Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Kuat Arus Las MIG (Metal Inert Gas) Terhadap Kekuatan Tarik Sambungan V Baja Tahan Karat

Aisi 304

7
JTM.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016, 07-12

PENGARUH KUAT ARUS LAS MIG (METAL INERT GAS) TERHADAP KEKUATAN TARIK
SAMBUNGAN V BAJA TAHAN KARAT AISI 304

Abdi Afwandia
S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: abdiafwan@yahoo.co.id

Mochammad Arif Irfa’i


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: Irfaiunesa@gmail.com

Abstrak
Proses pengelasan MIG (Metal Inert Gas) pada baja tahan karat aisi 304 dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui sifat mekanik hasil pengelasan. Ada terdapat banyak metode pengujian salah satunya yaitu
pengujian dengan merusak atau Destructive Testing (DT). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai
kekuatan dari logam dan dapat juga untuk mengetahui kekuatan dari sambungan las sperti pada pengujian
tarik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan tarik pada baja tahan karat aisi 304 hasil
pengelasan dengan variasi arus 90 A, 110 A dan 120 A dengan menggunakan las MIG. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan dimensi spesimen uji tarik tebal 10 mm dan panjang 300 mm.
Spesimen tarik mengacu pada standart ASTM E 8 M. Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat arus
mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap nilai kekuatan tarik. Hasil pengujian tarik yang paling
optimal adalah pada arus 110 A dengan nilai rata-rata 589,71 Mpa. Dari variasi arus 90 A , 110 A dan 120
A dapat disimpulkan bahwa arus yang optimum adalah pada 110 A dengan semakin bertambahnya kuat
arus maka kekuatan sambungan las semakin tinggi namun pada arus 120 A kekuatan sambungan lasan
akan semakin menurun. Hal ini dapat di sebabkan karna masukan panas 120 A yang berlebih sehingga
pencairan logam las yang besar dan menjadi getas.
Kata kunci : Variasi Kuat Arus, Uji Tarik.

Abstract
Welding process MIG (Metal Inert Gas) in stainless steel aisi 304 was conducted in order to determine the
mechanical properties of the weld.There are many methods of testing one of them is testing with
destructive or Destructive Testing (DT). This test aims to determine the value of the strength of the metal
and also to determine the strength of the weld joint just as in tensile testing.The purpose of this study was
to determine the tensile strength at 304 aisi stainless steel welding results with current variation 90 A, 110
A and 120 A by using MIG welding.This study was an experimental study with dimensions of tensile test
specimens 10 mm thick and 300 mm long. Specimens pull refers to the standard ASTM E 8 M.The results
showed that the strong currents have a significant difference to the value of tensile strength.The results of
tensile testing of the most optimal is the current 110 A with an average value of 589.71 Mpa.Of the
various currents of 90 A, 110 A and 120 A can be concluded that the optimum flow is at 110 A with the
increasing current strength, the strength of welded joints is getting higher but the current 120 A weld
connection strength will decrease.This can be caused because heat input of 120 A surplus so large weld
metal melting and becoming brittle.
Keywords : current variation , tensile test.
Pengaruh Kuat Arus Las MIG (Metal Inert Gas) Terhadap Kekuatan Tarik Sambungan V Baja Tahan Karat Aisi 304

