Bedah Kausus KMB
Bedah Kausus KMB
Bedah Kausus KMB
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Karena berkat Taufik dan
Hidayah – Nya, penulis dapat menyusun Makalah ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam membuatmakala ini
Dengan segala hormat penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf
halusinasi menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi
masyarakat /mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi terjadi peningkatan
penggunaan alat-alat transportasi /kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat yang
tinggal diperkotaan. Sehingga menambah “kesemrawutan” arus lalu lintas. Arus lalu
lintas yang tidak teratur dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya kecelakaan
kendaraan bermotor. Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan cidera tulang atau
disebut fraktur.
Menurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang
dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah dengan
mengimobilisasi bagian fraktur adalah salah satu metode mobilisasi fraktur adalah fiksasi
Interna melalui operasi Orif Penanganan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi. Komplikasi umumnya oleh akibat tiga fraktur utama yaitu penekanan lokal,
traksi yang berlebihan dan infeksi
B. Rumusan Masalah
1) Apakah penyebab Fraktur khususnya fraktur pelvis dan femur serta
manifestasi klinis dari fraktur?
2) Bagaimana penatalaksanaan fraktur khususnya fraktur serta Asuhan
Keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan pada pasien dengan masalah
fraktur?
C. Tujuan
1. tujuan umu
Setelah dilakukan penyusunan makalah tentang fraktur diharapkan agar
mahasiswa lebih mengerti tentang fraktur
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui penyebab fraktur Manifestasi Klinis dari fraktur.
b) Mengetahui penatalaksanaan fraktur
c) mengetahui diagnosis fraktur
d) Mengetahui intervensi dan implementasi yang diberikan pada klien dengan fraktur
e) Mengetahui WOC dari fraktur
9
D. Manfaat
1) Bagi mahasiswa
Dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat mempelajari tentang askep
kegawatdaruratan pada klien dengan fraktur sehingga memudahkan mahasiswa dalam
belajar.
2) Bagi Dosen
Memudahkan dosen dalam memberikan materi perkuliahan karena mahasiswa telah
mendapatkan pengetahuan dasar dari pembuatan makalah askep keperawatan pada klien
dengan fraktur
1
0
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
KonsepTeori fraktur
maupunkelainanpatologis.Frakturadalahpatahtulang,biasanya disebabkanoleh
trauma atau tenaga fisik (Price, 2005). Sedangkan menurut Smeltzer (2005)
frakturadalahterputusnyakontinuitastulangyang ditentukansesuaijenisdan
diabsorpsinya.
dislokasisendi,ruptur tendon,kerusakansarafdanpembuluhdarah.Organtubuh
tulang(Brunner&Suddarth, 2005)
Faktor-faktoryangmempengaruhi terjadinyafraktur:
a.Faktorekstrinsikyaitumeliputikecepatandandurasitraumayangmengenai tulang,
Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan
oleharah,kecepatan,kekuatandaritenagayangmelawantulang,usiapenderita
tulang.
a.Frakturkomplit
Patahpadaseluruhgaristulang danbiasanyamengalamipergeserandariposisi
normal.
b.Frakturtidak komplit
c.Frakturtertutup
dunialuar.
d.Frakturterbuka/frakturkomplikata
tulang.
Frakturterbukadigradasi menjadi:
1
3
2) GradeII:frakturdenganlukalebihluastanpakerusakanjaringanextensif
sekitarnya.
3) GradeIII:frakturdengankondisilukamengalamikerusakanjaringan lunak
a) Grade IIIA: terjadi kerusakan soft tissue pada bagian tulang yang
terbuka
e.Jenis frakturkhusus
lainnyaseperti (padatulangbelakang)
7) Depresif:frakturdenganfragmenpatahanterdorongkedalam(padatulang
tengkorak)
8) Patologik:frakturpadatulangyangberpenyakitsepertipenyakitPaget,
Osteosarcoma.
