SKRIPSI
Disusun Oleh:
Diajukan Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Umi Budi Rahayu, S.St.Ft, S.Pd, M. Kes Isnaeni Herawati, S.St.Ft, S.Pd.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ibu Hj Dra. Munzayanah, Yang telah aku anggap sebagai ibuku sendiri
yang telah merawat, menjaga, dan mendidikku dari kecil hingga aku deweasa.
Terimakasih atas semua yang telah engkau berikan kepadaku selama ini, dan
dengan skripsi ini mungkin dapat menjawab sedikit harapanmuw selama ini
padakuw.
Kedua Orang Tuaku Ibu Siti Istiati dan bapak Marno. Terimakasih atas
do’a yang selalu engkau panjatkan kepadaku hingga terselesaikannya skripsi ini.
Aku belum dapat memberikan sesuatu yang berharga buat kalian. Tapi dengan
skripsi ini aku berharap dapat memberikan sedikit kebahagiaan d hati kalian.
Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada
menjaga lidah.
Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik
daripada takwa.
Akuw merenungkan segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik
dari pada memberikan nasihat baik.
Aku mencari segala bentuk rezki, tetapi tidak mendapatkan rezki yang lebih baik daripada
sabar.
( khalifah umar )
Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna, tetapi orang yang mengambil sebaik-
baiknya dari otak yang tidak sempurna.
( Mary Mccarty )
Dua hal yang membangkitkan ketakjuban saya, yaitu langit yang bertabur bintang di atas,
dan alam semesta yang penuh hikmah di dalamnya.
( Einstein )
Jadilah manusia yang pada kelahirannya semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya
kamu sendiri yang menangis. Dan pada kematianmu semua orang menagis sedih, tetapi
hanya kamu sendiri yang tersenyum.
( Mahatma Gandhi )
Jangan hina pribadi anda dengan kepalsuan. Karena dialah mutiara diri anda yang
tidak ternilai .
( Heather Pryor ).
Bersyukurlah jika anda sudah d level terendah dalam hidupmu, karena tidak ada pilihan
lain selain untuk naik.
( Mario Teguh )
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
dari dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati tidak lupa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
Muhammadiyah Surakarta.
2. Bapak Arif Widodo, A. Kep. M. Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
3. Bapak Prof. Dr. Soetjipto, DSR, selaku Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan
4. Ibu Umi Budi Rahayu, S. ST. Ft, S. Pd, M. Kes, selaku Ketua Progdi D4
5. Ibu Umi Budirahayu, S. ST. Ft, S. Pd, M. Kes selaku Pembimbing I, Ibu
Isnaeni Herawati, S. ST. Ft, S. Pd. selaku Pembimbing II, dan Bapak Andry
7. Bapak dan Ibu serta adik dan kakaku tersayang yang telah memberikan
dukungan do’a dan kasih sayang serta dorongan yang tiada henti untuk
penulis.
waktunya dan terima kasih untuk kerja samanya hingga skripsi ini selesai.
serta dukungan sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. Success For All. .
Amin.
11. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak dapat
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan penulis mohon minta maaf bila dalam pembuatan skripsi ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
DEKLARASI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri
dan sepanjang sepengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau
ditulis orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
Dan apabila skripsi ini merupakan jiplakan dan atau penelitian karya
ilmiah orang lain, maka saya siap menerima sanksi baik secara akademis maupun
hukum.
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang berkembang dari
anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Lansia bukan merupakan suatu
penyakit tetapi merupakan tahap lanjut dari dari proses kahidupan yang ditandai
oleh penurunan kemampuan tubuh. Salah satu akibat dari penurunan kemampuan
tubuh yaitu perubahan kemampuan otot maupun pada daerah persendian, terutama
sering di jumpai pada daerah pinggang (Lumbal) dimana terjadi penurunan
elastisitas dan fleksibilitas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam untuk
mencegah nyeri pinggang terhadap fleksibilitas lumbal pada lansia.
Tempat penelitian dilaksanakan di Organisasi Wanita Islam Kelurahan
Sriwedari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta selama 4 minggu.
Metode penelitian adalah metode eksperimen semu dengan desain
penelitian pre and post test desaign. Sampel terdiri dari 44 responden dari 120
jumlah populasi lansia yang ada. dengan penarikan responden dengan metode
purposive sampling. Untuk mengetahui pengaruh senam untuk mencegah nyeri
pinggang terhadap fleksibilitas lumbal pada lansia menggunakan Wilcoxon Signed
Ranks Test dan Mann Whitney.
Dari hasil pengujian, diambil kesimpulan dari penelitian adalah ada
pengaruh senam untuk mencegah nyeri pinggang terhadap fleksibilitas lumbal
pada lansia (P= 0,000). Dengan demikian terjadi penambahan fleksibilitas lumbal
pada lansia.
