Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kadar air dan kadar abu pada setiap
bahan pangan.
Mahasiswa dapat menentukan kadar air dan kadar abu pada bahan pangan
metode gravimetri.
B. Dasar Teori
Air merupakan satu zat gizi yang tidak dapat kita tinggalkan, tetapi
sering diabaikan dalam pembahasan mengenai gizi. Air juga merupakan
komponen penting dalam makanan karena air dapat mempengaruhi
penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita. Bahkan dalam bahan
makanan yang kering sekalipun, seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian,
terkandung air dalam jumlah tertentu.
Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-
beda, baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai
pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme.
Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
simpan dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu penentuan kadar air dari
suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun
pendisribusian mendapat penanganan yang tepat.
Kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara
macam cara yaitu : (1) metode gravimetri (2) metode destilasi (3) metode kimia
1) Metode gravimetri
Gravimetri merupakan metode untuk menentukan kuantitas suatu zat atau
komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen
dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Metode ini
digunakan untuk penetapan kadar air dalam makanan dan minuman.
2) Metode destilasi
Prinsip penentuan kadar air secara destilasi adalah mengeluarkan air
dengan menggunakan pembawa cairan kimia yang mempunyai titik didih
lebih tinggi dari pada air dan tidak campur dengan air serta mempunyai
bobot jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang dapat digunakan
antara lain toluene, xilen, benzene, tetraklroetilen, dan xilol.
3) Metode kimia
a) Titrasi Karl Fisher
Dalam jumlah yang relatif kecil, air dapat ditetapkan kadarnya
berdasarkan berkurangnya bobot pada pengeringan dengan persyaratan
tertentu sehingga dicapai bobot konstan (tetap), apabila kadar air cukup
tinggi atau cara pengeringan tidak mungkin dilakukan, cara yang lebih
sesuai adalah dengan titrimetri yaitu dengan menggunakan pereaksi Karl
Fisher.
b) Cara Kalsium Karbida
Cara ini berdasarkan pada reaksi antara kalsium karbida dan air
menghasilkan gas asetilen.
c) Cara Asetil Klorida
Penentuan kadar air dengan cara ini berdasarkan pada reaksi antara asetil
klorida dengan air (yang terdapat dalam sampel) menghasilkan asam yang
dapat dititrasi dengan baku basa.
Air dalam bahan pangan hasil pertanian dibedakan atas air bebas
dan air terikat. Air bebas adalah air yang dapat dikeluarkan atau dibebaskan
dengan mudah dari bahannya, misalnya dengan pemanasan. Air terikat
C. Prinsip :
Kadar air dihitung berdasarkan bobot yang hilang selama pemanasan dalam
oven pada suhu 100-105°C.
Alat yang digunakan yaitu cawan porselin dan tutup, neraca analitik, oven
biasa, desikator, sendok tanduk, lumpang, alu, dan tang krus
Bahan yang digunakan yaitu sampel bahan pangan (contoh sampel tempe
kedelai)
1. Dipanaskan krus porselin beserta tutupnya dalam oven pada suhu 100-
105°C, selama 1 jam (krus terbuka dan penutup disampingnya), kemudian
didinginkan dalam desikator selama 20-30 menit, kemudian ditimbang
dengan neraca analitik krus dan tutupnya, dinyatakan dalam Wo
2. Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 5 gram dalam cawan
porselin kemudian ditutup, dinyatakan dalam W1
W1 − W2
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (%) = x 100%
W1 − W0
Keterangan :
W0 = bobot krus kosong dan tutupnya, dinyatakan dalam gram (g)
W1 = bobot krus, tutupnya, sampel sebelum dipanaskan, dinyatakan
dalam gram (g)
W2 = bobot krus, tutupnya, sampel setelah dipanaskan, dinyatakan
dalam gram (g)
F. Hasil Pengamatan
W2 (P2) =……….g
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kadar abu pada setiap bahan pangan.
Mahasiswa dapat menentukan kadar abu pada bahan pangan dengan
metode gravimetri.
