dilakukan oleh orang lain. Oleh karena itu sebenarnya hakekat pemaharnan
manajenen adalah penggerakan yang rnenggerakkan orang lain agar secara bersama-
sama mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan bersama (Kusumanto, 1996).
Subagya (1994) mengatakan Logistik adalah ilmu pengetahuan dan atau seni
pengendalian persediaan bahan serta barang yang diperlukan bagi produksi jasa
dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam arti bahwa segala macam barang, bahan
ataupun peralatan harus dapat disediakan tepat pada waku dibutuhkan, dalam jumlah
yang cukup tidak kurang atau lebih, dan yang paling penting adalah ketersediaannya
logistik setiap saat dibutuhkan, meliputi jenis dan jumlahnya, spesifikasi dan
kualitasnya serta waktu secara efisien. Secara lebih rinci tujuan manajemen logistik
a. Tujuan operasional, adalah agar tersedia barang, serta bahan dalam jumlah yang
yang tidak wajar lainnya serta nilai persediaan yang sesungguhnya dapat
perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata
pengadaan.
d. Fungsi penyimpanan rnerupakan suatu langkah lanjutan dan kegiatan
tidak ada yang rnenggunakan lagi tetapi ada pihak lain yang masih
atau barang oleh karena bahan atau barang sudah rusak, kadaluarsa, sehingga
tidak layak dipergunakan lagi, hilang, susut atau sesuai peraturan harus
yang saling menjalin. karena fungsi logistik adalah pengelompokan dan beberapa
kegiatan yang sejenis atau yang saling berhubungan, atau dengan perkataan lain
kegiatan yang satu dapat melancarkan kegiatan yang lain atau sebaliknya dapat pula
PERENCANAAN
PENGHAPUSAN PENGANGGARAN
PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PENDISTRIBUSIAN PENGADAAN
PENYIMPANAN
Logistik farmasi adalah bagian dari unit pelayanan Farmasi Rumah Sakit yang
kegiatan pelayanan.
berdaya guna dan tepat guna, serta melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
Fakhriadi.2011). Setelah proses seleksi dan pengadaan logistik, tahap yang tidak
kalah penting adalah proses penyimpanan dan distribusi obat sampai ke tangan
pasien. Untuk itu, setiap Rumah Sakit harus memiliki sistem tertentu yang dapat
menjamin penyimpanan logistik serta distribusi yang tepat dan sesuai dengan kondisi
sejumlah prosedur, personil, alat yang perlu ditetapkan dengan seksama agat
daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep
kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan,
menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang
obat yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau
secara efektif dan efisien. Hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan
merk dan untuk jenis obat narkotika harus mengikuti peraturan yang berlaku.
c. Kecepatan peredaran barang dan jumlah peredaran barang. Pertimbangan
berlaku.
6) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
kefarmasian.
7) Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.
b. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan
1) Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.
2) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat
kesehatan.
3) Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan.
4) Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan.
5) Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.
6) Memberi konseling kepada pasien/keluarga.
7) Melakukan pencampuran obat suntik.
8) Melakukan penyiapan nutrisi parenteral.
9) Melakukan penanganan obat kanker.
10) Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.
11) Melakukan pencatatan setiap kegiatan.
12) Melaporkan setiap kegiatan.
c. Administrasi dan Pengelolaan
yang efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang ada dan standar pelayanan
sakit.
2) Bagian organisasi dan pembagian tugas dapat direvisi kembali setiap tiga
berpartisipasi dalam rapat yang membahas masalah perawatan atau rapat antar
bagian atau konferensi dengan pihak lain yang mempunyai relevansi dengan
farmasi.
h. Hasil penilaian/pencatatan terhadap staf di dokumentasikan secara rahasia dan
barang farmasi tetap dalam kondisi yang baik dan dapat dipertanggung
dengan peraturan.
b. Tersedianya fasilitas produksi obat yang memenuhi standar.
c. Tersedianya fasilitas untuk pendistribusian obat.
d. Tersedianya fasilitas pemberian informasi dan edukasi.
e. Tersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip resep.
f. Ruangan perawatan harus memiliki tempat penyimpanan obat yang baik sesuai
setiap staf.
h. Kebijakan dan Prosedur.
Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan dicantumkan tanggal
mencerminkan standar pelayanan farmasi mutakhir yang sesuai dengan peraturan dan
berikut :
a) Macam obat yang dapat diberikan oleh perawat atas perintah dokter.
b) Label obat yang memadai.
c) Daftar obat yang tersedia.
d) Gabungan obat parenteral dan labelnya.
e) Pencatatan dalam rekam farmasi pasien beserta dosis obat yang
diberikan.
f) Pengadaan dan penggunaan obat di rumah sakit.
g) Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap, rawat jalan,
efek samping obat bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta
undang.
s) Pengamanan pelayanan farmasi dan penyimpanan obat harus terjamin.
t) Peracikan, penyimpanan dan pembuangan obat-obat sitotoksik.
u) Prosedur yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi terhadap staf.
4. Harus ada sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah
sakit lainnya.
2.4.3 Pelayanan Farmasi
Sesuai dengan standar pelayanan minimum (Kepmenkes no 129/2008)
a. Waktu tunggu pelayanan obat:
1. Obat jadi < 30 menit
2. Obat Racikan < 60 menit
b. Kepuasan pelanggan > 80%
bermutu tinggi, melalui cara pelayanan farmasi rumah sakit yang baik:
rumah sakit.
b. Mutu pelayanan farmasi harus dievaluasi secara periodik terhadap konsep,
mutu pelayanan.
c. Apoteker dilibatkan dalam merencanakan program pengendalian mutu.
d. Kegiatan pengendalian mutu mencakup hal-hal berikut :
1. Pemantauan: pengumpulan semua informasi yang penting yang
staf.
kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan serta pencatatan dan
pelaporan.
Aditama (2000) menyatakan bahwa manajemen farmasi rumah sakit adalah
upaya dan kegiatan yang dilaksanakan di bidang farmasi sebagai salah satu penunjang
untuk tercapainya tujuan serta sasaran didirikannya suatu rumah sakit. Upaya dan
kegiatan ini meliputi penetapan standar obat, perencanaan pengadaan obat, produksi,
seperti tenaga, dana, sarana dan perangkat lunak dalam upaya mencapai tujuan yang
PERENCANAAN USULAN
PENYIMPANAN PENDISTRIBUSIAN
2.6.1 Perencanaan
Perencanaan farmasi merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah,
dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
menghindari kekosongan obat dan alat kesehatan habis pakai dengan menggunakan
berikut:
Keuntungan :
b. Metode epidemiologi,
Yaitu metode perencanaan yang didasarkan pada data jumlah kunjungan, Bed
Occupation Rate (angka pemakaian tempat tidur), Length Of Stay (lama hari rawat),
frekuensi penyakit dan standard pengobatan yang ada. Langkah-langkah pokok dalam
akan dilayani. Oleh karena itu data perkiraan realistik dari jumlah
penduduk yang akan diobati sangat diperlukan serta distribusi umur dari
pengobatan.
Standar pengobatan sangat diperlukan untuk menghitung jumlah
Standar pengobatan untuk tujuan perencanaan harus spesifik yang terdiri dari
penyakit
b) Nama obat (dalam generik), kekuatan dan bentuk sediaan
c) Dosis rata-rata
d) Jumlah dosis per hari
e) Lama pemberian
f) Jumlah obat yang diperlukan per-episode
penyakit
(2) Pengelompokkan dan penjumlahan masing-masing obat
b) Menghitung jumlah kebutuhan obat yang akan datang dengan
Kerugian :
untuk perencanaan
d) B.O.R: angka pemakaian tempat tidur
e) L.O.S: lama hari rawatan
f) Formularium: daftar obat sebagai informasi obat yang ada untuk
disimpan
j) Anggaran: dana yang diperlukan untuk pengadaan kebutuhan barang
2) Pengendalian Biaya Perencanaan.
a) Analisis ABC
Pengelompokkan jenis obat atas dasar volume dan biaya. Obat
tentang jenis obat apa yang perputarannya tinggi dan jumlah obat
1990).
