Anda di halaman 1dari 1

Tambahan MoU dgn Dinkes

(2) Pencatatan dan pelaporan pasien TB untuk klinik dan dokter praktik perorangan disampaikan
kepada Puskesmas setempat.

(3) Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melaporkan jumlah pasien TB di wilayah
kerjanya kepada dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.

(4) Pelaporan pasien TB dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan disampaikan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.

(5) Dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan kompilasi pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4), dan melakukan analisis untuk pengambilan kebijakan dan tindak lanjut serta
melaporkannya ke dinas kesehatan provinsi.

(7) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat (6) disampaikan setiap 3
(tiga) bulan.

- Menyusun SPO jejaring internal dan eksternal layanan pasien TB, dan memastikan SPO berjalan
baik.

- Pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan program TB di fasyankes.

- Memastikan sistem surveilans TB (pencatatan dan pelaporan) di fasyankes berjalan dengan baik.

- Memastikan keterlibatan UKBM dalam jejaring program TB di wilayah operasional Puskesmas.

SPO LAB

a. Tersedia SPO:

1) SPO pengambilan dahak.


2) SPO pembuatan contoh uji dahak.
3) SPO pewarnaan Ziehl Neelsen.
4) SPO pemeriksaan Mikroskopis.
5) SPO pembuatan media.
6) SPO inokulasi.
7) SPO identifikasi.
8) SPO pengelolaan limbah, dan sebagainya.

b. Tersedianya Formulir/buku untuk pencatatan dan pelaporan kegiatan pemeriksaan laboratorium


TB.

c. Tersedianya jadwal pemeliharaan/kalibrasi alat, audit internal, dan pelatihan petugas.

d. Tersedianya contoh uji kontrol (positip dan negatip) dan kuman kontrol

Anda mungkin juga menyukai