DEKLARASI ........................................................................................... xi
C. Pembatasan Masalah.................................................................. 8
6. Lumbal ............................................................................. 32
1. Populasi ............................................................................. 49
A. Kesimpulan ............................................................................... 71
B. Implikasi............................................................................ .......... 72
C. Saran.......................................................................................... ... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis Schober Test 1 dan Schober Test 2
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Schober Test 1 dan Schober Test 2
Lampiran 6 : Data Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol
Kontrol
Lampiran 10 : Dokumentasi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1995 usia harapan hidup bangsa
tentang kesejahteraan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia
Pada tahun 2000, dua di antara tiga lansia di seluruh dunia yang
berjumlah 600 juta, akan hidup dan bertempat tinggal di negara-negara sedang
berkembang. Angka pertumbuhan lansia mencapai 2,5 persen per tahun, lebih
besar dari angka pertumbuhan populasi dunia yang hanya 1,7 persen per
penduduk usia lanjut di Indonesia antara tahun 1990 dan 2025 akan mencapai
414 persen dari 32 juta orang pada tahun 2002 (Kinsella dan Taeuber dalam
bertambah.
(Costantinides, 1994 cit. Darmojo & Martono, 2004). Lansia atau lanjut usia
adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang berkembang dari anak-anak,
dewasa dan akhirnya menjadi tua. Lansia bukan merupakan suatu penyakit
tetapi merupakan tahap lanjut dari dari proses kahidupan yang ditandai oleh
terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total. Menua dalam proses
menua biologis adalah proses terkait waktu yang berkesinambungan dan pada
pada persendian, tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan
ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan lingkup garak sendi
aktivitas kehidupan sehari-hari (activity daily living atau ADL) (Wold, 1999).
(LGS) yang diakibatkan oleh adanya kekakuan otot dan tendon sehingga
ketegangan otot dan masalah punggung bawah). Parameter ini tergantung pada
memenuhi kelenturan.
Fleksibilitas sendi wanita berusia 50 tahun ke atas dapat ditingkatkan
dengan senam Tai Chi (Susanto, 2000). Latihan peregangan statik (static
(Bandi et, all. 1997). Kekuatan otot lansia tidak terlatih dapat ditingkatkan
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur (Depkes, 2003). Tingkat
istirahat. Jadi supaya menjadi lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu
denyut jantung untuk ukuran normal adalah antara 60 hingga 100 kali per
ciptakan oleh dr.Yuda Turana. Senam pencegahan nyeri pinggang adalah satu
bagian dari rumpun senam, sesuai dengan dengan istilahnya, maka gerakan-
pinggang dan adanya gerakan penguluran atau strech pada otot-otot daerah
tersebut. Latihan senam dan aktivitas fisik pada lansia dapat mempertahankan
tentang manfaat olah raga senam bagi lansia dengan judul ”PENGARUH
SURAKARTA”.
B. Identifikasi Masalah
membaik dan usia harapan hidup yang makin meningkat, sehingga jumlah
stress walaupun stress tersebut masih dalam batas-batas fisiologis (Brooks &
Fahey, 1984). Proses menua yang terjadi setelah seseorang berusia 30 tahun
dibawah 30 tahun, terdiri atas 61% H2O, 19% sel solid, 14% lemak, 6% tulang
dan mineral. Pada usia lebih dari 65 tahun, komposisi tersebut berubah
menjadi H2O 53%, sel solid 12%, lemak 30%, sedangkan tulang dan mineral
mekaniknya karena penuaan, daya elastis dan kekuatan dari kolagen menurun
lansia. Selain itu perubahan srtuktur otot dan jaringan ikat sekitar sendi
fibrokartilago yang padat dan tidak teratur. Selain itu juga terjadi degenerasi,
erosi dan klasifikasi pada kartilago dan kapsul sendi. Sendi kehilangan
Hal-hal diatas lebih cepat terjadi pada lansia wanita diakibatkan proses
tersebut, sesuai dengan kondisi fisik lansia. Program latihan fisik bagi para
aktivitas yang lebih tinggi. Pada survei awal di sebuah Posyandu lansia di desa
fisik, tidak mengikuti kegiatan senam yang dilaksanakan setiap hari serta tidak
raga atau aktivitas fisik dengan menambah latihan unsur gerakan bebas pada
sendi yaitu latihan dengan gerak bebas secara maksimal tanpa nyeri (Burke,
pinggang yang sering terjadi pada lansia pada umumnya. Gerakan senam
difokuskan pada daerah sekitar pinggang dan adanya gerakan penguluran atau
pinggang terhadap fleksibilitas lumbal pada lansia. Alat yang digunakan untuk
C. Pembatasan Masalah
lain: keterbatasan alat ukur, biaya dan waktu, maka peneliti membatasi
D. Perumusan Masalah
Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
terhadap fleksibilitas lumbal pada lanjut usia di Organisasi Wanita Islam Kota
Surakarta.
F. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Akademik
3. Bagi IPTEK
4. Bagi Fisioterapi
latihan yang tepat yang nantinya berdampak pada keberhasilan terapi yang
A. Deskripsi Teori
adanya program jam genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar
dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya
radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori ini
tersebut.
hal ini akan mengakibatkan sistem imun tubuh menganggap sel yang
bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Menurut
Lansia atau lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami
oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, terjadinya tidak bisa
dihindari oleh siapapun dan pada usia lanjut akan mengalami kemunduran
merupakan tahap lanjut dari dari proses kahiduapan yang ditandai oleh
kemampuan tubuh yaitu perubahan fungsi otot pada usia lanjut, dimana
age (45-59 tahun), lanjut usia pertama atau elderly (60-74 tahun), lanjut
usia kedua atau old (usia di atas 90 tahun), 2) menurut UU No. 13 tahun
1998 tentang kesejahteraan lansia yang menyatakan bahwa lansia adalah
adaptasi yang paling akhir yaitu kematian sel (Kumar et, all. 1992, dikutip
a. Sistem muskuloskeletal
Utomo, 2003).
2) Kartilago
Utomo, 2003).
4) Otot
serabut otot dan hipertropi pada beberapa serabut otot yang lain,
4. Senam
a. Pengertian Senam
1994).
strech.
7) mobilisasi sendi.
selain menjaga kebugaran dapat melindungi tubuh agar tulang lebih kuat
dilakukan selama 5-10 menit (Gilang, 2007), (2) gerakan inti adalah
memiliki waktu khusus untuk istirahat dalam sepekan 1 atau 2 hari agar
tubuh tetap dapat istirahat dan memperbaiki kondisi jaringan tubuh yang
haus atau rusak akibat melakukan olahraga. Jadi lakukanlah senam secara
45-60 menit dengan diselingi waktu istirahat, interval yang cukup, variasi
1) Knee To Chest
Posisi berbaring , lutut ditekuk. Taruh tangan anda di sendi lutut dan
tarik menuju dada. Biarkan kaki sebelahnya datar. Tahan dalam posisi
2) Pelvic Tilt
anda ke lantai dengan cara menarik otot perut ke atas dan ke bawah.
putar lutut anda ke kiri. Biarkan lutut anda tetap rileks dan jatuhkan
lutut tanpa tenaga. Balikkan kepala dan lutut dalam posisi awal.
4) Pelvic Lift
menahan nafas .
5) Lower Abdominal Exercises
dengan lantai dengan menarik otot perut ke atas dan bawah. Kemudian
detik. Turunkan kaki pada posisi awal. Lakukan pada kaki yang lain.
6) Curl Ups
Posisi berbaring, lutut ditekuk. A. Secara perlahan naikkan badan
anda di dada dan perlahan gerakkan siku anda menuju lutut, lekukkan
punggung anda. Biarkan otot leher anda tetap rileks dan nafaslah
Posisi kuda dengan leher tetap lurus pandangan mata ke lantai. Secara
lantai.
8) Tail Wagging
anda bisa. Perlahan kembali pada posisi semula. Lakukan pada pinggul
sebelahnya.
9) Hip Extension
luruskan kaki dan mata lurus ke depan , posisi sejajar dengan lantai.
Posisi rileks dengan duduk, lutut ditekuk, tangan memegang lantai dan
Posisi berbaring bertumpu pada perut dengan titik berat pada tangan.
gerakan.
selama 5 detik.
15) Hip Extension
Ulangi pada tangan yang lain. B. Gerakkan lutut ke arah pundak yang
Duduk tegap di kursi dengan telapak kaki datar. Pundak dalam posisi
semula.
Duduk di atas kursi dengan bagian belakang tubuh anda tetap lurus ke
dinding. Angkat tangan anda di atas kepala, biarkan kepala dan tangan
Posisi berdiri tegap dengan kaki selebar bahu. Tekuklah badan ke satu
Posis berdiri tegap dengan kaki selebar bahu. Jaga lutut tetap lurus.
kedua sisi tembok. Dekatkan badan anda ke tembok. Posisi badan dan
kaki tetap lurus pada lantai. Tahan selama 5 detik. Kembali ke posisi
awal. Gerakkan dapat diulangi dengan posisi yang lebih jauh dari
lantai.
5. Fleksibilitas Sendi
Grabowski, 2003).
1997).
yang maksimal.
6. Lumbal
tersusun dari atas ke bawah mulai dari leher sampai ke tulang ekor.
(Saifuddin, 2002).
fibroelastis.
sinovialis dan diselubungi oleh kapsul yang melekat erat pada tepi
spinalis.
1. Anatomi Terapan
laterofleksi, dan rotasi batang tubuh. Dan terdiri dari, Otot rectus
2002).