10
10
1) Frakturcollum humerus
2) Frakturhumerus
3) Fraktursuprakondilerhumerus
5) Frakturcolles
6) Frakturmetacarpal
Tipefrakturekstremitas bawah
1) Frakturcollum femur
2) Frakturfemur
3) Fraktursuprakondilerfemur
4) Frakturpatella
5) Frakturplateu tibia
11
11
6) Frakturcruris
7) Fraktur ankle
8) Frakturmetatarsal
Manifestasiklinisfrakturadalahnyeri,hilangnyafungsi,deformitas,pemendekan
2005).
12
12
c.Pemendekantulangyangdisebabkankarenakontraksiototyangmelekatdiatas
d.Padapemeriksaanpalpasiditemukanadanyakrepitasiakibatgesekanantara fragmen
satu denganyanglainnya.
e.Pembengkakandanperubahanwarnalokalkulitterjadisebagaiakibattrauma dan
perdarahanyangmengikuti fraktur.
menyadariadanyafraktur,sertaberusahaberjalandengantungkai yangpatah
fraktur.
MenurutBrunner&Suddarth(2005)selamapengkajianprimerdanresusitasi,
a.Reduksi fraktur
rotasianatomis.Reduksibisadilakukan secaratertutup,terbukadantraksi
1) Reduksi tertutup
Reduksitertutupdilakukandenganmengembalikanfragmentulang kembali
2) Reduksi terbuka
bedahdenganmenggunakanalatfiksasiinternadalambentukpin,kawat,
platsekrewdigunakanuntukmempertahankanfragmentulang dalam
3)Traksi
Brunner&Suddarth(2005),traksiadalahpemasangangaya tarikanke
menggunakanpinmetalataukawat.Bebanyang digunakanpadatraksi
b.Imobilisasi fraktur
penyatuan.Imobilisasidapatdilakukandenganfiksasiinterna ataueksterna.
a. Komplikasi awal
1) Syok
Syokhipovolemikakibatdariperdarahankarenatulang merupakanorgan
akibat dari trauma khususnya pada fraktur femur dan fraktur pelvis.
17
17
2) Emboli lemak
menyumbatpembuluhdarahkecilyangmemasokdarahkeotak,paru-
3) Compartment Syndrome
Compartmentsyndromemerupakanmasalahyang terjadisaatperfusi
perdarahanatau edema.
4) Komplikasiawallainnyasepertiinfeksi,tromboembolidankoagulopati
intravaskular.
b. Komplikasi lambat
(tarikan)darifragmentulang.Tarikanfragmentulang jugadapat
menyebabkankesalahanbentukdaripenyatuantulang (malunion).Tidak
2) Nekrosis avaskulartulang
19
19
Tulangyang matimengalamikolapsataudiabsorpsidandigantidengan
struktural.
20
20
Alatfiksasiinternadiangkatsetelahterjadipenyatuantulang namunpada
danstabilisasiyang tidakmemadai,kegagalanmaterial,berkaratnyaalat,
disekitar alat.
2.2 KonsepDasarPembidaian
Saleh(2006),menyatakanbahwapembidaian(splinting) adalahsuatucara
harusdiketahuiolehdokter,perawat,atauorangyang akanmemberikan
pembidaianpada pasienrawatjalantermasukdidalamnyafraktur,dislokasidan
Saleh(2006),bidaidapatkakuataulunak.Ada bidaibuatanpabrikuntuk
penggunaanpadatempattertentupadatubuhkitadanadapulabidaiyang dapat
disekitarkita.
padacedera musculoskeletalyaitu:
mengalami dislokasi.
Prinsip dasar pembidaian ini harus selalu diingat sebelum kita melakukan
b. Janganmelepaskanstabilisasimanualpadatulangyangcederasampaikita benar-
benarmelakukanpembidaian
c.Janganmereposisiataumenekanfragmentulangyang keluarkembaliketempat
semula
sebelum memasangbidai
f. Bidai harus melewati sendi proksimal dan sendi distal dari tulangyangpatah
yangmenonjol dibawahkulit
gerakandanrasa/sensasipadabagiandistaldaritempatyangfrakturatau cedera
25
25
j. Berikan dukungan dan tenangkan penderitamenghadapi cederaini.
