Anda di halaman 1dari 48

33

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian yang


dilakukan di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Penelitian
dilakukan dengan pengamatan, pengumpulan data yang terdiri
dari data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ataupun
brainstorming yang dilakukan dengan pihak yang terkait dan
mengerti kondisi rumah sakit. Selanjutnya dilakukan pengolahan
data untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan yang terjadi
di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

4.1 Deskripsi Perusahaan.


RSU Haji Surabaya didirikan sehubungan dengan
peristiwa yang menimpa jamaah haji Indonesia di terowongan
Mina Mekkah pada tahun 1990. RSU Haji diresmikan pada
tanggal 17 April 1993 sebagai rumah sakit umum kelas C non
pendidikan, dengan SK Gubernur Propinsi Jawa Timur No 23
tahun 1993 junto SK Gubernur No. 136 tahun 1997 tanggal 11
Desember 1997, tentang organisasi dan tata kerja RSUD Haji
Surabaya Propinsi Jawa Timur.
Kemudian dengan adanya perubahan kelas rumah sakit
dari kelas C menjadi kelas B non pendidikan (Surat Keputusan
Menteri Kesehatan No.1006/Menkes/SK/IX/1998 tanggal 21
September 1998) maka SK Gubernur No 136 Tahun 1997 diganti
dengan Perda No 9 tahun 1998 tanggal 21 Deember 1998, tentang
organisasi dan tata kerja RSU Haji Surabaya.
Dalam rangka menjamin keberhasilan peningkatan mutu
dan jangkauan pelayanan rumah sakit, seiring dengan tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka rumah
sakit harus dikelola secara professional. Di samping itu juga
sejalan dengan perkembangan era globalisasi dan persaingan yang
semakin ketat. RSU Haji yang berada di kota besar harus bersaing
dengan rumah sakit lain yang banyak bermunculan dengan taraf
34

internasional yang menawarkan fasilitas kesehatan yang lebih


lengkap. Sesuai dengan SK Direktur RSU Haji
No.445/04/01.1/2001, visi dan misi RSU Haji Surabaya sebagai
berikut :
VISI : Pelayanan Kesehatan Prima Secara Islami
MISI :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesahatan yang bernutu,
paripurna dan professional.
2. Mengelola Rumah Sakit secara Swadana
3. Menyelenggarakan pengembangan dan penelitian
kesehatan masyarakat serta jamaah haji
4. Menciptakan lingkungan kerja sejahtera yang islami.
Sedangkan motto RSU Haji adalah Kepuasan anda adalah
tujuan kami.
Sesuai dengan misi Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya,yaitu ingin menjadi pusat pengembangan kesahatan
jamaah haji saat embarkasi dan debarkasi untuk wilayah Jawa
Timur dan sekitarnya, sebagai sarana pelayanan kesehatan umum
dan merupakan tempat pelayanan masyarakat umum, peserta
asuransi kesehatan (ASKES), asuransi tenaga kerja (ASTEK)
serta pasien rujukan dari rumah sakit lain. Salah satu misi RSU
Haji Surabaya adalah meningkatkan mutu pelayanan dengan
indicator mencapai sebuah kepuasan bago pasien, maka untuk
mencapai hal tersebut secara operasional telah ditetapkan oleh
pihak menejemen tentang “Tri Upaya Citra RSU Haji Surabaya”
yaitu citra manajemen, citra pelayanan serta citra kebersihan,
ketertiban dan keamanan.
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya berlokasi di jalan
Manyar Kertoadi Kecamatan Sukolilo Surabaya dan
berdampingan dengan asrama Haji Surabaya. RSU Haji ini
menempati lahan seluas 24.300 m2 dengan luas bangunan
keseluruhan 15.464 m2 dan jalan paving serta halaman parkir
seluas 6.741 m2.
35

4.1.1 Stuktur Organisasi RSU Haji Surabaya.


Status organisasi RSU Haji Surabaya menjadi badan yang
disebut RSU Haji terdiri dari : 1 direktur utama, 2 wakil direktur,
1 sekertaris, 5 bidang dan instalasi-instalasi. Disamping itu,
dibentuk komite medik, komite perawatan serta staf-staf
fungsional lainnya. Struktur organisasi yang sedikit diuraikan di
atas telah sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 983/MENKES/SK/XI/1992, tentang pedoman organisasi
rumah sakit umum pasal 26 yang menyebutkan bahwa susunan
organisasi rumah sakit umum kelas B non pendidikan terdiri dari :
 Direktur yang dibantu sebanyak-banyaknya 2
wakil direktur.
 Wakil direktur pelayanan
 Wakil direktur umum dan keuangan
 Komite medik dan staf fungsional
 Dewan penyantun
 Satuan pengawas intern.
Untuk meningkatkan pelayanan dan mengembangkan
system menajemen rumah sakit, maka pihak RSU Haji mengelola
rumahh sakit secara profesional dengan membentuk central
business unit yang terdiri atas beberapa instalasi yang akan
menjadi pusat pendapatan rumah sakit.

4.1.2 Unit Pelayanan.


Jenis kegiatan pelayan yang dilaksanakan oleh RSU Haji
Surabaya meliputi pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan
kesehatan spesialistik yang dapat diperoleh pasien. Unit
pelayanan yang ada pada RSU Haji Surabaya antara lain :
1. Pelayanan rawat jalan yang terdiri dari 17 poliklinik,
yaitu : poli syaraf, paru, jantung, kulit dan kelamin, mata,
hamil, anak kandungan dan keluarga berencana, gigi dan
mulut, bedah, jantung, THT, dalam/interna, rehab medik,
36

jiwa, psikologi, konsultasi gigi dan pencegahan (general


check-up dan imunisasi).
2. pelayanan gawat darurat, yang buka selama 24 jam.
3. pelayanan rawat inap dengan kapasitas terdiri dari 227
tempat tidur (termasuk paviliun).
4. fasilitas-fasilitas penunjang dan non medis :
a. Instalasi rawat jalan
b. Instalasi rawat inap
c. Instalasi gawat darurat
d. Instalsi radiologi
e. Instalsi pathologi klinik
f. Instalsi farmasi
g. Instalsi gizi
h. Instalasi bedah sentral
i. Instalasi sanitasi
j. Instalasi forensik
k. Instalasi pemeliharaan sarana

4.1.3 Tenaga Kerja.


Tenaga kerja RSU Haji baik dari tenaga medik paramedis
maupun non medis direkrut dari kantor wilayah departeman
kesehatan Propinsi Jawa Timur, dinas kesehatan daerah tingkat I
dan II, RSUD Dr.Soetomo, RSUD Tingkat II secara selektif dan
juga dari pengangkatan dan pengadaan tenaga baru. Status tenaga
kerja tersebut terdiri dari pegawai negeri sipil pusat dan daerah
dan juga tenaga honorer lepas maupun dengan sistem kontrak.
Berikut ini rincian sumber daya manusia RSU Haji
Surabaya, baik tenaga medis, non medis, perawat serta paramedis
non perawat adalah sebagai berikut :
1. Tenaga Medis, terdiri dari :
- Dokter Umum : 16 orang
- Dokter spesialis : 41 orang
- Dokter gigi : 5 orang
- Dokter gigi spesialis : 3 orang
37