B. Dasar Teori
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan
organik dan air sedangkan sisanya merupakan unsur- unsur mineral. Unsur
mineral juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Dalam proses
pembakaran, bahan-bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak,
karena itulah disebut abu.
C. Prinsip :
Kadar abu dihitung berdasarkan bobot abu yang terbentuk selama pembakaran
dalam tanur pada suhu 525ºC sampai terbentuk abu berwarna putih.
W2 − W0
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 (%) = x 100%
W1 − W0
Keterangan :
W0 = bobot cawan kosong, dinyatakan dalam gram (g)
W1 = bobot cawan dan sampel sebelum pemanasan, dinyatakan dalam
gram (g)
W2 = bobot cawan dan sampel setelah pemanasan, dinyatakan dalam
gram (g)
F. Hasil Pengamatan
W2 (P2) =……….g
A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui metode argentometri yang digunakan dalam
penentuan kadar khlorida.
2. Mahasiswa dapat menentukan kadar khlorida pada sampel air metode
argentometri
B. Dasar Teori
Klorida adalah ion dari atom unsur klorin. Klorin sendiri adalah atom
dengan muatan ion negatif yang mudah berikatan dengan unsur lain dengan
Klorin secara alami berbentuk gas yang beracun yang larut oleh air, baik
dalam alam maupun tubuh manusia, umumnya dalam wujud klorida. Kadar
klorida dalam tubuh sekitar 0,15% dari berat total tubuh dan utamanya
ditemukan dengan sodium. Kurang dari 15% dari total klorida dalam tubuh
berada di dalam sel dengan konsentrasi terbesar terdapat pada sel darah merah.
Sebagai salah satu elektrolit penting, klorida bekerja sama erat dengan sodium
menjaga keseimbangan kation (ion positif) dan anion (ion negatif) dalam
jaringan tubuh. Klorida mudah diserap di usus kecil dan disingkirkan juga
dengan mudah oleh organ ginjal. Apabila kondisi memerlukan klorida, ginjal
tubuh juga ternyata mengurangi kadar klorida secara signifikan. Hal ini bisa
sekitar 6x lebih besar dari kebutuhan minimal klorida manusia sudah dicukupi
Khlorida terdapat dalam setiap air minum dan selokan. Apabila dalam
air minum terdapat natrium dan konsentrasi khlorida sebesar 200 mg/L, maka
akan menyebabkan rasa air menjadi pahit. Khlorida sangat bermanfaat dalam
perubahan.
Khlorida didalam air ada dalam bentuk terikat atau bebas sebagai ion
Cl-. Penetapan khlorida sangat penting untuk penetapan zat organik, selain itu
kandungan khlorida yang tinggi didalam air dapat menyebabkan rasa asin dan
endapan korosif pada peralatan masak dan dapat merusak pipa-pipa air juga
titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya
(CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan
perak. Jadi, argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar
zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pada
pembentukan endapan dengan ion Ag+. Dasar titrasi argentometri adalah reaksi
Mohr klorida dengan ion perak, dimana ion kromat digunakan sebagai
indikator.
larutan asam nitrit, dengan ion besi (III) digunakan untuk mendeteksi
dengan larutan standar tiosianat atau untuk titrasi tidak langsung dengan
organik yang digunakan untuk hal ini diacu sebagai indikator adsorpsi
(Underwood, 2001).
C. Prinsip :
dengan titik akhir titrasi dicapai pada saat larutan berubah dari warna kuning
D. Reaksi
K2CrO4 (aq) + 2AgCl (aq) → Ag2CrO4 (s) ↓ (endapan merah bata) + 2KCl (aq)
F. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Larutan Perak Nitrat (AgNO3) 0,01 N
gram AgNO3 = V AgNO3 x N AgNO3 x BE AgNO3
= 100 mL x 0,01 grek/mL x 170 mg/grek
= 170 mg = 0,17 g
Ditimbang 0,17 g Kristal AgNO3 pada neraca analitik dengan
menggunakan gelas kimia, kemudian dilarutkan sedikit dengan aquades
sambil diaduk. Setelah larut, larutan AgNO3 dipindahkan ke labu takar
100 mL, kemudian gelas kimia dibilas dengan aquades, hasil bilasan
dimasukkan kembali ke labu takar dan mencukupkan sampai tanda batas
labu takar tersebut menggunakan aquades.
