Anda di halaman 1dari 8

ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS

TERHADAP HASIL LAS GMAW


Suryono Adi Waluyo 1
1
adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun

Abstract

Welding process using Gas Metal Arc Welding ( GMAW ) with varied current setting
will obtain different strength of weld product especially tensile and bending strength. The
higher current setting that used the stronger tensile strength of weld product, exceeds the base
metal tensile strength. Whereas at bending test, when lower current setting used, defect or
crack tends to take place. Practically, current setting choice intend to improve and perfect
Welding Procedure Standard ( WPS ). With appropriate current setting moreover welding
parameter such as voltage and welding speed will increase quality of welding product.

Key Word : Gas Metal Arc Welding, Welding Procedure Standard

Latar Belakang 2. Posisi pengelasan ditentukan.


Mengingat pentingnya proses 3. Jenis sambungan las sudah ditentukan.
pengelasan di dalam dunia konstruksi, maka 4. Menggunakan mesin las yang sudah
penulis tertarik untuk melakukan penelitian ditentukan.
yang menitikberatkan pada kekuatan las
yang diuji tarik dan diuji lengkung. Karena Tujuan Penelitian
selama ini penggunaan atau pengontrolan Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
arus dalam proses pengelasan kurang begitu pengaruh variasi arus pada proses
diperhatikan dengan serius, khususnya untuk pengelasan dalam rangka meningkatkan
proses pengelasan pada las GMAW ( Gas mutu hasil lasan khususnya las GMAW.
Metal Arc Welding ) atau las semi otomatik.
Tinjauan Pustaka
Rumusan Masalah Proses pengelasan
Keandalan dan keamanan dalam Proses pengelasan semi otomatik Gas
suatu bangunan konstruksi yang Metal Arc Welding (GMAW ) atau proses
berhubungan dengan logam dan pengelasan pengelasan busur logam gas adalah proses
sangat tergantung pada kekuatan sebagai pengelasan dimana busur api listrik sebagai
faktor utamanya. Berkaitan dengan itu sumber panas untuk mencairkan logam, dan
pengujian dan analisa yang akan dilakukan dengan menggunakan gas ( biasanya CO2 )
dalam penelitian ini akan semakin sebagai pelindung sedang elektroda sebagai
menambah jaminan kekuatan dan bahan pengisi atau pengumpan.
meningkatkan mutu serta keamanan dari Prinsip kerja dari proses ini adalah
beberapa aspeknya. sama seperti pada proses-proses las busur
listrik lainnya, yaitu peleburan logam induk
Batasan Masalah dan logam pengisi terjadi pada busur listrik
Pada penelitian ini diberikan batasan di antara logam induk dan elektroda.
masalah sebagai berikut : Proses pengelasan GMAW
1. Pengujian difokuskan pada kekuatan tarik mempunyai keunggulan antara lain :
dan kekuatan lengkung hasil lasan
GMAW.
Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 ANALISA PENGARUH..……… 53
 Kecepatan pengumpanan tinggi, karena Siklus thermal
sistem pengumpanan dilakukan secara Ini adalah proses pemanasan dari
kontinyu. pendinginan pada daerah lasan, pada siklus
 Proses pengelasan ini tidak menggunakan thermal las pendinginan makin lambat
fluks pada elektroda/kawat las sehingga kecepatan pendinginan lasnya makin kecil.
pada hasil lasan tidak ada terak. Pada temperatur tertentu logam tersebut
Bila dalam proses las busur listirik sebagai mengalami transformasi baik sebagian atau
sumber panas, maka panasnya dapat dihitung seluruhnya tergantung kecepatan
dengan persamaan : pemanasannya (heating rate ). Sedangkan
kecepatan pemanasan tergantung dari jenis
E.I proses, tinggi rendahnya temperatur puncak
H = berakibat penahanan logam pada struktur (
V
keterangan : austenit ) sehingga mengurangi kesempatan
H = Input panas (J/mm) bertransformasi, lebih tinggi temperatur
E = Voltage busur (volt) puncak lebih sempurna transformasinya.
I = Arus listrik (ampere) Untuk pemanasan yang lambat
