Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUTORIAL

MODUL ILMU BEDAH

TRIGGER I

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

2018

OLEH:

Kelompok Tutorial VII

Fasilitator : dr. M. Nurhuda, Sp.B

Ketua : Rizki Nurhikmah(15-057)

Sekretaris : Yoki Afrizal(15-058)

Anggota : 1. Dany RachmanAnsharullah (15-059)

2. Elsa DwikaPutriHarni(15-060)

3. Leli Sukma Ningsih (15-061)

4. Syaiful Bahri (15-062)

5. MeyniDwiWahyuputri(15-063)

6.Yuza vaisely (15-064)


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.Dengan mengucapkan pujisyukur


kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan trigger ini dengan tepat waktu.

Laporan mengenai trigger tiga modul Ilmu bedah dalam ini secara keseluruhan membahas
mengenai dislokasi dan tumor tulang (osteosarkoma). Kemudian diharapkan mahasiswa dapat
memahami dengan gejala klinis setiap penyakit, dan bagaimana penanganannya sesuai
dengan standar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.

Melalui penyusunan laporan ini kami ingin mengucapkan terimakasih atas diperolehnya
bimbingan bantuan serta dukungan dari fasilitator kami yang bernama dr. M.Nurhuda Sp.B
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Wassalamualaikumwarrahmatullahiwabarakatuh.

Padang, 11 Februari 2018

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Daftarisi .................................................................................................................... ii

I. Pendahuluan ...................................................................................................... 1
Trigger ................................................................................................................ 1
II. Isi ........................................................................................................................ 2

Step 1 ......................................................................................................................... 2

Step 2 ......................................................................................................................... 2

Step 3 ......................................................................................................................... 2

Step 4 ......................................................................................................................... 4

Step 5 ......................................................................................................................... 4

Step 7 ......................................................................................................................... 4

III. Penutup .............................................................................................................. 10

Kesimpulan ................................................................................................................ 10

DaftarPustaka .......................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Modul Ilmu Bedah

Trigger 1 : curios sammy

Sammy adalah mahasiswa fakultas kedokteran semester 6, yang saat ini mempelajari
modul ilmu bedah. Sammy sangat penasaran dengan ilmu bedah, karena banyak tetangga
yang bertanya karena mengetahui Sammy mahasiswa kedokteran

tetangganya, seorang laki-laki berusia 18 tahun. Dalam 6 bulan ini, tetangganya ini
kembali merasakan nyeri pada tungkai kirinya, sehingga gerakannya terbatas. Tetangganya
ini mulai berjalan pincang, dan dalam beberapa bulan juga muncul benjolan. Dari hasil
rontgen terdapat gambaran Sun Burts Appearance.

Riwayat trauma pada usia 7 tahun, tetangganya ini mengalami kecelakaan lalu lintas
sehingga lutut sebelah kiri bergeser, bengkak dan sangat nyeri bila digerakkan. Waktu itu
langsung dibawa ke praktik dokter, dan dilakukan penanganan awal. Setelah penanganan
awal, tetangganya ini di rujuk ke RS. Di RS, tetangganya diperiksa dan di rontgen.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di dapatkan hip fleksi, adduksi,dan endorotasi. Dilakukan
penatalaksanaan closed reduction.

tetangganya ini bertanya pada Sammy, apakah ada hubungan kejadian kecelakaan
pada usia 7 tahun dengan keadaan sekarang ? Lalu apakah kakinya kembali harus di operasi?
Setelah mempelajari ilmu bedah, Sammy menganjurkan tetangganya ini agar kembali
berkonsultasi pada spesialis ortopedi, karena kasusnya berbeda agar dapat segera ditangani

3
BAB II
ISI

STEP 1 Clarify Unfamiliar Terms


1. Sun burst appereance : Gambaran reaksi periosfeal hasil dari extensi tumor. Tumor
yang menghasilkan satu pertumbuhan tulang yang bersifat abortif dan pada radiogram
akan terlihat sebagai satu pancaran sinar matahari.
2. Hipleksi : Gerakan fleksi dari pinggang
3. Aduksi : Gerakan mendekat sumbu tubuh
4. Endorotasi : gerakan kedalam sekeliling sumbu Panjang tulang yang
bersendi
5. Closed reduction : suatu prosedur u/ mengembalikan posisi tulang yang fraktur
tanpa pembedahan.

