Anda di halaman 1dari 14

JMK, VOL. 17, NO. 2, SEPTEMBER 2015, 109–112 DOI: 10.9744/jmk.17.2.

109–112
ISSN 1411-1438 print / ISSN 2338-8234 online

PERILAKU PEMBELIAN MELALUI INTERNET

Ibnu Widiyanto1*, Sri Lestari Prasilowati2


1
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Soedarto SH, Tembalang, Semarang 50238, Indonesia
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJA,
Jalan Letda Natsir No.7, Gn. Putri, Bogor 16967, Indonesia
* Penulis Korespondensi; E-mail: ibnu.widiyanto@undip.ac.id.

Abstrak

Penelitian ini dirancang untuk menyelidiki atribut web perilaku pembelian online. Beberapa variabel
disusun untuk membangun sebuah model yaitu kemenarikan desain website, reputasi vendor, persepsi
kemudahan transaksi, sikap belanja online. Pengaruh keempat variabel tersebut kemudian diuji terhadap
keputusan pembelian online. Populasi penelitian ini adalah mereka yang pernah membeli online pada
jaringan Indonesia dan digunakan sendiri. Besarnya sampel adalah 100 responden. Studi ini menyimpulkan
bahwa keputusan pembelian online paling besar dipengaruhi oleh kemenarikan desain website dan reputasi
vendor. Pengaruh sikap terhadap keputusan pembelian online tidak signifikan meskipun bertanda positif.
Namun demikian, persepsi kemudahan transaksi signifikan memengaruhi sikap. Studi ini merekomendasikan
pengembangan reputasi vendor dan kemenarikan desain website untuk mendorong keputusan pembelian
online.

Kata kunci: Belanja online, desain website, reputasi, kemudahan transaksi, sikap

Abstract

This research was designed to investigate web attributes of online buying behavior. Some variables
were developed to establish a model, namely web design attractiveness, vendor reputation, perceived ease of
transaction, attitudes towards online buying. The variables effects were then tested on online purchase
decision. The population was people who purchased via online on Indonesian webs and for their own uses.
The sample sizes were 100 respondents. The study concluded that online purchase decision was mostly
influenced by web design attractiveness and vendor reputation. Unfortunately the influence of attitude on
online purchase was insignificant, although its sign was positive. However, perceived ease of transaction
significantly affected attitudes. It recommended development of better vendor reputation and web design
attractiveness to stimulate online purchase decision.

Keywords: Online buying, web design, reputation, perceived ease of transaction, attitude

Pendahuluan bergerak cepat, kreatif dan antisipatif. Hal ini disebab-


kan oleh perubahan mendasar dalam sistem persaing-
Pengelola bisnis dewasa ini sebaiknya senantiasa an bisnis yang memanfaatkan teknologi. Perubahan
memfokuskan perancangan strateginya pada bagai- tersebut meliputi sistem perdagangan, cara bertran-
mana melayani dan mempertahankan pelanggan saksi, sistem pemasaran maupun sistem pembayaran.
(Best, 2013). Oleh karenanya, pengelola bisnis perlu Adanya berbagai kesepakatan tentang perdagangan
melakukan antisipasi kebutuhan pelanggan dan pe- bebas (misalnya ATIGA maupun APEC) telah meng-
nyesuaian produk maupun fitur produk sesuai ke- akibatkan berbagai produk mengalir dengan deras
inginan pelanggan. Dalam konteks inilah, penerapan dari satu negara ke negara lain tanpa hambatan atau-
strategi bisnis harus berorientasi pada pemanfaatan pun proteksi yang berarti. Masuknya produk-produk
dan aplikasi metode-metode guna menarik perhatian, dari Cina ke Indonesia ternyata tidak mampu dicegah
pemeliharaan retensi pelanggan serta meningkatkan oleh otoritas perdagangan Indonesia. Cara mengenal-
dan mengelola hubungan antara prinsipal dengan pe- kan produk pun sekarang ini cenderung menggunakan
langgan. Bahkan metode yang digunakan diharapkan metode direct marketing yang memang telah didukung
mulai berbasis teknologi. oleh teknologi informasi yang super canggih. Produk
Persaingan bisnis saat ini telah mendorong para dengan cepat dapat ditawarkan kepada para prospec-
pengelola bisnis (maupun calon pelaku bisnis) untuk tive buyer langsung ke meja mereka. Ini dikarenakan

109
110 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 109–112

pengomunikasian produk sekarang sudah mengguna- Keaveney (1995) menambahkan beberapa alas-
kan media teknologi informasi terutama media inter- an pindah pemasok dalam bisnis jasa. Alasan tersebut
net yang langsung ke para pembeli potensial. meliputi harga (seperti harga mahal dan kenaikan
Kesesuaian produk dengan kebutuhan pelang- harga), ketidaknyamanan (seperti lokasi dan waktu
gan dan prospek memiliki peran sangat sentral pada pelayanan), kegagalan pelayanan (seperti tidak sopan,
masa penetrasi pasar, baik untuk meraih pasar sendiri, tidak peduli), kesalahan pelayanan (seperti salah
akuisisi pelanggan pesaing, maupun dari pasar baru. tagihan), tanggapan terhadap kesalahan pelayanan
Pelayanan menjadi pemeran utama untuk memper- (seperti tanggapan negatif), persaingan (seperti ada
tahankan pasar yang sudah diraih (customer reten- pesaing yang lebih baik), masalah etika (seperti ber-
tion). Oleh karena itu, strategi produk tanpa ditopang bohong, konflik kepentingan), alasan pindah lainnya
oleh strategi pelayanan akan menyebabkan seolah- (seperti pelanggan pindah dan penyedia jasa bang-
olah prestasi pemasaran baik tetapi sebenarnya per- krut).
formance perusahaan secara keseluruhan tidak meng- Pertumbuhan teknologi informasi yang sangat
untungkan. Sebaliknya strategi pelayanan yang baik pesat telah menciptakan peluang bisnis baru dalam
tanpa didukung oleh produk yang baik akan men- mengejar kesuksesan usahanya. Teknologi internet,
jadikan partumbuhan pasar yang lambat. misalnya, telah menjadikan bisnis saat ini menjadi
Selain untuk menopang strategi pemasaran sen- borderless dan timeless (tanpa batas wilayah dan
diri, ketepatan strategi dalam produk dan layanan juga tanpa batas waktu). Menurut penelitian Nucifora
mampu meningkatkan brand equity, sehingga per- (2000), omzet bisnis di tahun 2003 diperkirakan se-
formance perusahaan dari sisi awareness, image, kitar 3,2 triliun dollar, sedangkan menurut Statistic
satisfaction dan loyalty menjadi baik. Kekuatan brand Brain (2015), penjualan online global di tahun 2011
equity-lah yang membedakan performance jangka sudah tercatat 763 trilliun dollar. Dengan lebih dari
panjang dan jangka pendek. Brand dengan short term 2,4 milyar pengguna di media 2012, ini menunjukkan
performance yang bagus tetapi tidak memiliki brand bahwa penggunaan internet sebagai prasarana bisnis
equity, maka long term performance-nya belum dapat
sangat menjanjikan.
terjamin. Perusahaan dengan short term performance
Sementara itu, Indonesia termasuk satu negara
yang bagus dan brand equity yang baik, maka dapat
yang mengalami booming pengguna di internet. Jika
dipastikan bahwa dalam jangka panjang perusahaan
pada tahun 1998, pengguna internet hanya tercatat se-
ini akan mampu mempertahankan keunggulannya.
Dari sisi konsumen, baik buruknya atau tinggi kitar 500 ribu saja, di awal dekade abad 21 ini terjadi
rendahnya brand equity tersebut akan menyebabkan lonjakan yang cukup tinggi yaitu sekitar 61 juta peng-
baik buruknya sikap konsumen atas merk yang ada. guna internet (Karimuddin, 2012). Banyaknya peng-
Untuk ini, Pavlou dan Gefen (2002) serta Xu dan guna internet inilah telah menempatkan Indonesia
Yadav (2003) menjelaskan bahwa baik buruknya re- sebagai negara terbesar keempat yang mengakses
putasi akan mengurangi atau meningkatkan kekha- internet. Gambar 1 menunjukkan posisi pengguna
watiran konsumen manakala membeli suatu produk. internet di Asia (sekitar 44% dari dunia).
Ini sebenarnya berkaitan dengan rasa percaya sese-
orang manakala akan membeli suatu produk. Oleh China 538.0
karenanya, pengelola bisnis perlu untuk memelihara India 137.0
kebaikan brand equity (baik dari reputasi maupun dari
sisi beban merk) agar calon konsumen selalu percaya Japan 101.7
dan tidak khawatir manakala mengkonsumsi suatu Indonesia 55.0
produk. Cara lain untuk menjaga brand equity adalah
dengan meningkatkan Coporate Social Responsibility Korea, South 40.3
(Niazi, Haider, Islam, & Rehman, 2012). Philippines 33.6
Dalam era globalisasi saat ini, proteksi pemerin-
Vietnam 20.4
tah atas suatu industri menjadi suatu hal yang niscaya.
Semua usaha apapun bentuknya haruslah bersiap diri Pakistan 29.1
untuk menghadapi persaingan baik potensial (karena Thailand
adanya entry barrier) maupun aktual (antar produk) 20.1
agar mampu mempertahankan kelangsungan Malaysia 17.7
hidupnya. Beberapa penelitian seperti Doyle (2000)
menunjukkan bahwa produsen perlu mempelajari 0.0 200.0 400.0 600.0
atribut nilai pelanggan yang bisa dipakai untuk me- Gambar 1. Asia Top Internet Countries
nyusun kebijakan pemasaran di masa mendatang. Sumber: www.internetworldstats.com
Widiyanto: Perilaku Pembelian Melalui Internet 111

