Man3 PDF

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya penyusunan
MANUAL PEKERJAAN CAMPURAN BERASPAL PANAS, dengan status saat ini
RSNI - 2 (PRA-KONSENSUS). Manual disusun menjadi 3 buku, yaitu Buku 1 :
Petunjuk Umum, Buku 2 : Petunjuk Ringkas, dan Buku 3 : Kumpulan Formulir Kerja.
Manual ini disusun dengan anggaran DIP tahun 2002, Departemen Kimpraswil.
Dalam penulisan Manual ini penulis menyadari masih adanya kekurangan-

kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat kami hargai.
Masukan dan kritik tersebut sangat diperlukan untuk penyempurnaan manual ini
sebelum pemakaiannya diwajibkan. Akhirnya semoga tulisan ini bermanfaat bagi
semua pihak yang terkait, untuk dapat meningkatkan kualitas pekerjaan khususnya
pekerjaan campuran beraspal panas.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penyusunan manual ini.
Jakarta, Nopember 2002
Penulis:
1. Ir. Nyoman Suaryana, MSc.
2. DR. Djoko Widayat, MSc
3. Ir. Kurniadji, MSc.
4. Ir. Tatang A. Dachlan, M.EngSc.
5. Ir. Anwar Yamin, MSc.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ………………………………….………....................……….………… i
Lampiran A Check list pekerjaan Hot Mix......................................................... A-1

Lampiran B Buku pemeriksaan peralatan pemecah batu................................. B-1
Lampiran C Buku pemeriksaan peralatan pencampur aspal (asphalt mixing
plant)............................................................................................. C-1
Lampiran D Buku pemeriksaan peralatan penghampar aspal (asphalt finisher) D-1
Lampiran E Highway construction checklist...................................................... E-1
Lampiran F Formulir pengujian aspal keras...................................................... F-1
Lampiran G Formulir pengujian agregat dan campuran beraspal...................... G-1
i
1 Ruang lingkup
Manual pekerjaan campuran beraspal panas ini digunakan sebagai acuan operasional
untuk pekerjaan campuran beraspal panas pada pekerjaan prasarana transportasi,
terutama pada pekerjaan jalan. Manual ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan pemahaman tentang pekerjaan campuran beraspal panas yang akan
menghasilkan kualitas pekerjaan yang sesuai dengan standar yang berlaku. Manual
dilengkapi dengan ilustrasi dan foto yang tepat guna, mudah dipahami dan dilaksanakan,
terutama oleh pengguna yang terlibat dalam pelaksanaan campuran beraspal panas.
Buku manual ini disajikan dalam 3 buku yang terpisah, dengan ruang lingkup sebagai
berikut :
Buku 1 : Petunjuk umum
Menguraikan petunjuk umum acuan operasional pekerjaan campuran

beraspal panas berdasarkan teknologi yang terbaru dalam bidang pekerjaan
campuran beraspal panas. Dalam buku ini dijelaskan secara rinci dari semua
aspek mengenai campuran beraspal panas, dimulai dari pengetahuan umum
mengenai bahan campuran beraspal panas, produksi agregat di unit
pemecah batu, pengujian kualitas di laboratorium dan di lapangan,
pembuatan formula campuran kerja, produksi campuran di unit pencampur,
sampai dengan penghamparan dan pemadatan di lapangan. Pada bagian
akhir dari manual ini dijabarkan secara ringkas mengenai sistem jaminan
mutu (quality assurance) untuk pekerjaan jalan, khususnya pekerjaan
campuran beraspal panas. Dalam lampiran disajikan kesalahan-kesalahan
umum yang banyak ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan pekerjaan
campuran beraspal panas.
Buku 2 : Petunjuk ringkas
Menguraikan secara ringkas acuan operasional pekerjaan campuran

beraspal panas dengan kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah
dipahami. Isinya merupakan rangkuman dari buku 1.
Buku 3 : Kumpulan formulir kerja
Merupakan kumpulan formulir kerja, seperti daftar periksa untuk pekerjaan

pengawasan, daftar periksa peralatan dan formulir pengujian laboratorium.
Pemisahan menjadi tiga bagian tersebut dimaksudkan untuk memudahkan