PENDAHULUAN 304 hasil pengelasan dengan variasi arus 90 A, 110 A


dan 120 A dengan menggunakan Las MIG (metal Inert
Pengelasan merupakan penyambungan antara dua buah gas).
logam atau lebih dengan menggunakan energi panas Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini
pada daerah yang akan disambung dengan tekanan adalah untuk menambah pengetahuan bagi peneliti
maupun tidak menggunakan tekanan. Dalam dalam bidang pengujian bahan dan bahan teknik, untuk
merencanakan sebuah sambungan las beberapa faktor mendapatkan informasi untuk meningkatkan kualitas
yang harus diketahui diantaranya penyetelan kuat arus hasil pengelasan pada baja tahan karat AISI 304.
pengelasan. perhitungan panas yang masuk pada proses
METODE
pengelasan merupakan salah satu hal yang harus dikaji
Rancangan Penelitian
dengan seksama. Faktor tersebut dapat mempengaruhi
kualitas sambungan las yang terbentuk. Hal itu
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari terjadinya
cacat las yang pada akhirnya akan menurunkan
kekuatan dari sambungan las itu sendiri.
Pada teori, mesin las MIG (Metal Inert Gas)
Termasuk salah satu mesin las yang sering digunakan
dalam praktek terutama untuk pengelasan baja-baja
kualitas tinggi seperti baja tahan karat, baja kuat dan
logam-logam bukan baja yang tidak dapat dilas dengan
cara lain (Wiryosumarto, 2000 : 20).
Dalam penelitian ini, akan dilakukan
pengelasan baja tahan karat Austenitic Stainless Steel
atau biasa disebut juga baja tahan karat AISI 304.
Biasanya baja tahan karat AISI 304 sering digunakan
untuk menyambung komponen-komponen menjadi
satu konstruksi, hal ini dikarnakan baja tahan karat
AISI 304 memiliki kelebihan antara lain keuletan yang
baik pada suhu yang relatif rendah dan Resistansi yang
tinggi terhadap lingkungan yang korosif.(Yunus Yakub,
2013).
Inspeksi terhadap struktur material logam seperti
baja sangat penting untuk mengetahui kondisi material
dan melakukan tindakan preventif sebelum terjadinya
kegagalan fungsi peralatan pada saat digunakan. Ada
terdapat banyak metode pengujian salah satunya yaitu
pengujian dengan merusak atau Destructive Testing
(DT). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai
kekuatan dari logam dan dapat juga untuk mengetahui
kekuatan dari sambungan las.
Dengan semakin berkembangnya teknologi di
bidang DT terutama dalam pengujian sifat mekanik
logam diantaranya Pengujian tarik (Tensile Strength
Test) Pengujian tarik yaitu pengujian yang bertujuan
untuk mendapatkan gambaran tentang sifat-sifat dan
keadaan dari suatu logam. Pengujian tarik dilakukan Gambar 1. Rancangan Penelitian
dengan penambahan beban secara perlahan-lahan,
kemudian akan terjadi pertambahan panjang yang Waktu dan tempat penelitian ini dilakukan di:
sebanding dengan gaya yang bekerja.  Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan agustus–
Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti desember 2015
adalah pengaruh kuat arus las MIG. Kualitas hasil  Proses pengelasan dilakukan di Laboratorium
pengelasan pada sambungan las plat baja tahan karat Pengelasan Jurusan Teknik Mesin Universitas
AISI 304 dapat diketahui dengan menggunakan Negeri Surabaya.
pengujian Tarik (Tensile Strength Test).  Pengujian Tarik dilakukan di Laboratorium baja
Rumusan masalah adalah bagaimana pengaruh beton jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri
kuata arus las MIG (90 A, 110 A, 120 A) terhadap Surabaya.
kekuatan tarik baja tahan karat AISI 304. Bahan, Peralatan, dan Instrumen Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk  Bahan
mengetahui kekuatan tarik pada baja tahan karat AISI

