TINJAUAN PUSTAKA
2.8 Biodiesel
Biodiesel pertama kali dikenalkan di Afrika Selatan sebelum perang dunia
II sebagai bahan bakar kendaraan berat.
Biodiesel merupakan bahan bakar jenis methyl ester yang dibuat dari
minyak hewan dan tumbuh-tumbuhan. Biodiesel tergolong bahan bakar yang
dapat diperbaharui karena deiproduksi dari hasil pertanian , antara lain : jarak
pagar (jatropha curcas), kelapa sawit, kedelai, jagung, dan juga bisa dari lemak
hewan.
Penggunaan biodiesel cukup sederhana,dapat terurai (biodegradable), tidak
beracun , sehingga tidak menghasilkan karbondioksida ke atmosfer, serta emisi
yang rendah.Bahan bakar alternatif ini tidak menggunakan modifikasi mesin
tertentu untuk penggunaannya, dan menghasilkan energi yang sama dengan bahan
bakar diesel umum. Dibandingkan bahan bakar diesel fosil, biodiesel lebih bersih
dan dapat juga dipakai sebagai bahan bahan campuran petrodiesel untuk
mengurangi potensi pencemaran udara.
Keuntungan-keuntungan dari Biodiesel, antara lain :
1. Bidiesel merupakan satu-satunya bahan bakar alternative yang dapat
digunakan dalam berbagai kondisi tanpa harus memodifikasim mesin
diesel.
2. Biodiesel mempunyai sifat ramah lingkungan karena dapat berasal dari
tumbuhan sehingga dapat dibuat terus menerus.
3. Penghilangan emisi sulfur dioksida (biodiesel tidak mengandung sulfur).
4. Biodiesel dapat digunakan tanpa atau dengan campuran solar dalam
berbagai takaran.
5. Biodiesel memberikan penurunan yang signifikan pada tingkat kekotoran
serta karbon monoksida berkurang.
2.3.Katalis
Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat laju reaksi dengan
menurunkan energy aktivasi, namun tidak menggeser letak
kesimbangan.Penambahan katalis bertujuan untuk mempercepat reaksi dan
menurunkan kondisi operasi.Katalis bisa berupa basa, asam, atau enzim. Katalis
asam lebih banyak digunakan sebagai katalis dalam esterifikasi asam-asam lemak
bebas. Kelemahan katalis jenis ini adalah waktu reaksi yang cukup lama dan
suhu yang tinggi. Katalis asam yang digunakan adalah H2SO4 dan HCL.Katalis
basa yang umum digunakan dalam reaksi transesterifikasi adalah KOH dan
NaOH. Katalis basa bersifat higroskopis dan berikatan dengan air saat
dicampurkan ke dalam reaktan alkohol.Katalis enzim yang cukup menarik
R1, R2, R3 adalah rantai karbon asam lemak jenuh maupun asam lemak tak
jenuh.
Mekanisme reaksi katalisis dengan asam dapat dlihat seperti dibawah ini
H
+ O
O H O R2OH( alkohol)
R C R C + R C O R1
O R1 O R1 +
O R
Ester / Lemak H 2
H
HOR 1
O +
O
H
R C R C +
O R2 O R2
Alkil Ester H
Reaksi ini akan berlangsung dengan menggunakan katalis alkali pada tekanan
atmosfir dan temperatur antara 60 oC – 70°C dengan menggunakan alkohol. Proses
transesterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor penting antara lain :
1. Lama Reaksi
Semakin lama waktu reaksi semakin banyak produk yang dihasilkan karena
keadaan ini akan memberikan kesempatan terhadap molekul-molekul reaktan
untuk bertumbukan satu sama lain. Namun setelah kesetimbangan tercapai
tambahan waktu reaksi tidak mempengaruhi reaksi.
2. Rasio perbandingan alkohol dengan minyak
Rasio molar antara alkohol dengan minyak nabati sangat mempengaruhi
dengan metil ester yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah alkohol yang
Gliserol mempunyai viskositas 1200 c poise, sementara olive oil 81 c poise. Tren
viskositas dari minyak atau lemak menjadi gliserol menaik, Dari fakta ini maka
viskositas digliserida lebih tinggi dari lemak dan monogliserida lebih tinggi dari
digliserida, Viskositas metil ester paling rendah dari ketiga yang lain.
Dengan:
= Viskositas kinematik (St)
= Viskositas dinamik (poise)
= Rapat massa (g/cm3)
Viscositas kinematik dapat diukur dengan alat Viscometer Oswald. Persamaan
untuk menentukan viscositas kinematik dengan menggunakan Viscometer Oswald
:
µ=Kxt (2.2)
dimana µ = viscositas kinematik (centi stokes atau cSt)
K = konstanta viscometer Oswald
t = waktu mengalir fluida didalam pipa viscometer (detik)
2.7.3 Titik Kabut (Cloud Point) dan Titik Tuang (Puor Point)
Titik kabut adalah temperatur saat bahan bakar mulai tampak berkeruh
bagaikan kabut (berawan = cloudy). Hali ini terjadi karena munculnya kristal-
kristal (padatan) di dalam bahan bakar. Meski bahan bakar masih dapat meng-alir
pada suhu ini, keberadaan Kristal dalam bahan bakar dapat mempengaruhi
kelancaran aliran bahan bakar di dalam filter, pompa dan injektor. Titik kabut
dipengaruhi oleh bahan baku biodiesel.
Titik tuang adalah temperatur terendah yang masih memungkinkan bahan bakar
masih dapat mengalir atau temperatur dimana bahan bakar mulai membeku atau
mulai berhenti mengalir, di bawah titik tuang bahan bakar tidak dapat lagi
mengalir karena terbentuknya kristal yang menyumbat aliran bahan bakar. Titik
tuang ini depengaruhi oleh derajat ketidakjenuhan (angka iodium), jika semakin
tinggi ketidak jenuhan maka titik tuang akan semakin rendah dan juga
dipengaruhi oleh panjangnya rantai karbon, jika semakin panjang rantai karbon
maka titik tuang akan semakin tinggi.
Nilai maksimum harga angka Iod yang diperbolehkan untuk biodiesel yaitu 115
(g I2/100 g) berdasarkan Standart Biodiesel indonesia.