pemakaiannya di lapangan. Buku ini diharapkan bermanfaat, mudah dilaksanakan dan
sesuai dengan perkembangan teknologi perkerasan untuk campuran beraspal panas,
sehingga pekerjaan campuran beraspal panas yang dihasilkan memenuhi persyaratan
yang berlaku.
2 Acuan normatif
Manual ini menggunakan acuan dokumen SNI (Standar Nasional Indonesia), AASHTO (
American Association of State Highway and Transportation Officials), ASTM (American
Society for Testing and Materials), dan standar lainnya. Secara lengkap acuan yang
digunakan dijabarkan dalam Buku 1 : Petunjuk umum.
1 dari 2
3 Istilah dan definisi
Secara lengkap istilah dan definisi yang digunakan dijabarkan dalam Buku 1 : Petunjuk
umum.
4 Kumpulan formulir kerja
Buku kumpulan formulir kerja terdiri atas formulir-formulir yang berkaitan dengan
operasional pekerjaan campuran beraspal panas, baik di laboratorium, unit pencampur
aspal maupun pada penghamparan di lapangan. Buku ini dibagi menjadi tujuh lampiran
untuk memudahkan penggunaannya.
• Check list pekerjaan hot mix (Lampiran A)
Lampiran ini berisi 2 formulir pemeriksaan kondisi dan kualitas campuran beraspal,
satu formulir ditujukan untuk teknisi laboratorium dan satu formulir ditujukan untuk
inspektor lapangan.
• Buku pemeriksaan peralatan pemecah batu (Lampiran B)
Lampiran ini berisi formulir pemeriksaan alat pemecah batu (stone crusher)
• Buku pemeriksaan peralatan pencampur aspal (Lampiran C)
Lampiran ini berisi formulir pemeriksaan alat pencampur aspal (asphalt mixing plant)
• Buku pemeriksaan peralatan penghampar aspal (Lampiran D)
Lampiran ini berisi formulir pemeriksaan peralatan penghampar aspal (asphalt
finisher)
• Buku kalibrasi peralatan konstruksi jalan, unit asphalt mixing plant (Lampiran E)
Lampiran ini berisi formulir kalibrasi alat pencampur aspal (asphalt mixing plant)
• Highway construction checklist (Lampiran F)
Lampiran ini berisi formulir pemeriksaan material yang digunakan untuk prime coat,
tack coat dan campuran beraspal panas serta pelaksanaan penghamparannya
dilapangan.
• Formulir pengujian aspal keras (Lampiran G)
Lampiran ini berisi formulir pengujian kualitas aspal keras di laboratorium.
• Formulir pengujian aspal keras (Lampiran H)
Lampiran ini berisi formulir pengujian agregat dan campuran beraspal di
laboratorium.
2 dari 2
No. Doc : ………………….
CHECK LIST PEKERJAAN HOTMIX Tanggal : ………………….
(TEKNISI) Proyek : ………………….
Lokasi : ………………….
Ya Tidak
1. Laboratorium
\ Alat (jumlah alat, kondisi alat, kesesuaian dimensi)
\ Kalibrasi alat laboratorium
2. Stock Pile
\ Tidak ada perubahan agregat (perubahan quari/suplier)
\ Penimbunan tidak berlebih, bercampur dan terkontaminasi
3. Formula Campuran Kerja (FCK)
\ Pengujian sifat-sifat fisik agregat (abrasi,kelekatan, …..)
\ Pengujian sifat fisik aspal (penetrasi, titik lembek,…….)
\ Trial mix, Trial compaction, Pengesahan FCK
4. Cold Bins
\ Pemisah antar bins (material tidak bercampur, berlebih)
\ Kontinuitas aliran (bukaan bin & conveyor)
5. Pengukur temperatur pada drier ada (kalibrasi)
6. Warna asap
7. Kondisi saringan baik (tidak robek/rusak)
8. Timbangan tergantung bebas dan telah dikalibrasi
9. Pengukur temperatur aspal ada dan berfungsi (kalibrasi)
10. Pengukur temperatur pencampuran ada (kalibrasi)
11. Lama pencampuran sesuai
12.
13.
14. Pengujian kepadatan dan ketebalan dengan core drill
Catatan : ……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Disetujui oleh, Diperiksa oleh, Dibuat oleh
( ( ) ( )
A-1 dari 2
No. Doc : ………………….
CHECK LIST PEKERJAAN HOTMIX Tanggal : ………………….
(INSPEKTOR) Proyek : ………………….
Lokasi : ………………….
Ya Tidak
1. Cuaca
\ Cuaca mendukung
\ Permukaan lapis di bawahnya telah kering dan bersih
2. Kesiapan Lahan
\ Kepadatan telah memenuhi persyaratan
\ Prime coat / tack coat terpasang merata (test karton)
\ Warna prime/tack coat, kelekatannya dan waktunya
\ Elevasi, kerataan dan kemiringan telah sesuai
4. Pengecekan diatas Dump Truck
\ Tiket, dan bak DT tertutup terpal ( musim hujan)
\ Tampak visual Hotmix di atas dump truk sesuai
\ Temperatur Hotmix sesuai
3. Penghamparan dengan Finisher
\ Kecepatan finisher konstan
\
\ Panjang screw cukup dan berfungsi
\ Pemadat awal (tamper) dan pemanas screed berfungsi
\ Hasil penghamparan mempunyai tekstur yang baik
\ Dimensi sesuai ( tebal dan lebar)
4. Pemadatan
\ Pemadatan awal, jumlah passing dan temperatur
\ Pemadatan antara, jumlah passing dan temperatur
\ Pemadatan akhir, jumlah passing dan temperatur
\ Tampak visual hasil pemadatan sesuai
5. Kerataan (straight edge) dan elevasi sesuai rencana
Catatan : …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
Disetujui oleh, Diperiksa oleh, Dibuat oleh
( ( ) ( )
A-2 dari 2
BUKU PEMERIKSAAN
PERALATAN PEMECAH BATU
(STONE CRUSHER)
Pemakai : ……………………………………
Lokasi : ……………………………………
Jenis Alat : ……………………………………
Merek/Tipe : ……………………………………
Kapasitas produksi : ……………………………………
Th. Pembuatan : ……………………………………
Nomor Rangka : ……………………………………
Nomor Mesin : ……………………………………
Pemilik : ……………………………………
Kode Unit Alat : ……………………………………
No. Registrasi : ……………………………………
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH
B-1 dari 8
I. REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN PERALATAN
BAGIAN/KOMPONEN KONDISI
PERALATAN YANG
DIPERIKSA BAIK RUSAK TIDAK
LENGKAP
LENGKAP TIDAK
LENGKAP
Hopper
Feeder
Screen
Primary Crusher
Secondary Crusher
Tertiary Crusher
Perlengkapan
Genset
Screen
Conveyor, jumlah = unit
KONDISI UMUM
B RR RB RS
B-2 dari 8
Catatan Pemeriksaan:
Tanggal :
PEMERIKSA PEMAKAI PIMBAGPRO
Nama Nama Nama
Jabatan Jabatan Jabatan
Tanda Tanda Tanda
Tangan Tangan Tangan
Catatan :
Hasil pemeriksaan peralatan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan masing-masing

diberikan kepada :
1. Pemakai Alat
2. Pimbagpro
3. Pemeriksa Alat
B-3 dari 8
II. HASIL PEMERIKSAAN PERALATAN
No. Nama Bagian Tolak ukur Baik Rusak