Analisis ABC mengelompokkan masalah persediaan jenis
yang terkecil
(3) Hitung presentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan
(4) Hitung kumulasi persennya
(5) Obat kelompok A termasuk dalam kumulasi 70%
(6) Obat kelompok B termasuk dalam kumulasi >71% s/d 90%
(7) Obat kelompok C termasuk dalam kumulasi >90% s/d 100%
b) Sistem Vital,Esensial,Non esensial (VEN)
Sistem VEN (Vital, Esensial, Non-esensial) yaitu suatu cara
antara lain :
(a) Obat yang bersifat penyelamat (live saving)
(b) Obat yang digunakan untuk pelayanan kesehatan pokok
(vaksin, dll)
(c) Obat-obatan untuk mengatasi penyakit-penyakit penyebab
kematian terbesar
(2) Kelompok E, yaitu obat-obatan yang bekerja kausal pada sumber
penyebab penyakit
(3) Kelompok N, yaitu obat-obatan penunjang yang biasanya
RUANGAN
USER
RUANGAN KEPALA INSTALASI RUANGAN
USER INSTALASI FARMASI USER
PENGENDALI
ANGGARAN
PENGENDALI
PEMBELIAN
disesuaikan dengan usulan dari perencana / user dengan mengingat efektifitas dan
perincian kebutuhan dalam suatu skala standar tertentu yaitu skala mata uang dan
jumlah biaya.
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana dari fungsi perencanaan penentuan
kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya dana yang tersedia
anggaran untuk :
a Sumber Daya Manusia
b Bahan langsung (logistik)
c Pemeliharaan
d Investasi
adalah perbekalan farmasi yaitu obat-obatan dan alat kesehatan, maka untuk itu harus
2003).
Tujuan pengadaan adalah tersedianya obat dan alat kesehatan habis pakai
dengan jenis dan jumlah yang tepat dengan mutu yang tinggi dan dapat diperoleh
dari fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan, serta rencana pembiayaan dari
fungsi pengaggaran.
Fungsi pengadaan ini merupakan salah satu mata rantai dari fungsi-fungsi
lainnya dalam siklus logistik dan tidak dapat dipisah-pisahkan dari fungsi-fungsi
dengan pengumuman secara luas melalui media cetak, media elektronik dan
penyedia barang / jasa yang memenuhi syarat, yang dilakukan dengan cara
harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggung jawabkan.
c Penunjukkan langsung
Yaitu pengadaan barang / jasa dengan cara menunjuk langsung kepada satu
2.6.4 Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan
dapat dilakukan di ruangan perawatan apotek, di depo dan digudang farmasi. Tujuan
1) Jenis barang:
Barang disimpan dan dikelompokkan menurut bentuk sediaan dan jenis
barang. Pisahkan penyimpanan obat dalam dan obat luar. Setiap jenis /
misalnya :
a) Memerlukan suhu dan kelembaban tertentu
b) Tahan / tidaknya kena sinar matahari / cahaya
c) Mudah / tidaknya meledak / terbakar.
3) Kecepatan gerak barang
Kecapatan gerak barang di dalam gudang ada yang cepat, sedang dan
gudang.