V = Kecepatan pengelasan (mm/detik) menyebabkan perambatan panas ke segala
Untuk mendapatkan panas bersih maka arah, sehingga menambah jumlah pemanasan
diperlukan efisiensi pemindahan energi jadi yang diperlukan berarti memperlambat
untuk panas bersih dapat dihitung dengan : pencairan sedang penyusutan logam
bertambah. Pada pengelasan baja dengan
f1 ⋅ E ⋅ I input panas kecil transformasi dari ferrit
Hnet = menjadi austenite tetapi dengan input panas
V
rendah HAZ-nya lebih besar, karena banyak
keterangan :
panas yang menyebar ke bagian logarn,
Hnet = Panas bersih (J/mm)
sehingga banyak daerah yang berubah
f1 = efisiensi pemindahan energi (0.8 -
strukturnya, dengan input panas tinggi baja
1.0)
mencair dengan cepat, sehingga kecepatan
E = Voltage busur (volt)
pengelasan lebih besar, berarti lebih sedikit
I = Arus listrik (ampere)
daerah yang terpengaruh panas.
V = Kecepatan pengelasan (mmm/det)
Daerah las
Kecepatan pengelasan
Proses pengelasan dibagi menjadi
Kecepatan pengelasan sangat
daerah-daerah atau bagian-bagian dari
berpengaruh pada hasil lasan, karena
sambungan las yaitu :
kecepatan pengelasan berhubungan dengan
1. Logam las ini berasal dari logam pengisi
terbentuknya jumlah deposit las, serta
pada pengelasan mencair dan kemudian
menentukan metalurgi hasil lasan.
membeku.
Kecepatan pengelasan juga
2. Garis gabungan, ini adalah gabungan
menentukan penetrasi, pembentukan manik
antara logarn lasan dan HAZ
las, bibir las dan lain-lain. Kecepatan
3. HAZ, Lebar dari HAZ tergantung proses
pengelasan pada fillet lapis tunggal dan lasan
pengelasan dan teknik pengelasan.
pada sambungan tumpul lapis tunggal akan
4. Logam induk,.bagian tidak terpengaruh
menaikkan hasil lasan secara langsung, tetapi
oleh pemanasan dan suhu pengelasan
kecepatan pengelasan tidak akan
tidak terjadi perubahan struktur dan sifat-
mempengaruhi laju pendepositan, hanya
sifatnya.
dengan kecepatan pengelasan yang rendah
maka akan menaikkan heat input, sedangkan
Besarnya masukan panas ( J ) dapat didekati
untuk kecepatan pengelasan yang tinggi
dengan persamaan :
maka akan menurunkan heat input.
Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PERANAN AGROINDUSTRI..……… 54
E × I × 60
E = Pelaksanaan Penelitian
V
keterangan : 1. Jumlah sampel
J = besarnya masukan panas (Joule / Pada jumlah sampel analisa ini
inchi) diambil dari material yang tersedia yaitu 4
E = besarnya tegangan listrik (Volt) tumpukan, 1 tumpukan berjumlah 10 biji,
I = arus las (ampere) sehingga jumlah material 40 biji.
V = gerakan laju las (cm/menit) • Untuk pengujian tarik 4 kupon tes, 1
kupon tes terdiri dari 8 spesimen (1A,
Metodologi 1B, 2A, 2B, 3A, 3B, 4A, 4B ). Jumlah
Material yang dipakai seluruh pengujian tarik 32 sampel.
Material yang akan dipakai adalah : • Untuk pengujian lengkung 4 kupon tes,
SPAK, Spesifikasi JIS GS125 dengan tebal 9 1 kupon tes terdiri dari 8 spesimen ( 1A,
mm. Material ini ditinjau dari kandungan 1B, 2A, 2B, 3A, 3B, 4A, 4B ). Jumlah
karbon adalah termasuk baja karbon rendah. seluruh pengujian lengkung 32 sampel.
Komposisi dan sifat-sifat mekanik dari • Untuk pengujian visual / NDT 4 kupon
material dapat dilihat pada lampiran. tes, 1 kupon tes terdiri dari 8 spesimen (
1A, 1B, 2A, 2B, 3A, 3B, 4A, 4B ).
Elektrode yang dipakai Jumlah seluruh pengujian visual 32
Pemilihan electrode sebagai logam sampel.
pengisi dalam proses pengelasan sangat Jadi jumlah seluruh specimen untuk 3 jenis
menentukan mutu hasil pengelasan. pengujian ( Uji tarik, Uji bending dan Visual
Elektrode yang dipakai adalah jenis SAF ) adalah 96 sampel.
NERTALIC 70A. Elektrode ini biasa dipakai
pengelasan konstruksi baja dan konstruksi 2. Teknik pengolahan data
berat, kereta api, automotif atau komponen Teknik pengolahan data dilakukan dengan
mobil dan sepeda motor. metode statistik.