2) Biomekanika Lumbal
terjadi adalah: (a) fleksi, (b) ekstensi, (c) lateral fleksi dan (d)
rotasi.
punggung.
abdominis.
berikut:
m. latissimus
dorsi
m. obliqus
externus
m. psoas minor
m. iliacus
m. oliqus
internus
pada titik atas dan titik bawah, posisi subyek berdiri tegak, (5)
lurus, (6) kemudian jarak titik ketiga dan kedua diukur dengan pita
pengukur, titik pangkal pita ukur tidak berubah, (7) catat angka
pada pira ukur yang menunjuk pada titik kedua dan ketiga
Tabel 2.2
Kriteria pengukuran fleksibilitas lumbal
KRITERIA UKURAN
Normal > 6 cm
Ringan 4-6 cm
Sedang 2-4 cm
Terbatas 0-2 Cm
usia, salah satunya adalah adanya ketegangan otot atau stress berlebih
variabel yang spesifik termasuk distensibilitas kapsul sendi, suhu otot dan
kegiatan olah raga yang bermanfaat bagi para lansia. Jenis olahraga yang
khususnya untuk tubuh bagian atas, bawah leher dan daerah panggul
(Doewes, 2003).
tulang belakang terutama pada lumbal dapat berpengaruh secara positip bagi
para lansia.
B. Kerangka Berfikir
Permasalahan kesehatan lansia wanita lebih kompleks dari pada lansia
pria. Hal ini disebabkan lansia wanita mempunyai siklus hidup yang lebih
rumit. Sebelum memasuki lansia, wanita terlebih dahulu memasuki masa yang
disebut menopause dan setahun kemudian memasuki masa yang disebut pasca
mekaniknya karena penuaan, daya elastis dan kekuatan dari kolagen menurun
lansia.
Selain itu perubahan srtuktur otot dan jaringan ikat sekitar sendi
penurunan daya lentur dan elastisitas. Terjadi degenerasi, erosi dan klasifikasi
cairan sinovial pada persendian, tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi
lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan
pada sendi lumbal. Kekakuan dapat disebabkan oleh adanya kalsifikasi pada
lansia yang akan menurunkan fleksibilitas sendi pada lumbal, karena berfungsi
olah raga yang bermanfaat bagi para lansia. Jenis olahraga yang dapat
belakang terutama pada lumbal dapat berpengaruh secara positip bagi para
Faktor fisiologi
umur, genetik dan
hormonal
Penurunan Fungsi
Organ Tubuh
Sistem Muskuloskeletal
( Tulang, otot, ligament,
tendon)
Penurunan Fleksibilitas
Lumbal
Pergerakan Sendi
Lumbal terbatas dan
Gangguan Aktivitas
Sehari-hari
Menggunakan Sendi
Lumbal
Senam Untuk
Mencegah Nyeri
Pinggang
Peningkatan Fleksibilitas
Sendi Lumbal
Peningkatan Kegiatan
Sehari-hari dan kualitas
hidup lansia
D. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang
timbul dari adanya perlakuan tertentu dan semua variabel tidak dapat di
Group Pre and Post Test design yaitu membandingkan antara fleksibilitas
lumbal wanita lanjut usia yang diberikan latihan senam untuk pencegahan
nyeri pinggang sebagai kelompok perlakuan dengan wanita lanjut usia yang
Perlakuan : O1 X O2
Subjek randomisasi
Kontrol : O3 O4
B. Lokasi Penelitian
C. Waktu Penelitian
1. Populasi
b. Tidak ada kecacatan, baik cacat fisik maupun anggota gerak bawah
c. Kondisi umum baik, kondisi vital sign dalam keadaan normal tidak
d. Tidak sedang aktif dalam kegiatan olah raga atau senam yang
terakhir.
untuk penelitian.
2. Fleksibilitas lumbal
F. Definisi Operasional
terjadinya nyeri pada bagian pinggang yang sering terjadi pada lansia pada
(Turana, 2005 )
Senam dilakukan tiga kali dalam satu minggu, selama empat minggu. Waktu
dapat bergerak maksimal tanpa disertai rasa nyeri atau tidak nyaman.
G. Variabel penelitian
1. Tahap persiapan
wanita lanjut usia yang akan menjadi subyek penelitian untuk diberikan
2. Pelaksanaan penelitian
3. Pre Test
dample of venous, (2) dibuat titik kedua yang berjarak 10cm di atas titik
pertama, (3) dibuat titik ketiga yang berjarak 5cm dibawah titik pertama
dan titik-titik tersebut berada pada linea mediana, (4) diletakkan pita
pengukur pada titik atas dan titik bawah, posisi pasien berdiri tegak (5)
kemudian jarak titik ketiga dan kedua diukur dengan pita pengukur, titik
pangkal pita ukur tidak berubah, (7) catat angka pada pita ukur yang
menunjuk pada titik kedua dan ketiga kemudian dikurangi 15cm ( Moll &
Wright, 1971).