STEP 2 Define The Problems


1. Kenapa pasien pada trigger merasakan nyeri, berjalan pincang, muncul benjolan?
2. Apa makna dari hasil ronsen dengan gambaran sun burst appereance ?
3. Penanganan awal pada pasien kasus lutut yang dislokasi ?
4. Makna klinis dari hipleksi, eduksi dan endorotasi ?
5. Tujuan, indikasi, dan prosedur dari closed reduction?
6. Apakah ada hubungan kejadian kecelakaan pada usia 7 tahun dengan keadaan
sekarang ?
7. Apakah kasus di trigger perlu penanganan operasi ?
8. Apa diagnosa pada trigger?

4
STEP 3Brainstrom possible hypothesis or explanation
1. LO

2. Gambaran tumor pada tulang

3. Dilakukan closed reduction

4. LO

5. LO

6. Ada

7. Tumor : Perlu

Dislokasi

8. Umur 7 tahun : dislokasi

Umur 18 tahun : keganasan tumor

STEP 4: Arrange explanation into a tentative solution

5
STEP 5 DefineLearning Objective

Masiswa mampu memahami dan menjelaskan

Dislokasi dan osteosarkoma:

1. Etiologi
2. Patofisiologi
3. Epidemiologi
4. Gejala klinis
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan penunjang
7. Diagonasa
8. Diagnosa banding
9. Komplikasi
10. Penatalaksanaan
11. Prognosis.

STEP 7Share the Result of Information Gathering and Private Stud

1.Dislokasi

Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi
berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi). Atau dislokasi merupakan suatu keadaan
keluarnya kepala sendi dari mangkuknya.

Etiologi

1. Trauma
- Jika disertai fraktur, keadaan ini disebut fraktur dislokasi
- Cedera olah raga
- Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga misal:benturan keras pada sendi.
2. Kelainan Kongenital
3. patologis

patofisiologi

penyebab dislokasi ada 3 hal :

1. traumatik akibat gerakan berlebihan pada sendi


2. kelainan kongenital : kekenduran pada ligamen  penurunan stabilitas sendi
3. patologi karena penyakit yang berahir perubahan struktur sendi, cedera olahraga 
terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi  merusak struktur sendi dan
ligamen kompresi jaringan tulang yang ke terdorong kedepan  merobek kapsul/tepi
glenoid teravulsi tulang berpindah dari posisi normal.

6
Gejala klinis:

 rasa nyeri
 perubahan kontur sendi
 perubahan panjang ekstremitas
 perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
 deformitas pada persendian
 gangguan gerakan
 kehilangan mobilitas normal
 kekakuan
 pembengkakan

pemeriksaan fisik

a. Deformitas:

■ hilangnya penonjolan tulang yang normal.

■ Pemendekan

■ Kedudukan yang khas untuk dislokasi tertentu.

b. Bengkak

c. Terbatasnya gerakan atau gerakan abnormal.

Pemeriksaan penunjang

 Sinar x (rontgen)
 Ct-scan
 MRI
 Radiologi
 USG

Diagnosis banding:

 Kerusakan pembuluh darah


 Kaku sendi
 Dislikasi rekuren
 Kerusakan nervus.

Komplikasi

1. Komplikasi dini
 Cedera saraf
 Cedera pembuluh darah
 Fraktur dislokasi

7
2. Komplikasi lanjut
 Kekakuan sendi.
 dislokasi yang berulang
 kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
 kelemahan otot
 avaskuler nekrosis.