Untuk penyimpanan barang (obat dan alat kesehatan habis pakai), fasilitas
seperti papan)
e) Box / dus bekas dapat digunakan untuk menyimpan
Dalam masalah pergudangan terdapat fungsi penerimaan, fungsi penyimpanan
penting. Jenis, jumlah, kualitas, spesifikasi dan persyaratan lainnya dari barang
yang diterina harus sama dengan yang tercantum dalam kontrak. Proses
penerimaan sangat penting karena pada prose inilah kita dapat menyaring
barang-barang yang tidak bermutu dan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah
(Depkes, 1990) :
1) Tablet : terjadi perubahan warna, bau dan rasa, timbul noda bintik-
Kedua fungsi ini sangat erat hubungannya dan dalam kedua fungsi ini perlu
2.6.5 Pendistribusian
Pendistribusian merupakan kegiatan dan usaha untuk melakukan
ke tempat lain, yaitu dari gudang farmasi ke unit pelayanan (WHO, 1989, Subagya,
1994).
Tujuan dari pendistribusian yaitu untuk mendekatkan obat dan alat kesehatan
habis pakai kepada pemakai agar mudah dapat diperoleh digunakan setiap saat sesuai
permintaan, tepat waktu, tepat jumlah serta sesuai dengan spesifikasinya. Pengeluaran
obar dan alat kesehatan habis pakai dalam pendistribusian harus dengan persetujuan
pihak yang berwenang sesuai dengan perencanaan yang diminta oleh pemakai
(Kusumanto, 1998).
Mekanisme pengeluaran obat dan alat kesehatan habis pakai sesuai dengan
prinsip FIFO (First In First Out) artinya obat dan alat kesehatan habis pakai yang
pertama diterima harus pertama juga digunakan, sebab umumnya obat dan alat
kesehatan habis pakai yang datang pertama biasanya juga diproduksi lebih awal dan
1994) :
a Proses administrasi
b Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c Proses pengeluaran obat dan alat kesehatan habis pakai
d Pelaksanaan rencana-rencana distribusi obat dan alat kesehatan habis pakai
obat dan alat kesehatan habis pakai yang datang pertama biasanya juga diproduksi
lebih awal dan akan kadaluarsa lebih awal pula (Depkes, 1990).
Pendistribusian dipengaruhi oleh faktor komunikasi, antara lain (Subagya,
1994) :
a Proses administrasi
b Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c Proses pengeluaran obat dan alat kesehatan habis pakai
d Pelaksanaan rencana-rencana distribusi obat dan alat kesehatan habis pakai
obat dan alat kesehatan habis pakai merupakan unsur yang sangat penting untuk
Disamping itu faktor pengendalian pada pendistribusian obat dan alat kesehatan habis
pakai akan membantu banyak hal penyempurnaan fungsi pendistribusian itu sendiri
(Subagya, 1994).
Sistem yang sering digunakan dalam pengeluaran obat dan alat kesehatan habis
barang digudang.
b PAR Level System, pada sistem ini petugas dari gudang mendatangi setiap unit
pemakai berdasarkan jadwal yang telah ditentukan. Untuk hal ini dibutuhkan
resep dokter, seluruh obar dan alat kesehatan habis pakai yang ditebus dibawa
pengobatan yang ditanggung pasien tinggi karena setiap sisa obat dan alat
kesehatan habis pakai yang tidak digunakan tetap harus dibayar, terjadi
persediaan di ruang perawatan dan waktu perawat tersita untuk menyiapkan
pengobatan pasien
4) Pengawasan persediaan obat dan alat kesehatan habis pakai lebih baik
Kerugiannya :
1) Obat dan alat kesehatan habis pakai dapat terlambat sampai ke pasien
2) Bila obat dan alat kesehatan habis pakai berlebih, pasien tetap membayar
3) Harus membayar sesuai jumlah keseluruhan
4) Meningkatkan kebutuhan tenaga pelaksana.
b Total Floor Stock
Sistem ini merupakan penyimpanan sejumlah barang farmasi di ruang
rawat inap, baik untuk barang yang harus ditagih ke pasien maupun barang
yang tidak ditagih (per paket). Pada umumnya cairan antiseptik, alat kesehatan
habis pakai dan paket bedah merupakan barang yang tidak ditagih namun
langsung dimasukkan dalam paket layanan. Farmasi tidak terlibat sama sekali
perawat.