26
26
2.2.5 Tipe-TipeBidai/Splint
Adabeberapamacamsplint,yaitu:
sederhanabisadibuatdarikayudanpapan.Bidaiinijugabisadibuat dari
plastik,aluminium, fiberglassdangipsbackslab.Gipsbackslabinidibentuk
sementarapadapersendian.
iritasi padakulit.
27
27
d.Traction splint(bidai dengan traksi)
a. Pengertian
adalahalatimobilisasi pertamasebelumdilakukantindakandefinitifyang
digunakanuntukstabilisasidaribagianfrakturdanototyang mengelilinginyadan
digunakanuntukmengurangioedema(swelling)sebagaibidai.Gipsini mudah
spasmeototyang
terjadiketikatraumapatahtulang.SedangkanmenurutKoval&Zukerman(2006),backsl
b. Carapembuatan
29
29
Fitch (2008), menyatakan bahwa tahap pertama dalam pembidaian adalah
pembidaianyangdiperlukanyaitumelewatiduasendi.Gunakan3lembardari
20
20
sudahdisiapkan,diamkanbeberapasaatsampaimengenaiseluruhgips,
Gunakanperbanelastisuntukmemegangposisidaribackslabcastyangdibuat dari
bagian terjauh dari tubuh ke bagian yang lebih dekat dari pusat tubuh.
periksakembaliadekuattidaknyaimobilisasiyang dilakukan,posisianatomisdan
kenyamanan pasien.
Brunner&Suddarth(2005),menyatakanbahwagipsakanmengalamikristalisasi yang
lingkungan.SelanjutnyaperlupemeriksaanX-ray untukmengetahuifrakturatau
Brunner&Suddarth(2005),menyatakan bahwapasienyangmenderitamasalah
trauma pada kasus patah tulang. Back slab cast ini terdiri dari plaster yang
pembidaiandenganbackslabcast sangatminimal,sehinggadapatmencegah
Koval&Zukerman(2006),menyatakanbahwabackslabcastmenjagatulang yang
patahpadakesejajaranselamaprosespenyembuhan.Backslabcastini
dipasangmengikutidaerahtonjolantulang.SedangkanmenurutNew Zealand
OrthopaedicOrganization(2010),back slabcastdigunakanuntukstabilisasidari
oedema (swelling) sebagai bidai. Gips ini sangat mudah dilepaskan bila
a. Kerusakan kulit
b. Compartment syndrome
Peningkatannyeri,pembengkakan,perubahanwarna danpeningkatan
temperaturmerupakangejalapentingyangharus diperhatikan.
c. Infeksi
Kerusakankulitdalampembidaiandapatmenjaditempatmasuknyabakteri dan
infeksi jamur.
d. Kerusakan saraf
2.3.1 PengkajianNeurovaskular
dilakukansecara sistematisuntukmengetahuiadanyapenurunanfungsi
neurovaskularyangdapatmembantudalamupaya pencegahankematianjaringan
dariekstremitasyang mengalamicedera.Pengkajiandifokuskanpadatandadan
gejalapenurunanstatusneurovaskularyangberdasarkanpadaprinsip5Pyaitupain(nyeri
), paralyze(kelemahan), pulselessness(penurunan/hilangnyadenyut
nadi,parestesia(kehilangansensasi)danpallor(penurunansuhu). Pengkajian
tersebut.
pasienyang dilakukanpemasangangips,pascaoperasiorthopedikdankasus
neurovaskularmeliputi:
a. Warna
Warna ekstremitasyangdilakukantindakanseharusnyanaturalyang
mengindikasikanadanyasumbatanarteridanwarna kebiruanmengindikasikan
adanyasumbatan vena.
b. Suhu
27
27
Judge (2007), menyatakan bahwa pemeriksaan suhu dari ekstremitas bagian
bawahyangcederadenganmenggunakanpunggung tangan.Ekstremitasyang
terasadinginmengindikasikanadanyainsufisiensiarteri.Ekstremitasyanglebih
28
28
vena.
