Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nia Kurnianingsih

NIM : 1157040041

POTENSIOMETRI pH

1. Prinsip
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel dari
suatu sel elektrokimia.
2. Rangkaian Alat
Adapun rangkaian alat dalam potensiometri Ph adalah sebagai berikut :
a. Elektrode pembanding (refference electrode)
b. Elektroda indikator ( indicator electrode )
c. Alat pengukur potensial

Dari alat-alat tersebut dirangkai menjadi sebuah potensimetri pH seperti berikut ini

3. Jenis Jenis Elektroda


a. Elektroda Pembanding
Elektroda pemanding adalah suatu elektroda dengan harga potensial setengah sel
yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap komposissi larutan yang
sedang disilidiki. Pasangan elektroda pembanding adalah elektroda eektroda indikator
yang potensialnya tergantung pada konsentrasi zat yang sedang diselidiki. Bebrapa
contoh elektroda pembanding :

1). Elektroda Kalomel

Setengah sek elektoda kalomel dapat ditunjukkan sebagai :

ll Hg2Cl2 (sat’d), KCl (xM) l Hg

Dengan x meunjukkan konsentrasi KCl didalam larutan. Reaksi elektroda dapat


dituliskan sebagai

Hg2Cl2 + 2e- 2Hg + 2Cl-

Potensial sel ini akan bergantung pada konsentrasi klorida x, dan harga
konsentrasi ini harus dituliskan untuk memperjelas elektroda.

2). Elektroda Perak / Perak Klorida

Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda adalah terdiri dari suatu perak
yang dicelupkan kedalam larutan Cl yang dijenuhkan dengan AgCl. Setengah sel
elektroda perak dapat ditulis

ll AgCl (sat’d), KCl (xM) l Hg

Reaksi setengah selnya adalah

AgCl + e_ Ag + Cl-

Biasanya elektroda ini terbuadari suatu larutan jenuh atau 3,5M KCl yang harga
potensialnya adalah 0.199 V (jenuh) dan 0.205 V (3,5M) pada 250C. Elektroda ini
dapat digunakan pada suhu yag lebih tinggi sedangkan elektroda kalomel
tidak (Sumar, 1994).

b. Elektroda Kerja
Elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, elektroda logam dan elektroda
elektroda membran. Elektroda logam dapat dikelompokkan kedalam elektroda jenis
pertama, jenis kedua, jenis ketiga dan elektroda redoks

1). Elektroda Logam

a). Elektroda jenis pertama


Elektroda jenis pertama adalah elektroda yang langsung berkeseimbangan
dengan kation yang berasal dari logam tersebut . elektroda yang digunakan
Ag/Ag+, Hg/Hg22+, Cu/Cu2+, Zn/Zn2+,Cd/Cd2+, Tl/Tl+, Bi/Bi3+ dan Pb/Pb2+.
Sedangkan yang tidak digunakan adalah Fe, Cr, Co dan Ni.

Cu2+ + 2 e Cu(s)

b). Elektroda jenis kedua


Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya bergantung
pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion yang berasal dari elektroda
endapan suatu ion kompleks yang stabil.contoh elektroda perak untuk halida,
reaksinya dapat ditulis,
AgCl(s) Ag(s) + Cl

Eind = 0,222 + 0,0592 pCl

c). Elektroda jenis ketiga


Elektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga potensialnya
bergantung pada konsentrasi ion logam lain. Contoh, elektroda Hg dapat
digunakan untuk menentukan konsentrasi Ca2+ , Zn2+ ,atau Cd2+ yang terdapat
dalam larutan.

HgY2 + 2e Hg(l) + Y4

d). Elektroda Inert


Logam mulia seperti platina, emas, dan paladium bertindak sebagai
elektroda indikator pada reaksi redoks. Fungsi logam semata-mata untuk
membangkitkan kecenderungan system tersebut dalam mengambil atau
melepaskan electron; logam itu sendiri tidak ikut serta secara nyata dalam
reaksi redoks, potensialnya merupakan fungsi Nersnt dari rasio
aktivasi aFe2+/aFe3+. Tentu saja, inert merupakan ukuran relatif, dan platina
tidak kebal dari serangan-seranga oksidator kuat, terutama dalam larutan
dimana kompleksasi bias menstabilkan Pt(II) melalui pembentukan spesies.

Platina juga bisa menimbulkan masalah dengan reduktor-reduktor


yang sangat kuat: reduksi H+ (atau H2O) kadang-kadang berlangsung
sedemikian lambat sehingga analit-analit bias direduksi lebih dahulu dalam
larutan air tanpa interfensi dari pelarutnya, tetapi karena H+ e = ½ H2 dikatalis
oleh platina, keuntungan kinetik ini mungkin hilang.

Contoh potensial elektroda platina di dalam larutan yanfg


mengandung ion-ion Ce3+ dan Ce4+ adalah

E = E0 – 0,059 log [Ce3+]/[Ce4+]

Dengan demikian elektroda platina dapat bertindak sebagai elektroda


indikator di dalam titrasi cerimetri.

2). Elektroda membran

a). kristalin

1). Tunggal. Misal : LaF3 utk F

2). Polikristalin / campuran. Misal : Ag2S utk S2- & Ag+

b). non kristalin

1). Gelas. Misal : gelas silikat utk Na+ & H+


2). Liquid. Misal : liquid penukar ion utk Ca2+ & K+

3). Liquid diimobilisasi dlm polimer rigid. Misal : matriks polivinil klorida utk

Ca2+ & NO3

4. Cara Kalibrasi

1. Rendam sebentar elektroda dalam aquades, bilas berkali-kali denga menggunakan


botol semprot (gunakan gelas kimia 250 mL untuk menampung air sisa semprotan).
2. Keringkan dengan tissue.
3. Rendam dalam larutan buffer pH 7 beberapa saat “on” kan pH meter. Tunggu
beberapa saat. Bacalah skala pH. Bila tidak terbaca sama dengan 7 putarlah tombol
penyesuaian pH agar pH menjadi terbaca 7.
4. Cuci elektroda dengan aquades berulang-ulang. Lalu keringkan
5. Celupkan elektroda ke dalam larutan buffer pH 4, biarkan beberapa saat. Bacalah
skala pH. Pembacaan harus menunjukkan pH 4 +0,02.
6. Lakukan pekerjaan yang sama seperti diatas, tetapi menggunakan larutan buffer pH
7 . pembacaan harus menunjukkan pH 7 + 0,02
7. Apabila hasil pembacaan di luar range yang telah ditetapkan artinya pH meter tidak
terkalibrasi.

5. Rumus yang digunakan pada potensiometri adalah sebagai berikut:

E = K – 0,0592 pH

Dimana K  0,001 V

6. Pemeliharaan pH meter

1. Pastikan bahwa selam tidak digunakan, elektroda harus tercelup larutan KCl atau
NaCl jenuh.
2. Meskipun tidak digunakan, cek secara berkala kalibrasinya dengan cara kalibrasi.
3. Stetlah digunakan, pastikan elektroda bersih dari bahan yang telah diperiksa pHnya.
4. Pastikan pH meter dalam kondisi bersih dan kering setelah digunakan
5. Untuk menghindari kerusakan karena kealahan pemakaian, ikuti manualnya apabila
akan menggunakan.
6. Pastikan pH meter dalam keadaan “off” setelah digunakan.

Anda mungkin juga menyukai