- Dokter MARS : 3 orang


2. Perawat sebanyak 233 orang
3. Paramedis non perawat sebanyak 99 orang
4. Non medis sebanyak 190 orang

4.2 Flow Pasien Rawat Jalan RSU Haji.


Tahapan-tahapan yang harus dilewati oleh pasien
khususnya pasien rawat jalan di RSU Haji Surabaya, adalah
sebagai berikut :
a) Proses Pendaftaran : pada bagian ini berfungsi untuk
mendata pasien yang akan berobat sesuai dengan poli
yang akan dituju. Pada bagian ini terdapat beberapa aliran
informasi, antara lain :
 Aliran informasi jenis pasien , yaitu pasien baru,
pasien lama dan pasien yang menggunakan jasa
ASKES. Jika pasien tergolong pasien baru pasien
harus mengisikan formulir pendaftaran pasien baru
yang berisikan data diri pasien. Setelah itu formulir
tersebut diletakkan pada bagian pendaftaran yang
khusu melayani pasien baru. Sedangkan untuk pasien
lama pasien hanya meletakkan kartu berobat pada
bagian pendaftaran yang khusus melayani pasien
lama. Setelah itu pasien dipanggil satu per satu
berdasarkan urutan antrian untuk mendapatkan nomor
urut pemeriksaan dokter berdasarkan poli yang dituju
pasien.
 Aliran kartu rekam medik. Setelah petugas
mengetahui data diri dan poli yang akan dituju
pasien, khususnya untuk pasien yang tergolong
pasien lama. Petugas akan mencari kartu rekam
medik. Setelah ditemukan kartu rekam medik petugas
akan mengirim kartu rekam medik tersebut
berdasarkan poli yang dituju.
38

b). Proses Pemeriksaan Dokter : pada bagian ini pasien akan


menunggu untuk mendapatkan pemeriksaan dokter
berdasarkan nomor urut yang didapatkan dari bagian
pendaftaran. Pada bagian akan terdapat beberapa
kemungkinan, yaitu : jika pasien dokter jaga pada poli
memerlukan proses pemeriksaan laboratorium atau radiologi,
maka pasien harus menuju laboratorium atau radiologi. Jika
poli yang dituju salah maka pasien akan dirujuk ke poli yang
lain berdasarkan sakit yang diderita oleh pasien. Setelah itu
pasien menuju ke bagian pembayaran atau kasir dengan
membawa resep obat yang didapatkan dari dokter jaga di poli.
c). Bagian pembayaran atau kasir : setelah pasien mendapatkan
proses pemeriksaan dokter. Pasien akan melakukan proses
pembayaran.
d) Bagian Apotik : setelah melakukan pembayaran di kasir.
Pasien menuju pada bagian apotik untuk mendapatkan obat
berdasarkan resep yang didapatkan dari dokter jaga poli. Pada
bagian ini pasien meletakkan resep ke bagian penerimaan
resep. Setelah itu petugas akan menghargai resep tersebut.
Setelah resep dihargai pasien membayar pada bagian kasir
apotik. Setelah proses pembayaran pasien harus menunggu
untuk mendapatkan obat.
e). Bagian Laboratorium
Pada bagian ini pasien terlebih dahulu melakukan proses
pendaftaran. Pada proses laboratorium ini terdapat dua pilihan
yaitu proses pengambilan sampel darah dan proses
pengambilan sampel urine. Pada proses pengambilan sampel
darah dilakukan oleh dua petugas laboratorium, sedangkan
untuk proses pengambilan sampel urine dilakukan oleh pasien
sendiri tanpa bantuan petugas laboratorium. Setelah
melakukan proses pengambilan sampel baik darah dan urine
pasien mendapatkan hasil laboratorium pada hari berikutnya.
f). Bagian Radiologi.
Pada bagian radiologi ini pasien harus melakukan proses
pendaftaran terlebih dahuluu. Pada radiologi terdapat dua
39

pilihan proses yaitu proses foto USG dan proses foto X-Ray.
Pasien masuk pada ruang foto berdasarkan antrian yang ada.
Setelah proses foto baik USG dan X-Ray pasien akan
mendapatkan hasil foto tersebut pada hari berikutnya.
Secara garis besar tahapan pasien pada rawat jalan dapat
dilihat pada gambar 4.1
40

Gambar 4.1
Flow Pasien Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam.
41

4.3. Big Picture Mapping

Pemahaman terhadap whole stream dari instalasi rawat


jalan merupakan salah satu tahapan yang paling penting dalam
mengevaluasi value stream yang sedang berlangsung. Pada
penelitian ini, tool yang digunakan untuk menggambarkan whole
stream instalasi rawat jalan adalah big picture mapping. Dengan
big picture mapping ini, diharapkan mampu memberikan
gambaran secara makro dari instalasi rawat jalan poli penyakit
dalam RSU Haji Suarabaya.
Dalam Big Picture Mapping, terdapat beberapa simbol
visualisasi standar seperti yang telah di bahas pada sub bab 2.2
terdahulu. Terdapat dua aliran penting yang akan divisualisasikan
dalam tool ini, antara lain aliran fisik dan aliran informasi sampai
pasien mendapatkan pelayanan dari pihak RSU Haji Surabaya,
dalam hal ini pelayanan instalasi rawat jalan poli penyakit dalam.
Big picture mapping instalasi rawat jalan poli penyakit
dalam dapat dilihat pada gambar 4.2di bawah ini

Gambar 4.2
Big Picture Mapping Pasien Poli Penyakit Dalam
42

4.4. Pemilihan Value Stream Analysis Tool.

Aktivitas yang dimaksudkan disini ditujukan untuk


memilih tool yang dianggap representatif dalam memetakan
aliran nilai yang terjadi di instalasi rawat jalan. Pemilihan tool ini
didasarkan pada pemborosan-pemborosan yang terjadi di tiap
bagain yang terkait dengan instalasi rawat jalan khusunya poli
penyakit dalam. Diharapkan dengan pemetaan aliran nilai tersebut
dapat diketahui permasalahan utama yang menjadi root cause dari
pemborosan-pemborosan yang terjadi. Metode yang digunakan
untuk melakukan pemilihan dengan menggunakan waste
workshop dan Value Stream Analysis Tool (VALSAT)
.
4.4.1 Waste Workshop.