c. Pergerakan/movement
Pasiendisuruhuntukmenggerakkanjemariserta pergelangan/sendiekstremitas
d. Pengisian kapiler/capillaryrefill
Dilakukan dengan menekan ujung jari pada kuku dan melihat pengembalian
warnasehinggamenjadinormal.Tekanujung jarikukuselama2-3detiksampai
Sensasi
Pemeriksaaninidilakukanuntukmengetahuisensasidenganmeminta pasien
g. Nyeri
Nyeri merupakan gejala penting yang timbul pertama kali saat terjadi
pertamadariobservasineurovaskularadalahmenentukanleveldarirasanyeri yang
Berbagai macam alat pengkajian nyeri dapat digunakan dan masing – masing
alatpengkajiannyeriharussamadigunakanolehsatuteamyang memberikan
rata dari tingkat rasa nyeri dengan menggunakan skala dari angka satu sampai
pengalamansensoridanemosionalyang tidakmenyenangkanakibatkerusakan
sebagaireseptornyeri.Kerusakanjaringantulang dansekitarnyamengakibatkan
keluarnyamediatorkimiayaitubradikinin,histamindankaliumyang bergabung
denganlokasireseptordinosiseptoruntukmemulaitransmisineural(Clancy dan
McVicar,1992dalamPotterdanPerry,2005).Bradikinindilepasdariplasma yang
keluardaripembuluhdarahdijaringansekitarpadalokasicederajaringan.
Bradikininjugaterikatdengansel-selyang menyebabkanreaksirantaiyang
Rangsangannyeriinimenyebardisepanjangserabutsarafperiferaferen yang
terdiriatasserabutAdeltayangbermielinmenghantarkanimpulssecaralebih
cepatdaripadaserabutCyangtidakbermielin.Transmisistimulusnyeriberakhir
sepertisubstansiglutamatdansubstansiPdilepaskan sehingga
spinotalamus.Impulsnyeriditeruskanke systemsarafpusat,systemlimbik,
thalamus,korteksensoridankortekasosiasisehingga nyeridapatdipersepsikan
Nyerididefinisikansebagaisuatukeadaan yangmempengaruhiseseorangdan
ekstensinyadiketahuibilaseseorang pernahmengalaminya(Tamsuri,2007).
MenurutInternationalAssociationforStudyofPain(IASP)yang dikutifdari
33
33
Lestari(2010)nyeriadalahsensorisubyektifdanemosionalyang tidak
merupakansensasiperingatanbagiotakterhadapbeberapa stimulusyang
menyebabkankerusakanjaringantubuh.Nyerimerupakantandapenting terhadap
adanyagangguan fisiologis.
pembedahan.
b.Rangsangankimiawi,misalnyakarenaadasubstansiaalgogenik ekstrensik:
a.Nyeri akut
35
35
Nyeriakutdisebabkanolehinjuripadatubuh. Nyeriinimerupakanperingatan
adanyapotensialkerusakanjaringanyang membutuhkanreaksitubuhyang
diperintahkanolehotak.Nyeridapatberkembangsecara cepatataupunperlahan.
padatubuh.
36
36
b.Nyeri kronis
Nyeriyangberlangsunglebihdarienambulanbiasanyadiklasifikasikansebagai nyeri
a.Nyeri perifer
1) Superficial pain, nyeri pada kulit, mukosa terasa tajam atau seperti ditusuk,
2) Deep pain (nyeri dalam), nyeri pada daerah viscera, sendi pleura,
peritoneum
3) Referred(menjalar),kejang ototdidaerahlain,nyeridirasakanpadadaerah
c.Nyeripsikogenik,keluhannyeritanpaadanyakerusakandiorgantempatdan tingkat
fisiologis.