Penatalaksanaan

1. farmakologi = obat-obat analgetik non narkotik


 analgetik yang berfungsi mengatasi nyeri otot, sendi,sakit kepala,nyeri pinggang.
Es:agranulosikosi. dosis sesudah makan dewasa=3x1/2 kapsul/hari.
 Bimestan yang berfungsi menghilangkan nyeri ringan/sedang, kondisi akut/kronik,
termasuk nyeri persendian, otot, nyeri setelah melahirkan. Es: mual,muntah.
Agranulosikosis, acucopenic. Dosis Dewasa =awal 500 mg, lalu 250 mgtiap 6 jam.
2. Pembedahan operasi ortopedi
 Reduksi terbuka melakukan reduksi dan kesejajaran tulang yang patah setelah diseksi
terlebih dahulu dan pemanjangan tulang yang patah.
 Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skup,plat, paku,
dll.
 Graft tulang :penggantian jaringan tulang.
 Amputasi : penghilangan bagian tubuh.
 Artroplasti : memperbaiki sendi dengan artroskop (alat u/operasi sendi tanpa irisan
besar).
 Menifektomi :eksisi fibrokartilagosendi yang telah rusak
 Penggantian permukaan sendi dalam bahan logam/ sintetis.
3. Dislokasi reduksi dikembalikan ketempat semula dengan anestesi jika dislokasi berat.
4. RICE
 R= rest (istirahat)
 I= ice (kompres dengan es)
 C=compression ( kompresi/pemasangan pembalut tekan).
 E=elevasi ( meninggikan bagian dislokasi ).

Prognosis

prognosis tergantung tempat tertentu yang mengalami dislokasi dan cedera jaringan sekitarnya,
cedera saraf dan arteri di sekitar sendi memiliki prognosis buruk.jadi dislokasi sendi memiiki
prognosis yang buruk.

8
Diagnosis pada trigger adalah dislokasi coxae posterior.

Berdasarkan arah dislokasi, dislokasi panggul dibagi menjadi tiga,yaitu dislokasi posterior,
dislokasi anterior, dan dislokasi pusat (central).

Gejala klinis

Dislokasi posterior

 Sendi panggul dalam posisi fleksi, adduksi dan internal rotasi


 Tungkai tampak lebih pendek
 Teraba caput femur pada panggul

Dislokasi anterior

 Sendi panggul dalam posisi eksorotasi, ekstensi dan abduksi


 Tak ada pemendekan tungkai
 Benjolan di depan daerah inguinal dimana kaput femur dapat diraba dengan mudah
 Sendi panggul sulit digerakkan

Dislokasi Sentral

 Posisi panggul tampak normal, hanya sedikit lecet di bagian lateral


 Gerakan sendi panggul terbatas

Komplikasi dini

 Kelumpuhan N.ischiadikus
 Biasa terjadi pada dislokasi posterior karena internal rotasi yang hebat atau tekanan
langsung oleh fragmen fraktur acetabulum.
 Kerusakan pembuluh darah (A.Glutea superior)
 Biasanya terjadi pada dislokasi anterior
 Kerusakan kaput femur

Komplikasi lanjut

 Nekrosis avaskular
 Miositis ossifikans
 Rekurent dislokasi
 Osteoarthritis

9
a. Dislokasi Posterior
1) Mekanisme Cedera
Caput femoris keluar dari acetabulum melalui suatu trauma yang dihantarkan pada diaphisis
femur dimana sendi panggul dalam posisi flexi atau semiflexi. Trauma biasanya terjadi
karena kecelakaan lalu lintas dimana lutut penumpang dalam keadaan flexi dan menabrak
dengan keras benda yang ada di depan lutut. Mekanisme khas untuk dislokasi posterior
adalah perlambatan dimana lutut penderita mengenai dashboard dengan menekuk lutut
dan panggul. Dislokasi posterior sendi panggul biasa disebabkan oleh trauma. Ini terjadi pada
axis longitudinal pada femur saat femur dalam keadaan flexi 90 derajat dan sedikit adduksi.

Berikut ini adalah klasifikasi dislokasi panggul posterior menurut Epstein dan Thompson:

 Tipe I : Dislokasi sederhana, dengan atau tanpa fragmen di dinding posterior acetabulum.
 Tipe II : Dislokasi dengan fragmen besar di dinding posterior acetabulum.
 TipeIII : Dislokasi dengan kominusi dinding posterior acetabulum.
 Tipe IV : Dislokasi dengan fraktur dasar (lantai) acetabulum.
 Tipe V : Dislokasi dengan fraktur caput femoris.

10

Anda mungkin juga menyukai