpengaruh oleh sugesti, khususnya dari pihak penyidik.
b. Perhiasan, anting-antign, kalung, gelang serta cincin yang ada pada tubuh
korba, khususnya bila pada perhisan itu terdapat initial nama seseorang yang
biasanya terdapat pada bagian dalam dari gelang atau cincin; akan
dalam dompet atau tas korban dapat menunjukkan jati diri korban. Khusus
menaruh dompet atau tasnya. Pada pria dompet biasanya terdapat dalam
saku baju atau celana, sedangkan pada wanita tas biasanya dipegang;
sehingga pada kecelakaan masal tas seseorang dapat terlempar dan sampai
pada orang lain yang bukan pemiliknya, jika hal ini tidak diperhatikan
yang sama,walaupun kedua orang tersebut kembar satu telur. Atas dasar ini,
jari pada korban yang tewas dan keadaan mayatnya telah membusuk. Teknik
pengembangan sidik jari pada jari telah mengelupas dan memasangnya pada
jari yang sesuai pada jari pemeriksa, baru kemudian dilakukan pengambilan
medis melalui pemeriksaan luar dan dalam pada waktu otopsi. Beberapa ciri
yang spesifik, misalnya cacat bibir sumbing atau celah palatum, bekas luka
ata operasi luar (sikatrik atau keloid), hiperpigmentasi daerah kulit tertentu,
tahi lalat, tato, bekas fraktur atau adanya pin pada bekas operasi tulang atau
juga hilangnya bagian tubuh tertentu dan lain-lain. Beberapa contoh ciri
non-spesifik antara lain misalnya tinggi badan, jenis kelamin, warna kulit,
warna serta bentuk rambut dan mata, bentuk-bentuk hidung, bibir dan
sebagainya.
membandingkan antara data ciri hasil pemeriksaan hasil orang tak dikenal dengan
data ciri orang yang hilang yang diperkirakan yang pernah dibuat sebelumnya.
Pada penerapan penanganan identifikasi kasus korban jenasah tidak dikenal, maka
kedua data ciri yang dibandingkan tersebut adalah data post mortem dan data ante
mortem. Data ante mortem yang baik adalah berupa medical record dan dental
record.1,4,5
siapa jenasah yang tidak dikenal tersebut. Hal ini karena pada identifikasi dengan
cara membandingkan data, hasilnya hanya ada dua alternatif: identifikasi positif
atau negatif. Identifikasi positif, yaitu apabila kedua data yang dibandingkan
adalah sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa jenasah yang tidak dikenali itu
adalah sama dengan orang yang hilang yang diperkirakan. Identifikasi negatif
yaitu apabila data yang dibandingkan tidak sama, sehingga dengan demikian
belum dapat ditentukan siapa jenasah tak dienal tersebut. Untuk itu masih harus
dicarikan data pembanding antemortem dari orang hilang lain yang diperkirakan
diperlukan syarat yang tidak mudah, yaitu harus tersedianya data ante mortem
berupa medical atau dental record yang lengkap dan akurat serta up-to-date,
Apabila tidak dapat dipenuhi syarat tersebut, maka identifikasi dengan cara
kelamin, umur, ras, tinggi dan bentuk serta ciri-ciri spesifik badan. Sebagai
contoh: 4,6,7
e. Dengan ciri-ciri yang spesifik, dapat menuntun kepada siapa individu yang
memilikinya.
2. Identifikasi sistem tertutup adalah identifikasi pada kasus yang jumlah dan
3. Identifikasi sistem semi terbuka atau semi tertutup adalah identifikasi pada
suatu kasus yang sebagian korban tidak dikenalnya sudah diketahui dan
sebagian lainnya belum diketahui sama sekali atau belum diektahui tetapi
seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang di duga karena
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas
bedah mayat.