Sementara itu, Lichtenthal dan Eliaz (2003) me- klaim dari konsumennya. Risiko kelima adalah
nyebutkan bahwa sistem komunikasi business online munculnya fraud atau penipuan. Umumnya yang meng-
adalah satu-satunya cara yang mampu mengirim- alami risiko ini adalah pihak penjual. Oleh karenanya,
kan pesan kepada pelanggan yang paling lengkap untuk meminimalisir risiko yang ada pihak penjual
seperti awareness, knowledge, liking, preference, con- maupun pembeli perlu melakukan tindak yang lebih
viction dan purchase. Sistem komunikasi lainnya berhati-hati misalnya mengecek sekuritas bisnis
tidak mampu mengaksentuasi selengkap sistem komu- online yang ada.
nikasi online ini. Oleh karenanya tidak mengherankan Berdasarkan uraian di atas terlihat faktor yang
kalau para pengelola bisnis sekarang mulai merambah memengaruhi seseorang melakukan pembelian sangat
untuk menawarkan produk bisnisnya secara online. beragam. Adi (2013) menyebutkan kemenarikan pos-
Perkembangan bisnis online di Indonesia selain ting messages dan reputasi memengaruhi minat sese-
cukup pesat juga sangat menjanjikan. Hampir semua orang dalam melakukan pembelian online. Sementara
sektor bisnis saat ini telah menggunakan internet se- Shim, Shin, & Nottingham (2002) menjelaskan bah-
bagai media transaksi. Di sektor perbankan, hampir wa perilaku pembeli online sangat bergantung pada
semua bank (kecuali BPR) mulai mengandalkan oto- ketersediaan informasi, kemenarikan desain website
masi transaksi seperti penggunaan ATM maupun dan kemudahan dalam melakukan transaksi online.
internet banking. Di sektor jasa transportasi udara, se- Keberadaan faktor tersebut akan memengaruhi sikap
mua perusahaan airline telah menggunakan sistem seseorang atas web yang menawarkan transaksi on-
booking/reservasi online dalam mendukung transaksi line. Sikap inilah yang nantinya mengakibatkan ke-
bisnisnya. Bahkan lembaga sekuritas lokal pun juga putusan seseorang dalam melakukan pembelian online.
mulai menyediakan fasilitas transaksi online sebagai Oleh karenanya, dalam penelitian ini rumusan ma-
sarana pendukung transaksi jual beli sahamnya. salah yang diajukan adalah “Bagaimana membangun
Semakin menguatnya penggunaan media online ini- atribut web pembelian online.” Pertanyaan penelitian
lah yang menyebabkan perilaku konsumen dan peri- yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah ter-
laku bisnis saat ini dan masa mendatang akan meng- dapat pengaruh kemenarikan desain website, reputasi
alami perubahan yang cukup ekstrim (Wolfinbarger vendor dan persepsi kemudahan transaksi terhadap
& Gilly, 2003). sikap terhadap belanja online? Apakah terdapat pe-
ngaruh sikap belanja online terhadap keputusan
Sementara itu, Turban, King, Lee, & Viehland
belanja online? Apakah sikap belanja online terbukti
(2004) menjelaskan bahwa dengan semakin banyak-
sebagai intervening variabel dari pengaruh kemenari-
nya dan semakin mudahnya fasilitas internet, belanja
kan posting messages, reputasi dan persepsi kemudah-
online menjadi tren baru yang terasa lebih sederhana,
an transaksi terhadap keputusan belanja online?
efisien dan cepat tanpa ditemui hambatan bisnis yang
berarti. Biaya transportasi dan waktu berbelanja terasa
Belanja Online
akan sangat menjadi lebih hemat dan lebih efektif.
Belanja online akhirnya menjadi salah satu gaya Turban et al. (2004), Katawetawaraks dan Wang
hidup di Indonesia. (2011) menjelaskan bahwa belanja online adalah ke-
Namun, berbelanja secara online juga memiliki giatan pembelian produk (baik barang ataupun jasa)
banyak risiko. Turban et al. (2004) kemudian menam- melalui media internet. Kegiatan belanja online me-
bahkan paling tidak ada lima risiko yang dihadapi liputi kegiatan Business to Business (B2B) maupun
para pembeli online. Risiko pertama adalah ketidak- Business to Consumers (B2C). Sementara pada pene-
sesuaian produk yang dipesan dengan gambar yang litian kegiatan belanja online dikaitkan dengan B2C
ditampilkan. Ini umumnya terjadi karena gambar dis- karena kegiatan pembelian yang dimaksudkan adalah
play selain sudah direkayasa juga sering di”sengaja” kegiatan pembelian yang digunakan oleh konsumen
ditampilkan secara khusus dengan tampilan warna sendiri, tidak dijual kembali. Kegiatan belanja online
yang lebih menggoda. Risiko kedua adalah rusaknya di sini adalah transaksi yang bersifat ritel dengan
barang yang diterima. Rusaknya barang ini selain pembeli individu, sehingga belanja online di sini ada-
mungkin karena rusak dalam pengiriman juga karena lah sebuah keputusan pembelian yang dilakukan oleh
cacat produksi. Risiko ketiga adalah kesalahan dalam individu secara online. Salah satu manfaat dalam
pengepakan yang akan memunculkan kesalahan belanja online adalah calon pembeli dapat melihat ter-
order baik berupa warna, jumlah maupun tipe. Risiko lebih dahulu (produk) yang akan dibelinya melalui
keempat adalah tidak terkirimnya barang karena web yang ditawarkan oleh penjual. Kegiatan ini
hilang/terlambat. Adanya pemogokan buruh di sektor sering disebut dengan searching.
transportasi udara di tahun 2010/2011, telah menye- Kotler dan Armstong (2004) menjelaskan
babkan sebuah perusahaan pengiriman kargo terkena bahwa keputusan pembelian merupakan tindakan
112 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 109–112