(Berfungsi) (Ket.)
1 Hopper dan feeder Periksa keausan/kondisi tiap
bagian secara visual
Periksa motor, kebocoran oli,
temperatur, bunyi tidak
normal.
Periksa overloaded /
underloaded
Periksa kekencangan belt,
robek
Periksa kondisi, bentuk,
jalannya rantai
Periksa kondisi sproket, cek
spi / pasak
Pelat-pelat hopper
Pelat-pelat feeder
Apron
Grizzly
Feeder gate
2 Primary jaw crusher Periksa keausan / kondisi jaw
secara visual
normal
underloaded
Periksa keausan / kondisi jaw
pelat tetap
Periksa keausan / kondisi jaw
pelat bergerak
normal
underloaded
B-4 dari 8
(Berfungsi) (Ket.)
2 Primary jaw crusher Periksa kekencangan belt,
robek
jalannya rantai
spi / pasak
Periksa main bearing (normal,
terlalu panas)
Periksa seal bearing
Periksa toggle plate
Periksa toggle seat
Periksa keausan pelat pipi
Periksa hal-hal lain
3 Secondary / tertiary Periksa keausan / kondisi
tipe cone crusher cone dan bowl secara visual
Periksa coil spring
normal
underloaded
robek
jalannya rantai
spi / pasak
Periksa bearing (normal,
terlalu panas)
Periksa pompa oli
Periksa ukuran batu yang
keluar
B-5 dari 8
(Berfungsi) (Ket.)
4 Secondary / tertiary Periksa keausan / kondisi
tipe impak crusher hammer, pelat impak, pelat
sisi secara visual
normal
underloaded
robek
jalannya rantai
spi / pasak
terlalu panas)
Periksa tekanan oli
Periksa jarak hammer dengan
pelat impak
Periksa RPM rotor
keluar
5 Ayakan getar Periksa keausan / kondisi tiap
Periksa pelat-pelat dan
corong
Periksa saringan 1
Periksa saringan 2
Periksa saringan 3
Periska saringan 4
normal
robek
B-6 dari 8
(Berfungsi) (Ket.)
5 Ayakan getar Periksa kondisi, bentuk,
jalannya rantai
spi / pasak
terlalu panas)
Periksa tekanan oli
Periksa penggetar, RPM
penggetar
dihasilkan
6 Belt conveyor no Periksa keausan / kondisi tiap
normal
robek
spi / pasak
Periksa roller
Periksa bearing
Periksa kecepatan jalannya
belt
7 Generator set Periksa keausan / kondisi tiap
Periksa kebocoran oli pada
packing sylider head,
normal
Periksa voltase, amper
frekuensi
Periksa sistem kelistrikan,
kabel-kabel
Periksa dinamo charge,
alternator, battere
B-7 dari 8
(Berfungsi) (Ket.)
7 Generator set Periksa rotor, stator, terminal
kontrol
Periksa kebersihan,
kelembaban, hujan
8 Kondisi lapangan Periksa kebersihan
lingkungan
Periksa kondisi drainase
Periksa keamanan
lingkungan
B-8 dari 8
BUKU PEMERIKSAAN
PERALATAN PENCAMPUR ASPAL
(ASPHALT MIXING PLANT)
Pemakai : ……………………………………
Lokasi : ……………………………………
Jenis Alat : ……………………………………
Merek/Tipe : ……………………………………
Kapasitas produksi : ……………………………………
Th. Pembuatan : ……………………………………
Nomor Rangka : ……………………………………
Nomor Mesin : ……………………………………
Pemilik : ……………………………………
Kode Unit Alat : ……………………………………
No. Registrasi : ……………………………………
C-1 dari 7
PERALATAN YANG
LENGKAP
LENGKAP TIDAK
LENGKAP
Cold Bin Group
Dryer Group
Mixer Group
Asphalt System
Filler System
Perlengkapan
Genset 1
Genset 2
KONDISI UMUM
B RR RB RS
C-2 dari 7
Tanggal :
Nama Nama Nama
Tanda Tanda Tanda
Catatan :

diberikan kepada :
1. Pemakai Alat
2. Pimbagpro
3. Pemeriksa Alat
C-3 dari 7

(Berfungsi) (Ket.)
1 Bin Dingin Keausan
Pelat pemisah antar bin
Bukaan feeder
Ban pengangkut
Kelancaran ban pengangkut
Sistem pengeluaran
Pengunci pintu
Timbangan ban bin
Kondisi motor ban berjalan
Fungsi kerja
2 Drum pengering Kemiringan drum
Fungsi kerja
Dimensi panjang (m)
Diameter (m)
Kecepatan putar
Ring getar
Roll penggerak
Mounting block
Roda sproket
Rantai roller
Gigi pinion
Trunnion roller Bearing
Kebersihan dalam drum
Burner nozzle
Turbo blower
Burner box
Burner cone
Katub pengontrol tekanan
Pompa minyak
Strainer
Termometer/Thermostat
C-4 dari 7
(Berfungsi) (Ket.)
2 Drum pengering Penyemprot bahan bakar
Sistem pengaturan udara
Pintu pemasukan
Pintu pengeluaran
Tipe continuos /drum Penyemprot aspal
mix Motor penggerak
Fungsi pemasukan agregat
Fungsi pengeluaran agregat
Kondisi flight cup
3 Pengumpul debu Kondisi cyclone
Filter kain (baghouse)
Wet scrubber
Kondisi fan
Bantalan
V-belt
Kondisi duct
Fungsi kerja pengumpul debu
4 Penyaring dan Casing hot elevator
sIstem bin panas Bukaan atas hot elevator
Tutup elevator panas
Roda (wheel)
Bantalan
Roda sproket
Rantai roller
Motor elevator panas
Pin-pin penghubung
Kondisi ayakan getar (dek)
Wire net
Fungsi kerja ayakan
Motor penggetar
V-belt
Tutup belt
Tutup seal debu
C-5 dari 7
(Berfungsi) (Ket.)
Pegas ellips
Kondisi hopper bin panas
Bukaan bin panas
Pipa pengeluaran agregat bin
panas
Pipa pengeluaran material
oversize
5 Sistem timbangan Kondisi timbangan agregat
Sensitivitas timbangan
agregat
Kondisi timbangan filler
Sensitivitas timbangan filler
Kondisi timbangan aspal
Sensitivitas timbangan aspal
Kalibrasi semua timbangan
Kondisi hook bolt
Pisau (knife-edge)
Karet peredam
Metal penggantung
Penunjuk skala
Dust pot
Bukaan timbangan
Hopper dan buangan pada
timbangan
Katub tiga arah
Pompa
V-belt
Pipa pembuangan
6 Sistem pemasok filler Kondisi filler elevator
Bin penampung filler
Fungsi kerja pemasok filler
Screw feeder
7 Sistem pemasok Kondisi pompa aspal
aspal dan unit (Transfer pump)
penyemprotan Pompa penyemprot aspal
Kondisi tangki aspal
C-6 dari 7
(Berfungsi) (Ket.)
7 Sistem pemasok Kondisi ketel
aspal dan unit Kondisi termometer
penyemprotan
Kalibrasi termometer
Kerataan aspal ke dalam
pugmill
8 Unit pencampur Fungsi kerja unit pencampur
Kondisi pedal pugmill
Liner
Jarak pedal ke dinding
Kemampuan untuk membuka
pugmill
Poros pugmill
Roda gigi
Roda sproket
Rantai roller
Motor roda gigi
Seal
Bantalan
Campuran dan suhu waktu
ditumpahkan dari pugmill
9 Sistem kontrol Ruang sistem kontrol
operasi Distribution board
Panel pengontrol
Compressor
Silinder udara
Filter udara
10 Generator set Kondisi secara umum
Fungsi kerja genset
Kelengkapan
11 Lingkungan Kebersihan
Drainase
Keamanan
C-7 dari 7
BUKU PEMERIKSAAN
PERALATAN PENGHAMPAR
CAMPURAN ASPAL
(ASPHALT FINISHER)
Pemakai : ……………………………………
Lokasi : ……………………………………
Jenis Alat : ……………………………………
Merek/Tipe : ……………………………………
Th. Pembuatan : ……………………………………
Nomor Rangka : ……………………………………
Nomor Mesin : ……………………………………
Pemilik : ……………………………………
Kode Unit Alat : ……………………………………
No. Registrasi : ……………………………………
D-1 dari 5
PERALATAN YANG
LENGKAP
LENGKAP TIDAK
LENGKAP
Unit Tractor (roller bar,
Hopper, Conveyor /
feeder, pintu pengatur
aliran, ulir pembagi)
Unit Screed (screed,
tamper/vibrator, lengan
tarik, crown)
Perlengkapan lain
KONDISI UMUM
B RR RB RS
D-2 dari 5
Tanggal :
Nama Nama Nama
Tanda Tanda Tanda
Catatan :

