Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yayasan pada dasarnyamerupakan bentuk badan hokum yang diakui secara legal

oleh pemerinta.sebagai badan hokum,pendirian yayasan harus memenuhi

persyaratan.yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagaian

hartakekayaan pendirinya,sebagai kekayaan awal,dan pendiriannya harus dengan akta

notaris.

Melihat hal tersebut maka yayasan adalah badan hukum bagi hukum. Hokum yang

dimaksutkan adalah bahwa yayasan adalah suatu hubungan diantara pihak pihak terdapat

titik pertalian antara subyek dan objek

Koperasi merupakan bentuk perusahaan organisasi dimana tujuan utama nya bukan

mencari keuntungan tetapi mencari kesejahteraan dari anggotanya.Koperasi sebagai

perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang

pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotannya.

Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari

orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas.

Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki

kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka Pemerintah Indonesia memperhatikan

pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-perkumpulan Koperasi.

1
Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena Koperasi di

dalam sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di Indonesia belum

memiliki kemampuan untuk menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini

disebabkan Koperasi masih menghadapai hambatan struktural dalam penguasaan faktor

produksi khususnya permodalan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Yayasan dan Koperasi?

2. Bagaimanakah ciri-ciri Yayasan dan Koperasi?

3. Bagaimanakah fungsi dan peranan Yayasan dan Koperasi?

4. Apa tujuan dari Yayasan dan Koperasi itu?

5. Bagaimanakah bentuk Koperasi?

6. Apa Status Badan Hukum Yayasan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan dan memberikan

informasi tentang Yayasan dan Koperasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Yayasan

2.2.1 Pengertian Yayasan

Menurut Mr. Paul Scholten Yayasan adalah “suatu badan hukum yang

dilahirkan oleh suatu pernyataan sepihak, dimana pernyataan itu harus berisikan

pemisahan suatu kekayaan untuk tujuan tertentu dengan menunjukkan bagaimanakah

kekayaan itu diurus atau digunakan”.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yayasan adalah badan

hukum yg tidak mempunyai anggota, dikelola oleh sebuah pengurus dan didirikan untuk

tujuan sosial (mengusahakan layanan dan bantuan seperti sekolah, rumah sakit, pantai

asuhan, dll). Menurut Paul Scholten maupun Pitlo, ”Kedudukan badan hukum itu

diperoleh bersama-sama dengan berdirinya yayasan itu”. Berdasarkan hal tersebut,

pendapat ini menurut Ali Rido dapat berlaku juga di Indonesia.

Adapun yang dimaksud dengan Yayasan dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor

16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yaitu: “Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas

kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang

sosial keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota”.

Yayasan adalah sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang sosial,

kemanusiaan dan keagamaan. Yayasan memiliki kekayaan tersendiri dari berbagai

macam sumber. Yayasan ini sifatnya tidak memiliki anggota. Menilik dari tujuannya,

3
yayasan tidak mencari profit atau keuntungan. Yayasan selanjutnya memiliki

kewenangan untuk mendirikan sebuah atau beberapa buah badan usaha sesuai dengan visi

dan misi yang dimiliki oleh yayasan.

Yayasan dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan dalam berbagai macam

bentuk dan tujuan. Yayasan tersebut secara khusus berada pada bidang kerja yang

menjadi usahanya. Meskipun non-profit, yayasan dapat memperoleh income dari badan

usaha yang didirikan. Income ini bertujuan untuk menghidupi operasional yayasan dan

badan usaha yang ada dibawahnya, bukan untuk memperkaya diri si pemilik yayasan.

Yayasan akan memiliki banyak keuntungan seiring dengan banyaknya badan usaha yang

didirikan. Badan usaha tersebut adalah modal hidup nyata sebuah yayasan.

2.2.2 Ciri – ciri Yayasan

Ciri-ciri yayasan dapat dirinci sebagai berikut:

1. Eksistensi yayasan sebagai entitas hukum di Indonesia belum didasarkan pada

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pengakuan yayasan sebagai badan hukum belum ada dasar yuridis yang tegas, berbeda

halnya dengan PT, Koperasi, dan badan hukum yang lain.

3. Yayasan dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba,

tujuan religius, sosial keagamaan, kemanusiaan, dan tujuan ideal yang lain.

4. Yayasan didirikan dengan akta notaris atau dengan surat keputusan pejabat yang

bersangkutan dengan pendirian yayasan.

5. Yayasan tidak memiliki anggota dan tidak dimiliki oleh siapa pun, namun mempunyai

4
pengurus atau organ untuk merealisasikan tujuan yayasan.