atau perilaku seseorang dalam melakukan keputusan belanja online dengan kemantaban keputusan pem-
untuk memilih suatu produk baik dari sisi jenis mau- belian online.
pun kuantitas produk itu sendiri. Proses keputusan itu H1: Sikap belanja online berpengaruh positif terha-
sendiri paling tidak ada lima tahapan meliputi penge- dap keputusan pembelian online. Semakin kuat
nalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian keinginan sesorang dalam berbelanja online, se-
alternatif, penentuan pembelian dan perilaku pembeli- makin mantab keputusan seseorang dalam ber-
an yang umumnya merupakan kepuasan atas pemilih- belanja online.
an keputusan yang diambil.
Sementara itu, Kinnear dan Taylor (1995) serta Kemenarikan Desain Website
Uddin, Lopa, & Oheduzzaman (2014) mengemuka-
kan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi pembe- Tidak jauh berbeda dari belanja secara offline,
lian umumnya berkaitan dengan perasaan dan emosi. komunikasi pemasaran perlu juga ditampilkan secara
Kotler dan Keller (2013) menjelaskan bahwa proses lugas dan menarik guna membujuk calon konsumen
pengambilan keputusan selalu berhubungan dengan agar berminat membeli produk yang ditawarkan. Kot-
situasi yang tidak terduga dan sikap terhadap pembe- ler dan Keller (2013) mengemukakan bahwa salah
lian. bentuk komunikasi pemasaran adalah iklan yang ha-
rus memiliki kemenarikan khas yang mampu mem-
Sikap Berbelanja Online buat calon konsumen tertarik pada produk yang dita-
warkan. Untuk ini, fungsi iklan tersebut adalah harus
Seock dan Norton (2007), Rahayuningsih mampu menginformasikan manfaat produk yang dita-
(2008), Prasad dan Aryasri (2009) mengemukakan warkan, memunculkan rasa percaya dan menarik hati
bahwa sikap merupakan suatu bentuk perasaan yang para calon konsumen. Sebuah desain website, sebagai
bersifat favourable atau unfavourable. Dengan demi- salah satu cara mewujudkan daya tarik iklan. Dika-
takan menarik apabila isi dan tampilannya mampu
kian, sikap pada dasarnya menunjukkan kondisi men-
menarik pasar sasaran mampu menarik minat para
tal atau pun rasionalitas tertentu yang mencerminkan
clickers dalam akun tersebut.
suatu pandangan pribadi mengenai suatu objek atau-
Sarwono dan Prihartono (2012) mengemukakan
pun konsep. Pandangan tersebut dapat berupa pan-
bahwa teknik yang memudahkan akses dan publikasi
dangan yang positif (bermanfaat) dan pandangan informasi adalah menggunakan interaksi sosial
negatif (destruktif). Kim, Ferrin, & Rao, (2008) dan melalui sosial media. Diseminasi informasi melalui
Shim, Eastlick, Lotz, & Warrington (2001) selanjut- sosial media selain mulai menjamur karena tingginya
nya menjelaskan bahwa sikap belanja online di sini ikatan sosial dari pengguna juga merupakan cara baru
merupakan faktor penyebab yang sangat penting da- yang lebih efektif dalam pencarian informasi. Dalam
lam proses pengambilan keputusan pembelian online. penyebaran informasi inilah, kemenarikan desain
Breckler (1984) mengidentifikasi tiga dimensi website menjadi salah satu pemandu yang handal gu-
sikap yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif dan di- na mendorong calon konsumen untuk mengunjungi
mensi konatif. Dimensi kognitif adalah suatu dimensi akun yang ada. Oleh karenanya semakin menarik de-
yang mengacu pada keyakinan individu terhadap su- sain website diharapkan mampu memantabkan kepu-
atu objek. Dimensi afektif merupakan suatu dimensi tusan berbelanja online. Selain itu kemenarikan desain
yang melibatkan perasaan oleh stimulus dari dalam website akan memengaruhi keinginan seseorang da-
hati individu. Sementara itu, dimensi konatif berkaitan lam melakukan belanja online. Keinginan tersebut
dengan kecenderung seorang individu berperilaku merupakan perwujudan dari kepercayaan seseorang
atas suatu objek. Sikap belanja online ini pada dasar- atas transaksi yang dilakukan. Oleh karenanya, se-
nya merupakan respons seseorang atas kegiatan tran- buah hipotesis dapat diajukan yaitu:
saksi pembelian. Respons ini boleh jadi bersifat me- H2: Kemenarikan desain website berpengaruh positif
nguntungkan atau malah merugikan. Keller (1993) se- terhadap keputusan pembelian online. Semakin
lanjutnya menambahan bahwa sikap terhadap belanja menarik desain website yang ditampilkan akan
online adalah mencerminkan tanggapan (response) semakin menguatkan keputusan belanja online
konsumen atas sistem belanja online yang ditawar- yang dilakukan.
kan. Kuat tidaknya keinginan sesorang untuk berbe-
lanja secara online akan bergantung pada besar kecil- Dalam melakukan belanja online, Sonja and
nya manfaat yang diterima saat berbelanja secara on- Ewald (2003) mengemukakan bahwa, manakala se-
line dibanding dengan risiko yang mungkin dialami- seorang ingin melakukan belanja online pastilah ter-
nya (Yu & Wu, 2007). Dari penjelasan tersebut sebu- bersit suatu keraguan akan risiko yang mungkin dite-
ah hipotesis dapat diajukan berkaitan dengan sikap rima. Bahkan Mayer, Davis, dan Schoorman (1995)
Widiyanto: Perilaku Pembelian Melalui Internet 113

berpendapat besar kecilnya keyakinan seseorang da- melakukan transaksi belanja online (Williams, 2012).
lam berbelanja online adalah tergantung bagaimana Selanjutnya Xu dan Yadav (2003) serta Kim dan Ahn
seseorang mampu mengawasi dan mengendalikan (2007) menyatakan bahwa reputasi selain
transaksi yang dilakukan. Mukherjee dan Nath (2003) memengaruhi sikap seseorang dalam berbelanja
menambahkan bahwa komitmen konsumen dalam online juga pada gilirannya memengaruhi keputusan
berbelanja online umumnya berkaitan dengan shared pembelian online. Berdasarkan uraian tersebut,
value yaitu etika, keamanan dan privacy. Kemena- sebuah hipotesis dapat diajukan, yaitu:
rikan desain website selain akan memunculkan rasa H4: Reputasi berpengaruh positif terhadap sikap be-
aman bahwa pihak vendor adalah penjual yang santun lanja online. Semakin baik reputasi penjual on-
juga memunculkan rasa percaya bahwa penjual akan line semakin kuat sikap seseorang dalam berbe-
memenuhi apa yang dijanjikan (Broekhuizen & Hui- lanja online.
zingh, 2009). Oleh karenanya kemenarikan desain
website juga akan berkaitan dengan sikap seseorang Sementara itu, Wangenheim dan Bayon (2004)
dalam berbelanja online. Dengan demikian, sebuah mengemukakan bahwa adanya informasi atas kebera-
daan suatu produk atau perusahaan akan memiliki pe-
hipotesis baru juga dapat diajukan:
ngaruh normatif tentang suatu produk. Jika informasi
H3: Kemenarikan desain website berpengaruh positif
atas suatu produk ataupun perusahaan adalah menun-
terhadap sikap berbelanja online. Semakin me-
jukkan kebaikan dari produk atau perusahaan itu, ma-
narik desain website semakin kuat sikap sese-
ka calon konsumen akan mempersepsikan manfaat
orang untuk melakukan transaksi pembelian on-
dari suatu produk tersebut adalah tinggi. Pada giliran-
line.
nya, calon konsumen akan merasa semakin mantab
dengan keputusannya dalam berbelanja online. Ber-
Reputasi
dasarkan argument inilah, sebuah hipotesis juga dia-
jukan yaitu:
Reputasi adalah citra yang melekat pada nama
H5: Reputasi berpengaruh positif terhadap keputusan
dari produk atau perusahaan yang memberi kesan ku-
at akan nama tersebut. Reputasi merupakan suatu pembelian online. Semakin baik reputasi penjual
identitas yang merupakan akumulasi nilai yang dila- online, semakin mantab keputusan seseorang da-
kukan oleh kelompok masyarakat ataupun konsumen. lam berbelanja online.
Herbig, Milewics, & Golden (1994) menyatakan bah- Persepsi Kemudahan Transaksi
wa reputasi cenderung mencerminkan kompetensi
dan keunggulan produk atau perusahaan dibanding- Davis (1989) mengemukan bahwa persepsi ke-
kan pesaingnya. Reputasi umumnya berkaitan dengan mudahan merupakan persepsi seseorang yang tidak
pengalaman pelanggan, pembicaraan orang maupun direpotkan dengan berbagai kegiatan lain dalam me-
pemberitaan media atas produk atau perusahaan ter- lakukan transaksi. Persepsi kemudahan transaksi on-
sebut. line mengacu pada persepsi individu akan mudahnya
Xu dan Yadav (2003), Li, Browne, & Chau transaksi belanja online yang dilakukan. Dalam me-
(2006) menyebutkan bahwa reputasi yang berdasar- lakukan transaksi, calon konsumen hanya melakukan
kan umpan balik dapat menguatkan sikap seseorang sedikit usaha, tidak terlalu ribet sehingga memudah-
terhadap belanja online. Penjual yang memiliki track kan calon konsumen tersebut melakukan keputusan
record, umpan balik yang positif dan testimonial yang pembelian produk melalui internet. Persepsi kemu-
baik diharapkan mampu menguatkan sikap konsumen dahan transaksi tersebut dapat berupa prosedur peme-
untuk melakukan transaksi pembelian online. sanan yang sederhana, prosedur pembayaran yang va-
Dalam konteks transaksi online, reputasi yang riatif dan mudah dilakukan, proses pembelian yang
baik dapat dilaku-kan dengan memberi respons yang informatif dan menyenangkan serta proses pengirim-
cepat dan ramah, pengiriman barang tepat waktu, pe- an produk yang cepat dan tepat.
ngiriman barang sesuai order serta kemudahan meng- Venkatesh dan Davis (2000) dan Pikkarainen,
akses (Adi, 2013). Pelayanan yang baik akan mengu- Pikkarainen, Karjaluoto, & Pahnila (2004) menunjuk-
rangi rasa khawatir calon konsumen mengenai tran- kan bahwa kemudahan inilah yang menjadi faktor
saksi online yang dilakukan. Adanya ketidakpuasan penting dalam belanja online. Kemudahan ini selain
konsumen ketika bertransaksi online akan sangat me- mudah dioperasionalisasikan juga berkaitan dapat di-
nyebar di media sosial. Words of mouth negatif akan kurangi usaha seseorang (baik dari segi biaya, waktu
semakin sering bermunculan. Jika ini terjadi reputasi dan tenaga) dalam melakukan transaksi. Kemudahan
produk atau perusahaan yang melakukan transaksi dalam berbelanja online akan menyebabkan calon
online akan cepat terpuruk. Reputasi negatif pada konsumen tidak mengalami kesulitan dalam berbelan-
akhirnya akan memengaruhi calon konsumen untuk ja online.
114 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 109–112