Waste workshop merupakan sebuah aktivitas pendahulu


yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang sebanyak-
banyaknya, berkaitan dengan pemborosan-pemborosan yang
terjadi di instalasi rawat jalan khususnya bagian-bagian yang
terkait dengan poli penyakit dalam. Terdapat tujuh jenis
pemborosan yang akan diidentifikasikan pada aktivitas ini, dan
oleh karenanya, pemahaman yang benar dari masing-masing jenis
pemborosan merupakan langkah yang sangat penting.
Dalam waste workshop ini, dilakukan penyebaran
kuisioner dan proses wawancara terhadap bagian yang mengerti
betul proses aliran nilai produksi di departmen Spinning. Dalam
hal ini, waste workshop ditujukan kepada kepala masing-masing
bagian yang terkait pada instalasi rawat jalan khususnya poli
penyakit dalam. Bagian-bagian yang terkait tersebut antara lain
bagian rekam medik, bagian poli penyakit dalam, bagian
laboratorium, bagian radiologi dan bagian apotik . Proses
wawancara dilakukan untuk menyamakan persepsi antara peneliti
dengan kepala bagian tentang setiap jenis pemborosan yang
dimaksudkan pada kuisioner yang diberikan. Setelah memahami
setiap jenis pemborosan tersebut, supervisor kemudian
43

memberikan pembobotan skor terhadap ketujuh jenis pemborosan


tersebut. Format kuisioner waste workshop tercantum pada
lampiran B.
Data hasil penyebaran kuisioner secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran B dan ringkasannya ditunjukkan pada tabel
4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Skor Rata-rata Tiap Pemborosan
No Pemborosan Nilai Ranking
1 Waiting 8.00 1
2 Unnecessary inventory 7.80 2
3 Defects 2.80 3
4 Inappropriate processing 2.60 4
5 Overproduction 2.40 5
6 Unnecessary motion 2.20 6
7 Transportation 2.00 7

4.4.2 Value Stream Analysis Tool (VALSAT).

Setelah bobot rata-rata dari setiap pemborosan


teridentifikasikan, dilakukan pemilihan tool yang dianggap
representatif untuk mengidentifikasikan lebih lanjut letak
pemborosan yang terjadi pada value stream sistem produksi.
Sesuai dengan penjelasan bab II, penentuan tool ini dilakukan
dengan mengalikan skor rata-rata tiap pemborosan (tabel 4.1)
dengan matriks kesesuian VALSAT (tabel 2.1). Hasil dari
VALSAT ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B dan
ringkasannya ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut in
Tabel 4.2 Ringkasan Hasil VALSAT
Tools Total weight Ranking
Process Activity Mapping 161.8 1
Supply Chain Response
Matrix 151.6 2
Demand Amplification
Mapping 101.4 3
44

Tools Total weight Ranking


Decision Point Analysis 57.2 4
Production Variety Funnel 39.2 5

4.5 Identifikasi Value Stream Instalasi Rawat Jalan.

Dari ke tujuh tool tersebut akan dipilih beberapa tool


yang untuk memetakan permasalahan waste yang terjadi.
Pemilihan ini didasarkan pada kemampuan tool tersebut dalam
mendeteksi ketujuh jenis pemborosan yang timbul di lantai
produksi perusahaan. Berdasarkan bobot total yang diperoleh
(tabel 4.2) dan bobot masing-masing tool terhadap
kemampuannya mengevaluasi waste (lampiran B), maka
dilakukan pemilihan tool sebagai berikut:
1. Process Activity Mapping, yang mempunyai total bobot
tertinggi, memiliki kemampuan untuk mengevaluasi jenis
pemborosan transportation, inappropriate processing, dan
unnecessary motion.

4.5.1 Process Activity Mapping (PAM).

PAM merupakan tool yang digunakan untuk memetakan


keseluruhan aktivitas di instalasi rawat jalan secara detail
termasuk di dalamnya aliran fisik dan aliran informasi yang
terjadi, waktu yang diperlukan untuk setiap aktivitas, jarak yang
ditempuh dan banyaknya pekerja yang bekerja pada system
tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan PAM
adalah :
 Melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses,
mencatat aktivitas yang terjadi, jarak perpindahan yang
ditempuh dan waktu yang diperlukan dan banyaknya tenaga
kerja yang terlibat.
45

 Melakukan pengelompokan dalam 5 kelompok aktivitas yaitu


operasi, transportasi, inspeksi, delay (menunggu) dan storage
(penyimpanan).
 Menganalisa proporsi aktivitas yang bersifat value adding
activity yaitu operasi dan non value adding activity yaitu
transportasi, inspeksi, delay dan storage.
Pada penelitian ini, pembuatan PAM dilakukan
berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada instalasi rawat
jalan khususnya flow pasien pada poli penyakit dalam. Hasil
pengamatan berupa PAM dapat dilihat pada lampiran.
Agar PAM dapat menggambarkan seluruh tahapan yang
harus dilalui pasien poli penyakit dalam , maka terlebih dahulu
harus dipahami tahapan yang pada instalasi rawat jalan
berdasarkan pengamatan dan brainstorming yang telah dilakukan,
yaitu sebagai berikut :
Untuk mendapatkan pelayanan pada instalasi rawat jalan
poli penyakit dalam, pasien harus melalui tahapan-tahapan.
Tahapan-tahapan tersebut meliputi pendaftaran untuk
mendapatkan nomor urut antrian poli penyakit dalam. Proses
pendaftaran ini memerlukan waktu 2.06 menit untuk pasien lama
dan 3.43 menit untuk pasien baru Pendaftaran ini dilakukan
dengan cara menunjukkan kartu berobat RSU Haji Surabaya.
Kartu berobat hanya dimiliki oleh pasien lama, sedangkan untuk
pasien baru harus menulis formulir pendaftaran pada tempat yang
telah disediakan. Proses penulisan formulir pendaftaran
memerlukan waktu 1.23 menit
Pada bagian pendaftaran ini akan mencari kartu rekam
medik yang dimiliki oleh pasien, khususnya untuk pasien lama.
Sedangkan untuk pasien baru akan dibuatkan kartu rekam medik
baru. Kartu rekam medik ini selanjutnya akan dkirim oleh petugas
pendaftaran ke poli penyakit dalam. Proses pengiriman ini ±
memerlukan waktu selama 15 menit. Proses pengiriman kartu
rekam medik tidak berdasarkan pada nomor urut antrian poli,
tetapi berdasarkan pada penemuan kartu rekam medik yang
terlebih dahulu ditemukan petugas.
46