6. Yayasan mempunyai kedudukan yang mandiri sebagai akibat adanya kekayaan yang

terpisah dari kekayaan pribadi pendiri atau pengurusnya, dan mempunyai tujuan sendiri

yang berbeda atau lepas dari tujuan pribadi pendiri atau pengurus.

7. Yayasan diakui sebagai badan hukum seperti halnya orang, sebagai subjek hukum

mandiri yang dapat menyandang hak dan kewajiban mandiri, didirikan dengan akta, dan

didaftarkan di kantor kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat.

8. Yayasan dapat dibubarkan oleh pengadilan dalam kondisi pertentangan tujuan yayasan

dengan hukum, likuidasi, dan pailit.

Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2001, yayasan telah diakui sebagai badan hukum

privat di mana subjek hukum mandiri terlepas dari kedudukan subjek hukum Para pendiri

atau pengurusnya. Sebagai subjek hukum mandiri, yayasan dapat menyandang hak dan

kewajiban, menjadi debitor maupun kreditor, dan melakukan hubungan hukum apa pun

dengan pihak ketiga. Legalisasi badan hukum menurut UU Yayasan adalah saat akta

pendiriannya, yang dibuat di hadapan Notaris, disahkan oleh Menteri Hukum dan

Perundang-undangan dan HAM.

Yayasan yang tidak menyesuaikan Anggaran Dasarnya dalam jangka waktu 5

(tahtm), dapat dibubarkan berdasarkan putusan Pengadilan atas permohonan Kejaksaan

atau pihak yang berkepentingan.

Yayasan yang sebagian kekayaannya berasal dari bantuan Negara, bantuan luar

negeri, dan atau sumbangan masyarakat sebagai akihar berlakunya suatu peraturan

5
perundang-undangan wajib mengumumkan ikhtisar laporan tahunan sebagaimana

dimaksud oleh Pasal 52 Ayat (1) UU Yayasan yang mencakup kekayaannya selama 10

(sepuluh) tahun, sebelum UU Yayasan diundangkan. Pengumuman ini tidak menghapus

hak dari pihak berwajib untuk melakukan pemeriksaan, penyidikan, dan penuntutan

apabila teriadi pelanggaran hukum.

2.2.3 Fungsi dan Peran Yayasan

FUNGSI Yayasan:

 Wadah yang bersifat non profit untuk membantu kesejahteraan hidup masyarakat.

 Lembaga yang memberikan upaya perlindungan, bantuan dan pelayanan kepada

masyarakat di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan.

PERAN Yayasan:

 Membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan.

2.2.4 Tujuan Yayasan

Pada Pasal 7 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 menyebutkan bahwa :

“Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud

dan tujuan yayasan”.

Dari pasal diatas dapat disimpulkan bahwa yayasan harus bertujuan sosial,

keagamaan dan kemanusiaan, dimana yayasan boleh melakukan kegiatan usaha

asalkan laba yang diperoleh dari hasil usaha tersebut dipergunakan dan

diperuntukkan untuk tujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Usaha yang

6
memperoleh laba ini diperlukan agar yayasan tidak tergantung selamanya pada

bantuan dan sumbangan pihak lain.

Pasal 8 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 200 jo Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2004 menyebutkan bahwa:

“Kegiatan usaha dari badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)

harus sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan serta tidak bertentangan dengan

ketertiban umum, kesusilaan, dan/atau peraturan perUndang-Undangan yang

berlaku”.

Dalam penjelasan Pasal 8 (delapan) ini, dijelaskan bahwa cakupan kegiatan usaha

yayasan menyangkut Hak Asasi Manusia, kesenian, olahraga, perlindungan

konsumen, pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan, dan ilmu pengetahuan. Dari

penjelasan itu, kita dapat menyatakan bahwa tujuan dari sebuah yayasan adalah

meningkatkan derajat hidup orang banyak atau mensejahterakan masyarakat.

Mengentaskan kemiskinan, memajukan kesehatan, dan memajukan pendidikan

merupakan kegiatan usaha yang harus menjadi prioritas bagi yayasan.

Semua tujuan yayasan diharapkan berakhir pada aspek kepentingan umum/

kemanfaatan publik sebagaimana maksud dan tujuan yayasan yang seharusnya.

Sebagai perbandingan di Inggris difinisi dari tujuan sosial, keagamaan dan

kemanusiaan ini, sering kali dikaitkan dengan pengertian charity atau sosial Di

Inggris dalam Charitable Uses Acts of 1601 mengemukakan ada 4 klasifikasi dari

Charity yaitu mengatasi kemiskinan (The Relief Of Poverty), memajukan pendidikan

7
(The Advancement of Education), memajukan agama (The Advancement Of

religion), dan tujuan-tujuan lain untuk kepentingan umum (And Other Purpose of

Beneficial to The Community).