Mesin las yang dipakai Pembahasan dan Analisa Data


Mesin las yang digunakan untuk Pengolahan data hasil percobaan
proses pengelasan ini adalah semi otomatik Pengujian tarik ( Tensile Test )
merk OTC model : CPXC – 350 P6635.

Kupon Test no. 1 : Ultimate Stress ( kg/mm2 )


No. x1i ( x1i – x ) ( x1i – x )2
1 46,96 0,0672 0,0046
2 46,81 -0,0825 0,000068
3 46,81 -0,0825 0,000068
4 46,89 -0,0025 0,000063
5 46,96 0,0675 0,0046
6 46,93 0,0375 0,0041
7 46,89 -0,0025 0,000068
8 46,89 -0,0025 0,000068
375,14 0 0,05

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PERANAN AGROINDUSTRI..……… 55


375,14 L1 ⋅ S ⋅ t ⋅ K ⋅ X
x = = 46,8925 kg/mm2 G =
8 L2
0,05 keterangan :
Tx = = 0,085 G = beban tekan
7
0,085 L1 = lebar batang uji (mm)
Tp = × 100% = 0,23 % S = kuat tarik bahan (kg/mm2)
37,514 t = tebal batang uji (mm)
L2 = lebar celah landasan (mm)
Untuk kupon test yang lain K = koefisien lengkung
diperhitungkan dengan cara yang sama, baik Untuk pengujian deposit las menurut
untuk elongation dan Yield Stregth. Beban standard ASME IX bentuk dan ukuran
yang diberikan dalam pengujian lengkung specimen uji sebagai berikut :
dari seluruh 4 kupon tes besarnya tergantung L1 = min 40 mm ( 1,5 inchi )
dari ukuran batang uji lengkung, lebar celah L2 = Gt
dan kuat tarik bahan. K = 1,40 , karena bentuk lengkung U
Hubungan antara besaran-besaran X = 2, karena bentuk lengkung U
tersebut adalah sebagai berikut : x = 1, karena bentuk lengkung V

No. L1 S t K X L1 G
2
( mm ) Kg/mm ( mm ) ( mm ) ( ton )
1 40 43,50 9 1,40 2 54 7,308
2 40 43,50 9 1,40 2 54 7,308
3 40 43,50 9 1,40 2 54 7,308
4 40 43,50 9 1,40 2 54 7,308

Energi bersih yang diberikan ke logam induk f1 = efisiensi pemindahan energi panas
adalah : dari logam busur las ke logam induk
f ⋅E⋅I ( 0,8 – 1,0 )
Hnet = 1 E = Voltage
V
keterangan : I = Arus listrik
V = kecepatan pengelasan

Kupon I ( Arus ) E ( Voltage ) V (kecepatan) Hnet


No. Test Ampere Volt cm/menit J/menit
1 240 38 20 405,33
2 140 26 17 201,63
3 90 20 10 130,91
4 60 18 7 116,06

Analisa Data pengujian tarik dan pengujian lengkung.