Keuntungan :
1) Obat dan alat kesehatan habis pakai cepat tersedia
2) Pasien tidak perlu membayar obat dan alat kesehatan habis pakai yang
berlebih
3) Mengurangi kebutuhan tenaga pelaksana dari farmasi
4) Mengurangi jumlah permintaan atau pesanan obat dan alat kesehatan habis
maupun salah peracikan obat, oleh karena permintaan obat tidak ditinjau
besar.
4) Menambah kerja beban perawat.
c Kombinasi sistem resep individual dan total floor stock
Biasanya obat dan alat kesehatan habis pakai serta barang farmasi yang tidak
masuk dalam paket pelayanan dilakukan sistem resep individu, sedangkan yang
dimasukkan dalam paket dilakukan dengan total floor stock. Adapun jenis barang
yang termasuk atau tidak termasuk dalam paket ditentukan oleh kebijaksanaan rumah
sakit masing-masing.
d Sistem Unit Dosis
Instruksi pengobatan dibawa ke tempat pelayanan farmasi untuk disiapkan oleh
farmasi untuk kebutuhan 24 jam. Obat ini dimasukkan kedalam wadah (misal
kantong plastik kecil) yang warnanya berbeda untuk pemberian pagi, siang dan
malam. Setelah diberi label diserahkan kepada perawat, penderita hanya membayar
pakai
6) Mengurangi beban tugas perawat
7) Mengurangi penggunaan obat yang salah karena ada pemeriksaan oleh
2.6.6. Penghapusan.
Adalah kegiatan untuk menghilangkan bahan atau barang dari daftar
inventaris karena bahan atau barang sudah rusak, kadaluarsa sehingga tidak
baik milik pemerintah atau swasta. Fungsi penghapusan meliputi penelitian barang
administrasi barang.
Umumnya barang dapat dihapuskan dari persediaan atau pembukaan dan
2.6.7. Pengendalian
terarah dan terkendali sesuai dengan perencanaan dengan mengingat efektifitas dan
teknis
d Evaluasi : efektifitas tindakan harus dievaluasi agar dapat diterapkan dalam
seluruh organisasi.
d Peralatan.
Peralatan yang dimaksud tidak selalu harus berwujud barang fisik seperti alat-
alat bantu, tetapi bisa merupakan suatu buku petunjuk, standa-standar dan
tersedianya barang dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tempat dan
waktu yang tepat serta berdaya guna dan berhasil guna (Depkes, 1990)
Untuk memudahkan pengendelian persediaan / stok obat dan alat kesehatan
dengan rapi
f Apabila gudang tidak mempunyai rak maka dus-dus bekas dapat dimanfaatkan
susun dalam satu dus bersama obat dan alat kesehatan habis pakai lainnya. Pada
bagian luar dus dapat dibuat daftar obat dan alat kesehatan habis pakai yang
maka perlu dilakukan rotasi stok agar obat dan alat kesehatan habis pakai
harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
menghindari kekosongan obat. Metode yang dapat digunakan yaitu: metode konsumsi
dan metode epidemiologi. Pedoman perencanaan obat untuk rumah sakit yaitu
DOEN, Formularium Rumah Sakit, Standar Terapi Rumah Sakit, ketentuan setempat
yang berlaku, data catatan medis, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus
penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, atau dari rencana
pengembangan.
menetapkan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan
dalam rangka menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit
efisiensi dan efektifitas penggunaan dana obat melalui kerjasama antar instansi
obat yang sangat diperlukan sesuai dengan kebutuhan, dengan prinsip dasar
perencanaan dan pengadaan obat diharapkan obat yang dapat tepat jenis, tepat
sebelumnya.
b. Metode morbiditas, Memperkirakan kebutuhan obat berdasarkan
organisasi non pemerintahan dan organisasi pengadaan obat lainnya. Sesuai dengan
keputusan Presiden No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelakasanaan Barang dan
Jasa Instansi Pemerintah, metode pengadaan perbekalan farmasi di setiap tingkatan
pada sistem kesehatan dibagi menjadi 5 kategori metode pengadaan barang dan jasa,
yaitu :
a. Pembelian
b. Produksi
c. Sumbangan
d. Lain-lain
2.8.1 Kriteria Umum Pemilihan Pemasok
obat.