Pada klasifikasi diatas mencakup aspek kepentingan umum atau kemanfaatan bagi

publik umumnya. Jadi, suatu sumbangan atau kegiatan bersifat charitable (sosial)

dan kemanusiaan bila ia bermanfaat untuk masyarakat pada umumnya.

Yayasan tujuannya bersifar sosial, keagamaan dan kemanusiaan, namun Undang-

Undang tidak melarang yayasan untuk menjalankan kegiatan usaha. Namun tidak

semata-mata untuk mencari laba, seperti yayasan yang mengusahakan poliklinik atau

rumah sakit. Undang-Undang menghendaki rumah sakit atau poliklinik berbentuk

yayasan, namun jika dilihat dari kegiatan usahanya, rumah sakit atau poliklinik

ditujukan juga untuk mencari laba,

Namun tujuan yayasan itu bersifat sosial dan kemanusiaan. Jadi disini rumah sakit

tidak dapat dikatagorikan untuk mencari keuntungan tetapi bertujuan untul sesuatu

yang idiil atau filantropis atau amal walaupun tidak mustahil yayasan itu mendapat

keuntungan.

Yayasan sebagai philantropis adalah suatu kegiatan yang diminati menuju

kesejahteraan masyarakat. Arti dari philantropis itu adalah kedermawanan sosial,

yang dijalankan dalam kerangka kesadaran dan kesepakatan perusahaan dalam

menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan. Contoh lain dalam pencapaian nilai

philantropis pada yayasan adalah melalui yayasan yang dirikan oleh perusahaan atau

group perusahaan. untuk pencapaian program Corporate Social Responcibility

8
(CSR). Perusahaanlah yang menyediakan modal awal, dana rutin atau dana abadi

pada yayasan yang didirikannya. Yayasan ini lah yang menjalankan program CSR

perusahaan yang terdorong untuk menolong sesama dan memperjuangkan

pemerataan sosial.

Dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001, diterangkan

bahwa kegiatan usaha yayasan penting dilakukan dalam rangka tercapainya maksud

dan tujuan yayasan. Agar yayasan bisa melakukan kegiatan usaha, yayasan

memerlukan wadah atau sarana. Untuk itu, yayasan diperbolehkan mendirikan badan

usaha supaya bisa melaksanakan kegiatan usahanya,.

Ketika mendirikan badan usaha, yayasan harus mengutamakan pendirian badan

usaha yang memenuhi hajat hidup orang banyak, misalnya badan usaha yang

bergerak dibidang penanganan Hak Asasi Manusia, kesenian, olahraga, perlindungan

konsumen, pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan dan ilmu pengetahuan dapat

kita lihat bahwa disini bidang-bidang usaha tersebut selalu berorientasi pada

kepentingan publik.

Di samping itu, dalam mendirikan badan usaha tersebut organ yayasan perlu

mempertimbangkan beberapa hal berikut yaitu: badan usaha tersebut tidak boleh

bertentangan dengan kepentingan umum, badan usaha tidak melanggar kesusilaan,

badan usaha itu tidak melanggar aturan dan ketentuan yang berlaku pada Pasal 8

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001.

9
2.2.5 Status Badan Hukum Yayasan

Sebelum berlakunya Undang-undang Yayasan, sebagai badan hukum (recht

persoon) yayasan sudah sejak lama diakui dan tidak diragukan. Leskipun belum ada

undang - undang yang mengaturnya. Dalam lalu lintas hukum sehari-hari, Yayasan

diperlakukan sebagai legal entity.

Yayasan sebagai badan hukum telah diterima di Belanda dalam suatu

yurisprudensi Tahun 1882 Hoge Raad, yang merupakan badan peradilan tertinggi di

negeri Belanda berpendirian bahwa Yayasan sebagai badan hukum adalah sah

menurut hukum dan karenanya dapat didirikan. Pendirian Hoge Raad tersebut diikuti

oleh Hoode Gerech Shof di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) dalam putusannya

dari tahun 1889.

Meskipun sebelumnya Yayasan di Indonesia belum ada undang-undang yang

mengaturnya, beberapa pakar hokum Indonesia diantaranya Setiawan S. H, Prof.

Soebekti serta Prof. Warjono Projodikoro berpendapat Yayasan merupakan Badan

Hukum.