3. Mayat yang dikirimkan kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter
identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang diilekatkan pada ibu
yang berakibat fatal,relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan penentuan jati
diri tersangka pelaku kejahatan. Hal tersebut oleh karena pada penentuan jati diri
penentuan jati diri dengan sidik jari (daktiloskopi) yang tidak lazim dikerjakan
oleh dokter, melainkan dilakukan oleh pihak kepolisian. Delapan metoda yang
lain, yaitu: metode visual, pakaian, perhiasan, dokumen, medis, gigi, serologi dan
metode eksklusi. Dengan diketahuinya jati diri korban, pihak penyidik dapat
karena secara kriminologis pada umumnya ada hubungan antara pelaku dengan
korbannya. Daftar tersebut akan lebih diperkecil lagi bila diketahui saat kematian
dalam prakteknya untuk menentukan jati diri tidak semua metode dikerjakan;
melainkan cukup minimal dua metoda saja: identifikasi primer dari pakaian;
berupa orang yang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia. Identifikasi
jenis kelamin, umur, warna kulit, rambut dan mata. Melalui metode ini
diperoleh data tentang jenis kelamin, ras, perkiraan umur dan tingi badan,
Pria Wanita
Panggul Lebih kecil dari bahu Lebih lebar dari bahu
Posture Besar Kecil
Payudara Jarang berkembang Berkembang
Jakun Menonjol Tidak menonjol
Striae Tidak ada Ada, payudara dan bokong
Tebal, tumbuh melebar -
Rambut pubis Lurus, hanya di mons veneris
pusar
Rambut Ada di wajah, dada Tidak ada
Testis, prostate, vesikula
Kelamin dalam Ovarium,tuba fallopi, vagina
seminalis
Lebih besar, berat dan
Tengkorak Lebih kecil, ringan dan tipis
tebal
Proporsi perut Lebih kecil Lebih besar
Paha Bentuk silinder Bentuk kerucut
2. Pakaian
3. Sidik jari
4. Jaringan parut
5. Tato
6. Kondisi mental
7. Antropometri
dilakukan terhadap:8
Cara melakukan identifikasi pada jenazah yang masih baru dan utuh oleh
pihak kepolisian seperti yang dilakukan terhadap orang hidup. Adapun hal-hal
yang ditemukan di dalam otopsi oleh dokter (misalnya penyakit, cacat tubuh,
bekas operasi atau bekas trauma) dapat digabungkan dengan hasil pemeriksaan
pihak kepolisian.8
Pada jenazah utuh yang sudah membusuk mungkin dapat diketahui jenis
kelamin, tinggi badan dan umurnya. Tetapi jika tingkat pembusukannya sudah
sangat lanjut mungkin sisa pakaian, perhiasan, jaringan parut, tatto atau kecacatan
diketahui bahwa gigi merupakan bagian tubuh manusia yang paling tahan
2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan
morfologis, yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan
pipi, sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih
dahulu.
5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian
terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan
utuh pada suhu yang tinggi, walaupun tubuh telah rusak, tetapi gigi masih dapat
diidentifikasi. Batasan dari forensik odontologi terdiri dari identifikasi dari mayat
kekerasan.
apakah sisa-sisa itu benar-benar berasal dari tubuh manusia. Jika benar maka
tindakan selanjutnya adalah menentukan jenis kelamin, umur, tinggi badan dan
tempat yang terpisah sehingga timbul pertanyaan apakah bagian-bagian itu berasal
dari individu yang sama. Guna memastikannya diperlukan pemeriksaan DNA atau
precipitin test.8
meliputi:8
binatang tertentu mirip tulang manusia. Cakar dari beruang misalnya, hampir
mirip bentuknya dengan tangan manusia. Dengan pemeriksaan yang teliti akan
dapat dibedakan apakah tulang yang ditemukan berasal dari manusia atau
binatang.
Yang agak sulit adalah jka ditemukan itu berupa tulang yang tak khas
(undentifiable bones) atau jaringan lunak. Dalam hal ini pemeriksaan yang
jenis kelamin tidak mungkin dilakukan dengan pemeriksaan luar maka penentuan
Uterus dan prostat merupakan jaringan lunak yang lebih tahan terhadap
pembusukan dan dapat digunaan untuk menentukan jenis kelamin. Dari jaringan
lunak juga dapat dilakukan pemeriksaan sex chromatin untuk menetukan jenis
kelamin, terutama jaringan kulit dan tulang rawan. Metode ini juga berguna bagi
b. Tulang-tulang tertentu
Pada orang dewasa, beberapa tulang tertentu bentuknya berbeda antara laki-
laki dan wanita. Tulang-tulang itu antara lain tengkorak, pelvis, tulang panjang,
Tulang panjang pada laki-laki lebih masive (terutama disekitar sendi) dan
rigi perlekatan otot lebih nyata. Bentuk rahang dan gigi antara laki-laki dan wanita
kelamin. Rahang pada laki-laki umumnya seperti huruf V sdangkan pada wanita
seperti huruf U. Gigi dan akar gigi permanen pada laki-laki lebih besar dari pada
wanita.