diberikan kepada :
1. Pemakai Alat
2. Pimbagpro
3. Pemeriksa Alat
D-3 dari 5

(Berfungsi) (Ket.)
1 Roller bar / Berputar
Push roller Sesuai spesifikasi
Ketinggian
2 Hopper Kapasitas hopper > kapasitas
truk
Dinding hopper dapat naik
turun
Fungsi hidrolis
3 Feeder / Conveyor Keteraturan ban berjalan
Kelancaran jalannya feeder
Keausan (%)
Kondisi rantai penggerak
4 Pintu pengatur alir Pengaturan jumlah
/ flow gates pembagian campuran
Dapat menambah,
mengurangi campuran, pintu
naik turun
Keausan (%)
5 Ulir pembagi / augers Dapat membagi material
/ screws sama rata
Dapat berputar searah
Keausan (%)
Kelurusan poros auger /
screw
Keausan auger / screw
6 Screed Screed naik turun serentak
Kerataan permukaan screed
Pemanasan screed dari
heater
Kesamaan kemiringan screed
kiri dan kanan
Kemampuan memanjang dan
memendek dari kiri dan
kanan, cek hidrolis dan hose
Keausan plat screed
D-4 dari 5
(Berfungsi) (Ket.)
7 Temper dan vibrator Bergetar sesuai spesifikasi
Kelengkapannya
Keausan (%)
Kerataan penampang tamper
8 Hand wheel & lengan Kemampuan naik turun
tarik Kesamaan skala putaran
handwheel kiri dan kanan
Keausan (%)
9 Crown Cek fungsi crown
10 Engine
11 Transmission
12 Drive line
13 Differential
14 Final drive
15 Steering
16 Brake system
17 Electrical system
18 Fuel system
19 Cooling system
20 Chassis and body
21 Tyre
22 Undercarriage
23 Attachment
24 Perlengkapan Dongkrak & handel
Engkol / Slanger
Tools
D-5 dari 5
KALIBRASI
PERALATAN KONSTRUKSI JALAN
UNIT
ASPHALT MIXING PLANT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASI
Jl. Raya Timur 264 Kotak Pos 2 Ujungberung Telp. (022) 7802251-3 Fax (022) 7802726 Bandung 40294 e-mail : pusjal@melsa.net.id
E-1 dari 14
RESUME KALIBRASI ASPHALT MIXING PLANT
Dikerjakan oleh : Proyek :
Tanggal :
Lokasi : Kontraktor :
Setelah dilakukan kalibrasi sesuai dengan petunjuk-petunjuk kalibarasi yang ditetapkan maka tim
kalibrasi sesuai dengan surat tugas:
Nomor:
Tanggal
Berpendapat sebagai berikut:
1. Bahwa peralatan Asphalt Mixing Plant

Milik :
Merk :
Tipe :
Kapasitas :
Dapat dinyatakan:
1. Laik operasi
2. Laik operasi dengan syarat
3. Tidak layak operasi
2. Secara otomatis kelaikan operasi asphalt mixing plant terpenuhi bila syarat-syarat dibawah ini
dilaksanakan yaitu:
3. Rekomendasi tambahan:
Ketua Tim Kalibrasi G.S. Kontraktor Pimbagpro

Nama
Tanda tangan
Tanggal
E-2 dari 14
PEMERIKSAAN KONDISI AMP
Nomor Pemeriksaan : Lembar 1
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan / Drum / Menerus Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Bin Dingin
Kondisi
No Jenis Pemeriksaan
Bin 1 Bin 2 Bin 3 Bin 4 Bin 5 Filler
1 Plat pemisah antar bin ada / tidak ada / tidak ada / tidak ada / tidak ada / tidak ada / tidak
2 Kondisi bin dingin B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
3 Lebar loader thd. mulut bin C/K C/K C/K C/K C/K C/K
4 Sistem pengeluaran agregat Getar / ban Getar / ban Getar / ban Getar / ban Getar / ban Getar / ban
5 Kondisi sistem pengeluaran B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
6 Sistem penguncian pintu B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
7 Kondisi ban pengangkut B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
8 Timbangan ban bin ada / tidak ada / tidak ada / tidak ada / tidak ada / tidak ada / tidak
9 Kondisi timb. ban bin B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
10 Timbangan ban pengangkut ada / tidak ada / tidak ada / tidak ada / tidak ada / tidak ada / tidak
11 Kondisi timb. ban pengangkut B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
12 Lebar ban pengangkut (cm)
13 Kondisi ban pengangkut B/C/K
B = Baik, C = Cukup, K = Kurang
Catatan :
E-3 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Drum Pengering (Dryer)
No Jenis Pemeriksaan Kondisi

1 Keliling pengering (m)
2 Panjang pengering (m)
3 Pengatur kemiringan pengering Mudah / Sulit / Tidak ada
4 Arah api terhadap aliran agregat Searah / Berlawanan
5 Sistem penyemprotan bahan bakar B/C/K
6 Sistem pengaturan udara B/C/K
7 Kondisi batu tahan api B/C/K
8 Tempat penyemprot aspal Akhit / Awal aliran agregat
9 Kondisi penyemprot aspal B/C/K
10 Jumlah plat baja di dalam pengering (buah)
11 Kondisi plat baja di dalam pengering B/C/K
12 Tersedia termometer Tersedia / Tidak
13 Kondisi termometer B/C/K
14 Pemasukan agregat dari bin dingin B/C/K
15 Pengeluaran agregat ke elevator panas B/C/K
Catatan :
E-4 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Elevator
Elevator
No Jenis Pemeriksaan
Dingin Panas Filler
1 Jenis elevator Ban / Mangkok Ban / Mangkok Ban / Mangkok
2 Kondisi ban / mangkok B/C/K B/C/K B/C/K
3 Kondisi rantai B/C/K B/C/K B/C/K
4 Tersedia tutup elevator Ada / Tidak Ada / Tidak Ada / Tidak
5 Kondisi tutup elevator B/C/K B/C/K B/C/K
6 Sistem pemasukan / timbangan B/C/K B/C/K B/C/K
7 Tersedia termometer Ada / Tidak Ada / Tidak Ada / Tidak
8 Kondisi termometer B/C/K B/C/K B/C/K
Catatan :
E-5 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Elevator
No Jenis Pemeriksaan Saringan 1 / Saringan 2 / Saringan 3 / Saringan 4 /