Murdianto(2009),menyatakanreseptornyeriadalahorgantubuhyangberfungsi
kuatyang secarapotensialmerusak.Reseptornyeridisebutjuganosireceptor,
secaraanatomisreseptornyeri(nosireceptor)adayang bermieliendanadajuga
Nosireseptorberdasarkanletaknyadapatdikelompokkandalambeberapa bagaian
tubuhyaitupada kulit(kutaneus),dalam(deepsomatic),danpadadaerah,karena
berbeda. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang
a.ReseptorA delta
Merupakanserabutkomponencepat(kecepatantranmisi6-30 m/det)yang
b.Serabut C
dilokalisasi.
39
39
dilokalisasi.Spasmeototmenimbulkannyerikarenamenekanpembuluhdarah
30
30
jaringanmenjadinyeriakibattekanankepadanosiseptoryang menghubungkan
Prostaglandinadalahzatkimiayang didugadapatmeningkatakansensitivitas
terjadinyapengirimanrangsangan nyeriyaitu :
Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang
meningkatkanaktifitassubstansiagelatinosayang mengakibatkantertutupnya
rangsanganikutterhambat.Rangsangansarafbesarinilangsung merangsang
31
31
kortekscerebri.Hasilpersepsiiniakandikembalikanke medulla spinalis
melaluiseratefferent.Rangsanganseratsarafkecilmenghambatsubstansia
32
32
gelatinosasehinggamembukapintumekanismegatecontrol,mengaktivasisel
dorsalisyangbersinapdidaerahposterior,kemudiannaikketraktuslissur dan
rangsangan diteruskan.
Karakteristiknyerimeliputiletakataulokasi,durasi,iramadankualitas(Brunner
33
33
&Suddarth, 2005). Nyeri merupakan kejadian yang bersifat individu. Untuk
S:Severity (keparahan)
research,1992dalamLestari,2010)adabeberapametodepengukurantingkat nyeri
nyeri.VASdapatmerupakanpengukurankeparahannyeriyang lebihkarenaklien
Tida Nyeri
k sanga
nyeri t
hebat
pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeridengan
nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk
1992).
36
36
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tida Nyerisedan Nyer
k g i
nyeri heba
t
c.SkalaNyeriBourbanis
0 : Tidak nyeri
panjangdan distraksi.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Potter &Perry (2006) berupa respon fisiologis dan respon prilaku sebagai
berikut:
Respon prilaku terhadap nyeri meliputi pernyataan verbal, prilaku vokal, ekspresi
seperti:
1) Menangis
2) Merintih
3) Mendesis
4) Merenggut
5) Memegangbagian tubuhyangterasanyeri
7) Mengepalkan tangan
8) Menarik diri
39
39
Padanyeriakutakanterjadiakanterjadiperubahanfisiologisyangdianggap sebagai
indikatornyeri:
1) Peningkatanfrekuensi pernafasan
2) Peningkatanfrekuensi nadi
3) Pucat
4) Berkeringat.
40
40
a.Usia
nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah
menyembunyikannyeriyangdialami,karenamerekamenganggapnyeriadalah
meninggal jikanyeridiperiksakan.
b.Maknanyeri
c.Jenis kelamin
Gill(1990)mengungkapkanlaki-lakidanwanitatidakberbedasecarasignifikan dalam
d.Kultur
41
41
Orang belajardaribudayanya,bagaimanaseharusnyamereka beresponterhadap
e.Perhatian
f. Ansietas
seseorang cemas.
g.Pengalaman masalalu
mengatasi nyeri.
h.Polakoping
i. Support keluarga
Individuyangmengalaminyeriseringkalibergantungkepadaanggotakeluarga atau
Metodenonfarmakologiyangdapatdigunakanuntukpengelolaannyerimenurut
a.Stimulasi danmasasekutaneus
d.Distraksi
Imaginasi terbimbing
g.Hypnosis
B. Konsep Keperawatan
Di dalam memberikan asuhan keperawatan digunakan system atau metode proses
keperawatan yang dalam pelaksanaannyadibagi menjadi 5 tahap, yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1.Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu
diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat
memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat
bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
a.Pengumpulan Data
1)Anamnesa
a)Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan,
pendidikan,pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b)Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut
atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap
tentang rasa nyeri klien digunakan:
(1)Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor
presipitasi nyeri.
