Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

PENDIDIKAN AGAMA HINDU

NAMA : KETUT BAYU PARWATA


NIM : 022628325

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ DENPASAR
2016
1. Penjelasan keberadaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa
kepada anak-anak dan orang dewasa :
Dalam menjelaskan keberadaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha
Esa kepada anak dan orang dewasa bisa dilakukan berdasarkan ajaran Tri Pramana,
Tri artinya Tiga dan Pramana artinya Jalan, atau Cara. Jadi Tri Pramana artinya Tiga
jalan atau Cara untuk memperkuat keyakinan tentang keberadaan Ida Sang Hyang
Widhi, yaitu :
 Agama Pramana
Agama pramana adalah suatu ukuran atau cara yang dipakai untuk
mengetahui dan meyakini sesuatu dengan mempercayai ucapan- ucapan kitab
suci, karena sering mendengar petuah- petuah dan ceritera para guru, Resi
atau orang- orang suci lainnya. Demikianlah umat Hindu meyakini Sang
Hyang Widhi Wasa berdasarkan kepercayaan kepada ajaran Weda, melalui
penjelasan- penjelasan dari para Maha Resi atau guru- guru agama, karena
sebagai kitab suci agama Hindu memang mengajarkan tentang Tuhan itu
demikian.
 Anumana Pramana
Anumana Pramana adalah cara atau ukuran untuk mengetahui dan meyakini
sesuatu dengan menggunakan perhitungan logis berdasarkan tanda- tanda atau
gejala- gejala yang dapat diamati. Dari tanda- tanda atau gejala- gejala itu
ditarik suatu kesimpulan tentang obyek yang diamati tadi. Cara menarik
kesimpulan adalah dengan dalil sebagai berikut: “Yatra yatra dhumah, tatra
tatra wahnih” . Dimana ada asap, disana pasti ada api.
 Pratyaksa Pramana
Pratyaksa Pramana adalah cara untuk mengetahui dan meyakini sesuatu
dengan cara mengamati langsung terhadap sesuatu obyek, sehingga tidak ada
yang perlu diragukan tentang sesuatu itu selain hanya harus meyakini. Untuk
dapat mengetahui serta merasakan adanya Sang Hyang Widhi Wasa dengan
pengamatan langsung haruslah didasarkan atas kesucian batin yang tinggi dan
kepekaan intuisi yang mekar dengan pelaksanaan yoga samadhi yang
sempurna.
Melalui 3 ajaran ini kita bisa menjelaskan keberadaan Ida Sang Hyang Widhi
kepada anak dan orang dewasa. Namun dalam mejelaskan kepada anak lebih
menekankan ajaran Anumana Pramana, yaitu berdasarkan penyimpulan dari sebuah
penilaian yang sesuai dengan logika. Contohnya: ada barang, karena dibuat oleh
pabrik. Ada alam semesta, siapakah yang membuat? Jawabannya adalah Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, contoh lainnya : Matahari dapat secara
rutin terbit di timur dan terbenam di ufuk barat tiada kekuatan dari siapapun dalam
wujud mahluk hidup yang menggerakan dan mengaturnya, dapat disimpulkan dari
kekuatan Ida Sang Hyang Widhilah yang mengatur dan menggerakannya. Agar anak
dapat lebih mudah memahami keberadaan Ida Sang Hyang Widi dapat dilakukan
melalui analisis yang logis dan sistematis terhadap apa yang ada di alam semesta ini,
ajaran ini menekankan bahwa setiap yang ada di alam semesta ini beserta kejadian-
kejadiannya adalah ciptaan dan kehendak Beliau, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jika
kita menjelaskan berdasarkan kitab-kitab suci yang ada maka dalam pemahamannya
akan lebih sulit bagi anak karena anak belum mampu berpikir secara filosofis.
2. Dalam Agama Hindu dikenal adanya catur marga yoga dalam upaya untuk
mendekatkan diri pada Ida Sang Hyang Widi Wasa. jalan mana yang terbaik
untuk mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa?

Pengertian ajaran Catur Marga


Kata catur marga yoga berasal dari kata catur berarti empat. Marga berarti jalan dan
yoga berarti penyatuan dengan Brahman. Jadi catur marga adalah empat jalan atau
cara umat Hindu untuk menghormati dan menuju ke jalan Tuhan Yang Maha Esa
atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.Catur marga juga sering disebut dengan catur
marga yoga.
Bagian-bagiannya yaitu :
 Bhakti Marga : Mengamalkan agama dengan melaksanakan
bhakti/sembahyang, cinta kasih terhadap sesama ciptaan Tuhan. Jadi apabila
orang telah bersembahyang dan hidup kasih sayang terhadap sesama makhluk
itu berarti telah mengamalkan ajaran Veda melalui jalan bhakti
 Karma Marga : Mengamalkan agama dengan berbuat Dharma atau kebajikan
seperti mendirkan tempat suci (pura) dan merawatnya, menolong orang yang
kesusahan yang dilandasi dengan ikhlas dan rasa tanggung jawab.
 Jnana Marga : Mengamalkan agama dengan jalan mempelajari, memahami,
menghayati, menyebarkan agama. Jadi berdiskusi, memberi ceramah atau
menyebarkan ajaran agama, mengajarkan ketrampilan positif berarti sudah
mengamalkan agama melalui Jnana Marga.
 Raja Marga : Mengamalkan agama dengan melakukan Yoga, bersemadi, tapa
atau melakukan Brata (pengendalian diri) dalam segala hal termasuk upawasa
(puasa) dan pengendalian seluruh indria.
Pada masing-masing tahapan daripada Catur Marga ini harus dilalui untuk
mendapatkan kebahagiaan di alam spiritual, bukan berarti tahap yang satu dengan
yang lain lebih baik atau lebih buruk. Akan tetapi tahapan yang ada adalah suatu
proses untuk mendapatkan jati diri umat, yang merupakan tahapan untuk menjadi
diri sendiri. Jadi tahapan tersebut sesuai dengan kemampuan pada saat umat tersebut
menerima ajaran agama.
Semua jalan tersebut di atas bisa dilaksanakan untuk mencapai kebahagiaan di
alam spiritual, tidak pernah Agama Hindu menyatakan bahwa suatu ajaran yang satu
lebih tinggi dari yang lain, karena ajaran tersebut menyesuaikan dengan kemampuan
dan keberadaan umat. Hal ini berarti bahwa semua tingkatan kemampuan spiritual
yang dimiliki oleh masing-masing umat mendapatkan ruang di dalam Agama Hindu.
Dan setiap umat Hindu mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan
peningkatan kemampuan spiritual.
Keempat jalan (marga) itu dapat dilakukan diberbagai tempat dan waktu sesuai
kemampuan seseorang dan keempatnya tidak dapat dipisahkan karena dalam
prakteknya saling berkaitan. Misalnya sembahyang , keempat cara (marga) itu dapat
diamalkan sekaligus yaitu :
 Rasa hormat atau berserah merupakan wujud bhakti marga.
 Menyiapkan sarana kebhaktian merupakan wujud karma marga.
 Pemahaman tentang sembahyang merupakan wujud jnana marga.
 Duduk tegak-tenang-konsentrasi merupakan wujud raja marga.

Anda mungkin juga menyukai