Setiawan, SH berpendapat bahwa Yayasan adalah badan hukum serta walaupun

tidak ada peraturan tertulis mengenai Yayasan praktek hukum dan kebiasaan

membuktikan bahwa di Indonesia itu dapat didirikan suatu Yayasan bahwa Yayasan

berkedudukan sebagai badan hukum.

Prof. Soebekti menyatakan bahwa Yayasan adalah suatu badan hukum di bawah

pimpinan suatu badan pengurus dengan tujuan sosial dan tujuan yang legal.

10
Prof. Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya berjudul “Hukum Perdata Tentang

Persetujuan-Persetujuan Tertentu”, berpendapat bahwa Yayasan adalah badan

hukum. Dasar suatu Yayasan adalah suatu harta benda kekayaan yang dengan

kemauan memiliki ditetapkan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Pengurus

yayasan juga ditetapkan oleh pendiri Yayasan itu. Pendiri dapat mengadakan

peraturan untuk mengisi lowongan dalam pengurus. Sebagai badan hukum yang

dapat turut serta dalam pergaulan hidup di masyarakat, artinya dapat dijual beli,

sewa-menyewa dan lain - lain dengan mempunyai kekayaan terpisah dari barang-

barang, kekayaan orang- orang yang mengurus Yayasan itu.

Adapun yang dimaksud dengan Yayasan dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor

16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yaitu: “Yayasan adalah badan hukum yang terdiri

atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu

dibidang sosial keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota”.

Berdasarkan pengertian Yayasan ini, Yayasan diberikan batasan yang jelas dan

diharapkan masyarakat dapat memahami bentuk dan tujuan pendirian Yayasan

tersebut. Sehingga tidak terjadi kekeliruan persepsi tentang Yayasan dan tujuan

diberikannya Yayasan. Yang geraknya terbatas di bidang sosial, keagamaan dan

kemanusiaan sehingga tidak dipakai sebagai kendaraan untuk mencari keuntungan.

Yayasan dipandang sebagai subyek hukum karena memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1. Yayasan adalah perkumpulan orang.

2. Yayasan dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hukum.

11
3. Yayasan mempunyai harta kekayaan sendiri.

4. Yayasan mempunyai pengurus.

5. Yayasan mempunyai maksud dan tujuan.

6. Yayasan mempunyai kedudukan hukum (domisili) tempat.

7. Yayasan dapat digugat atau menggugat di muka pengadilan.

Sehingga dari unsur-unsur yang tersebut di atas dapat diberikan suatu kesimpulan

bahwa Yayasan memenuhi syarat sebagai badan hukum dimana Yayasan memiliki

harta kekayaan sendiri, dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hukum,

memiliki maksud dan tujuan serta unsur-unsur lainya sehingga Yayasan persamakan

statusnya dengan orang- perorangan.

Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang

Yayasan lebih memperjelas lagi bahwa yayasan adalah suatu badan hukum dimana

dulu badan hukum didasarkan atas kebiasaan dan yurisprudensi, kini status badan

hukumnya jelas.

Berdasarkan batasan Yayasan tersebut di atas, disamping juga sudah dipastikan

status badan hukumnya, Yayasan juga memiliki unsur-unsur suatu badan hukum

seperti memiliki kekayaan yang dipisahkan (sendiri) juga Yayasan memiliki maksud

dan tujuan.

Dalam Pasal 9 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 dijelaskan

tentang cara berdirinya Yayasan, yang berbunyi:

12
1. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta

kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal

2. Pendirian yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan akta

notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia

Sekalipun sudah ditentukan status badan hukumnya, suatu Yayasan yang

pendiriannya sesuai tidak serta merta menjadi sebuah badan hukum bilamana sudah

dibuat akta pendiriannya di hadapan notaris.

Guna mendapatkan status badan hukum sebuah Yayasan harus melalui proses

pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia seperti

yang tercantum dalam Pasal 11 ayat 1 yang berbunyi:

1. Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian

2. Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat 2memperoleh pengertian

dari Menteri.

Dengan dijelaskan prosedur memperoleh status badan hukum menjadikan hasil

yang jelas bahwa Yayasan adalah badan hukum dan atas hal ini diharapkan tidak ada

lagi keragu-raguan tentang status badan hukum Yayasan.

13
2.2 Koperasi

2.2.1 Pengertian Koperasi

a. Pengertian Koperasi Menurut Istilah

Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti bersama

dan ”operation” (operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja

sama. Sedangkan pengertian umum, Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang

yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan

kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan anggota.

b. Pengertian Koperasi Menurut Undang – Undang

UU No. 25 Tahun 1992 (Perkoperasian Indonesia)

Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar asas

kekeluargaan.

c. Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli

Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli :

1. Dr. Fay ( 1980 )

Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri

atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak

memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup

menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding

dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.