Setelah mendapatkan kartu antrian poli, pasien menuju ke


poli penyakit dalam. Perpindahan pasien menuju poli penyakit
dalam ini ditumpuh dengan jarak 68.5 meter dan memerlukan
waktu 1.44 menit Di poli penyakit dalam tersebut pasien harus
menunggu sampai kartu rekam medik yang dimiliki pasien telah
berada pada poli penyakit dalam. Kartu rekam medik yang telah
berada di poli penyakit dalam akan dipanggil sesuai dengan
nomor urut antrian yang didapatkan pada bagian pendaftaran. Jika
kartu rekam medik pasien belum berada pada poli meskipun
nomor urut antrian pasien lebih dulu pasien yang kartu rekam
mediknya telah berada di poli, sehingga pasien tersebut harus
menunggu sampai kartu rekam medik yang dimiliki berada di
poli.
Pasien akan masuk pada ruang pemeriksaan dokter jaga
poli penyakit dalam. Proses pemeriksaan ini memerlukan waktu
8.42 menit. Pada proses pemeriksaan dokter terdapat beberapa
kemungkinan yaitu :
 Proses pemeriksaan Laboratorium.
Pada proses laboratorium pasien harus melakukan proses
pendaftaran untuk melakukan proses pengambilan sampel
darah atau urine. Proses pendaftaran memerlukan waktu
2.44 menit. Setelah mendaftar pasien harus menunggu
untuk dipanggil petugas laboratorium untuk proses
pengambilan sampel darah yang dilakukan oleh dua
petugas yang memerlukan waktu 4.38 menit. Sedangkan
untuk proses pengambilan sampel urine dilakukan oleh
pasien sendiri, dengan memerlukan waktu 7.58 menit.
Setelah proses pengambilan sampel darah atau urine
pasien mendapatkan hasil laboratorium pada hari setelah
melakukan proses pengambilan sampel.
 Proses pemeriksaan Radiologi.
Sebelum pasien melakukan proses pada bagian Radiologi
pasien harus mendaftar terlebih dahulu. Proses
pendaftaran pada Radiologi memerlukan waktu 3.27
menit. Pada bagian Radiologi pasien akan memilih proses
47

yang harus dilakukan, proses terebut yaitu : proses foto


USG dan proses foto X-Ray masing-masing memerlukan
waktu 8.50 menit dan 6.20 menit. Pasien mendapatkan
hasil foto yang telah dilakukan pada hari berikutnya.
Jika pasien tidak memerlukan proses pemeriksaan
tambahan, pasien akan mendapatkan resep obat yang harus dibeli
oleh pasien. Sebelum pasien menuju ke apotik, pasien melakukan
proses pembayaran pada bagian kasir poli. Proses pembayaran ini
memerlukan waktu 2.25 menit. Perpindahan pasien dari poli
penyakit dalam meuju ke apotik memerlukan waktu 1.31 menit
dengan jarak 73 meter.
Pada bagian apotik pasien menyerahkan resep pada
petugas penyerahan resep yang berjumlah dua petugas. Pasien
menunggu untuk melakukan proses pembayaran obat. Setelah
peoses pembayaran pasien meunggu obat dari bagian apotik yang
yang diserahkan oleh satu petugas apotik.

4.6 Simulasi.
Dari flow pasien rawat jalan RSU Haji Surabaya
khususnya pada poli penyakit dalam akan dibuatkan model
simulasi dengan menggunakan software Arena 5.0. Pada
pembuatan model simulasi ini diperlukan data-data yang
berkaitan dengan waktu proses dari setiap tahapan yang ada pada
rawat jalan khusunya poli penyakit dalam RSU Haji Surabaya.
Data-data tersebut meliputi :
1. Data kedatangan pasien.
 Data kedatangan untuk pasien lama
 Data kedatangan untuk pasien baru.
2. Data waktu proses meliputi :
 Waktu proses pendaftaran untuk pasien lama.
 Waktu proses pendaftaran untuk pasien baru.
 Waktu proses penulisan formulir pendaftaran untuk
pasien baru.
48

 Waktu proses pemeriksaan dokter jaga poli


 Waktu proses pembayaran di kasir poli.
 Waktu proses pendaftaran di laboratorium.
 Waktu proses pendaftaran di radiologi.
 Waktu proses pembelian obat di apotik.
 Waktu proses pengambilan sampel darah di
laboratorium.
 Waktu proses untuk pengambilan sampel urine di
laboratorium.
 Waktu proses foto USG di radiologi.
 Waktu proses foto X-ray di radiologi.

3. Data waktu perpindahan pasien.


 Waktu perpindahan pasien dari bagian pendaftaran ke
poli penyakit dalam.
 Waktu perpindahan pasien dari poli penyakit dalam ke
laboratorium.
 Waktu perpindahan pasien dari poli penyakit dalam ke
radiologi.
 Waktu perpindaham pasien dari poli penyakit dalam ke
apotik.

4.6.1 Data Input Simulasi.

Pada tahap ini data-data yang telah terkumpul akan


dimasukkan kedalam Input Analyzer pada software ARENA 5.0
untuk mengetahui distribusi dari data-data yang akan dijadikan
inputan untuk model simulasi di ARENA.
Data-data hasil dari input analyzer adalah sebagai berikut :
1. Data kedatangan pasien.
Tabel 4.3 Hasil Uji Distribusi Data Kedatangan
Kedatangan pasien Pola Distribusi
Kedatangan pasien Lama -0.001 + WEIB(1.4, 0.836)
Kedatangan pasien Baru EXPO(2.2)
49

2. Data waktu proses.


Tabel 4.4 Hasil Uji Distribusi Data Proses
Proses Pola Distribusi
Proses penulisan Formuir Pasien baru TRIA(1.09, 1.28, 1.96)
Proses Pendaftaran Pasien Lama 1 + WEIB(1.22, 1.58)
Proses Pendaftaran Pasien Baru 2 + 4 * BETA(1.46, 2.24)
Proses Pemeriksaan Dokter 5 + 7.8 * BETA(2.13, 2.24)
Proses Pendaftaran Laboratorium 1 + 3 * BETA(1.27, 1.34)
Proses Pendaftaran Radiologi 2.26 + 2.26 * BETA(1.99, 2.04)
Proses Pengambilan Sampel Darah TRIA(3.41, 4.5, 5.42)
Proses Pengambilan Urine TRIA(5.05, 8.02, 11)
Proses Foto USG 6 + 5 * BETA(2.07, 1.62)
Proses Foto X-Ray 3.02 + WEIB(3.79, 2.72)
Proses Pembelian Obat Apotik NORM(22.7, 3.81)
Proses Pembayaran Kasir Poli 1.58 + 1.74 * BETA(2.66, 4.06)

3. Data waktu perpindahan


Tabel 4.5 Hasil Uji Distribusi Data Waktu Perpindahan
Waktu Perpindahan Pola Distribusi
Route dari loket Pendaftaran ke Poli NORM(1.45, 0.103)
Route dari Poli ke Laboratorium 1.17 + ERLA(0.0149, 11)
Route dari Poli ke Radiologi 1.38 + WEIB(0.214, 2.6)
Route dari Poli ke Apotik 1.06 + WEIB(0.28, 3.62)

4.6.2 Model Konseptual.


Model konseptual disajikan dalam bentuk Flow Chart
seperti yang ditunjukkan . Secara umum, berdasarkan model
konseptual yang ada pada gambar 4.2 real sistem dari instalasi
rawat jalan poli penyakit dalam, dapat didefinisikan sebagai
berikut :
50

 Pasien datang menuju ke loket pendaftaran atau rekam medik


ini dilakukan untuk pasien lama. Sedangkan untuk pasien
baru harus menulis formulir pendaftaran terlebih dahulu pada
tempat yang telah disediakan,
 Pada loket pendaftaran akan diinputkan data diri pasien dan
poli yang akan dituju oleh pasien. Disini pasie akan
mendapatkan nomor urut antrian poli yang dituju.
 Setelah mendapatkan nomor urut antrian poli pasien menuju
ke poli untuk mendapatkan proses pemeriksaan dokter.
Pemanggilan proses pemeriksaan dokter berdasarkan nomor
urut antrian yang didapatkan dari bagian pendaftaran atau
rekam medik.
 Pada poli jika dokter memerlukan proses pemeriksaan
tembahan maka pasien akan menuju ke labortorium atau
radiologi. Jika tidak memerlukan proses pemeriksaan
tambahan pasien akan mendapatkan resep dari dokter untuk
di bawa ke apotik. Sebelum menuju apotik pasien harus
malakukan proses pembayaran pada kasir poli.