Bin 1 Bin 2 Bin 3 Bin 4
1 Luas saringan (cm x cm)
2 Kapasitas saringan (ton/jam)
3 Ukuran/nomor saringan
4 Fungsi sistem saringan B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
5 Kondisi saringan B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
6 Kebersihan saringan B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
7 Jenis material dalam bin
8 Kondisi bin B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
9 Kelebihan agregat dapat keluar Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak
10 Kondisi pintu bin B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
11 Kemudahan pengambilan contoh B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
12 Tersedia termometer Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak Ya / Tidak
13 Kondisi termometer B/C/K B/C/K B/C/K B/C/K
Catatan :
E-6 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Timer / Hoper timbangan / Pugmill

1 Timer pencampuran sudah dikalibrasi Sudah / Belum
2 Timbangan sudah dikalibrasi Sudah / Belum
3 Tersedia gelagar anak timbangan Ada / Tidak ada
4 Ada pengatur nol timbangan (aretir) Ada / Tidak ada
5 Kondisi hoper timbangan B/C/K
6 Kondisi pedal pugmill B/C/K
7 Jarak terdekat pedal ke dinding pugmill (cm)
8 Kondisi pintu pugmill B/C/K
9 Kondisi penyemprot aspal B/C/K
10 Tersedia termometer Tersedia / Tidak
11 Kondisi termometer B/C/K
Catatan :
E-7 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Sistem Pemberian Aspal
1. AMP TIMBANGAN:
1 Timbangan aspal sudah dikalibrasi Sudah / Belum
2. AMP TIMBANGAN, DRUM, MENERUS :

1 Jumlah tangki aspal
2 Volume tangki
3 Ujung pipa selalu dibawah permukaan aspal B/C/K
4 Kondisi pipa-pipa aspal B/C/K
5 Sistem pemanas aspal B/C/K
6 Tersedia termometer oli Tersedia / Tidak
7 Kondisi termometer oli B/C/K
8 Tersedia termometer listrik Tersedia / Tidak
9 Kondisi termometer listrik B/C/K
10 Tersedia termometer aspal Tersedia / Tidak
11 Kondisi termometer aspal B/C/K
12 Bila aspal macet AMP otomatis berhenti Ya / Tidak
13 Dapat dilakukan pengambilan contoh aspal Ya / Tidak
3. AMP DRUM DAN MENERUS :

1 Pipa aspal dikunci dengan agregat / pugmill Ya / Tidak
2 Perbandingan agregat dan aspal dapat diatur Ya / Tidak
Catatan :
E-8 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Pengumpul Debu, Generator dan
Kondisi Lapangan
1. PENGUMPUL DEBU:
1 Sistem pengumpul debu Mekanis / Filter Kain / Air
2 Kondisi penyedot debu B/C/K
3 Polusi debu Tidak / Sedikit / Banyak
2. GENERATOR :
1 Jumlah generator yang tersedia
2 Kapasitas masing-masing (KVA)
3 Bahan bakar
4 Kondisi Kabel-kabel B/C/K
3. KONDISI LAPANGAN :
1 Kebersihan lingkungan Bersih / Cukup / Kotor
2 Drainase B/C/K
3 Tersedia alat pengambil contoh dari truk Tersedia / Tidak
4 Alat pengambil contoh tersedia lengkap Lengkap / Tidak
5 Pelindung agregat dari cuaca B/C/K
6 Sistem penyimpanan agregat B/C/K
7 Perkiraan luas area Luas / Cukup / Sempit
Catatan :
E-9 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Tipe/Jenis : Timbangan Petugas : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Waktu Pencampuran
Uraian Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran

Kering Basah Kering Basah Kering Basah
Pengaturan
Pembacaan

Pengaturan
Pembacaan

Pengaturan
Pembacaan
Catatan :
E-10 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Timbangan Agregat
1 2 3
No Anak Bacaan No Anak Bacaan No Anak Bacaan
Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan Timbangan
0 31 62
1 32 63
2 33 64
3 34 65
4 35 66
5 36 67
6 37 68
7 38 69
8 39 70
9 40 71
10 41 72
11 42 73
12 43 74
13 44 75
14 45 76
15 46 77
16 47 78
17 48 79
18 49 80
19 50 81
20 51 82
21 52 83
22 53 84
23 54 85
24 55 86
25 56 87
26 57 88
27 58 89
28 59 90
29 60 91
30 61 92
E-11 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Timbangan Filler
1 2 3
31 62 93
32 63 94
33 64 95
34 65 96
35 66 97
36 67 98
37 68 99
38 69 100
39 70 101
40 71 102
41 72 103
42 73 104
43 74 105
44 75 106
45 76 107
46 77 108
47 78 109
48 79 110
49 80 111
50 81 112
51 82 113
52 83 114
53 84 115
54 85 116
55 86 117
56 87 118
57 88 119
58 89 120
59 90 121
60 91 122
61 92 123
E-12 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Timbangan Aspal
1 2 3
62 93 124
63 94 125
64 95 126
65 96 127
66 97 128
67 98 129
68 99 130
69 100 131
70 101 132
71 102 133
72 103 134
73 104 135
74 105 136
75 106 137
76 107 138
77 108 139
78 109 140
79 110 141
80 111 142
81 112 143
82 113 144
83 114 145
84 115 146
85 116 147
86 117 148
87 118 149
88 119 150
89 120 151
90 121 152
91 122 153
92 123 154
E-13 dari 14
Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Merk : …………………………………. Lokasi : …………………………
Kapasitas : ………………………………….
Unit : Termometer
Termometer Pembacaan termometer yang dikalibrasi

Standar Term. 1 Term. 2 Term. 3 Term. 4 Term. 5 Term. 6 Term. 7 Term. 8
E-14 dari 14
HIGHWAY CONSTRUCTION CHECKLIST
MATERIALS AND TESTING : M.6.1

DIVISION : Asphalt Pavement
WORK ITEM : Prime Coat and Tack Coat
Scope : Materials used for prime or tack coating
No Material Type Test Requirement Related Specification Reference