4. Pelaksanaan penelitian
dahulu dan menilai berat badan dan tinggi badan. Kemudian peneliti
Pada penelitian ini akan diperoleh data berupa nilai fleksibilitas sendi
lumbal menggunakan schober test pada awal penelitian serta setelah 4 minggu
melakukan senam untuk mencegah nyeri pinggang . Teknik analisa data yang
digunakan adalah Wilcoxson Signed Rank Test dan Mann Whithney dengan
pinggang. Data akan di analisis dengan program komputer model SPSS 15.00.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
antara 60 hingga 74 tahun. Jumlah lansia secara keseluruhan ada 130 orang,
namun yang masuk dalam kriteria inklusi ada 22 orang lansia. 22 orang
Grafik 4.1
Grafik Usia Responden
Histogram Kelompok Perlakuan dan Kelompok Histogram
Kontrol
10
6
8 5
4
Frequency
6
Frequency
2
1
Mean =64.41
Std. Dev. =4.228 Mean =65.27
N =22 Std. Dev. =4.421
N =22
0
0
60 62.5 65 67.5 70 72.5
60 62.5 65 67.5 70 72.5
umur umur
Grafik 4.2
Grafik Tinggi Badan Responden Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Histogram Histogram Kontrol
10
6
8
Frequency
Frequency
6
4
Mean =154.55
Mean =151.05 Std. Dev. =7.398
Std. Dev. =7.587 N =22
N =22
0
0
140 145 150 155 160 165
140 145 150 155 160 165
TINGGI BADAN TINGGI BADAN
dan tinggi badan kelompok kontrol yang paling banyak adalah 160-165 cm.
Tabel 4.3
Deskripsi Karakteristik Berat Badan Subyek Penelitian
Standard Dev.
Subyek Min Max Mean
Perlakuan 45 65 52,73 5,101
Kontrol 45 60 51,50 4,091
Grafik 4.3
Grafik Berat BadanHistogram
Responden Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Histogram
8 6
4
Frequency
Frequency
4 3
Tabel 4.5
Deskripsi Data Tes Schober Variabel Kontrol
Standard Dev.
Variabel Kontrol Min Max Mean
Schober Test Awal 2,8 5,8 4,059 0.8894
Schober Test Akhir 2,3 6,0 4,041 1,0509
Tampak pada tabel di atas, yaitu tabel 4.1 hingga tabel 4.3 adalah
deskripsi data berdasarkan usia, tinggi badan dan berat badan. Sedangkan pada
tabel 4.4 dan tabel 4.5 adalah deskripsi data skoring schober test untuk
nyeri pinggang tampak bahwa pada schober test akhir memiliki rata-rata
(mean) lebih besar daripada nilai schober test awal, hal ini menunjukkan jika
pada tabel 4.5 pada schober test awal dan schober test akhir tampak bahwa
nilai minimal dan maksimal untuk skor schober test tidak mengalami
Apakah perubahan tersebut signifikan atau tidak pada sub bab selanjutnya
akan dilakukan test uji perbedaan dengan menggunakan analisis wilcoxon rank
Windows dengan menggunakan metode analisis wilcoxon rank test dan Mann
sebagai berikut:
menggunakan seluruh sampel yang berasal dari lansia yang telah masuk
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Homogenitas
Variabel Schober Test F hitung p-value
Kontrol 0,602 0,442
Perlakuan 0,005 0,946
4.8 bahwa p-value > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
variabel schober test awal dan schober test akhir merupakan sampel dari
Sedangkan metode yang digunakan adalah pre and post design, Sehingga
sebelum adanya senam yaitu schober test awal dengan schober test setelah
diberikan senam yaitu schober test akhir. Sedangkan pada data kelompok
sebagai berikut:
a. Pengujian hipotesis pre and post test design schober test pada
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Hipotesis Schober Test 1 dan
Schober Test 2 Pada Kelompok Perlakuan
Tabel 4.10
Hasil Pengujian Hipotesis Schober Test 1 dan
Schober Test 2 Pada Kelompok Kontrol
Kelompok Z score p-value Kesimpulan
Kontrol -0,716 0,474 Tidak
Signifikan
c. Pengujian hipotesis pre and post test design schober test sebagai uji
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Hipotesis
Kelompok Z score p-value Kesimpulan
Perlakuan – -5,295 0,005 Signifikan
Kontrol
D. Keterbatasan Penelitian
lumbal.
BAB V
PEMBAHASAN
suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang
timbul dari adanya perlakuan tertentu dan semua variabel tidak dapat di
kontrol oleh peneliti. Dengan penelitian Two Group Pre and Post Test design
perlakuan dengan wanita lanjut usia yang tidak diberikan senam sebagai
melakukan senam untuk mencegah nyeri pinggang . Teknik analisa data yang
digunakan adalah Wilcoxson Signed Rank Test dan Mann Whitney dengan
pinggang. Data akan di analisis dengan program komputer model SPSS 15.00.