4.6.3 Model Simulasi.

Model simulasi dalam penelitian ini dibuat dengan


menggunakan software arena 5.0. Model simulasi tersebut dibuat
berdasarkan model konseptual yang ada. Dimana model tersebut
diupayakan dapat merepresentasikan real system yang ada pada
instalasi rawat jalan poli penyakit dalam. Model simulasi dapat
dilihat dalam lampiran.

4.6.4 Verifikasi Model.

Yang dimaksud dengan verifikasi adalah melakukan


pengecekan apakah model simulasi real system yang sudah dibuat
dapat mencerminkan model konseptual yang dibuat berdasarkan
real system. Dalam hal ini ukuran yang dipakai dalam verifikasi
51

model simulasi real system untuk Instalasi rawat jalan poli


penyakit dalam RSU Haji Surabaya adalah :
- Model simulasi real system dapat dirunning dan bebas
error.
- Output yang diperoleh dari hasil running reasonable
- Perpindahan entity secara animasi dalam model simulasi
sesuai dengan model konseptual.
Oleh karena model simulasi real system memenuhi ukuran
verifikasi diatas dan sudah merepresentasikan model konseptual
maka dapat dikatakan bahwa model simulasi real system bebas
verifikasi.

4.6.5. Validasi.

Yang dimaksud dengan validasi adalah melakukan


pengecekan apakah model konseptual yang dibuat sudah
merepresentasikan real system. Pada penelitian ini validasi
dilakukan dengan membandingkan output model simulasi yang
dibuat dengan output real systemnya. Output yang dibandingkan
di sini adalah jumlah pasien penyakit dalam per hari dan output
jumlah keseluruhan pasien termasuk didalamnya pasien poli
penyakit dalam per hari. Di sini 1 replikasi sama dengan 1 hari.
 Berikut ini adalah output jumlah pasien penyakit dalam per
hari dan output jumlah pasien penyakit dalam model simulasi
Tabel 4.6
Uji Validasi Jumlah Pasien Penyakit Dalam
Replikasi Real Model
1 67 60
2 57 58
3 63 61
4 59 65
5 62 64
6 72 65
7 68 63
52

Replikasi Real Model


8 64 59
9 61 64
10 58 59

Dengan menggunakan software SPSS yaitu pada analyze


compare means independent sample T-Test maka diperoleh :
T-Test
Group Statistics

Std. Error
Strategi N Mean Std. Deviation Mean
Output 1.00 10 63.1000 4.77144 1.50886
2.00 10 61.8000 2.69979 .85375

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Mean Std. Error Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
Output Equal variances
2.104 .164 .750 18 .463 1.30000 1.73365 -2.34227 4.94227
assumed
Equal variances
.750 14.227 .466 1.30000 1.73365 -2.41276 5.01276
not assumed

Dari hasil diatas tampak bahwa pada bagian kedua terdapat hasil
uji test, dimana harga t hitung = 0.750 dengan  = 0.05 dan df =
18 didapatkan dari tabel tabel student’s t = 2.101 Oleh karena
t hitung 0.750 < t tabel 2.101, maka dapat disimpulkan terima Ho yang
artinya tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara output
pasien penyakit dalam model simulasi dengan output pasien
penyakit dalam real system.
 Berikut ini adalah output jumlah pasien keseluruhan per hari
dan output jumlah pasien keseluruhan model simulasi
Tabel 4.7
Uji Validasi Jumlah Pasien Keseluruhan
Replikasi Real Model
1 448 443
2 398 431
53

Replikasi Real Model


3 461 442
4 404 387
5 439 440
6 482 450
7 452 460
8 474 430
9 429 449
10 372 419

Dengan menggunakan software SPSS yaitu pada analyze


compare means independent sample T-Test maka diperoleh :
T-Test
Group Statistics

Std. Error
model N Mean Std. Deviation Mean
real 1.00 10 435.9000 35.28755 11.15890
2.00 10 435.1000 20.50718 6.48494

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Mean Std. Error Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
real Equal variances
3.298 .086 .062 18 .951 .80000 12.90642 -26.31537 27.91537
assumed
Equal variances
.062 14.457 .951 .80000 12.90642 -26.79969 28.39969
not assumed

Dari hasil diatas tampak bahwa pada bagian kedua terdapat hasil
uji test, dimana harga t hitung = 0.062 dengan  = 0.05 dan df =
18 didapatkan dari tabel tabel student’s t = 2.101 Oleh karena
t hitung 0.062 < t tabel 2.101, maka dapat disimpulkan terima Ho yang
artinya tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara output
jumlah pasien keseluruhan model simulasi dengan output real
system.
54

4.7.6 Penentuan Jumlah Replikasi.

Penentuan jumlah replikasi dilakukan dengan pendekatan


absolut error, adalah banyaknya error yang kita toleransi terjadi
dalam sistem tersebut dan dinyatakan dalam bentuk jumlah error.
Untuk mengetahui jumlah replikasi yang diperlukan (n’),
menggunakan rumus :

 Z s 
2

n    / 2 
 e 
Dimana: Z /2 = t ,/2
S = Standart deviasi

 x  x 
2
i
s i
n 1
t n 1, / 2 s
halfwidth  
n

Dalam perhitungan untuk menentukan jumlah replikasi


ini menggunakan jumlah replikasi awal 10 kali dan memakai α =
5%
Tabel 4.8
Penentuan Jumlah Replikasi Untuk Jumlah Pasien Poli Penyakit
Dalam
Replikasi Output Arena
1 60
2 58
3 61
4 65
5 64
6 65
7 63
8 59
55

Replikasi Output Arena


9 64
10 59
Stdev 2,70
Mean 56,43
Var 7,29
hw 1,93
Zα/2 1,96
n' 9.61
n' 10

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah replikasi


yang diperlukan untuk jumlah pasien poli penyakit dalam adalah
10 replikasi.
Tabel 4.9
Penentuan Jumlah Replikasi Untuk Jumlah Pasien keseluruhan
Output
Replikasi
arena
1 445
2 421
3 434
4 442
5 427
6 428
7 444
8 423
9 418
10 422
Stdev 10,17
Mean 392,20
Var 103,38
hw 7,27
Zα/2 1,96
56

Output
Replikasi
arena
n' 9.71
n' 10

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah


replikasi yang diperlukan untuk jumlah pasien keseluruhan
adalah 10 replikasi
4.7 Penentuan Skenario Perbaikan.
Pembuatan skenario perbaikan ini mengacu pada
peningkatan output (jumlah yang telah diproses pada poli
penyakit dalam) dan waktu tunggu pasien serta panjang antrian
pada masing-masing tahapan inatalasi rawat jalan.

