Tanya Jawab Refkas DKI
Tanya Jawab Refkas DKI
Penatalaksanaan dari dermatitis kontak iritan dapat dilakukan dengan melakukan dengan memproteksi atau menghindakan
kulit dari bahan iritan. Selain itu, prinsip pengobatan penyakit ini adalah dengan menghindari bahan iritan, melakukan proteksi
(seperti penggunaan sarung tangan), dan melakukan substitusi dalam hal ini, mengganti bahan-bahan iritan dengan bahan lain.6
Selain itu, beberapa strategi pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita dermatitis kontak iritan adalah sebagai berikut
2. Apa saja faktor faktor yang menyebabkan / menimbulkan DKI selain karena bahan iritan?
1. Faktor Eksogen
Selain dengan asam dan basa kuat, tidak mungkin untuk memprediksi
potensi iritan suatu bahan kimia berdasarkan struktur molekulnya. Potensial iritan
bentuk senyawa mungkin lebih sulit untuk diprediksi. Faktor-faktor yang dimaksudkan termasuk sifat kimia bahan iritan,
yaitu pH, kondisi fisik, konsentrasi, ukuran molekul, jumlah, polarisasi, ionisasi, bahan dasar, kelarutan. Selain itu, sifat dari
pajanan sepertu jumlah, konsentrasi, lamanya pajanan dan jenis kontak, pajanan serentak dengan bahan iritan lain dan
jaraknya setelah pajanan sebelumnya juga turut menyebabkan DKI. Faktor lingkungan seperti lokalisasi tubuh yang
terpajang dan suhu, dan faktor mekanik seperti tekanan, gesekan atau goresan, kelembapan lingkunan yang rendah dan
suhu dingin menurunkan kadar air pada stratum korneum yang menyebabkan kulit lebih rentan pada bahan iritan.
2. Faktor Endogen
2.1. Faktor genetik
Ada hipotesa yang mengungkapkan bahwa kemampuan individu untuk
mengeluarkan radikal bebas, dan mengubah derajat enzym antioksidan,dan
kemampuan untuk membentuk perlindungan heat shock protein semuanya
dibawah kontrol genetik. Faktor tersebut juga menentukan keberagaman respon
tubuh terhadap bahan-bahan ititan.Selain itu, predisposisi genetik terhadap
kerentanan bahan iritan berbeda untuk setiap bahan iritan. Pada
penelitian, diduga bahwa faktor genetik mungkin mempengaruhi kerentanan
terhadap bahan iritan.3
2.2. Jenis Kelamin
Gambaran klinik dermatitis kontak iritan paling banyak pada tangan, dan
wanita dilaporkan paling banyak dari semua pasien. Hubungan antara jenis
kelamin dengan kerentanan kulit adalah karena wanita lebih banyak terpajan oleh
bahan iritan, kerja basah dan lebih suka perawatan daripada laki-laki. Tidak ada
pembedaan jenis kelamin untuk dermatitis kontak iritan yang ditetapkan
berdasarkan penelitian (Wolff, 2008).
2.3. Umur
Anak-anak dibawah 8 tahun lebih mudah menyerap reaksi-reaksi bahanbahan
kimia dan bahan iritan lewat kulit.Banyak studi yang menunjukkan bahwa
tidak ada kecurigaan pada peningkatan pertahanan kulit dengan meningkatnya
umur. Data pengaruh umur pada percobaan iritasi kulit sangat berlawanan. Iritasi
kulit yang kelihatan (eritema) menurun pada orang tua sementara iritasi kulit yang
tidak kelihatan (kerusakan pertahanan) meningkat pada orang muda (Wolff,
2008).
2.4. Suku
Tidak ada penelitian yang mengatakan bahwa jenis kulit mempengaruhi berkembangnya dermatitis kontak iritan secara
signifikan.Karena eritema sulit diamati pada kulit gelap, penelitian terbaru menggunakan eritema sebagai satusatunya
parameter untuk mengukur iritasi yang mungkin sudah sampai pada
kesalahan interpretasi bahwa kulit hitam lebih resisten terhadap bahan iritan
daripada kulit putih (Wolff, 2008).
2.5. Lokasi Kulit
Ada perbedaan lokasi kulit yang signifikan dalam hal fungsi pertahanan, sehingga kulit wajah, leher, skrotum, dan bagian
dorsal tangan lebih rentan terhadap dermatitis kontak iritan, di mana telapak tangan dan kaki lebih resisten (Tony, 2010).
Prognosis kasus ini baik setelah mempertimbangkan beberapa hal, yaitu gejala klinis yang ringan, tipenya akut, tidak ada
riwayat atopik dan alergi. Namun bisa menjadi kurang baik bila tidak dapat menghindari sepenuhnya bahan iritan penyebab
dermatitis.1