2. Pembuatan Laruatan Natrium Klorida (NaCl) 0,01 N
gram NaCl = V NaCl x N NaCl x BE NaCl
= 100 mL x 0,01 grek/mL x 58,45 mg/grek
= 58,45 mg = 0,058 g
Diambil secukupnya kristal NaCl ke dalam petri disk/cawan porselin,
kemudian dikeringkan ke dalam oven pada suhu 110 C selama 1 jam.
Setelah itu didinginkan 10 menit ke dalam eksikator dan ditimbang
sebanyak 0,058 g pada neraca analitik menggunakan gelas kimia.
Dilarutkan sedikit dengan aquades sambil diaduk. . Setelah larut, larutan
NaCl dipindahkan ke labu takar 100 mL, kemudian gelas kimia dibilas
dengan aquades, hasil bilasan dimasukkan kembali ke labu takar dan
mencukupkan sampai tanda batas labu takar tersebut menggunakan
aquades.
Keterangan :
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui cara standarisasi larutan NaOH
Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar protein pada sampel bahan
pangan menggunakan metode titrasi formol.
B. Prinsip
Prinsip dari titrasi formol adalah menetralkan larutan dengan basa NaOH
membentuk dimethilol dengan penambahan formaldehid yang mana gugus amino
sudah terikat dan tidak mempengaruhi reaksi asam basa NaOH. Indikator yang
digunakan adalah PP. Reaksi akhir titrasi akan terjadi perubahan warna pink.
C. Dasar Teori
Titrasi formol digunakan untuk menunjukkan kadar N-amino, selain itu
juga dapat digunakan untuk mengukur hidrolisis protein.
Protein merupakan suatu senyawa polimer yang terbentuk dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida antara asam amino
lainnya. Protein berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh mahluk hidup.
Membentuk jaringan atau bagian tubuh lain, untuk pertumbuhan, sebagai enzim
(merupakan katalisator). Transport molekul di dalam darah dan sel, sebagai
hormone contohnya hormon insulin sebagai pembentuk antibody. Molekul yang
membantu kontraksi otot,keseimbangan cairan,transmisi saraf.
Fenolphtalein ( phenolphthalein ) atau biasa disingkat sebagai PP adalah
suatu senyawa organik dengan rumus C2OH14O4 dan biasa dipakai sebagai
indikator untuk titrasi asam basa. Dan tidak berwarna dalam larutan asam dan
berwarna fuksia (pink ) bila dalam larutan basa.
E. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Larutan Natrium Hidrosida (NaOH) 0,1 N
Ditimbang kristal NaOH sebanyak 4,000 gram
Dilarutkan sedikit dengan aquades
Setelah larut, larutan NaOH dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL
dan ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
2. Pembuatan Larutan Amonium Oksalat Jenuh 15 ml
Disiapkan aquades sebanyak 15 ml dan melarutkan ammonium oksalat
sampai jenuh (sudah tidak dapat larut)
Dapat dibuat dengan perbandingan 1 : 3 dengan cara menimbang 5 gram
ammonium oksalat dan menambahkan 15 ml aquades
3. Pembuatan Indikator PP 1%
Ditimbang 1 gram serbuk PP, dilarutkan sedikit dengan alkohol 96%
Setelah larut, larutan alkohol dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
dan ditambahkan alkohol sampai tanda batas labu ukur.
4. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N
Ditimbang 3,151 gram Kristal asam oksalat
Dilarutkan sedikit dengan aquades
Setelah larut, dimasukkan ke dalam labu takar 500 ml dan ditambahkan
aquades sampai tanda batas labu ukur.
5. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat 0,1 N
Dimasukkan larutan NaOH ke dalam buret
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui cara standarisasi larutan kalium
permanganat
Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar zat organi (nilai permanganat)
pada sampel air menggunakan metode titrasi permanganometri.
B. Prinsip
Zat organik dalam sampel air dioksidasi dengan Kalium Permanganat
(KMnO4), sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan
asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4.
C. Dasar Teori
Adanya zat organik dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah
tercemar oleh kotoran manusia ,hewan atau oleh sumber lain.
Zat organik merupakan bahan makanan bakteri atau mikroorganisme
lainnya. Makin tinggi kandungan zat organik didalam air, maka semakin
jelas bahwa air tersebut telah tercemar . Adanya zat organik dalam air
menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia
,hewan atau oleh sumber lain. Zat organik komponen utamanya adalah
karbon, protein, dan lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami
pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut. Limbah
organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan yang
terendap, koloid, tersuspensi dan terlarut.
Nilai kalium permanganat (KMnO4 ) didefinisikan sebagai jumlah
mg KMnO4 yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik yang
terdapat di dalam satu liter sampel air dengan di didihkan selama 10 menit.
D. Reaksi
Reaksi oksidasi KMnO4 dalam kondisi asam :
2KMnO4 + 3H2SO4 2MnO4 + K2SO4 + 5O
Reaksi titrasi :
2MnO4- + 16 H+ + 5C2O42- 2Mn2+ + 8 H2O + 10 CO2
a. Pembuatan Larutan
Keterangan :
a = volume titran
d = volume sampel
fp = factor pengenceran
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui cara standarisasi larutan EDTA
Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar kalsium, magnesium dan
kesadahan total pada sampel air menggunakan metode titrasi
kompleksometri.
B. Prinsip Percobaan
Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA) akan bereaksi dengan kation
logam tertentu membentuk senyawa kompleks khelat yang larut. Pada pH 10,
ion-ion kalsium dan magnesium dalam sampel akan bereaksi dengan indicator
Eriochrome Blact T (EBT) dan membentuk larutan berwarna merah keunguan.
Jika EDTA ditambahkan sebagai titran, maka ion-ion kalsium dan magnesium
akan membentuk senyawa kompleks, molekul indikator terlepas kembali dan
pada titik akhir titrasi larutan akan berubah warna dari merah keunguan
menjadi biru. Dari cara ini diperoleh kesadahan total (Ca2+ dan Mg2+).
Kalsium dapat ditentukan secara langsung dengan EDTA bila pH
sampel dibuat cukup tinggi (12-13), sehingga magnesium akan mengendap
sebagai magnesium hidroksida dan pada titik akhir titrasi indikator murexid
hanya akan bereaksi dengan kalsium saja membentuk larutan berwarna biru.
Dari cara ini akan didapat kadar kalsium dalam air.
Dari kedua cara tersebut dapat dihitung kadar magnesium dengan cara
mengurangkan hasil kesadahan total dengan kadar kalsium yang diperoleh
yang dihitung sebagai CaCO3.
1) Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat
(HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium
bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air
yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah
sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air,
sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+.
2) Air sadah tetap
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion
bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti
senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium
nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2),
magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang
mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena
1. Pembuatan Larutan
d) Kesadahan Total
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui cara standarisasi larutan NaOH
Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar asam lemak bebas pada sampel
minyak menggunakan metode alkalimetri.
B. Prinsip
Penentuan kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid atau FFA) berprinsip
pada titrasi sampel yang dilarutkan dengan alkohol netral oleh Natrium
Hidroksida untuk menetralkan asam lemak bebas.