Schlosser (2003), Chiu, Lin, dan Tang (2005) H7: Persepsi kemudahan transaksi berpengaruh posi-
serta Seock dan Norton (2007) mengemukakan bah- tif terhadap keputusan pembelian online. Sema-
wa sikap belanja online merupakan perasaan sese- kin mudah transaksi belanja online yang dilaku-
orang yang terkait dengan penilaiannya atas kegiatan kan semakin mantaplah keputusan konsumen
transaksi yang dilakukan melalui internet. Selanjut- dalam melakukan belanja online.
nya, Wu (2003) dan Shen, Li, & Demoss (2012) me-
nambahkan bahwa suatu transaksi belanja online se- Model Penelitian
lain dipengaruhi oleh desain website dan reputasi juga
dipengaruhi oleh kemudahan yang dapat dilakukan Berdasarkan hipotesis yang diajukan sebuah
dalam bertransaksi. Berdasarkan argument ini sebuah model penelitian kemudian disajikan dalam Gambar
hipotesis dapat diajukan yaitu: 2.
H6: Persepsi kemudahan transaksi berpengaruh posi- KDW adalah Kemenarikan Desain Website, RV
tif terhadap sikap belanja online. Semakin mu- adalah Reputasi Vendor, PKT adalam Persepsi Ke-
dah pandangan seseorang atas transaksi online mudahan Transaksi, STB adalah Sikap Belanja On-
yang dilakukan semakin kuat sikap individu ter- line dan KBO adalah Keputusan Pembelian On-
sebut dalam berbelanja online. line.

Adanya manfaat yang dirasakan dalam berbe-


lanja online ini tentunya pada gilirannya akan meme-
ngaruhi perilaku seseorang dalam berbelanja online.
Konsumen akan merasa senang berbelanja secara on-
line karena umumnya mereka menemukan berbagai
kemudahan manakala melakukan transaksi secara
online. Delhagen (1997), Khatibi, Haque, & Karim
(2006), Kim, Ferrin, dan Rao (2008) menambahkan
bahwa adanya kemudahan dalam bertansaksi online
inilah yang menjadi faktor utama dalam memutuskan
berbelanja secara online. Oleh karenanya sebuah hi-
potesis dapat diajukan yaitu: Gambar 2. Model Penelitian
Tabel 1
Definisi Konseptual Variabel
Nama Variabel Definisi Konseptual Indikator Sumber
Keputusan pembelian Tindakan konsumen dalam 1. Mantab atas keputusan Katawetawaraks dan Wang
online melakukan keputusan belanja 2. Cepat dalam memutuskan (2011); Uddin et al. (2014)
online 3. Yakin keputusan tepat
Sikap belanja online Perasaan konsumen manakala 1. Suka dengan belanja online Rahayuningsih (2008);
melakukan belanja online 2. Nyaman saat melakukan Prasad dan Aryasri (2009)
belanja online
3. Percaya dengan kebenaran
proses transaksi
Kemenarikan desain Daya tarik desain Website yang 1. Pesan situs mudah dipahami Kotler dan Armstrong
Website diunggah dalam media online 2. Tampilan situs menarik hati (2004); Broekhuizen dan
3. Perpaduan ornamen situs Huizingh (2009)
terlihat indah
Reputasi vendor Nama baik vendor dalam 1. Ramai dibicarakan Li et al. (2006) dan
transaksi online kebaikannya Williams (2012)
2. Dikenal baik
3. Punya ciri khas
Persepsi kemudahan Persepsi individu dalam 1. Kemudahan prosedur Davis (1989) dan Shen
transaksi bertransaksi online pemesanan et al. (2012)
2. Kemudahan prosedur
pencarian produk
3. Kemudahan prosedur
pembayaran
Widiyanto: Perilaku Pembelian Melalui Internet 115