2.8.2 Tahap perhitungan kebutuhan obat:
a. Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi
dan pengolahan data, analisa data untuk informasi dan evaluasi, perhitungan
A = (B+C+D) - E
A = Rencana pengadaan
B = Pemakaian rata-rata x 12 bulan
C = Stok Pengaman 10% - 20%
D = Waktu tunggu 3 – 6 bulan
E = Sisa stok
Keunggulan metode konsumsi adalah data yang diperoleh akurat, metode
jika data konsumsi lengkap pola penulisan tidak berubah dan kebutuhan relatif
konstan maka kemungkinan kekurangan atau kelebihan obat sangat kecil.
Kekurangannya antara lain tidak dapat untuk mengkaji penggunaan obat dalam
penyakit.
2) Menyiapkan data populasi penduduk.
3) Menyediakan data masing-masing penyakit/tahun untuk seluruh populasi
datang.
obat. Sedangkan kekurangannya antara lain membutuhkan waktu dan tenaga yang
terampil, data penyakit sulit diperoleh secara pasti, diperlukan pencatatan dan
pengaman.
c. Menghitung perkiraan kebutuhan pengadaan obat periode tahun yang akan
a=b+c+d-e-f
e : Stok awal periode berjalan atau sisa stok per 31 Desember tahun
obat dan jumlah kemasan, untuk rencana pengadaan obat tahun yang akan datang.
Beberapa teknik manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
obat keseluruhan.
Kelompok B: kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
obat keseluruhan.
1. Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-masing obat dengan cara
bulan
3. Pembelian tiap bulan, Merupakan pembelian setiap saat di mana pada
dan biaya total kesehatan. Manajemen pembelian yang baik membutuhkan tenaga
persediaan
e. Yakin akan kehandalan penyalur dalam hal pemberian serius dan kualitas
f. Atur jadwal pembelian obat dan tingkat penyimpanan yang aman untuk
komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi, anggotanya terdiri dari dokter
yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil
dari farmasi rumah sakit (Depkes, 2003). Melalui komite ini dapat dilaksanakan
koordinasi serta kerjasama yang efektif dalam hal perencanaan, pengembangan serta
dinyatakan bahwa :
a. Direktur rumah sakit berkewajiban membentuk KFT yang anggotanya terdiri
yang lebih tinggi dan letaknya paling dekat dengan rumah sakit yang
bersangkutan
Fungsi Komite Farmasi dan Terapi adalah (Depkes, 2003) :
a. Penasehat bagi pimpinan rumah sakit dan staf medis dalam penggunaan obat
b. Membuat dan mengembangkan Formularium Rumah Sakit
c. Menseleksi obat yang boleh dan ditolak digunakan di rumah sakit
d. Membuat kategori obat yang digunakan oleh rumah sakit
e. Membantu farmasi rumah sakit mengkaji dan mengembangkan kebijaksanaan
maksudnya adalah pengobatan yang dilakukan para dokter di rumah sakit memenuhi
syarat lima tepat, diberikan pada waktu yang tepat, dengan harga yang tepat sesuai
Rumah Sakit yaitu suatu daftar obat yang dipakai oleh rumah sakit yang dipilih secara
rasional dan dilengkapi penjelasan sehingga merupakan informasi obat yang lengkap
untuk pelayanan medik di rumah sakit. Manfaat Formularium Rumah Sakit antara
satu jenis kelas terapi, obat yang disediakan akan terpakai karena tidak
Sistem adalah satu kesatuan yang utuh diperkirakan berhubungan, satu sama
lain saling mempengaruhi, yang bertemu dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai
Sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari bagian yang berkaitan dan
tergantung satu sama lain dalam upaya mencapai tujuan (Azwar, A, 1996).
a. Dalam sistem terdapat bagian atau elemen yang saling berhubungan dan
yang terpadu.