Februari 2010. Alasan subyek penelitian di organisasi ini, karena selain dekat
perempuan lanjut usia dengan usia antara 60 hingga 74 tahun. Jumlah lansia
secara keseluruhan ada 130 orang, namun yang masuk dalam kriteria inklusi
lansia yang diberi senam mencegah nyeri pinggang. Penelitian ini berusaha
memiliki usia antara 60-74 tahun dengan nilai rata-rata sebesar 64,41 untuk
berat badan antara 45-65 kg dengan nilai rata-rata sebesar 52,73 kg dan
berat badan antara 45-60 kg dengan nilai rata-rata 51,50 kg dan standar deviasi
sebesar 4,091.
perlakuan memiliki schober test awal antara 12,5 – 17,2 cm dengan nilai rata-
rata sebesar 15,182 dan standar deviasi sebesar 15,182 dan standar deviasi
sebesar 1,1802, sedangkan schober test akhir berkisar antara 13-19 cm dengan
kisaran data antara 13-16,8 cm dengan nilai rata-rata sebesar 14,805 dan
standar deviasi sebesar 1,1705, sedangkan pada schober test akhir data
berkisar antara 13-16,5 cm dengan nilai rata-rata sebesar 14,7 dan standar
deviasi sebesar 1,1798. Pada variabel perlakuan yang diberi perlakuan senam
untuk mencegah nyeri pinggang tampak bahwa pada schober test akhir
memiliki rata-rata (mean) lebih besar daripada nilai schober test awal, hal ini
pre and post test design schober test pada kelompok perlakuan dengan senam
diperoleh nilai z-score sebesar -4,033 dan p-value sebesar 0,000. Dengan
hipotesis pre and post test design schober test pada kelompok kontrol tidak
diketahui bahwa nilai z-score sebesar -0,716 dan p-value sebesar 0,474.
pengujian hipotesis pre and post test design schober test sebagai uji hipotesis
lumbal pada lansia. Secara umum, terdapat pengaruh yang signifikan antara
lumbal
(LGS) yang diakibatkan oleh adanya kekakuan otot dan tendon sehingga
kapsul sendi, suhu otot dan disamping itu keketatan jaringan seperti
lansia. Selain itu perubahan srtuktur otot dan jaringan ikat sekitar sendi
dengan matrik glatimus akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tidak
degenerasi, erosi dan klasifikasi pada kartilago dan kapsul sendi. Sendi
hal diatas lebih cepat terjadi pada lansia wanita diakibatkan proses menopause
latihan pada daerah punggung terutama lumbal. Selain itu gangguan berat
pada daerah pinggang atau lumbal, hal ini diakibatkan karena adanya
menjaga kebugaran dapat melindungi tubuh agar tulang lebih kuat dan otot
dapat lebih lentur. Salah satu kegiatan yang dapat mengurangi dampak resiko
dilakukan pada lansia antara lain adalah senam untuk mencegah nyeri
perenggangan yang sesuai, khususnya untuk tubuh bagian atas, bawah leher
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
individu baik laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun.
adalah, bagian dari rumpun senam, sesuai dengan dengan istilahnya, maka
ataupun mengurangi terjadinya nyeri pada bagian pinggang yang sering terjadi
pada lansia pada umumnya. Gerakan senam difokuskan pada daerah sekitar
pinggang dan adanya gerakan penguluran atau strech pada otot-otot daerah
tersebut.
A. Simpulan
pengujian hipotesis pre and post test design schober test pada kelompok
wilcoxon rank test diperoleh nilai z-score sebesar -4,033 dan p-value sebesar
Kemudian, pengujian hipotesis pre and post test design schober test
mencegah nyeri pinggang diketahui bahwa nilai z-score sebesar -0,716 dan p-
lansia. Sementara itu, pengujian hipotesis pre and post test design schober test
menggunakan uji Mann Whitney diperoleh nilai z-score sebesar -5,295 dan p-
mekaniknya karena penuaan, daya elastis dan kekuatan dari kolagen menurun
lansia.
C. Saran
latihan yang tepat yang nantinya berdampak pada keberhasilan terapi dan
sebagai masukan kepada lansia dan keluarganya serta bagi masyarakat untuk
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
American Alliance For Healt, Physicial Education, Recreaton and Dance, 1999,
Physicial Education for Lifelong Fitness, Human Kinetics, Champaign.
Bandy, E., 2006, Exercise and Women with Physical Disabilities, Practitioners’
Guide to Primary Care, Primary Health Care Considerations.
Branner & Suddarth, Alih bahasa Monica Ester, SKP, 2002; Buku Ajaran
Keperawatan Medika Bedah edisi 8, Volume I, ECG, Jakarta.