3. Menentukan umur
Tulang manusia dan gigi juga dapat memberikan informasi penting bagi
Pada fetus dan neonatus, perkiran didasarkan pada inti penulangan yang
dapat dilihat melalui pemeriksaan ronsenologik atau otopsi. Oleh para ahli telah
disusun tabel pembentuan inti penulangan dari berbagai tulang, mulai dari
dan adolesen sampai umur 20 tahun, yang paling berguna bagi penentuan umur
dengan menggunakan tulang menjadi lebih sulit. Beberapa petunjuk yang dapat
dipakai antara lain, penutupan sutura, perubahan sudut rahang dan adanya proses
penyakit.
gigi pada bayi di dalam kandungan mempunyai derajat kecermatan yang tinggi.
mineralisasi, pembentukan mahkota gigi, erupsi gigi dan resobsi apicalis. Dengan
Salah satu informasi penting yang dapat digunakan untuk melacak identitas
seseorang adalah informasi tentang tinggi badan. Oleh sebab itu pada pemeriksaan
jenazah yang tak diketahui identitasnya perlu diperiksa tinggi badannya. Memang
tidak mudah mendapatkan tinggi badan yang tepat dari pemeriksaan yang
dilakukan sesudah mati, meskipun yang diperiksa itu jenazah yang utuh. Perlu
diketahui bahwa ukuran orang yang sudah mati biasanya sedikit lebih panjang
Jika yang diperiksa jenazah yang tidak utuh maka penentuan tinggi badan
hasil yang lebih akurat dapat diperoleh jika tersedia beberapa jenis dari tulang
panjang. Untuk kepentingan perhitungan tersebut ada banyak rumus yang dapat
Data pembanding tersebut ialah contoh sidik jari, medical record gigi geligi serta
personal disebabkan karena hampir tak pernah ditemukan dua orang dengan sidik
jari yang sama, bahkan pada orang kembar sekalipun. Secara teoritis,
kemungkinan terjadinya dua orang dengan sidik jari sama adalah sebesar
sepersepuluh ribu bilyun. Selain itu sidik jari tak mengalami perubahan karena
umur. Oleh sebab itu sidik jari yang diambil beberapa tahun sebelumnya masih
Jika kulit jari sudah keriput maka pengambilan sidik jari dapat dilkukan
sesudah jaringan dibwah kulit disuntik lebih dahulu dengan cairan parafin,
formalin atau air. Sedang pada mayat yang epidermisnya sudah mengelupas,
mengingat gambaran sidik jari pada dermis tidak sejelas gambaran sidik jari pada
epidermis.3,8
Dalam hal sidik jari tidak mungkin lagi diambil maka pemeriksaan gigi-
dilakukan dengan membandingkan hasil pemeriksaan itu dengan file dari semua
penumpang.3,8
BAB III
PENUTUP
maupun mati, berdasarkan ciri khas yang terdapat pada orang tersebut.
seseorang melalui sejumlah ciri yang ada pada orang tak dikenal, sedemikian rupa
sehingga dapat ditentukan bahwa orang itu apakah sama dengan orang yang
hilang yang diperkirakan sebelumnya juga dikenal dengan ciri-ciri itu. Identifikasi
terbuka, identifikasi sistem tertutup dan identifikasi sistem semi terbuka atau semi
tertutup. Dari sembilan metoda identifikasi yang dikenal, hanya metoda penentuan
jati diri dengan sidik jari (daktiloskopi) yang tidak lazim dikerjakan oleh dokter,
melainkan dilakukan oleh pihak kepolisian. Delapan metoda yang lain, yaitu:
metode visual, pakaian, perhiasan, dokumen, medis, gigi, serologi dan metode
eksklusi.
DAFTAR PUSTAKA