2.11.3 Unsur Sistem
a. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
b. Proses (proces) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang telah
direncanakan.
d. Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
f. Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
Keenam unsur sistem ini saling berhubungan dan mempengaruhi, yang secara
Lingkungan
Umpan Balik
Gambar 5: Hubungan Unsur-Unsur Dalam Sistem
(Sumber Asrul Azwar, 1996)
Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari Jhon Dewey, seorang
profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Pendekatan sistem ini
sebagai suatu metoda, apalagi bagian-bagian ini atau elemen-elemen yang terhimpun
dalam sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai alat
suatu organisasi. Istilah ini lebih dikenal sebagai pendekatan sistem atau system
approach.
a. Penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu
b. Suatu strategi yang mengunakan metoda analisis, desain, dan manajemen untuk
c. Penerapan dari cara berfikir yang sitematis dan logis dalam membahas dan
mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaan baru yang dihadapi.
pendekatan dalam pekerjaan administrasi dapat dimanfaatkan untuk dua tujuan yaitu:
a. Untuk membentuk sesuatu, sebagai hasil dari pekerjaan administrasi
b. Untuk menguraikan suatu yang telah ada, dalam administrasi ini biasanya
dengan melihat permasalahan yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis
secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah
hubungan satu bagian dengan bagian lainnya dalam masalah tersebut, serta kaitannya
2) Viability (kelangsungan)
1996)
2.11.6 Keuntungan Pendekatan Sistem adalah:
a. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan
c. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih
salah satunya adalah dapat terjebak dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga
a. Analisa sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada dan
b. Analisa sistem adalah suatu cara yang mempergunakan berbagai masalah yang
pihak manajemen yang akurat dan tepat waktu yang diperlukan untuk kelancaran
kini dan masa yang akan datang dan tentang kejadian-kejadian yang relevan di luar
tidak terjadi kesenjangan, karena koordinasi yang baik akan menjamin kelancaran
sistem logistik (Kusumanto, 1998). Fungsi Sistem Informasi Manajemen antara lain
adalah :
a. Mengumpulkan data secepat mungkin langsung dari sumbernya
b. Mengolah data dengan cepat dan akurat
c. Menghindari pengolahan data ganda
d. Memelihara komponen sistem informasi sebaik-baiknya dan meningkatkan
dan efisien
f. Memperkecil ukuran arsip dan media penyimpanan
g. Mengurangi kertas kerja dan mengurangi kebosanan karena pekerjaan
berulang-ulang.
Karakteristik sistem informasi yang baik di rumah sakit adalah :
a. Dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat dan bukan berupa data
yang kasar
b. Informasi yang dihasilkan memiliki keterkaitan terhadap maksud
penggunaannya
c. Informasi tersebut memiliki sifat sensitif terhadap permasalahan yang
dihadapi
d. Informasi tersebut tidak bisa, tidak dikumpulkan dan dianalisa kebutuhan
farmasi meliputi :
a. Sistem Informasi Farmasi Yang Terpisah (Stand Alone Pharmacy Systems).
sistem secara terpisah sudah tidak praktis lagi. Sistem yang terintegrasi dimulai
perawatan. Informasi ini secara otomatis diterima oleh bagian farmasi, kemudian
dibentuk file permintaan obat, peng-update-an patien profile serta pembuatan label
obat. Melalui sistem yang terintegrasi ini, secara otomatis dibuat peng-update-an
catatan persediaan obat serta pembentukan billing farmasi untuk pasien yang
bersangkutan.