Maka dari itu, sebuah konsepsi baru akan diciptakan. Marisaya jelaskan maksud
dari ketiga konsep diatas!
1.ARSITEKTUR NUSANTARA ?
Jika kita bicara ekstrimnya, maka, ya! Sebenarnya Arsitektur
Nusantara memanglah Harga Mati, tinggal sudut pandang saja pada akhirnya
kita melihatnya dari mana. Ini adalah warisan budaya dari leluhur yang memang
sudah tertuliskan di Indonesia. Arsitektur Nusantara diresmikan sebagai Ilmu
yang ditinjau murni dari sudut Arsitektur, maka tidak ada batasan soal tempat
dan desain yang harus kita tampilkan, tetapi melainkan tetap pada basis
Arsitektur Tradisional. Arsitektur Tradisional sendiri merupakan ilmu yang
ditinjau dari sudut Antropologi, bukan Arsitektur. Dan, jika dilihat, Kita memang
KAYA! Dalam Arsitektur Nusantara, Kaya sekali! Sehingga pertanyaannya
adalah, masih maukah kita dalam memanfaatkan khasanah kekayaan Arsitektur
milik kita ini? Ya! Dalam konsepsi yang saya buat ini, saya akan
menggunakannya sebagai style dan desain hunian pesisir ini.
2.MANGROVE ?
Mengapa Pesisir? Mengapa Mangrove?
Indonesia adalah Negara penghasil mangrove terbesar di dunia.
Mengapa Ekoregion?
Wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora,
dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alamyang menggambarkan
integritas sistem alam dan lingkungan hidup (Pasal 1 no. 29 UU 23 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Kawasan pesisir terusber kembang, dan seiring dengan perkembangan tersebut,
konsekuensi terhadap lingkungana kan terus terjadi.
Sumber :
Sumber : Djamali, 2004
Djamali, 2004
Konfigurasi antara batang dan akar mangrove menciptakan sebuah ruang pada
sebuah individu mangrove (Prawiro dkk, 2009).
F F
F is
vertical Rhizophora apiculata receive vertical force F, the
force. load is continued to the aeral roots as the main
roots and partly continued to the stilt roots in
linear curve to the ground. The roots responds the
force by giving a contrary force direction. The
result is the roots got the compressive stress.
Ruang tercipta secara alami dan memiliki proporsi yang beragam.
Ruangakan terbentuk secara sendirinya dengan struktur utama akar dan batang
Jadi kawasan hutan mangrove yang akan dijadikan hunian tersebut akhirnya
dapat dimanfaatkan tidak melalui merusaknya, melainkan langsung
menggunakannya sebagai ruang.
Gambar diatas adalah pemanfaatan lahan dengan cara merusaknya dan
mengatur ulang
Lahan terbagi menjadi dua plot area penelitian, dengan luas masing-masing 20m
x 80 m. Pendataan dilakukan atas sampel mangrove dengan diameter >100mm
(standar ukuran untuk mangrove dengan kekuatan tekan 60 Mpa.
BENTUKAN RUANG
yang terbentuk pada plot pemetaan mangrove.
3.PARIWISATA
Konsep hunian pada kawasan Hutan Mangrove ini menjadi sesuatu inovasi yang
unik, yang akan menghantarkan konsep ini menjadi sebuah pariwisata baru bagi
JawaTimur, maupun Indonesia.
Kelemahan:
Sistem Utilitas memang belum terfikirkan secara detail, mungkin akan
diadakan penelitian lebihlanjut.
Terimakasih.