(2)Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah
seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
(3)Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
(4)Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeriyang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi
kemampuan fungsinya.
(5)Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakahbertambah buruk pada malam
hari atau siang hari
Selain itu, penyakit diabetes dengan luka di kaki sanagt beresiko terjadinya osteomyelitis
akut maupun kronik dan juga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang
f)Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik
dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (Ignatavicius, Donna D, 1995).
(3)Pola Eliminasi
Untuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu
perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi alvi.
Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah.
Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak. Pola Tidur dan Istirahat Semua klien
fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan
kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana
lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur (Doengos.
Marilynn E, 2002).
(4)Pola Aktivitas
Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi
berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu
dikaji adalah bentuk aktivitas klien terutama pekerjaan klien. Karena ada beberapa bentuk
pekerjaan beresiko untuk terjadinya fraktur dibanding pekerjaan yang lain (Ignatavicius,
Donna D, 1995).
47
47
2)Pemeriksaan Fisik
a)Gambaran Umum
48
48
Perlu menyebutkan:
(1)Keadaan umum: baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda seperti;
(a)Kesadaran penderita: apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung pada keadaan
klien.
(b)Kesakitan, keadaan penyakit: akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus fraktur
biasanya akut.
(c)Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun bentuk.
(j)Paru
(1)Inspeksi
Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat penyakit klien
yang berhubungan dengan paru.
(2)Palpasi
Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
(3)Perkusi
Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan lainnya.
(4)Auskultasi
Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara tambahan lainnya seperti stridor dan
ronchi.
(k)Jantung
(1)Inspeksi
Tidak tampak iktus jantung.
(2)Palpasi
Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
(3)Auskultasi
Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.
(l)Abdomen
49
49
(1)Inspeksi
Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
(2)Palpasi
Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
(3)Perkusi
Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan.
(4)Auskultasi Peristaltik usus normal 20 kali/menit.
(m)Inguinal-Genetalia-Anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan BAB.
b)Keadaan Lokal
Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagiandistal terutama mengenai status
neurovaskuler (untuk status neurovaskuler 5 P yaitu Pain, Palor, Parestesia, Pulse,
Pergerakan).Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah:
(1)Look (inspeksi)
Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain:
(a)Cicatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas operasi).
(b)Cape au lait spot (birth mark).
(c)Fistulae.
(d)Warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hyperpigmentasi.
(e)Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal).
(f)Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
(g)Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)
(2)Feel (palpasi)
Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral
(posisi anatomi). Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua
arah, baik pemeriksamaupun klien. Yang perlu dicatat adalah:
3)Pemeriksaan Diagnostik
a)Pemeriksaan Radiologi
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah “pencitraan” menggunakan sinar
rontgen (x-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang
yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu
diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang
dicari karena adanya superposisi. Perlu disadari bahwa permintaanx-ray harus atas dasar
indikasi kegunaan pemeriksaanpenunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. Hal
yang harus dibaca pada x-ray:
(1)Bayangan jaringan lunak.
(2)Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi.
(3)Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.
(4)Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi. Selain foto polos x-ray (plane x-ray) mungkin
perlutehnik khususnya seperti:
(1)Tomografi: menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang
lain tertutup yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakan
struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tapi pada struktur
lain juga mengalaminya.
(2)Myelografi: menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darah di
ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.
(3)Arthrografi: menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa.
(4)Computed Tomografi-Scanning: menggambarkan potongan secaratransversal dari
tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
b)Pemeriksaan Laboratorium
(1)Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
(2)Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan
osteoblastik dalam membentuk tulang.
(3)Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat
Amino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat pada tahap
penyembuhan tulang.
c)Pemeriksaan lain-lain
(1)Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas: didapatkan mikroorganisme
penyebab infeksi.
(2)Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan
diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi.
(3)Elektromyografi: terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.
(4)Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang
berlebihan.
(5)Indium Imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.