Dimensionalisasi Variabel Ukuran sampel ini merupakan jumlah sampel yang


sudah memenuhi syarat untuk aplikasi SEM (Hair,
Penelitian sosial umumnya adalah penelitian Black, Babin, & Anderson, 2010). Untuk ini loading
yang bersifat persepsional. Oleh karenanya setiap va- factor minimal 0,6.
riabel perlu dikembangkan dimensi ataupun indikator.
Pengembangan dimensi/indikator akan berguna untuk Teknik Analisis
menyusun angket. Dalam penelitian ini akan di-
kembangkan indikator dari setiap variabel yang bersi- Teknik analisis yang dilakukan adalah menggu-
fat refleksif. Adapun indikator tersebut disajikan pada nakan metode statistik deskriptif, serta metode SEM
Tabel 1. dengan software AMOS v 16.0. Melalui metode ter-
sebut diharapkan penarikan kesimpulan dapat dilaku-
Metode Penelitian kan secara induktif. Metode statistik deskriptif yang
digunakan adalah teknik distribusi frekuensi dan nilai
Populasi dan Sampling Design indeks persepsional. Skala jawaban yang digunakan 1
sampai dengan 10, rumus perhitungan nilai indeks
Produk yang diteliti adalah produk online yang persepsional adalah
ditawarkan oleh situs dari Indonesia, misalnya produk
yang ditawarkan dari berniaga.com dan tokobagus.-
com (sekarang dikenal sebagai situs olx.co.id) atau-
pun situs lain yang ditawarkan melalui media sosial.
Populasi penelitian ini adalah semua orang yang per- yang mana NI adalah nilai indeks, % Fi adalah per-
nah melakukan transaksi pembelian online pada situs sentase frekuensi responden yang memilih skala ja-
yang ada. Unit analisis adalah individu dengan pem- waban ke-i, Si adalah skala jawaban ke-i yang dipilih
beli sebagai subjek penelitian. responden dan ke-i adalah alternatif pilihan jawaban
Pengumpulan data pada penelitian ini menggu- responden yang berkisar antara angka 1 sampai de-
nakan metode survei. Teknik pengumpulan data pri- ngan 10. Uji intervening variabel menggunakan Sobel
mer dilakukan dengan non-probability sampling de- test.
sign karena luasnya populasi penelitian. Teknik pe-
ngambilan sampel yang digunakan adalah mengkom- Hasil Analisis dan Pembahasan
binasi purposive sampling dan convenience sampling.
Kriteria purposive sampling yaitu individu yang per- Gambaran Umum Responden
nah melakukan transaksi belanja online untuk dikon-
sumsi/digunakan sendiri sekali dalam setahun ini. Un- Responden dalam penelitian ini adalah mereka
tuk ini, angket didesain menyaring responden dengan yang pernah melakukan transaksi belanja online yang
mensyaratkan mereka harus sudah bertransaksi mini- dikonsumsi/digunakan sendiri dalam setahun ini. Pro-
mal dua kali. Karena teknik survei dilakukan secara duk online yang dibeli adalah produk yang ditawar-
offline, pengambilan sampel kemudian dikombinasi- kan oleh situs dari Indonesia. Pengedaran angket
kan dengan convenience sampling. Lokasi penelitian menggunakan People-Assisted-Method yakni respon-
adalah di Kota Semarang.
den dibantu dalam pengisian angket, sehingga tidak
Untuk memperoleh data yang diinginkan, se-
ada angket yang tidak terjawab atau kembali. Jumlah
buah angket ditanyakan kepada setiap responden. Li-
para pembeli online tersebut adalah 100 responden.
kert type scale dengan 10 alternatif jawaban dirancang
Dari 100 angket ini selanjutnya dapat dirinci berdasar-
dalam angket yang ditujukan kepada responden. Pe-
ngedaran angket dilakukan secara People-Assisted kan aspek demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan
Survey. Teknik survei ini memerlukan petugas untuk dan pekerjaan) serta aspek motif pembelian (alasan
menunggui setiap responden dalam mengisi angket. dan metode pembelian).
Manfaat teknik ini seandainya ada ketidakjelasan ins-
trumen, petugas dapat langsung memberi penjelasan Responden Menurut Demografi
secara singkat, selain juga tingginya response rate.
Rumus yang digunakan n = Z2/4e2 yang mana Z Komposisi responden verdasarkan aspek demo-
adalah nilai Z pada derajat signifikansi tertentu dan e grafi (jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan)
adalah sampling error. dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bah-
Penelitian ini menggunakan derajat signifikansi wa karakteristik responden adalah mayoritas laki-laki
5% dan sampling error 10%. Oleh karenanya diper- berusia di bawah 36 tahun, berpendidikan di atas
oleh n = 96,04 dibulatkan 97. Untuk memudahkan SMA dan memiliki pekerjaan pelajar/mahasiswa dan
pelaksanaan, total sampel adalah 100 responden. wiraswasta.
116 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 109–112

Tabel 2 Dilihat dari perilaku pembelian online pada Ta-


Responden Menurut Demografi bel 4 responden adalah mereka yang telah berpenga-
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase laman dalam bertransaksi online (karena sudah mela-
Laki-laki 72 72 kukannya lebih dari 4 tahun) dengan metode pemba-
Perempuan 28 28 yaran ATM dan pengeluaran bertransaksi sekitar Rp
Jumlah 100 100 500.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,-. Alasan me-
Usia Frekuensi Persentase reka melakukan pembelian online adalah karena pro-
17–25 32 32 ses pembelian lebih mudah dan cepat. Peralatan kom-
26–35 58 58 puter masih merupakan produk yang paling diminati
36–45 2 2 dalam pembelian online. Untuk melakukan pembeli-
46–55 5 5 an online, handphone merupakan peralatan yang pa-
Di atas 55 3 3
ling banyak digunakan. Tabel 4 juga menunjukkan
Jumlah 100 100
Pendidikan Frekuensi Persentase
bahwa mayoritas responden adalah mereka yang su-
SD/SMP 0 0 dah lama melakukan transaksi online. Secara umum
SMA 10 10 mereka sudah melakukan transaksi online setahun ke
Diploma III 30 30 atas (85%). Secara khusus, mayoritas responden ada-
D IV/S1 55 55 lah mereka yang sudah bertransaksi online di atas 4
S2/S3 5 5 tahun (36%).
Jumlah 100 100
Pekerjaaan Frekuensi Persentase Tabel 4
Pelajar/Mahasiswa 42 42 Perilaku Pembelian Responden
TNI/Polri 2 2 Alasan Frekuensi Persentase
PNS/BUMN 1 1 Harga Lebih Murah 32 32
Karyawan Swasta 17 17 Lebih Mudah dan Cepat 48 48
Wiraswasta 38 38 Lebih Banyak Pilihan 3 3
Jumlah 100 100 Dapat Memilih Lebih Efisien 6 6
Akses Informasi Lebih Banyak 7 7
Responden Menurut Jenis Produk yang Dibeli Vendor Sudah Dikenal 4 4
Lainnya 0 0
Jumlah 100 100
Adapun jenis produk yang sering dibeli secara
Peralatan Frekuensi Persentase
online dapat dilihat pada Tabel 3. Handphone 52 52
Laptop / PC 32 32
Tabel 3 Ipad / Iphone 16 16
Responden Menurut Jenis Produk yang Dibeli Jumlah 100 100
Jenis Produk Frekuensi Persentase Metode Pembayaran Frekuensi Persentase
Peralatan Elektronik 2 2 Internet Banking 38 38
Peralatan Komputer 32 32 ATM 48 48
Tiket Pesawat 22 22 Paypal 2 2
Buku 16 16 Kartu Kredit 11 11
Pakaian 9 9 Lainnya 1 1
Asesoris Mobil 3 3 Jumlah 100 100
Jasa Perbankan 10 10 Pengeluaran Frekuensi Persentase
Lainnya 6 6 < 500.000 6 6
Jumlah 100 100 Rp 500.000–Rp 1 juta 74 74
> Rp 1 juta–Rp 2 juta 17 17
> Rp 2 juta–Rp 3 juta 2 2
Menurut Tabel 3 ada tiga jenis produk yang se- Di atas Rp 3 juta 1 1
ring dibeli secara online yaitu peralatan komputer Jumlah 100 100
(32%), tiket pesawat (22%) dan buku (16%). Jika di- Lama Bertransaksi Frekuensi Persentase
kaitkan dengan Tabel 2 yang menunjukkan keba- < 1 tahun lalu 15 15
nyakan pekerjaan responden adalah pelajar/mahasis- 1–2 tahun lalu 27 27
wa dan wiraswasta, ketiga produk tersebut sangat ter- 3–4 tahun lalu 22 22
lihat berkorelasi kuat. Lebih dari 4 tahun lalu 36 36
Jumlah 100 100
Responden Menurut Perilaku Pembelian
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan
melalui pengedaran angket, diperoleh alasan respon- Pengujian validitas dilakukan dengan menggu-
den dalam melakukan pembelian online yang disaji- nakan metode Analisis Faktor. Perhitungan dilakukan
kan pada Tabel 4. dengan bantuan program SPSS v 16.0. Nilai loading
Widiyanto: Perilaku Pembelian Melalui Internet 117