9
JTM.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016, 07-12

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah


sebagai berikut:
- Baja tahan karat AISI 304
- Elektroda ER308L

 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
- Mesin Las MIG arus DC
- Peralatan pengelasan Gambar 2. Spesimen Uji Tarik.
- Tang jepit
- Gerinda Prosedur Penelitian
- Cutting  Persiapan Penelitian
- Kikir - Persiapan Bahan
 Instrumen Penelitian - Persiapan Alat-alat
Instrumen penelitian dalam penelitian ini  Pembuatan kampuh V
adalah sebagai berikut: Pada penelitian ini menggunakan jenis kampuh V
- Penggaris karena kampuh V dalam aplikasi kontruksi
- Jangka sorong sangatlah banyak selain itu luas penampang pada
- Alat Uji tarik kampuh lebih luas dibandingkan dengan kampuh
Teknik Pengumpulan Data yang lainnya sehingga dalam proses pengujian
- Metode Eksperimen semakin memudahkan peneliti. Pembuatan kampuh
Metode eksperimen digunakan dalam penelitian ini V terbuka dengan menggunakan Cutting, setelah
karena dapat memberikan data yang valid dan dapat bahan dipotong tepi permukaan diukur sedalam 2
dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini mm dan diukur sudut 70˚.
dilakukan eksperimen pengelasan benda uji dengan  Proses Pengelasan Spesimen
variasi arus yang berbeda. - Mempersipakan mesin las MIG DC.
- Metode Literatur - Mempersiapkan benda kerja yang akan dilas
Metode Literatur merupakan suatu acuan atau pada meja las.
pedoman dalam melaksanakan kegiatan penelitian - Posisi pengelasan dengan menggunakan posisi
agar penelitian dapat sesuai dengan dasar ilmu yang pengelasan mendatar atau dibawah tangan.
melatar belakanginya dan tidak menyimpang dari - Kampuh yang digunakan jenis kampuh V
azaz-azaz yang telah ada. Dalam metode literatur terbuka, dengan sudut 70˚, dengan lebar celah 2
ini dilakukan pengumpulan data berupa teori, mm.
gambar dan tabel yang diperoleh dari buku-buku - Mempersiapkan elektroda sesuai dengan arus
yang berkaitan dengan penelitian ini. dan ketebalan plat, dalam penelitian ini dipilih
Variabel Penelitian elektroda jenis ER308L.
- Variabel bebas - Menyetel ampere meter yang digunakan untuk
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh mengukur arus pada posisi jarum nol, kemudian
kuat karus pengelasan las MIG (90 A, 110 A, 120 salah satu penjepitnya dijepitkan pada kabel
A). yang digunakan untuk menjepit elektroda.
- Variabel control Mesin las dihidupkan dan elektroda digoreskan
Variabel kontrol yang dimaksud adalah semua sampai menyala. Ampere meter diatur pada
faktor yang dapat mempengaruhi hasil kekuatan angka 90 A selanjutnya dilakukan pengelasan
sambungan las adalah mesin las DC, operator las, untuk spesimen dengan arus 90 A, bersamaan
kecepatan pengelasan, jenis kampuh las, elektroda dengan hal iyu dilakukan pencatatan waktu
ER308L, kekuatan tarik elektroda, baja tahan karat pengelasan.
AISI 304, kekuatan tarik baja tahan karat 304 dan - Menyetel ampere meter yang digunakan untuk
jenis perlakuan panas. mengukur arus pada posisi jarum nol, kemudian
- Variabel terikat salah satu penjepitnya dijepitkan pada kabel
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai yang digunakan untuk menjepit elektroda.
kekuatan tarik hasil pengelasan. Mesin las dihidupkan dan elektroda digoreskan
sampai menyala. Ampere meter diatur pada
Ukuran Spesimen angka 110 A selanjutnya dilakukan pengelasan
Ukuran dan profil spesimen disesuaikan seperti untuk spesimen dengan arus 110 A, bersamaan
bentuk spesimen uji tarik dengan menggunakan dengan hal itu dilakukan pencatatan waktu
standart ASTM E 8M pengelasan.
- Menyetel ampere meter yang digunakan untuk
mengukur arus pada posisi jarum nol, kemudian
Pengaruh Kuat Arus Las MIG (Metal Inert Gas) Terhadap Kekuatan Tarik Sambungan V Baja Tahan Karat Aisi 304

salah satu penjepitnya dijepitkan pada kabel


yang digunakan untuk menjepit elektroda.
Mesin las dihidupkan dan elektroda digoreskan
sampai menyala. Ampere meter diatur pada
angka 120 A selanjutnya dilakukan pengelasan
untuk spesimen dengan arus 120 A, bersamaan
dengan hal iyu dilakukan pencatatan waktu
pengelasan.
- Pembuatan Spesimen uji Tarik dan uji Impact
seperti pada gambar 2 dan gambar 3.