(6)MRI: menggambarkan semua kerusakan akibat
fraktur. (Ignatavicius, Donna D, 1995
51
51
3.Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai pada klien fraktur
adalah sebagai berikut:
a.Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang,edema, cedera jaringan lunak,
pemasangan traksi, stress/ansietas.
b.Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah (cedera vaskuler, edema,
pembentukan trombus)
d.Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif
(imobilisasi)
e.Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)
f.Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, trauma jaringan
lunak, prosedur invasif/traksi tulang)
52
52
g.Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang
terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang
akurat/lengkapnya informasi yang ada(Doengoes, 2000)
53
53
A.PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a. Identitaspasiendankeluarga
1) Identitaspasien
Nama :An.D
Umur : 14 tahun
Jeniskelamin :Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Sukubangsa : Indonesia
Status perkawinan :BelumMenikah
No cm : 755156
Tanggalmasuk : 22-10-2017
Tanggalpengkajian : 23-10-2017
Diagnose medis :
Alamat :TabaPenanjung, Bengkulu Tengah
2) Identitaspenanggungjawab
Nama :Ny.D
Umur : 38 tahun
Jeniskelamin :Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :IbuRumahTangga
Sukubangsa : Indonesia
Hubungandenganklien :IbuKandung
Alamat :TabaPenanjung, Bengkulu Tengah
b. Riwayatkesehatan
1) Keluhanutama
54
54
2) Riwayatpenyakitsekarang
Pasien Post Op mengeluhnyeri di ekstremitaskirifrakturrodius ulna
terasaditusuk-tusukdenganskalanyeri><beratdannyeri
lama.Pasienmengatakansusahtidur,
sertapasienterlihatcemaspasienselalumenanyakantanganyabisakembalis
epertisemulalagi, pasienmengatakantangannyabengkak di jari-jari.
3) Riwayatpenyakitdahulu
Pasienmengatakantidakpernahmengalamisakitsebelumnyaatautidakper
nahmasukrumahsakit.
4) Riwayatpenyakitkeluarga
Klienmengatakantidakadapenyakitketurunansepertihipertensi,dll.
c. Pemeriksaanfisik
TTV : TD : 140/90 mmhg
N : 90X/M
P : 20x/M
S : 37,5 C
Sistemmuskulosektal
Eksteremitasatas :
Palpasi : Adanyanyeritekanekstremitasataskiri..
Eksteremitasbawah :
Inspeksi :Tidakadalesi,tidakadakekakuanotot.
55
55
Palpasi : Tidakadanyeritekan.
d. Polaaktivitassehari-hari
3. Polaaktivitastidur
1. Malam 9 jam / hari 3 jam
2. Siang 2 jam / hari Tidaktidur
4. Personal hygne
1. Mandi Iya Iya
2. Gosokgigi Iya Iya
3. Gantipakaian Iya Iya
4. Cara Mandiri Dibantusebagian
5. Keluhan Tidakada Tidakada
pasienmengatakankapantangannyaakansembuh, apakahtanganyaakanakan (
kembalisepertisemula ,pasientampakcemas).
2. Data sosial
Pasienberinteraksidenganbaik.
3. Spiritual
Pasienmengatakansemuainiterjadisudah yang terbaikbagidirinya.
f. Data penunjang
Rontgen :fraktur radius dan ulna
Therapy : ceftriozone 2 x 1
Ketorolac 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
57
57
ANALISA DATA
Nama :An.D
Ruangan :seruni
DO : sklanyeripasienberat pembengkakan
TTV : TD:140/90mmhg P: 20X/m
N :90/M S:37,5C
nyeri
2. DS :pasienmengatakantidurhanya 3 Tindakanpembedahan kecemasan
jam,pasienmengatakansusahuntuktidur.
DO :pasienterlihatcemas. Defisitpengetahuan
Cemas
3. DS : Prosedurinvesif Resikoinfeksi
pasienmengatakantanganyabengkak
Resikoinfeksi
59
59
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama :An.D
Ruangan :Seruni