factor yang berada di atas 0,193 (untuk n=100) me- Nilai Indeks Persepsional Variabel Independen
nunjukkan sebagai indikator yang valid. Nilai Cron-
bach Alpha loading factor yang lebih besar dari 0,6 Adapun distribusi frekuensi jawaban responden
juga menunjukkan indikator yang reliable dalam pada variabel independen dapat dilihat pada Tabel 5.
membentuk suatu faktor. Pengujian validitas dan re- Variabel tersebut adalah kemenarikan desain website
liabilitas menunjukkan bahwa semua indikator dalam (KDW), reputasi vendor (RV) dan persepsi kemuda-
variabel adalah valid dan reliable. han transaksi (PKT).
Tabel 5 menunjukkan bahwa indikator X12 ada-
Analisis Deskriptif Jawaban Responden lah memiliki nilai indeks persepsional tertinggi (72,0)
disusul oleh X11 dan X13. Ini berarti tampilan situs di-
Skala pengukuran yang dilakukan dalam pene-
persepsikan paling penting oleh responden dalam
litian ini adalah menggunakan sepuluh skala peng-
pembentukan variabel kemenarikan desain website
ukuran dari satu sampai dengan sepuluh. Jawaban res-
ponden yang dihasilkan akan berkisar dari 1 sampai (KDW). Indikator X23 merupakan indikator tertinggi
dengan 10 dengan kriteria skala 1 sangat tidak setuju (72,6) pada variabel reputasi vendor. Indikator X23
dan skala 10 sangat setuju. adalah ciri khas dari situs. Ini berarti responden lebih
Angket didesain dengan lima belas pertanyaan menyukai situs memiliki ciri khas manakala meng-
tertutup. Masing-masing variabel terdiri dari beberapa akses sebuah situs online. Indikator X33 merupakan in-
pernyataan yang terbagi dalam beberapa indikator. dikator yang dipersepsikan tingkat kepentingannya
Tabel 5 dan 6 menunjukkan jumlah instrumen tinggi (64,9). Ini berarti kemudahan pembayaran
masing-masing variabel dan jenis pernyataan yang menjadi salah satu pilihan utama dalam bertransaksi
tertuang dalam masing-masing dimensi pernyataan. online.

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Variabel Independen
Indikator KDW %F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Indeks
X11 %F 0 0 1 7 12 17 25 19 15 4 69,5
X12 %F 0 0 0 0 14 22 20 22 18 4 72,0
X13 %F 0 0 1 4 13 9 34 13 10 6 69,0
Indikator RV %F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Indeks
X21 %F 0 0 2 6 16 13 19 19 18 7 70,5
X22 %F 0 0 0 8 12 17 19 25 13 6 70,4
X23 %F 0 1 3 9 6 13 14 24 19 11 72,6
Indikator PKT %F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Indeks
X31 %F 0 0 2 18 16 15 21 13 13 2 63,6
X32 %F 0 0 6 11 14 27 17 16 6 3 62,5
X33 %F 0 1 1 8 16 23 25 18 5 3 64,9
Catatan:
1. %F adalah persentase frekuensi jawaban responden
2. Nilai Indeks sebagaimana disampaikan pada rumus terdahulu

Tabel 6
Distribusi Frekuensi Variabel Intervening dan Dependen
Indikator STB %F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Indeks
Y11 %F 0 1 1 4 22 23 28 10 9 2 64,6
Y12 %F 0 1 1 8 19 24 18 20 8 1 64,4
Y13 %F 0 0 5 9 14 29 16 19 6 3 63,4
Indikator KBO %F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Indeks
Y21 %F 0 1 2 7 11 22 25 18 9 5 67,3
Y22 %F 0 2 3 4 21 17 24 17 8 4 65,2
Y23 %F 0 0 1 8 11 16 25 24 12 3 69,1
Catatan:
1. %F adalah persentase frekuensi jawaban responden
2. Nilai Indeks sebagaimana disampaikan pada bagian metode penelitian
118 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 109–112

Nilai Indeks Persepsional Variabel Intervening dan sesuaian model serta uji signifikansi kausalitas mela-
Dependen lui uji koefisien estimate. Dari Gambar 3 menunjuk-
kan bahwa hasil chi-square adalah 101,937 dengan
Adapun distribusi frekuensi jawaban responden probability 0,102. Hasil chi-square ini menunjukkan
pada variabel intervening dan dependen dapat dilihat bahwa hipotesis nol yang menyatakan bahwa model
pada Tabel 6. Variabel tersebut adalah sikap terhadap sama dengan data empiris tidak biasa diterima artinya
belanja online (STB) dan kemantaban keputusan be- model fit. Namun demikian perlu diketahui bahwa
lanja online (KBO). chi-square sangat sensitif terhadap jumlah sampel
Tabel 6 menunjukkan bahwa indikator Y11 dan (Ghozali, 2008; Hair et al, 2010).
Y12 memiliki nilai indeks yang hampir sama (64,6 dan Nilai chi-square ini akan berubah-ubah manaka-
64,4). Ini berarti responden mempersepsikan hampir la jumlah data berubah. Semakin besar jumlah sampel
sama antara rasa suka dan rasa nyaman dalam berbe- semakin signifikan nilai chi-square. Oleh karena itu,
lanja, meski rasa suka sedikit lebih tinggi. Indikator perlu dicari ukuran model fit lain yaitu Cmindf, GFI,
Y23 merupakan indikator tertinggi (69,1) pada variabel TLI dan RMSEA. Dari Gambar 3, Cmindf= 1.199 (di
keputusan berbelanja online. Ini berarti responden bawah 2), GFI = 0,890, TLI=0,971 dan RMSEA=
merasa yakin bahwa keputusan yang diambil adalah 0,045. GFI secara marjinal memenuhi criteria fit ya-
tepat. itu 0,90. GFI 0,89 jika dibulatkan menjadi 0,90 GFI
sehingga fit. TLI sudah berada pada criteria fit yang
Analisis SEM baik yaitu di atas 0,90 dan RMSEA berada di bawah
0,08 yaitu 0,045. Ini berarti secara keseluruhan model
Pengujian Structural Equation Modeling dapat diterima dan langkah selanjutnya dapat dipakai
untuk menganalisis parameter estimator (menguji
Setelah data dianalisis melalui uji validitas dan hipotesis).
reliabilitas dan dapat dilihat bahwa masing-masing Pengujian hipotesis dalam model ini adalah
indikator dapat didefinisikan konstruk laten, maka se- perlu untuk menguji hipotesis nol yang menyatakan
buah full model Structural Equation Modeling (SEM) bahwa koefisien regresi secara kausalitas adalah tidak
dapat dianalisis. Hasil pengolahan dengan bantuan sama dengan nol melalui uji t yang lazim dalam mo-
software AMOS v. 16.0 ditampilkan pada Gambar 3. del-model regresi (Ferdinand, 2006 dan Hair et al,
Pengujian Structural Equation Modeling (SEM) 2010). Tabel 7 menunjukkan hasil signifikansi Gam-
dilakukan dengan dua macam pengujian yaitu ke- bar 3.
.62
e1 x11 .79
.62
.79
e2 x12 kdw
.84
.70
e3 x13
.35
.39 .01
.82 .58
e4 x21 z1 y21 u4
.90 .76
.58 .48 .43 .68
.76 .09 .43 .82
.05
e5 x22 rv stb kbo y22 u5
.01 .74 .78 .61
.55

e6 x23 y23 u6
.76 .73 .84 z2
.68 .05
.77 .06
.58 .53 .71
e7 x31
.88 y13 y12 y11
.87
.93 Model Fit
e8 x32 pkt u3 u2 u1 ChiSquare=101.937
.79
.62 Prob.=.102
Cmindf=1.199
e9 x33 gfi=.890
tli=.971
rmsea=.045
Gambar 3. Hasil Full Model SEM Empiris
Widiyanto: Perilaku Pembelian Melalui Internet 119