Type of Test Freq. of Test List Clause Standard
MATERIALS:
Materials for Prime Coat
1 Emulsion Bitumen Binder
Medium or slow setting emulsion bitumen AASHTO M-140
conforming to specifications generally, only Composition,
oil distillate, or
emulsion which have been shown to M.6.2
consistently achieve good penetration of consistency,
1 per source 6.1.2(1)a(i) Pd S-01-1995-03
dense unbound bases shall be approved. stability, M.6.3
Shall contain not less than 50% petroleum examination of (AASHTO M208)
product residue, it shall not be dilute on site residue
AASHTO T59
2 Asphalt Cement Bituminous Binder AASHTO M226
Either AC-10 grade asphalt cement or AC-20 AASHTO T202
grade dilute with kerosene. Unless otherwise
Viscosity, AASHTO T201
directed by the engineer the proportion of M.6.2
kerosene used in the initial trials shall be 80 penetration,
1 per source 6.1.2(1)a(ii) AASHTO T49
parts 100 parts of asphalt cement flash point, M.6.3
water content AASHTO T48
AASHTO T55
Materials for Tack Coat
3 Emulsified Asphalt Binder
Rapid breaking emulsified asphalt Composition, AASHTO M-140
conforming to the requirement of oil distillate,
specification. The engineer may permit or consistency, M.6.2 or
1 per source 6.1.2(2)a
require the dilution of the emulsion with I part stability, M.6.3 Pd S-01-1995-03
clean water per 1 part of emulsion. examination of
residue (AASHTO M208)
4 Asphalt cement bituminous binder

Either AC-10 grade asphalt cement (80/100 AASHTO M226
pen) or AC-20 grade asphalt cement (60/70
AASHTO T202
pen). Cut back with between 25 and 30 parts Viscosity,
of kerosene per 100 parts of bitumen penetration, M.6.2 AASHTO T201
1 per source 6.1.2(2)b
flash point, M.6.3 AASHTO T49
water content
AASHTO T48
AASHTO T55
FIELD QUALITY CONTROL & TESTING
5 Bitumen sample
A bitumen sample and certificate, shall be Manufacture
provided for each delivery of bitumen to the 1 per delivery M.6.2 6.1.6(a) -
test certificate
site of the works
6 Blended surface dressing binder
A two litre sample of the blended surface 2 litre near
dressing binder shall be taken from the start &
sampling M.6.2 6.1.6(b) AASHTO T168
distributor near the start and towards the end toward end
of each days work per day work
7 Bitumen distributor
The bitumen distributor shall be inspected Instruments,
and tested prior to the commencement of dipstick/pump,
spraying works, every 6 months or every calibration, As specified M.6.2 6.1.6(c) BS 3403
150,000 litres of binder sprayed, whichever transverse,
is the more frequent. Or in the opinion of the distribution test
engineer warrants rechecking the distributor
8 Cover aggregate
The result of the sieve testing of the
proposed cover aggregate shall be AASHTO T11
Sieve analysis 1 per source M.6.2 6.1.6(d)
submitted to the engineer for approval prior AASHTO T27
to any use of that aggregate
9 Binder specification rate
A detailed record of daily surfacing Dipstick Every spray
operations, including binder used on each M.6.2 6.1.6(e) -
reading run
sprayer run and application rates achieved
F-1 dari 10

WORK ITEM : Hot Asphaltic Mixtures
Scope : Materials used for Hot Asphaltic Mixtures

MATERIALS
1 Aggregates-General
The aggregates to be used shall be of such
a nature that the asphaltic mixture, AASHTO T165-77
proportioned in accordance with the job mix
Retained 1 per job mix SNI 06-2489-1991
formula, will have a retained strength of not - 6.3.2(1)a
stability design (AASHTO T245-
less than 75% when tested for loss of
cohesion resulting from the action of water in 90)
accordance with the specifications.
2 Coarse aggregate for asphaltic mixture
Coarse aggregate for sand sheet (SS) Class
A or B shall be wholly uncrushed clean
material. For hot rolled sheet (HRS) and
asphalt treated base (ATB) shall generally
conform to the grading requirements below
and shall consist of crushed stone or
crushed gravel or a suitable blend of such
materials with clean natural gravel
Table 6.3.2(1) coarse aggregate for HRS & Grading -(to 1 per 1,000 m3
ATB stockpiles)
SNI 03-1968-1990
Sieve Size Percent by Weight - 6.3.2(2)a
Grading- (AASHTO T27-88)
(mm) Passing 1 per 250 m 3
(from hot
Normal Leveling bins) (min 2/day)
Mixes Coarse
19 100 100
12.7 30-100 95-100
9.5 0-55 50-100
4.75 0-10 0-50
0.075 0-1 0-5
Gradation of coarse aggregate fraction for

conventional fraction of conventional asphalt
concrete (AC) is not specified above,
SNI 03-1968-1990
however the combined grading should Grading As specified - 6.3.2(2)b
conform to limits of envelope as specified in (AASHTO T27-88)
Table 6.3.4.(1) of the specifications.
The coarse aggregate shall consist of clean,
tough, durable material free from dirt or other
objectionable matter and shall have a
SNI 03-2417-1991
percentage of wear of not more than 40 at
(AASHTO T96-87)
500 revolutions as determined by L.A L.A Abrasion M.6.4
abrasion. When subjected to five cycles of 1 per 5,000 m3 6.3.2(2)c SNI 03-3407-1994
Soundness M.6.5
the sodium and magnesium sulfate (AASHTO T104-
soundness test, the coarse aggregate shall 86)
have a weight loss not greater than 12%
When subjected to coating and stripping M.6.4 SNI 03-2439-1991
Coating 1 per job mix
tests, the aggregate shall have a coated 6.3.2(2)d (AASHTO T182-
Stripping design M.6.5
area of not less than 95% 84)
3 Fine aggregate for asphaltic Mixtures
Fine aggregate shall generally conform to
the grading requirements below and shall
consist of one or more natural sands or
crushed stone screening or suitable
combinations thereof
Table 6.3.2(2)
Grading -(to
Mixture Type stockpiles) 1 per 1,000 m3
Sieve SNI 03-1968-1990
SS SS HRS & Grading- 1 per 250 m3 - 6.3.2(3)a
(mm) (AASHTO T27-88)
ClassA ClassB ATB (from hot (min 2/day)
bins)
9.5 100 100 100
4.75 98-100 72-100 90-100
2.36 95-100 72-100 80-100
0.600 76-100 25-100 25-100
0.075 0-8 0-8 3-11
F-2 dari 10