4.7.1 Skenario I.

Skenario I ini mengacu pada proses pendaftaran pasien


lama dan pasien baru serta pada proses pemeriksaan dokter. Pada
real system, satu petugas loket pendaftaran dapat melayani satu
pasien dan satu dokter jaga poli melayani satu pasien. Sedangkan
pada skenario I, ditambah dua petugas loket pendaftaran utuk
masing proses pendaftaran pasien lama dan pasien baru serta
menambahkan satu dokter jaga poli. Dengan penambahan petugas
loket pendaftaran dan dokter jaga poli diharapkan mampu
mengurangi waktu tunggu pasien dan panjang antrian yang terjadi
sehingga jumlah pasien yang dilayani akan lebih banyak. Model
perbaikkan skenario I dapat dilihat pada gambar 4.5.
57

Gambar 4.5
Model skenario perbaikan I
58

4.7.2 Skenario II.

Pada skenario kedua ini akan mengacu pada pengubahan


loket pendaftaran. Awalnya semua proses pendaftaran
dikelompokkkan menjadi dua berdasarkan jenis pasien yaitu
pasien baru dan pasien baru. Pada scenario II ini pendaftaran
tidak dibagi menjadi dua tetapi digabung menjadi satu, maka
semua pasien baik pasien baru maupun pasien lama melakukan
pendaftaran pada satu loket pendaftaran yang mempunyai empat
petugas pendaftaran dan pada proses pemeriksaan dokter terdapat
tiga dokter jaga serta pada apotik terdapat tiga petugas. Dengan
penggabungan loket pendaftaran ini diharapkan pasien dapat
memilih loket mana yang mempunyai antrian paling sedikit.
Selain itu juga diharapakan antrian yang terjadi pada pendaftaran
dapat lebih terkontrol atau lebih tertib serta pada scenario dua ini
sebelum pasien melakukan pendaftaran pasien harus mengambil
nomor antrian terlebih dahulu untuk mendapatkan giliran
melakukan pendaftaran ini untuk pasien lama dan pasien baru.
Model perbaikkan skenario II dapat dilihat pada gambar 4.6.
59

Gambar 4.6
Model skenario perbaikan II
60

4.8 Perbandingan Hasil Model.

Dari model yang telah dibuat akan dibandingkan hasilnya.


Perbandingan hasil model tersebut meliputi perbandingan output
jumlah pasien dan jumlah pasien secara keseluruhan serta waktu
tunggu pada proses pendaftaran pasien lama dan pasien baru,
proses pemeriksaan dokter serta proses pembelian obat di apotik.

4.8.1 Perbandingan Hasil Output Model.

Dari model yang telah di buat baik model awal, model


skenario perbaikan I dan skenario perbaikan II akan dibandingkan
output yang dihasilkan dari masing-masing model tersebut.
Output yang dibandingkan di sini adalah jumlah pasien poli
penyakit dalam dan jumlah pasien keseluruhan. Berikut ini
perbandingan model yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Skenario I Vs Model Awal
Dengan menggunakan Paired t Confidence Level maka
hasil perbandingan antara skenario I dengan model awal adalah
sebagai berikut :
H 0 : μ 1 - μ 1 = 0 (Skenario I dan model awal tidak berbeda secara
signifikan)
H 1 : μ 1 - μ 2 ≠ 0 (Skenario I dan model awal berbeda secara
signifikan
Tabel 4.10
Perbandingan Skenario I Dengan Model Awal
Output jumlah pasien penyakit dalam
Replikasi Skenario I Model Awal Selisih
1 91 60 31
2 74 58 16
3 72 61 11
4 74 65 9
5 69 64 5
61

Replikasi Skenario I Model Awal Selisih


6 89 65 24
7 66 63 3
8 69 59 10
9 74 64 10
10 85 59 26
Mean 14.5
Stdev 9.44

Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table


(17,0.025) maka didapatkan
hw = (t 17, 0.025 ) s (1-2) = (2.262) 9.44

n 10

= 6.75
sehingga 95 % confidence levelnya adalah
x (1-2) – hw ≤ μ (1-2) ≤ x (1-2) + hw
14.50 – 6.75 ≤ μ (1-2) ≤ 14.50 + 6.75
7.75 ≤ μ (1-2) ≤ 21.25
Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan
terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario I dan model
awal. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0
maka dapat diketahui bahwa skenario I lebih baik daripada model
awal.
Dan di bawah ini juga dibandingkan output jumlah pasien
secara keseluruhan yang dapat dilihat pada tabel 4.11.
62

Tabel 4.11
Perbandingan Skenario I Dengan Model Awal
Output jumlah keseluruhan pasien
Replikasi Skenario I Model Awal Selisih
1 481 443 38
2 386 431 -45
3 442 442 0
4 423 387 36
5 425 440 -15
6 471 450 21
7 471 460 11
8 394 430 -36
9 450 449 1
10 431 419 12
Mean 2.3
Stdev 27.77

Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table


(17,0.025) maka didapatkan
hw = (t 17, 0.025 ) s (1-2) = (2.262) 27.77

n 10

= 19.86
sehingga 95 % confidence levelnya adalah
x (1-2) – hw ≤ μ (1-2) ≤ x (1-2) + hw
2.30 – 19.86 ≤ μ (1-2) ≤ 2.30 + 19.86
63

-17.56 ≤ μ (1-2) ≤ 22.16


Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan
terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario I dan model
awal. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0
maka dapat diketahui bahwa skenario I lebih baik daripada model
awal.

b. Skenario II Vs Model Awal


Dengan menggunakan Paired t Confidence Level maka
hasil perbandingan antara skenario II dengan model awal adalah
sebagai berikut :
H 0 : μ 1 - μ 1 = 0 (Skenario II dan model awal tidak berbeda
secara signifikan)
H 1 : μ 1 - μ 2 ≠ 0 (Skenario II dan model awal berbeda secara
signifikan)
Tabel 4.12
Perbandingan Skenario II Dengan Model Awal
Output jumlah pasien penyakit dalam
Skenario Model
Replikasi Selisih
II Awal
1 93 60 33
2 65 58 7
3 77 61 16
4 95 65 30
5 85 64 21
6 81 65 16
7 75 63 12
8 67 59 8
9 75 64 11
10 91 59 32
Mean 18,60
Stdev 9,91

Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table


(17,0.025) maka didapatkan
64

hw = (t 17, 0.025 ) s (1-2) = (2.262) 18.60

n 10

= 7.09

sehingga 95 % confidence levelnya adalah


x (1-2) – hw ≤ μ (1-2) ≤ x (1-2) + hw
18.60 – 7.09 ≤ μ (1-2) ≤ 18.60 + 7.09
11,51 ≤ μ (1-2) ≤ 25,69
Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan
terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario II dan model
awal. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0
maka dapat diketahui bahwa skenario II lebih baik daripada
model awal.
Dan di bawah ini juga dibandingkan output jumlah pasien secara
keseluruhan yang dapat dilihat pada tabel 4.13
Tabel 4.13
Perbandingan Skenario II Dengan Model Awal
Output jumlah pasien keseluruhan
Skenario Model
Replikasi Selisih
II Awal
1 502 443 59
2 388 431 -43
3 480 442 38
4 461 387 74
5 469 440 29
6 474 450 24
7 477 460 17
8 442 430 12
9 427 449 -22
10 475 419 56
Mean 24,40
Stdev 36,16
65

Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table


(17,0.025) maka didapatkan
hw = (t 17, 0.025 ) s (1-2) = (2.262) 36.16

n 10
= 25.86

sehingga 95 % confidence levelnya adalah


x (1-2) – hw ≤ μ (1-2) ≤ x (1-2) + hw
24.40 – 25.86 ≤ μ (1-2) ≤ 24.40 + 25.86
-1.46 ≤ μ (1-2) ≤ 50.26
Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan
terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario II dan model
awal. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0
maka dapat diketahui bahwa skenario II lebih baik daripada
model awal.

c. Skenario II dengan Skenario I


Dengan menggunakan Paired t Confidence Level maka
hasil perbandingan antara skenario III dengan model awal adalah
sebagai berikut :
H 0 : μ 1 - μ 1 = 0 (Skenario II dan skenario I tidak berbeda secara
signifikan)
H 1 : μ 1 - μ 2 ≠ 0 (Skenario II dan skenario I berbeda secara
signifikan
Tabel 4.14
Perbandingan Skenario II Dengan skenario I
Output jumlah pasien penyakit dalam
Skenario Skenario
Replikasi Selisih
II I
1 93 91 2
2 65 74 -9
3 77 72 5
4 95 74 21
5 85 69 16
66

Skenario Skenario
Replikasi Selisih
II I
6 81 89 -8
7 75 66 9
8 67 69 -2
9 75 74 1
10 91 85 6
Mean 4.10
Stdev 9.57

Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table


(17,0.025) maka didapatkan
hw = (t 17, 0.025 ) s (1-2) = (2.262) 9.57

n 10

= 6.86
sehingga 95 % confidence levelnya adalah
x (1-2) – hw ≤ μ (1-2) ≤ x (1-2) + hw
4.10 – 6.86 ≤ μ (1-2) ≤ 4.10 + 6.86
-2.75 ≤ μ (1-2) ≤ 10.95
Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan
terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario II dan
skenario I. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0
maka dapat diketahui bahwa skenario II lebih baik daripada
skenario I.
Dan di bawah ini juga dibandingkan output jumlah pasien
secara keseluruhan yang dapat dilihat pada tabel 4.15
Tabel 4.15
Perbandingan Skenario II Dengan Model Awal
Output jumlah pasien keseluruhan
Skenario Skenario
Replikasi Selisih
II I
1 502 481 21
2 388 386 2
67

Skenario Skenario
Replikasi Selisih
II I
3 480 442 38
4 461 423 38
5 469 425 44
6 474 471 3
7 477 471 6
8 442 394 48
9 427 450 -23
10 475 431 44
Mean 22.10
Stdev 24.03

Dengan derajat kepercayaan alpha 0.05 dan nilai t table


(17,0.025) maka didapatkan

hw = (t 17, 0.025 ) s (1-2) = (2.262) 24.03

n 10

= 17.188
sehingga 95 % confidence levelnya adalah
x (1-2) – hw ≤ μ (1-2) ≤ x (1-2) + hw
22.10 – 17.188 ≤ μ (1-2) ≤ 22.10 + 17.188
4.91 ≤ μ (1-2) ≤ 39.29
Karena nilai μ (1-2) > 0 maka terima H 1 dan nyatakan
terdapat perbedaan yang signifikan antara skenario II dan
skenario I. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas yaitu μ (1-2) > 0
maka dapat diketahui bahwa skenario II lebih baik daripada
skenario I.

4.8.2 Perbandingan Waktu Tunggu Pasien.


a. Model Awal Dengan Skenario I.
 Proses pendaftaran pasien baru
68

Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario


perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.16
perbandingan model awal dengan skenario I berdasarkan
waktu tunggu proses pendaftaran pasien baru.
Replikasi model awal skenario I
1 173.64 8.64
2 162.33 3.62
3 157.64 4.83
4 168.84 7.24
5 185.42 2.31
6 153.61 2.78
7 178.71 5.43
8 187.74 9.61
9 140.61 4.16
10 153.07 4.79
Mean 166.16 5.34
Stdev 15.37 2.44
Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 160.82000 14.48897 4.58182 150.45521 171.18479 35.100 9 .000

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
150,455  t  171 .1848
TOLAK H 0
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara real
system dan penggunaan skenario 1 untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien baru.
69

 Proses pendaftaran pasien lama.


Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan
I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.17
perbandingan model awal dengan skenario I berdasarkan waktu
tunggu proses pendaftaran pasien lama
Replikasi model awal skenario I
1 197.31 3.11
2 176.29 6.52
3 175.80 6.40
4 117.01 4.24
5 190.09 4.28
6 212.72 7.06
7 221.71 10.46
8 167.21 5.54
9 215.93 7.19
10 199.28 5.56
Mean 187.34 6.04
Stdev 30.73 2.05

Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 181.29900 29.70339 9.39304 160.05048 202.54752 19.301 9 .000

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
160,05  t  202 .54
TOLAK H 0
70

Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara real


system dan penggunaan skenario 1 untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien baru.
 Proses pembelian obat di Apotik.
Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario
perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.18
perbandingan model awal dengan skenario I berdasarkan waktu
tunggu proses pembelian obat di apotik
Replikasi model awal skenario I
1 17.66 4.90
2 40.32 13.12
3 26.93 2.56
4 5.19 3.59
5 21.81 3.78
6 14.03 12.47
7 36.85 3.30
8 41.89 6.09
9 5.31 1.26
10 30.65 33.04
Mean 24.06 8.41
Stdev 13.55 9.54

Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 15.65300 14.16499 4.47936 5.51998 25.78602 3.494 9 .007

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
5,52  t  25,79
71

TOLAK H 0
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara real
system dan penggunaan skenario 1 untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pembelian obat di apotik.
 Proses pemeriksaan dokter.
Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan
I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.19
perbandingan model awal dengan skenario I berdasarkan waktu
tunggu proses pemeriksaan dokter.
Replikasi model awal skenario I
1 84.65 39.25
2 64.31 36.18
3 42.56 6.15
4 92.99 19.83
5 73.36 13.62
6 67.33 37.86
7 42.16 6.90
8 57.17 23.69
9 101.46 21.89
10 80.11 42.64
Mean 70.61 24.80
Stdev 19.93 13.56
Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 45.80900 18.50765 5.85263 32.56942 59.04858 7.827 9 .000
72