Hasil analisa ini adalah mengacu Secara kualifikasi hasil daripada pengujian-
pada data hasil pengujian yang sudah pengujian di atas harus memenuhi standard
dilaksanakan yaltu pengujian visual, dari kualifikasi las.
Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PERANAN AGROINDUSTRI..……… 56
Standard kualifikasi las untuk • Lasan atau daerah pada zona terpengaruh
sambungan las pada pengujian tarik tidak panas dari spesimen tes lengkung
kurang dari : melintang setelah diuji harus seluruhnya
• Kuat tarik minimum yang ditetapkan dari berada pada bagian lengkung spesimen
logam dasar yang terendah, bila logam tes/ batang Uji.
dasar berlainan kuat tarik minimumnya. • Untuk lasan atau zona terpengaruh panas,
• Kuat tarik minimum yang ditetapkan dari setelah dilengkung tidak boleh terdapat
logam dasar. cacat terbuka yang melebihi 3,2 mm,
• Kuat tarik minimum dari logam lasan, diukur ke segala arah pada permukaan
bila standard yang dipakai menentukan lengkungan luar dari spesimen tes.
penggunaan logam lasan dengan kuat • Retakan-retakan yang terjadi pada pojok
tarik yang lebih rendah dari logam dasar spesimen tes sewaktu pengetesan
pada suhu ruang. diperkenankan, kecuali bila
• Batang uji/ spesimen tes putus pada retakan-retakan tersebut disebabkan oleh
logam dasar di luar lasan atau di luar garis inklusi terak atau cacat-cacat lain didalam
fusi las. bahan.
• Tes dinyatakan dapat diterima / • Pada cladding pelapis lasan tahan korosi
memenuhi dengan syarat kuat tarik tidak boleh terdapat cacat terbuka yang
minimum 5 % lebih rendah dari kuat tarik melebihi 1,6 mm pada claddingnya dan
minimum yang ditetapkan. tidak boleh terdapat cacat terbuka
Standard kualifikasi las untuk melebihi 3,2 mm pada fusi yang diukur ke
sambungan las pada. pengujian segala arah.
lengkung/Iekuk adalah :

Hasil analisa pengujian tarik


Kupon No. Spesimen Hasil Uji Tensile Tes Tensile Tes
Tes No. Tensile Tes Base metal Base metal Keterangan
2 2 2
( kg/mm ) ( N/mm ) ( kg/mm )
1A 46,96 429 43,50 Memenuhi
1A 46,81 429 43,50 Memenuhi
1B 46,81 429 43,50 Memenuhi
1 1B 46,89 429 43,50 Memenuhi
1C 46,96 429 43,50 Memenuhi
1C 46,96 429 43,50 Memenuhi
1D 46,89 429 43,50 Memenuhi
1D 46,89 429 43,50 Memenuhi
2A 48,25 429 43,50 Memenuhi
2A 48,25 429 43,50 Memenuhi
2B 48,33 429 43,50 Memenuhi
2 23B 48,18 429 43,50 Memenuhi
2C 48,33 429 43,50 Memenuhi
2C 48,33 429 43,50 Memenuhi
2D 48,33 429 43,50 Memenuhi

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PERANAN AGROINDUSTRI..……… 57


2D 48,25 429 43,50 Memenuhi
3A 35,00 429 43,50 Tidak Memenuhi
3A 34,92 429 43,50 Tidak Memenuhi
3B 35,22 429 43,50 Tidak Memenuhi
3 3B 35,07 429 43,50 Tidak Memenuhi
3C 34,84 429 43,50 Tidak Memenuhi
3C 35,15 429 43,50 Tidak Memenuhi
3D 35,00 429 43,50 Tidak Memenuhi
3D 35,00 429 43,50 Tidak Memenuhi
4A 35,15 429 43,50 Tidak Memenuhi
4A 35,60 429 43,50 Tidak Memenuhi
4B 35,78 429 43,50 Tidak Memenuhi
4 4B 35,69 429 43,50 Tidak Memenuhi
4C 35,92 429 43,50 Tidak Memenuhi
4C 35,15 429 43,50 Tidak Memenuhi
4D 35,78 429 43,50 Tidak Memenuhi
4D 35,75 429 43,50 Tidak Memenuhi