Fine aggregate shall be clean, tough particle,
free from lumps and balls of clay or other Sieve Pd M-03-1996-03
objectionable material. In no case shall dirty Analysis (AASHTO T176-
or dusty natural sands having more than 8% 1 per 250 m3 6.3.2(3)b
(Sand 86)
fines passing the No. 200 sieve (0.075 mm)
nor having a sand equivalent value less than Equivalent) AASHTO T11-82
50 be permitted to be used in the mix
4 Filler for Asphaltic Mixtures
Filler shall consist of limestone dust,
dolomite dust, portland cement, fly ash,
cement kiln dust or other non-plastic mineral Gradation, AASHTO M17-77
matter from sources approved by the Plasticity 1 per source M.6.5 6.3.2(4) AASHTO T37
Engineer. It shall be dry and free from lumps Index
and when tested by wet sieving shall contain AASHTO T90
not less than 75% by weight of particles
passing a 75 micron sieve (but preferably not
less than 85%)
5 Bituminous Material for Asphaltic Mix
Bituminous material shall be either AC-10 or AASHTO M226
AC-20 grade asphalt cement. It shall be Kinematic &
AASHTO T202
homogeneous, free from water, and shall not Absolute
Viscosity, AASHTO T201
foam when heated to 175oC
Penetration, 1 certificate AASHTO T49
Flash Point, from supplier
per source M.6.2 6.3.2(5) AASHTO T48
Slubility, Thin
Film oven M.6.5 AASHTO T44
test, Ductility, 1 per source AASHTO T179
Spot Test, AASHTO T51
Water
AASHTO T102
Content
AASHTO T55
6 Asphaltic Additive
An adhesion and anti-stripping agent shall
be added to the bituminous material when Manufacture
the engineer so direct s or approves. The Sample for
test - 6.3.2(6) -
additive shall be thoroughly mixed with the approval
certificate
bituminous material in accordance with the
manufacture's instruction and as directed by
the engineer
FIELD QUALITY CONTROL & TESTING
7 Surface test of the pavement
The surface shall be tested with a crown 3 transverse
template and 3 m straight-edge or rolling Surface
points at every M.6.4 6.3.10(1) -
straight-edge applied respectively at right levels
12.5 m
angles and parallel, to the center line of the
road
8 Compaction requirements
The density of the consolidated mixture,
shall be not less than 97% for sand sheet 1 sample per AASHTO T166-88
Marshall
and 98% for all other mix types of the density 200 tones (min M.6.4 6.3.10(2)
density SNI 06-2489-1991
of laboratory compacted specimens 2 per day)
composed of the same materials in like
proportions
9 Asphalt Mixtures Sampling
Sampling is generally carried out in asphalt
mixing plant, however the engineer may
instruct the samples taking in spreading sampling Min 2 per day - 6.3.10(3) AASHTO T168-82
location when excessive segregation of
mixtures occurred during transportation and
spreading
10 Coring of Asphalt Layers Min 2 per lane
The contractor shall supply suitable coring cross section
cores - 6.3.10(3)d AASHTO T166-88
machines capable of cutting cores from the and min 6 per
completed asphalt layer 200 lm
11 Mix Quality Control Testing Min 2

Sieve
The contractor shall provide the engineer - 6.3.10(4)b(i) AASHTO T27-88
analysis (each hot bin)
with the results and records of tests carried
F-3 dari 10


out on each day's production together with
the exact location of each day's production in
the finished work
Sieve Min 2
- 6.3.10(4)b(ii) AASHTO T27-88
analysis (each hot bin)
Temperature
1 per hour - 6.3.10(4)b(iii)
of mixture
Marshall
Min 2 6.3.10(4)b(iv) AASHTO T245-90
Density
Compacted AASHTO T166-88
density & % Min 2 - 6.3.10(4)b(v)
compacted AASHTO T230
Marshall
Min 2 - 6.3.10(4)b(vi) AASHTO T245-90
Stability/flow
Asphalt Cont
Agg. grading Min 2 - 6.3.10(4)b(vii) AASHTO T164-90
Air voids in
Min 2 - 6.3.10(4)b(viii) AASHTO T209-90
mix
Bitumen
absorbed by
the Min 2 - 6.3.10(4)b(ix) AASHTO T209-90
aggregate in
mix
F-4 dari 10
ACTIVITY LIST : C.6.1

Scope : This work shall consist of supplying and applying bituminous binder to a previously prepared
surface in preparation for the laying of a surface dressing or asphalt layer. Prime coat shall be
used where the surface to be coated is non bituminous, while tack coat shall be used on
bituminous binder surface
Activity Description of Activity Action

No.
Contractor Engineer Output Related List Specification
Clause
PRELIMINARIES :
1 Related work:
Maintenance of traffic flow
C.1.8
Field engineering
C.1.9
Materials and storage
C.1.11
Pavement widening
C.4.1
Shoulders
C.4.2
Aggregate base
C.5.1 6.1.1(2)
Soil Cement Base
C.5.4
Single and Double Surface Dressing
C.6.2
Hot Asphaltic Mixtures
C.6.3
Reinstatement of Existing Pavement
C.8.1
Reinstatement of Existing Shoulders or Sealed
Roads
C.8.2
2 Ensure that the Contractor has all the relevant

- verify issue - -
data and drawings available at contract start-up
3 Submit a 5 litre sample of any bituminous

binder to be used in the work, together with a Approve/
Submission Check C.1.11 6.1.1(6)a
certificate from the manufacturer and the test Reject
results conforming to the specifications
4 Submit a satisfactory record of the calibration

certificates of all instruments and gauges and Approve/
Submission Check C.6.3 6.1.1(6)b
the dipstick for the bitumen distributor, as Reject
described in the specification
5 Submit a spray chart and operations manual so Approve/

Submission Check C.6.3 6.1.1(6)c
that the equipment checks can be carried out Reject
6 Submit samples of materials used in each day’s

work, daily records of sealing works done and Approve/
Submission Check C.6.3 6.1.1(6)d
material application rates in accordance with Reject
these specifications.
7 Work Condition:
Structures, trees or property adjacent to the C.6.2
- verify instruction 6.1.1(7)b
areas being treated shall be protected to C.6.3
prevent them being marred or spatterd
No bituminous binder shall be discharge into C.6.2
- verify instruction 6.1.1(7)c
any side ditch or drain C.6.3
The Contractor shall provide and maintain at
the heating site adequate fire prevention and C.6.2
- verify instruction 6.1.1(7)d
control measure and also first aid supplies and C.6.3
facilities
8 Traffic Flow:
The contractor shall comply with contract - verify instruction C.1.8 6.1.1(8)
requirements for maintenance of traffic flow
9 Weather Limitation:
Prime coat and tack coat shall not be applied - verify instruction - 6.1.1(4)
during rain or if rain threatens
CONSTRUCTION:
10 Preparation of the Surface to be Coated: C.4.1; C.4.2