Tabel 7 Tabel 8
Standardized Regresion Weight Structural Equation Scenario Path Diagram
Modelling
Path Diagram Path Sobel Besaran
Hubungan Kausal Estimate Critical Kesimpulan Coeficient Test Koefisien
Ratio RV  KBO 0,43 NA 0,43
STBKBO 0,05 0,023 H1 ditolak KDW  KBO 0,35 NA 0,35
KDWKBO 0,35 2,995* H2 diterima PKT  KBO 0,05 NA 0,05
KDWSTB 0,01 0,002 H3 ditolak PKT  STB  KBO 0,68*0,05 0,057 0,034
RVSTB 0,01 0,929 H4 ditolak (0,955)
RVKBO 0,43 3,545* H5 diterima RV  STB  KBO 0,09*0,05 0,318 0,005
PKTSTB 0,68 6,044* H6 diterima (0,75)
PKTKBO 0,05 0,011 H7 ditolak KDW  STB  KBO 0,01*0,05 0,335 0,0005
Catatan: * signifikan 1%. (0,738)
Keterangan:
Tabel 7 menunjukkan bahwa kemenarikan desa- 1. NA adalah not applicable karena hanya direct effect
2. Kolom Sobel test adalah t statistics pada hasil perhi-
in website (KDW) dan reputasi vendor (RV) berpeng-
tungan Sobel dengan angka dalam kurung adalah pro-
aruh langsung terhadap keputusan berbelanja online. bability value.
Kedua variabel bertanda positif dan signifikan. Pe- 3. Sobel Test Calculator (2015) tersedia pada http://quan-
ngaruh kemenarikan desain website terhadap keputus- tpsy.org/sobel/ sobel.htm.
an belanja online adalah 0,35 sedangkan besarnya pe-
ngaruh reputasi vendor terhadap keputusan belanja Penelitian ini menggunakan model penelitian
online adalah 0,43. Ini berarti reputasi vendor adalah yang dikembangkan oleh Breckler (1984), Davis
faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan (1989), Herbig, et al. (1994), Sonja dan Edward
belanja online. (2003), Mukherjee dan Nath (2003), Pikkarainen et
Sikap terhadap belanja online lebih banyak di- al. (2004), Li et al. (2006), Khatibi et al. (2006), Sar-
pengaruhi oleh persepsi kemudahan transaksi (0,68). wono dan Prihartono (2012), dan Adi (2013). Mereka
Namun demikian, ketidaksignifikanan sikap terhadap menunjukkan web attributes memiliki pengaruh lang-
keputusan berbelanja online menunjukkan bahwa si- sung (direct effect) dan pengaruh tidak langsung (in-
kap bukan merupakan variabel intervening yang baik direct effect) terhadap keputusan belanja online. Sa-
yang memengaruhi keputusan berbelanja online. yangnya penelitian ini hanya berhasil membuktikan
pengaruh langsung keputusan belanja online.
Pembahasan Ada beberapa variabel yang perlu dipertimbang-
kan kembali sehingga studi tentang belanja online
menjadi semakin menarik. Variabel tersebut misalnya
Secara umum skenario model yang dapat di-
adanya segmentasi yang lebih khusus. Karena res-
usulkan dalam penelitian ini adalah tampak pada Ta- ponden penelitian ini kebanyakan laki-laki tidaklah
bel 8. mengherankan jika sikap tidak berpengaruh terhadap
Dari Tabel 8 terlihat bahwa scenario path dia- keputusan belanja. Untuk ini, keterlibatan responden
gram menunjukkan bahwa studi ini mendukung bah- secara lebih purposif terhadap gender perlu lebih di-
wa keputusan belanja online dipengaruhi langsung perhatikan.
oleh reputasi vendor dan kemenarikan desain website. Kemenarikan desain website merupakan sebuah
Studi ini membuktikan bahwa sikap belanja online ti- strategi pemasaran yang handal dalam mempersuasi
dak mampu menjadi mediasi keputusan belanja on- prospek. Desain website memang menjadi penentu
line. Berdasarkan Sobel Test Calculator, nilai t sta- dan pemikat utama dalam pengambilan keputusan.
tistics ketiga variabel independen dengan intervening Untuk ini, tampilan display produk yang ditawarkan
sikap adalah di bawah 2. Lihat Tabel 8. Ini berarti si- akan memberi daya pikat langsung yang akan men-
kap bukan variabel intervening yang kuat. stimuli pembelian.
Untuk ini, pebisnis online perlu lebih mengenal- Secara strategik, para pemasar juga perlu senan-
kan reputasi web-nya ke berbagai media. Misalnya tiasa memperhatikan reputasi baik dari sisi penyedia
berniaga.com, tokobagus.com dan okezone.com su- layanan maupun reputasi produk. Sebuah produk
dah membuktikan bahwa mereka mulai mengguna- yang sudah dipasang di situs olx.co.id tidak akan me-
kan media televisi untuk meningkatkan citra mereka. miliki makna yang efektif manakala hanya mengan-
Konsep ini sekaligus dinamakan dengan across the dalkan satu penyedia layanan saja. Para pemasar perlu
board of campaign. memperkuat dan menstimulasi produk yang di-dis-
120 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 109–112

play secara online dengan media lain. Memang repu- bervariasi sehingga pada saat hasil yang diperoleh
tasi memiliki faktor penentu dalam perilaku pembe- dapat lebih bervariatif.
lian. Namun reputasi tidak akan memiliki faktor de- 2. Pengembangan selanjutnya adalah fokus pada sa-
terminan tinggi dalam keputusan pembelian jika ge- tu-dua situs sejenis sehingga variansi yang diper-
ma produk yang didisplay tidak didukung dengan sa- oleh tidak terlalu melebar. Penelitian ini bersifat
rana promosi yang lain. across industry tanpa membatasi bidang/ sektor
Berdasarkan temuan, persepsi kemudahan tran- usaha yang diteliti. Tentunya variasi ini menim-
ksasi mampu memengaruhi sikap belanja online mes- bulkan perbedaan sikap yang sangat jauh.
ki tidak signifikan terhadap keputusan berbelanja on-
line. Namun demikian tanda koefisien ini terhadap Daftar Referensi
keputusan belanja online adalah positif. Ini artinya va-
riabel kemudahan transaksi memiliki potensi meme- Adi, R. N. (2013). Analisis faktor-faktor yang me-
ngaruhi belanja online. mengaruhi keputusan pembelian dengan sistem
pre order secara online (Studi kasus pada online
Simpulan shop Chopper Jersey). Diunduh 19 Mei 2015
dari http://eprints.undip.ac.id/40079/ 1/ADI.pdf.
Setelah melakukan survei, penelitian pembelian Best, R. J. (2013). Market-based management, stra-
online ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai tegies for growing customer value and profitabi-
berikut: lity. New Jersey: Pearson Education, Inc.
1. Faktor penyebab tertinggi keputusan belanja on- Breckler, S. J. (1984). Empirical validation of affect,
line adalah reputasi vendor. Ini berarti perusahaan behavior, and cognition as distinct components of
perlu melakukan banyak kegiatan above the line attitude. Journal of Personality and Social Psy-
campaign untuk mendukung peningkatan citra chology, 47 (6), 191–205.
bisnis. Besarnya pengaruh adalah 0,43. Ini berarti Broekhuizen, T. & Huizingh, E. (2009). Online pur-
besarnya pengaruh reputasi terhadap keputusan chase determinants: Is their effect moderated by
belanja online adalah 0,43. direct experience? Management Research News,
2. Faktor penyebab kedua keputusan belanja online 32(5), 440–457.
adalah kemenarikan desain website. Ini berarti Chiu, Y., Lin, C., & Tang, L. (2005). Gender differs:
rancangan desain website perlu dibuat semenarik Assessing a model online purchase intention in e-
mungkin. Besarnya pengaruh variabel ini terhadap tail service. Journal of Service Management, 16
keputusan belanja online adalah 0,35. Untuk ini, (5), 416–435.
perancang web perlu memerhatikan untuk mengu- Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived
rangi/mengubah fasilitas add-on atau iklan yang ease of use, and user acceptance of information
banyak dilakukan agar tidak menghilangkan ke- technology. MIS Quarterly, 13(2), 318–340.
menarikan yang ada. Delhagen. (1997). Retailers revs up. Forester Rese-
3. Persepsi kemudahan transaksi terbukti tidak begitu arch, 4.
signifikan memengaruhi keputusan belanja online. Doyle, P. (2000). Value based marketing. Journal of
Namun demikian, persepsi ini ternyata sangat me- Strategic Marketing, 8(4), 299–311.
mengaruhi sikap seseorang dalam belanja online. Hair, J. F., Black, W. J., Babin, B. J., & Anderson, R.
Ini berarti menunjukkan bahwa sikap bukanlah E. (2010). Multivariate data analysis, a global
variabel intervening yang baik dalam memenga- perspective. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
ruhi keputusan belanja online. Herbig, P., Milewics, J., & Golden, J. (1994). A
model of reputation building and destruction.
Keterbatasan dan Agenda Mendatang Journal of Business Research, 31(1), 23–31.
Karimuddin, A. (2012). RE: MarkPlus insight: Jum-
Beberapa keterbatasan pada penelitian ini di- lah pengguna internet di Indonesia capai 61 juta
harapkan menjadi materi perbaikan yang dapat di- orang. Diunduh 1 Maret 2015 dari https://daily-
kembangkan selanjutnya adalah sebagai berikut: social.net/post/markplus-insight-jumlah-peng-
1. Penyebaran angket perlu lebih diperluas karena guna-internet-di-indonesia-capai-61-juta-orang.
mencakup sistem online yang bersifat 24/7 dan Katawetawaraks, C. & Cheng, L. W. (2011). Online
tanpa batas waktu dan wilayah. Sistem pengenal- shopper behavior: Influences of online shopping
an responden perlu dilakukan untuk berbagai kon- decision. Asian Journal of Business Research, 1
disi dan kedudukan di lingkungan yang beragam/ (2), 66–74.
Widiyanto: Perilaku Pembelian Melalui Internet 121