Brick, L., 2002, Bugar dengan Senam Osteoporosis, Alih bahasa Anna Agustina,
Rajagrafindo Persada, Jakarta, hal. 6 dan 45-47.
Brooks. G.A. & Fahey T.D. 1984. Exercise Physiology. Human Bioenergetics and
Its Applications John Wiley & Sons, Singapore.
Budiharjo, S., 2003, Pengaruh Senam Bugar Lansia terhadap Kekuatan otot
Wanita Lanjut Usia Tidak Terlatih di Yogyakarta, Tesis, Pascasarjana
UGM, Yogyakarta.
Gilang, S., 2007, Sehat dan Bugar Petunjuk Praktis Berolahraga yang benar, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 30, 38.
Luttgens, K., and Hamilton N., Kinesiologi Scientific Basic of Human Motion,
Mc. Graw-Hill, Boston.
Magge, D.J., 2000, Orthopedic Physical Assessment, Edisi 4, W.B. Saunders Co.,
Philadelphia.
Moll & Wright, 1971, Modified Schober Test (internet). Tersedia dalam:
http://www.schobertest.go.id(diaskes 28 Desember 2009).
Prayitno, Nugroho, 1999, Manula (Manusia Lanjut Usia). Jakarta : Inti I Daya
Press.
Pujiastuti S., Utomo B., 2003, Fisioterapi Pada Lansia, Cetakan I, Penerbit Buku
Kedokteran ECG, Jakarta.
Putz. R and Pabst, R, 2000, Atlas Anatomi Manusia, Sobatta Anatomi, Edisi XXI,
Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Rochmat, W. And Aswin, S. 2001 Tua dan Proses menua B.I. Ked. 33 (40:22) –
227.
Santosa M. Hj. Dra. 1994. Senam Bugar Lansia Perwasi.DIY. FK. UGM.
Yogyakarta.
Schiff, I and Walsh B. Menopause in K.L. Becker (ed) : Principles and Practice
of Endocrimology and Metabolism. 2nd ed. J.B. Lippincot Company,
Philadelphia, pp. 915 – 28.
Snell, R.S., 2008, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi Keenam,
Alih Bahasa Liliana Sugiarto, EGC, Jakarta, hal. 884-885.
Tarana, Yuda. 2005, Senam Untuk Mencegah Nyeri Pinggang. Jakarta (Internet)
tersedia dalam : http:///www.Senam Lansia.go.id (Diaskes 9 Agustus
2009).
Tortora & Grabowski, 2003, Muscle and Its Peasease. An Outline Primer of Basic
Science and Clinical Method. Year Book Medical Publisher, Inc.
Chicaco.
Uji Normalitas
Descriptive Statistics
Schober Schober
Test Awal Test Akhir
N 22 22
Normal Parameters a,b Mean 15.182 16.418
Std. Dev iat ion 1.1802 1.5168
Most Extreme Absolute .152 .149
Dif f erences Positiv e .114 .107
Negativ e -.152 -.149
Kolmogorov -Smirnov Z .712 .701
Asy mp. Sig. (2-tailed) .692 .710
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated f rom data.
Uji Normalitas: Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
Schober Schober
Test Awal Test Akhir
N 22 22
Normal Parameters a,b Mean 14.805 14.700
Std. Dev iat ion 1.1705 1.1796
Most Extreme Absolute .119 .138
Dif f erences Positiv e .118 .133
Negativ e -.119 -.138
Kolmogorov -Smirnov Z .559 .645
Asy mp. Sig. (2-tailed) .913 .800
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated f rom data.
Wilcoxon Signed Ranks Test: Kelompok perlakuan
Ranks
Test Statisticsb
Schober
Test Akhir
- Schober
Test Awal
Z -4.027a
Asy mp. Sig. (2-t ailed) .000
a. Based on negativ e ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Wilcoxon Signed Ranks Test: Kelompok Kontrol
Ranks
Test Statisticsb
Schober
Test Akhir
- Schober
Test Awal
Z -2.266a
Asy mp. Sig. (2-t ailed) .023
a. Based on positiv e ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Perbedaan schober Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Descriptives
NPar Tests
perlakuan kontrol
N 22 22
Normal Parameters a,b Mean 1.236 -.105
Std. Dev iat ion .6403 .1963
Most Extreme Absolute .144 .385
Dif f erences Positiv e .144 .252
Negativ e -.129 -.385
Kolmogorov -Smirnov Z .675 1.804
Asy mp. Sig. (2-tailed) .752 .003
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated f rom data.