14
2. R.M Margono Djojohadikoesoemo

Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya

sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.

3. Prof. R.S. Soeriaatmadja

Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan

dikendalikan oleh anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka

dan untuk mereka atas dasar nir laba atau dasar biaya.

Jadi, Koperasi adalah Asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha

bersama atas dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang

lebih besar dengan biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi

secara demokratis oleh anggotanya.

2.2.2 Ciri - ciri Koperasi

Beberapa ciri dari koperasi ialah :

1. Terdiri dari perkumpulan orang.

2. Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa. Jasa modal dibatasi.

3. Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan

anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

4. Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota.

5. Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi keanggotaan pribadi

dengan prinsip kebersamaan.

15
2.2.3 Fungsi dan Peranan Koperasi

Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan

peran koperasi di Indonesia seperti berikut ini :

1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosial. Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada

umumnya relatif kecil. Melalui koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi yang kecil

itu dihimpun sebagai satu kesatuan, sehingga dapat membentuk kekuatan yang lebih

besar. Dengan demikian koperasi akan memiliki peluang yang lebih besar dalam

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial anggota koperasi pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

2. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan

masyarakat. Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia dapat

mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan

ekonomi anggota-anggotanya serta masyarakat disekitarnya.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional. Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang

dikelola secara demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan

dapat memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh perekonomian

rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja

usaha yang tangguh dan efisien.

16
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi. Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia,

koperasi mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian nasional

bersama-sama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Dengan demikian koperasi

harus mempunyai kesungguhan untuk memiliki usaha yang sehat dan tangguh,

sehingga dengan cara tersebut koperasi dapat mengemban amanat dengan baik.

2.2.4 Tujuan Koperasi

Berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1992, tujuan koperasi Indonesia dalam

garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut :

a) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya;

b) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat; dan

c) Turut Serta membangun tatanan perekonomian nasional.

2.2.5 Bentuk Koperasi

Koperasi terdiri dari dua bentuk, yaitu Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder.

- Koperasi Primer adalah Koperasi yang beranggotakan orang seorang,

yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang. Koperasi primer memiliki

otonomi untuk mengatur sendiri jenjang tingkatan, nama, dan norma-norma yang

mengatur kehidupan koperasi sekundernya.

- Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum

koperasi yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi yang telah

17
berbadan hukum. Koperasi sekunder didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan

efisiensi, efektivitas, dan mengembangkan kemampuan koperasi primer dalam

menjalankan peran dan fungsinya. Oleh sebab itu, pendirian koperasi sekunder

harus didasarkan pada kelayakan untuk mencapai tujuan tersebut.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.1.1 Yayasan
Yayasan adalah sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang sosial,

kemanusiaan dan keagamaan. Yayasan memiliki kekayaan tersendiri dari berbagai

macam sumber. Yayasan ini sifatnya tidak memiliki anggota.

Ciri-ciri yayasan adalah Yayasan dibentuk berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, Didirikan dengan akta notaris, Yayasan dibentuk dengan

memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba, religi, sosial dan

kemanusiaan, Yayasan dapat dibubarkan oleh pengadilan.dll.

Fungsi yayasan adalah Wadah yang bersifat non profit untuk membantu

kesejahteraan hidup masyarakat, Lembaga yang memberikan upaya perlindungan,

bantuan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang sosial, keagamaan dan

kemanusiaan.

Peran yayasan adalah Membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan,

Tujuan yayasan adalah Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya, Untuk memajukan

kesejahteraan masyarakat dan Turut Serta membangun tatanan perekonomian nasional.

Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional.

yayasan adalah suatu badan hukum dimana dulu badan hukum didasarkan atas

kebiasaan dan yurisprudensi, kini status badan hukumnya jelas.

19
3.1.2 Koperasi

Koperasi bentuk organisasi yang tujuan utama nya bukan mencari keuntungan

tetapi mencari kesejahteraan anggota.

Ciri – ciri koperasi adalah Terdiri dari perkumpulan orang,Jasa modal dibatasi,

Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan

anggotanya, Modal tidak tetap.

Fungsi dan peran koperasi adalah Membangun dan mengembangkan potensi

serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial, Turut serta secara aktif dalam

upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat., Memperkokoh

perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

Tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut

Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya, Untuk memajukan kesejahteraan

masyarakat; dan Turut Serta membangun tatanan perekonomian nasional.

Koperasi terdiri dari dua bentuk, yaitu Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder.

20

Anda mungkin juga menyukai