Keaveney, S. M. (1995). Customer switching beha- Pikkarainen, T., Pikkarainen, K., Karjaluoto, H., &
vior in service industries: anexploratory study. Pahnila, S. (2004). Consumer acceptance of on-
Journal of Marketing, 59(2), 71–82. line banking: An extension of the technology
Keller, K. L. (1993). Conseptualizing, measuring and acceptance model. Internet Research, 14(30), 224
managing customer-based brand equity. Journal –235.
of Marketing, 57(1), 1–22. Prasad, C. & Aryasri, A. (2009). Determinants of
Khatibi, A., Haque, A., & Karim, K. (2006). E-com- shopper behavior in e-tailing: An empirical ana-
merce: A study on internet shopping in Malaysia. lysis. Paradigm, 13(1), 73–83.
Journal of Application Science, 3(6), 696–705. Rahayuningsih, S. U. (2008). Psikologi Umum 2: Si-
Kim, M. S. & Ahn, J. H. (2007). Management of trust kap (Online). Diunduh 1 Maret 2015 dari www
in the e-market place: The role of buyer’s expe- .staff.gunadarma.ac.id.
rience in the building trust. Journal of Informa- Sarwono, J. & Prihartono. (2012). Perdagangan
tion Technology, 22(2), 119–132. online: Cara bisnis di internet. Jakarta: PT Media
Kim, D. J., Ferrin, D. L., & Rao, H. R. (2008). A Elex Komputindo.
trust-based consumer decision-making model in Schlosser, A. E. (2003). Experiencing products in the
electronic commerce: The role of trust, perceiv- virtual world: The role of goal and imagery in
ed risk, and their antecedents. Decision Support influencing attitudes versus purchase intention.
Systems, 44, 544–564. Journal of Consumer Research, 30(2), 184–198.
Kinnear, T. & Taylor, J. (1995). Marketing research: Seock, Y. K. & Norton, M. (2007). Attitude toward
An applied approach. 5th Edition. New York: internet web sites, online information search, and
McGraw Hill. channel choices for purchasing. Journal of Fa-
Kotler, P. & Armstong, G. (2004). Principles of mar- shion Marketing and Management, 11(4), 571–
keting. 11th Edition. New Jersey: Pearson Prentice
586.
Hall.
Shen, Y., Li, S., & Demoss, M. (2012). The effect of
Kotler, P. & Keller, K. L. (2013). Marketing manage-
quantitative electronic word of mouth on consu-
ment. 14th Edition. New Jersey: Pearson Horizon.
mer perceived product quality. International
Kunz, M. (1997). Online customer: Identifying store,
Journal of Management and Marketing Re-
product and consumer attributes which influence
search. 5, 19–30.
shopping on the internet. Unpublished Disser-
tation. University of Tennessee, Knoxville, TN. Shim, J. P., Shin, Y. B., & Nottingham, L. (2002).
Li, D., Browne, G., & Chau, P. (2006). An empirical Retailer web site influence on customer shop-
investigation of website use using a commitment- ping: An exploratory study on key factors of
based model. Decision Sciences, 37, 427–444. customer satisfaction. Journal of the Association
Lichtenthal, J. D. & Eliaz, S. (2003). Internet inte- for Information Systems, 3, 53–76.
gration in business marketing tactics. Industrial Shim, S., Eastlick, M. A., Lotz, S. L., & Warrington,
Marketing Management, 32(1), 3–13. P. (2001). An online prepurchase intention mo-
Mayer, R. C., Davis, J. H., & Schoorman, F. D. del: The role of intention to search. Journal of
(1995). An integrative model of organizational Retailing, 77(3), 297–416.
trust. Academy of Management Review, 20(6), Sobel Test Calculator. (2015). Diunduh 1 Maret 2015
709–734. dari http://quantpsy.org/ sobel/sobel.htm.
Mukherjee, A. & Nath, P. (2003). A Model of trust in Sonja, G. K. & Ewald, A. K. (2003). Empirical re-
online relationship banking. International Journal search in online trust: A review and critical as-
of Marketing, 21(1), 5–15. sessment. International Journal of Human-Com-
Niazi, M. S., Haider, M. I., Islam, T., & Rehman, S.U. puter Studies, 586, 783–812.
(2012). The impact of corporate social responsi- Statistic Brain. (2015). Diunduh 1 Maret 2015 dari
bility on brand equity. European Journal of Social http://www.statisticbrain.com/ total-online-sales/.
Sciences, 34, 520–529. Turban, E., King, D., Lee, J., & Viehland, D. (2004).
Nucifora. (2000). The authentic online opportunity: Electronic commerce: A managerial perspective.
B2B is what you really want to be. Houson Bu- New Jersey: Pearson Prentice Hall.
siness Journal, 30(41), 32 A. Uddin, Md. R., Lopa, N. Z., & Oheduzzaman, Md.
Pavlou, P. A. & Geffen, D. (2002). Building effective (2014). Factors affecting customers’ buying de-
online marketplaces with institution–based trust. cision of mobile phone: A study on Khulna City,
Proceedings of Twenty Third International Con- Bangladesh. International Journal of Mana-
ference on Information Systems, 667–675. ging Value and Supply Chain, 5(2), 21–28.
122 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 109–112

Venkatesh, V. & Davis, F. D. (2000). A theoretical Wu, S. I. (2003). The relationship between consumer
extension of the technology acceptance model: characteristics an attitude toward online shop-
Four longitudinal field studies. Management Sci- ping. Management Intelligence and Planning,
ence, 46 (2), 186–204.
21 (1), 37–44.
Wangenheim, F. V. & Bayon, T. (2004). The effect
of word of mouth on services switching: Xu, B. & Yadav, S. (2003). Effect of online repute-
Measurement and moderating variables. Euro- tion services in electronic markets: A trust based
pean Journal of Marketing, 38(9/10), 1173– empirical study. Ninth Americas Conference on
1185. Information Systems. Texas Tech University,
Williams, M. 2012. Relating word-of-mouth to cor- Texas.
porate reputation. Public Communication Re- Yu, T. & Wu, G. (2007). Determinants of internet
view, 2, 3–16.
Wolfinbarger, M. & Gilly, M. (2003). E-tail q: Di- shopping behavior: an application of reasoned
mensionalizing, measuring and predicting etail behavior theory. International Journal of Mana-
quality. Journal of Retailing, 27, 183–198. gement, 24(4), 744–762.

Anda mungkin juga menyukai