C. Dasar Teori
Minyak merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi kebutuhan
tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi dimana satu
gram minyak dapat menghasilkan 9 kkal. Minyak (nabati) mengandung asam
lemak tak jenuh dan beberapa asam lemak esensial seperti asam olet, linolet
dan linolenat. Minyak berperan penting bagi pengolahan bahan pangan,
kerena minyak mempunyai titik didih yang tinggi (±200oC). Oleh karena itu
minyak dapat digunakan untuk menggoreng makanan sehingga bahan yang
digoreng menjadi kehilangan kadar air dan menjadi kering. Selain itu pula
minyak dapat juga memberikan rasa yang gurih dan aroma yang spesifik.
Asam lemak bebas berasal dari proses hodrolisa minyak ataupun dari
kesalahan proses pengolahan. Kadar asam lemak yang tinggi berarti kualitas
minyak tersebut semakin rendah. Penentuan kadar asam lemak bebas ini
berdasarkan pada jenis asam lemak apa yang paling dominan dalam sampel
minyak atau lemak yang digunakan. Penentuan asam lemak dapat
dipergunakan untuk mengetahui kualitas dari minyak atau lemak, hal ini
E. Prosedur Kerja :
a) Pembuatan Reagen
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan tingkat kekeruhan pada
sampel air
Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan penggunanan alat turbidimeter
B. Prinsip
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai
suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang
diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran. Alat akan memancarkan
cahaya pada media atau sampel, dan cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan
atau menembus media tersebut. Cahaya yang menembus media akan diukur
dan ditransfer ke dalam bentuk angka.
C. Dasar Teori
kuantitatif, jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan minum per orang
rata-rata sebanyak 2,5 liter / hari, sedangkan secara keseluruhan kebutuhan
hari . Dari segi kualitas, air minum dan air bersih harus memenuhi syarat
harus bebas dari mikroorganisme patogen, bahan kimia berbahaya, warna, bau
dan kekeruhan.
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaaan kadar gula (sukrosa) pada
sampel minuman
Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan penggunanan alat refraktometer
B. Prinsip
Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah
memanfaatkan refraksi cahaya. Cahaya polikromatis dari sinar lampu
menyinari day light plate, kemudian sampel diteteskan di atas prisma. Sampel
terkena cahaya polikromatis yang diteruskan ke prisma. Sampel terkena
cahaya polikromatis yang diteruskan ke prisma. Cahaya polikromatis diubah
menjadi cahaya monokromatis, pada saat itu terjadi pemfokusan pada lensa
dan diteruskan ke biomaterial skip, sehinnga tertera skala. Skala dibaca
dengan menggunakan mata melalui eye piece.
C. Dasar Teori
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan terlarut berdasarkan indeks biasnya. Misalnya gula, garam,
protein, dsb. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan
dari German pada permulaan abad 20.
Ada beberapa bagian dari alat refraktometer yaitu :
Day light plate berfungsi untuk melindungi prisma dari goresan akibat
debu, benda asing, atau untuk mencegah agar sampel yang diteteskan pada
prisma tidak menetes atau jatuh.
2) Prisma (biru)
Prisma merupakan bagian yang paling sensitif terhadap goresan. Prisma
berfungsi untuk pembacaan skala dari zat terlarut dan mengubah cahaya
polikromatis (cahaya lampu/matahari) menjadi monokromatis.
4) Lensa
Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang monokromatis.
5) Handle
Handle berfungsi untuk memegang alat refraktometer dan menjaga suhu
agar stabil.
6) Biomaterial strip
Biomaterial strip teerletak pada bagian dalam alat (tidak terlihat) dan
berfungsi untuk mengatur suhu sekitar 18 – 28 OC. Jika saat pengukuran
suhunya mencapai kurang dari 18 OC atau melebihi 28 OC maka secara
otomatis refraktometer akan mengatur suhunya agar sesuai
dengan range yaitu 18 – 28 OC.
7) Lensa pembesar
8) Eye piece
Eye piece merupakan tempat untuk melihat skala yang ditunjukkan oleh
refraktometer.
9) Skala
Skala berguna untuk melihat , konsentrasi, dan massa jenis suatu larutan.
E. Prosedur Kerja :