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
32,57  t  59,05
TOLAK H 0
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara real
system dan penggunaan skenario 1 untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pemeriksaan dokter.
b. Model Awal Dengan Skenario II
 Proses pendaftaran pasien baru
Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario
perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.20
perbandingan model awal dengan skenario II berdasarkan waktu
tunggu proses pendaftaran pasien baru.
Model
Replikasi Awal Skenario II
1 173.64 3.63
2 162.33 1.68
3 157.64 3.87
4 168.84 3.5
5 185.42 2.71
6 153.61 2.31
7 178.71 3.11
8 187.74 2.97
9 140.61 1.46
10 153.07 1.78
Mean 166.16 2.7
Stdev 15.37 0.86
73

Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 163.45900 14.93407 4.72257 152.77581 174.14219 34.612 9 .000

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
15,.77  t  174.14
TOLAK H 0
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara real
system dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien baru.
 Pendaftaran pasien lama
Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario
perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.21
perbandingan model awal dengan skenario II berdasarkan waktu
tunggu proses pendaftaran pasien lama
Replikasi model awal skenario II
1 197.31 3.2
2 176.29 1.49
3 175.8 4
4 117.01 3.46
5 190.09 2.48
6 212.72 2.29
7 221.71 2.75
8 167.21 3.08
9 215.93 1.09
10 199.28 1.28
74

Replikasi model awal skenario II


Mean 187.34 2.51
Stdev 30.73 0.98

Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 184.82300 31.21222 9.87017 162.49513 207.15087 18.725 9 .000

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
162,49  t  207 ,15
TOLAK H 0
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara real
system dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien lama.

 Proses pembelian obat di Apotik.


Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario
perbaikan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.22
perbandingan model awal dengan skenario II berdasarkan waktu
tunggu proses pembelian obat di apotik
Replikasi model awal Scenario II
1 17.66 7.59
2 40.32 3.01
3 26.93 0.28
4 5.19 15.49
75

Replikasi model awal Scenario II


5 21.81 2.69
6 14.03 2.70
7 36.85 2.88
8 41.89 1.37
9 5.31 3.13
10 30.65 8.87
Mean 24.06 4.80
Stdev 13.55 4.59
Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 19.26300 16.22076 5.12945 7.65937 30.86663 3.755 9 .005

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
7,66  t  30,87
TOLAK H 0
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara real
system dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pembelian obat di apotik.
 Proses pemeriksaan dokter.
Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario perbaikan
II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
76

Tabel 4.23
perbandingan model awal dengan skenario II berdasarkan waktu
tunggu proses pemeriksaan dokter.
Replikasi model awal Scenario II
1 84.65 60.20
2 64.31 22.25
3 42.56 17.42
4 92.99 45.87
5 73.36 26.92
6 67.33 35.02
7 42.16 11.05
8 57.17 21.89
9 101.46 15.97
10 80.11 33.07
Mean 70.61 28.96
Stdev 19.93 15.05
Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 41.64400 17.67407 5.58903 29.00073 54.28727 7.451 9 .000

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
29,0  t  54,29
TOLAK H 0
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara real
system dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pemeriksaan dokter.
c. Skenario Perbaikan I Dengan Skenario Perbaikan II
 Proses pendaftaran pasien baru
77

Tabel perbandingan antara skenario perbaikan I dengan


skenario perbaikan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.24
perbandingan skenario perbaikan I dengan skenario II
berdasarkan waktu tunggu proses pendaftaran pasien baru.
Replikasi Skenario I SkenarioII
1 8.64 3.63
2 3.62 1.68
3 4.83 3.87
4 7.24 3.50
5 2.31 2.71
6 2.78 2.31
7 5.43 3.11
8 9.61 2.97
9 4.16 1.46
10 4.79 1.78
Mean 5.34 2.70
Stdev 2.44 0.86
Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 2.63900 2.11693 .66943 1.12464 4.15336 3.942 9 .003

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
1,12  t  4,15
TOLAK H 0
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan skenario I dan
penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu tunggu pasien
pada proses pendaftaran pasien baru.
78

 Pendaftaran pasien lama


Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario
perbaikan I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.25
perbandingan skenario perbaikan I dengan skenario II
berdasarkan waktu tunggu proses pendaftaran pasien lama
Replikasi Skenario I SkenarioII
1 3.11 3.20
2 6.52 1.49
3 6.40 4.00
4 4.24 3.46
5 4.28 2.48
6 7.06 2.29
7 10.46 2.75
8 5.54 3.08
9 7.19 1.09
10 5.56 1.28
Mean 6.04 2.51
Stdev 2.05 0.98

Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 3.52400 2.46100 .77824 1.76351 5.28449 4.528 9 .001

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
1,76  t  5,28
TOLAK H 0
79

Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan skenario


perbaikan I dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pendaftaran pasien lama.
 Proses pembelian obat di Apotik.
Tabel perbandingan antara model awal dengan skenario
perbaikan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.26
perbandingan skenario perbaikan I dengan skenario II
berdasarkan waktu tunggu proses pembelian obat di apotik
Replikasi Skenario I SkenarioII
1 4.90 7.59
2 13.12 3.01
3 2.56 0.28
4 3.59 15.49
5 3.78 2.69
6 12.47 2.70
7 3.30 2.88
8 6.09 1.37
9 1.26 3.13
10 33.04 8.87
Mean 8.41 4.80
Stdev 9.54 4.59

Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI 3.61000 9.61895 3.04178 -3.27098 10.49098 1.187 9 .266

Hasil uji :
 t 2 , n1  n2  2  t  t 2 , n1  n2  2
 3,27  t  10,49
80

TOLAK H 0
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan skenario
perbaikan I dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pembelian obat apotik.

 Proses pemeriksaan dokter.


Tabel perbandingan antara skenario perbaikan I dengan skenario
perbaikan II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.27
perbandingan skenario perbaikan I dengan skenario II
berdasarkan waktu tunggu proses pemeriksaan dokter.
Replikasi Skenario I SkenarioII
1 39.25 60.20
2 36.18 22.25
3 6.15 17.42
4 19.83 45.87
5 13.62 26.92
6 37.86 35.02
7 6.90 11.05
8 23.69 21.89
9 21.89 15.97
10 42.64 33.07
Mean 24.80 28.96
Stdev 13.56 15.05
Hipotesa :
 real   perbaikan1  0
 real   perbaikan1  0
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 real - skenarioI -4.16500 13.31924 4.21191 -13.69301 5.36301 -.989 9 .349

TOLAK H 0
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan skenario
perbaikan I dan penggunaan skenario II untuk karakteristik waktu
tunggu pasien pada proses pemeriksaan dokter.

Anda mungkin juga menyukai