 Tahap Uji Akhir setelah Proses Pengelasan


Pada pengujian tarik beban diberikan secara kontinu
dan pelan–pelan bertambah besar, bersamaan
dengan itu dilakukan pengamatan mengenai
perpanjangan yang dialami benda uji dan dihasilkan
kurva tegangan regangan.

Analisis Data
Setelah data diperoleh selanjutnya adalah
menganalisa data dengan menggunakan metode
statistik deskriptif. Dilanjutkan dengan pengujian
hipotesis dengan menggunakan analisis varians dan uji-
t.
 Pengujian tarik
Dengan hasil uji tarik yang diperoleh seperti pada
σu= ……………………………………..(1) tabel 1. Selanjutnya diolah dan ditampilkan dalam
bentuk diagram seperti ditampilkan pada gambar 3, 4,
Dimana:
dan 5.
σu= Tegangan nominal (kg/mm2)
Fu = Beban maksimal (kg)
Ao = Luas penampang mula dari penampang
batang (mm2)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kekuatan Tarik
Tabel 1. Data uji tarik

Gambar 3. Pengaruh Kuat Arus Pengelasan Terhadap


Kekuatan Tarik Maksimum

Gambar 4. Pengaruh Kuat Arus Pengelasan Terhadap


Kekuatan Luluh.