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Test Statisticsb
kontrol -
perlakuan
Z -4.024a
Asy mp. Sig. (2-t ailed) .000
a. Based on positiv e ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Umur: Kelompok Perlakuan
Statistics
umur
N Valid 22
Missing 0
Mean 64.41
Median 65.00
Mode 60
St d. Dev iation 4.228
Minimum 60
Maximum 74
Sum 1417
umur
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60 8 36.4 36.4 36.4
64 2 9.1 9.1 45.5
65 7 31.8 31.8 77.3
70 4 18.2 18.2 95.5
74 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
Histogram
10
8
Frequency
Mean =64.41
Std. Dev. =4.228
N =22
0
60 62.5 65 67.5 70 72.5
umur
Umur: Kelompok Kontrol
Statistics
umur
N Valid 22
Missing 0
Mean 65.27
Median 65.00
Mode 60a
St d. Dev iation 4.421
Minimum 60
Maximum 74
Sum 1436
a. Mult iple modes exist. The smallest v alue is shown
umur
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60 5 22.7 22.7 22.7
61 1 4.5 4.5 27.3
62 3 13.6 13.6 40.9
64 2 9.1 9.1 50.0
66 2 9.1 9.1 59.1
68 2 9.1 9.1 68.2
69 1 4.5 4.5 72.7
70 5 22.7 22.7 95.5
74 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
Histogram
4
Frequency
Mean =65.27
Std. Dev. =4.421
N =22
0
60 62.5 65 67.5 70 72.5
umur
Tinggi Badan Kelompok Perlakuan
Statistics
TINGGI BADAN
N Valid 22
Missing 0
Mean 151.05
Median 150.00
Mode 140a
St d. Dev iation 7.587
Minimum 140
Maximum 165
Sum 3323
a. Mult iple modes exist. The smallest v alue is shown
TINGGI BADAN
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 140 3 13.6 13.6 13.6
145 3 13.6 13.6 27.3
147 1 4.5 4.5 31.8
148 3 13.6 13.6 45.5
150 3 13.6 13.6 59.1
152 1 4.5 4.5 63.6
155 3 13.6 13.6 77.3
158 1 4.5 4.5 81.8
160 1 4.5 4.5 86.4
162 1 4.5 4.5 90.9
165 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0
Histogram
6
Frequency
Mean =151.05
Std. Dev. =7.587
N =22
0
140 145 150 155 160 165
TINGGI BADAN
Berat Badan Kelompok Perlakuan
Statistics
BERAT BADAN
N Valid 22
Missing 0
Mean 52.73
Median 51.50
Mode 50
St d. Dev iation 5.101
Minimum 45
Maximum 65
Sum 1160
BERAT BADAN
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 45 2 9.1 9.1 9.1
48 1 4.5 4.5 13.6
49 2 9.1 9.1 22.7
50 5 22.7 22.7 45.5
51 1 4.5 4.5 50.0
52 2 9.1 9.1 59.1
53 1 4.5 4.5 63.6
55 3 13.6 13.6 77.3
58 3 13.6 13.6 90.9
62 1 4.5 4.5 95.5
65 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
Histogram
6
Frequency
Mean =52.73
Std. Dev. =5.101
N =22
0
45 50 55 60 65
BERAT BADAN
Tinggi Badan Kelompok Kontrol
Statistics
TINGGI BADAN
N Valid 22
Missing 0
Mean 154.55
Median 155.00
Mode 150a
St d. Dev iation 7.398
Minimum 140
Maximum 165
Sum 3400
a. Mult iple modes exist. The smallest v alue is shown
TINGGI BADAN
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 140 1 4.5 4.5 4.5
145 3 13.6 13.6 18.2
148 1 4.5 4.5 22.7
150 4 18.2 18.2 40.9
152 1 4.5 4.5 45.5
155 2 9.1 9.1 54.5
158 1 4.5 4.5 59.1
160 4 18.2 18.2 77.3
162 2 9.1 9.1 86.4
163 1 4.5 4.5 90.9
165 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0
Histogram
10
8
Frequency
Mean =154.55
Std. Dev. =7.398
N =22
0
140 145 150 155 160 165
TINGGI BADAN
BERAT BADAN
N Valid 22
Missing 0
Mean 51.50
Median 52.00
Mode 48a
St d. Dev iation 4.091
Minimum 45
Maximum 60
Sum 1133
a. Mult iple modes exist. The smallest v alue is shown
BERAT BADAN
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 45 2 9.1 9.1 9.1
47 1 4.5 4.5 13.6
48 4 18.2 18.2 31.8
49 1 4.5 4.5 36.4
50 2 9.1 9.1 45.5
52 4 18.2 18.2 63.6
53 1 4.5 4.5 68.2
55 4 18.2 18.2 86.4
56 1 4.5 4.5 90.9
58 1 4.5 4.5 95.5
60 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
Histogram
4
Frequency
Mean =51.5
Std. Dev. =4.091
N =22
0
46 48 50 52 54 56 58 60
BERAT BADAN
Descriptives
ANOVA
Descriptives
ANOVA