Hasil analisa pengujian lengkung


Kupon No. Spesimen Hasil Uji Type Size of Defect Size of Defect
Tes No. of Defect Hasil uji Standard Keterangan
1A Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
1A Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
1B Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
1 1B Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
1C Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
1C Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
1D Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
1D Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
2A Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
2A Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
2B Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
2 23B Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
2C Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
2C Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
2D Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
2D Tidak ada 0 3,2 mm Memenuhi
3A Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PERANAN AGROINDUSTRI..……… 58


3A Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
3B Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
3 3B Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
3C Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
3C Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
3D Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
3D Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
4A Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
4A Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
4B Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
4 4B Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
4C Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
4C Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
4D Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi
4D Ada 22 mm 3,2 mm Tidak Memenuhi

Kesimpulan Kesimpulan Pengujian Lengkung


Dari hasil analisa yang sudah Pada percobaan pertama, secara uji
dilaksanakan mulai dari pemilihan bahan, visual terdapat cacat las yaitu spatter, dari
pemilihan kawat las, proses las dan variasi segi lengkungan tidak terdapat defect maka
Volt Ampere kemudian dilanjutkan dengan dinyatakan baik.
pengujian-pengujian maka dari analisa Pada percobaan kedua secara uji
tersebut diatas dapat diambil kesimpulan visual tidak terdapat cacat las, dari segi
yaitu : lengkungan tidak terdapat defect maka
dinyatakan sangat baik.
Kesimpulan Pengujian Tarik Pada percobaan ketiga secara. uji
Dengan percobaan pertama visual terdapat cacat las yaitu : porosity,
didapatkan secara uji visual cacat las yang incomplete fusion, incomplete penetration
terdapat hanyalah spatter, dari segi kekuatan dari segi lengkungan terdapat defect dengan
tarik sambungan las adalah baik. ukuran 22 mm ( melebihi standard ) maka
Dengan percobaan ke 2 secara uji dinyatakan tidak baik.
visual cacat las yang terdapat adalah tidak Pada percobaan keempat secara uji
ada, dan segi kekuatan tank sambungan las visual terdapat cacat las yaitu porosity,
adalah sangat baik. incomplete fusion, incomplete penetration
Dengan percobaan ke 3 secara uji dan segi lengkungan terdapat defect dengan
visual cacat las yang terdapat adalah ukuran 22 mm ( melebihi standard ) maka
porosity, incomplete fusion, incomplete dinyatakan tidak baik.
penetration dari segi kekuatan tarik
sambungan las adalah tidak baik. Daftar Pustaka
Dengan percobaan ke 4 secara uji 1. ASME XI Standard, “ Procedure and
visual cacat las yang terdapat adalah Performance Welding Qualition “ ,
porosity, incomplete fusion, incomplete 1981.
penetration dari segi kekuatan tarik 2. Harsono Wiryo Sumarto, Toshie
sambungan las adalah tidak baik. Okumura, “ Teknologi Pengelasan

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PERANAN AGROINDUSTRI..……… 59


Logam “, Pradnya Paramitha, Jakarta, Welding Society.
1994. 7. OTC Daihen Corporation, Model CPXC –
3. Ir. M. Ihifni, “ Metode Statistik “, 350 P6635.
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, 8. Politeknik Perkapalan ITS, Depnaker dan
Malang, 1990. Dep Pertambangan dan Energi Dirjen
4. Ir. Suarpraja Tedja, “ Essentials of Migas, “ Destructive Test “ , Politeknik
Welding Design “, A Four Day Perkapalan ITS, Surabaya, 1996.
Workshop Course, Jakarta, 1996. 9. Politeknik Perkapalan ITS, Depnaker dan
5. JIS , “ Hand Book Welding “, Japanese Dep Pertambangan dan Energi Dirjen
Standard Association, 1981. Migas, “ Teknologi Pengelasan Logam “
6. Leonard P. Connor, “ Welding Hand , Pendidikan dan Latihan Inspektur Las,
Book “ , 8th edition Vol 1, American Surabaya, Maret 1997.

Agritek Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PERANAN AGROINDUSTRI..……… 60

Anda mungkin juga menyukai