11
JTM.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016, 07-12

pada pengujian ANOVA pada tabel 4.3 dengan


menggunakan uji F memperlihatkan F hitung sebesar
19,884 dengan sig 0,000 F tabel 3,40 dengan kondisi
dimana F hitung lebih besar dari pada F tabel dan nilai
sig lebih kecil dari pada alpha (0,05), maka
disimpulkan Ho ditolak yang berarti koofisien korelasi
signifikan. maka dapat dinyatakan Ada perbedaan yang
signifikan pada proses pengujian Tarik hasil pengelasan
Gambar 5. Pengaruh Kuat Arus Pengelasan Terhadap las MIG dengan kuat arus 90 A, 110 A, 120 A.
Regangan.
PENUTUP
Dari hasil analisa perhitungan data hasil pengujian
tarik, didapat adanya pengaruh arus las MIG terhadap Simpulan
kekuatan tarik pada spesimen 90 Ampere, 110 Ampere
Berdasarkan hasil penelitian dari pengujian dan
dan 120 Ampere. kekuatan tarik pada logam semakin
evaluasi data serta pembahasan pengaruh kuat arus las
meningkat atau mengalami kenaikan harga yaitu
Mig (Metal Inert Gas) terhadap kekuatan tarik dan
kekuatan luluh 376.32 Mpa dan kekuatan tarik
kekuatan impak sambungan V baja tahan karat AISI
maksimum 655.27 Mpa untuk raw material. Untuk
304, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
sambungan las MIG dengan arus 90 Ampere
- Kekuatan tarik baja tahan karat AISI 304 setelah
mempunyai kekuatan luluh 345.62 Mpa dan kekuatan
proses pengelasan dengan arus 90 A, 110 A dan
maksimum sebesar 415.58 Mpa, untuk proses
120 A, kekuatan tarik meningkat seiring dengan
sambungan las MIG arus 110 Ampere mempunyai
peningkatan kuat arus. Kekuatan tarik teringgi
kekuatan luluh 377.79 Mpa, dan kekuatan tarik
diperoleh pada kuat arus 110 A sebesar 589,71
maksimum sebesar 589.71 Mpa, sementara untuk
Mpa, hal ini juga diperkuat berdasarkan hasil
proses sambungan las MIG arus 120 Ampere kekuatan
analisis statistik varians dan uji t, bahwa kuat arus
luluh yang dihasilkan sebesar 353.37 Mpa dan kekuatan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
maksimum sebesar 505.01 Mpa.
kekuatan tarik hasil pengelasan, Karena nilai sig
Berdasarkan dukungan dari penelitian terdahulu
0,00<0,005.
(Yunus Yakub dan Media Nofri, 2013) dengan judul ”
- Dari variasi arus 90 A , 110 A dan 120 A dapat
Variasi Arus Listrik terhadap Sifat Mekanik Mikro
disimpulkan bahwa arus yang optimum adalah
Sambungan Las baja Tahan karat AISI 304“ dihasilkan
pada 110 A dengan semakin bertambahnya kuat
kesimpulan kekuatan tarik maksimum pada benda uji I
arus maka kekuatan sambungan las semakin
(30 A) sebesar 635 N/mm 2, benda uji II (40 A)
2 tinggi namun pada arus 120 A kekuatan
sebesar 698 N/mm sedangkan pada benda uji III (50 A)
sambungan lasan akan semakin menurun. Hal ini
sebesar 674 N/mm2. Kekuatan tarik maksimum terjadi
dapat disebab kan karna masukan panas 120 A
pada benda uji II dengan kuat arus 40 A. Disebutkan
yang berlebih sehingga pencairan logam las yang
dalam penelitian ini bahwa variasi arus merupakan
besar dan menjadi getas.
salah satu faktor dari beberapa faktor lain yang dapat
Saran
menyebabkan terjadinya penurunan kekuatan dari
Saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian
sambungan las.
tentang variasi arus las Mig.
Dari hasil dan diagram diatas dapat disimpulkan
- Perlu dilakukan penelitian lanjutan lagi, agar lebih
bahwa kedalaman peleburan sambungan las
dapat melihat secara detail angka dan nilai dari
berpengaruh terhadap kekuatan tarik, semakin tinggi
pengujian Non destruktif testing untuk digunakan
arus las semakin dalam peleburan sambungan las dan
sebagai pembanding.
semakin rendah arus las semakin dangkal peleburan
- Perlu adanya penelitian lanjutan dengan variabel
sambungan las, namun jika arus terlalu tinggi maka
kontrol yang lebih lengkap supaya mendapatkan
logam las tersebut bersifat getas dalam hal ini arus 110
hasil yang lebih signifikan.
Ampere memiliki kedalaman lebur yang tinggi maka
kekuatan sambungan semakin tinggi dan pada arus 120
DAFTAR PUSTAKA
Ampere memiliki peleburan yang sangat tinggi namun
dengan semakin bertambahnya kuat arus maka logam Agus Duniawan., 2012. Pengaruh PWHT Terhadap
las akan bersifat getas sehingga kekuatan tarik kembali SIfat Mekanik Sambungan Las tak Sejenis
menurun dari arus yang standar yaitu 110 Ampere. Austenitic stainless Steel Dan Baja Karbon
Anova One way Yogyakarta : Institute Sains dan Teknologi
AKPRIND.
Pengaruh Kuat Arus Las MIG (Metal Inert Gas) Terhadap Kekuatan Tarik Sambungan V Baja Tahan Karat Aisi 304

American Society For Testing and Materials,1999, E 8


M “Standard Test Methods for Tension Testing of
Metallic Materials “, ASTM Standards Vol.03.01,
ASTM Society.

Santoso, Joko., 2006. Pengaruh Arus Pengelasan


Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan Las
SMAW dengan Elektroda E7018. Semarang :
Universitas Negeri Semarang.

Smith, D., 2003, Diklat Kuliah Teknologi Pengelasan


Logam, Yogyakarta

Wiryosumarto, Harsono. 2000. Teknologi Pengelasan


Logam. Jakarta : PT. PRADNYA PARAMITA.

Yunus Yakub dan Media Nofri., 2013. Variasi Arus


Listrik terhadap Sifat Mekanik Mikro Sambungan
Las baja Tahan karat AISI 304. Program Studi
Teknik Mesin. FTI. ISTN.

13

Anda mungkin juga menyukai