The surface to be coated shall be maintained to C.5.1; C.5.4
- verify - 6.1.4(1)c
the standard required in relevant activities. C.6.2; C.6.3
Refer to related activity lists C.8.1; C.8.2
F-5 dari 10


No.
Clause
Loose dirt and other objectionable material shall
be removed from the surface by means of a
power broom or blower or both. If this does not
- verify - - 6.1.4(1)d
provide a uniformly clean surface additional
sweeping shall be done by hand using stiff
brooms.
Sweeping shall extend at least 20 centimetres
- verify - - 6.1.4(1)e
beyond each edge of the area to be sprayed
For prime coats on class A aggregate base, the
final swept surface finish shall consist of a flat,
tight clean mosaic of coarse and fine
aggregate. A surface consisting only of fine
aggregate shall not be accepted.
No application of bituminous binder shall be
undertaken until the pavement surface has Verify/
- instruction - 6.1.4(1)h
been prepared to the satisfaction of the Check
engineer
11 Rate and Temperature of Application:

The contractor shall carry out field trials to
establish the appropriate application rate under
Verify/
the supervision of the engineer and such trials - instruction - 6.1.4(2)a
Check
will be repeated whenever the type of surface to
be coated, or the type of bituminous material,
changes. Calculate the rate of application
Spraying temperatures shall comply with
required in the specifications (Table 6.1.4 (2)), - Verify - - 6.1.4(2)b
unless otherwise directed by the engineer
Heating quantities in excess of the
requirements or prolonged heating at high - Verify - - 6.1.4(2)c
temperatures must be avoided
12 Application of the coating:

The length of the surface to be sprayed by each
run of the distributor shall be measured and
- Verify - - 6.1.4(3)a
marked on the ground. For prime coats, the
boundaries of the area to be sprayed shall be
defined by paint or string line.
Bituminous binder shall be applied uniformly by
means of the bitumen distributor bar spray,
except to small areas, the engineer may
approve the limited use of hand spray - Verify - - 6.1.4(3)b
equipment. The bitumen distributor shall be
operated in accordance with the approved
spray chart
The bituminous binder, when directed, shall be
applied in spray runs of approximately one half
or less of the width of the completed surface
and when so applied there shall be an overlap
of 20 cm of asphaltic material along the - Verify - - 6.1.4(3)c
adjoining edges of lanes. Similarly, for prime
coats, the sprayed widths shall be greater than
the specified width of treatment at the edge of
the pavement surface or edge of shoulder
Protective strips of building paper or similar
non-porous, flexible material shall be spread on
the surface at the start and end of each spray
run. The bitumen distributor shall start moving
no less than 5 metres in advance of the area to - Verify - - 6.1.4(3)d
be sprayed so as to be traveling at the correct
speed when the spray bar reaches the paper
strip and this speed shall be maintained until
past the intended finishing point. The strip shall
F-6 dari 10


No.
Clause
be promptly removed and disposed.
Application rate shall be calculated before any
subsequent spray run is made and any
necessary adjustment shall be made to ensure - Verify - - 6.1.4(3)g
that the directed rate of application is
maintained in subsequent runs
Spraying shall cease immediately if any defect
develops in the spraying equipment and shall - Verify - - 6.1.4(3)h
not commence until the fault has been rectified
Following spraying of the tack coat any areas of
pooling or excessive binder shall be
redistributed across the sprayed surface. A - Verify - - 6.1.4(3)i
pneumatic tired roller, hand brooms or
squeegees may be used
Areas of prime coat which show excessive
amounts of binder on the surface shall be
covered with clean cover aggregate prior to the
- Verify - - 6.1.4(3)j
application of the subsequent course. In no
case shall cover aggregate be applied before 4
hours after the application of the prime
13 Rectification:
Rectification of unsatisfactory prime coat or tack
coat shall be as directed by the engineer and
- Check Instruction - 6.1.1(5)
may include removal of excess material, the
use of cover aggregate, or the application of
additional coating as required
14 Maintenance of Prime Coat

The contractor shall maintain the primed
surface until it is overlaid by the subsequent
Verify/
course. The subsequent course shall be applied - Instruction - 6.1.5(1)a
Check
only after sufficient time has elapsed to allow
the prime binder to be fully absorbed and to
harden.
Traffic shall not be permitted on the primed
surface until the bituminous binder has Verify/
- Instruction - 6.1.5(1)b
penetrated and dried and in the opinion of the Check
engineer, will not pick up under traffic
15 Maintenance of Tack Coat:

While the tack coat remains uncovered, the
contractor shall protect it from damage and
prevent it from coming in contact with traffic. Verify/
- Instruction - 6.1.5(2)
The overlaying bituminous course shall be Check
applied before the tack coat has lost its
tackiness through oxidation, wind blown dust or
otherwise.
16 MEASUREMENT AND PAYMENT:

Measurement and payment shall be in
C.1.6 6.1.7
accordance with the requirements of the
specification.
F-7 dari 10

Scope : This work shall consist of providing a dense durable leveling, base or wearing course asphaltic
mixture composed of aggregate and asphaltic materials used in central plant, and of spreading
and compacting the mixture on a prepared base
No.
Clause
PRELIMINARIES :
1 Related Work:
Maintenance of Traffic Flow C.1.8
Field Engineering C.1.9 6.3.1(3)
Materials and Storage C.1.11
Prime Coat and Tack Coat C.6.1
2 Ensure that the contractor has all the relevant
- Verify Issue - -
data and drawing available at contract start-up
3 Submit samples of all materials approved for
Approve/
use, which will be retained throughout the Submission Check C.1.11 6.3.1(6)a
Reject
contract period for reference purposes
4 Submit report giving the property test result for Approve/
Submission Check 6.3.1(6)b
all materials to be used Reject
5 Submit Job Mix Formula supported by the Approve/
Submission Check 6.3.1(6)c
laboratory trial mix test data and graphs Reject
6 Submit for approval for any bituminous material
proposed to be used. A statement as to its
Approve/
source, together with test data giving its Submission Check 6.3.1(6)l
Reject
properties both before and after the Thin Film
Oven Test
7 Traffic Flow:
The contractor shall comply with contract - Verify - C.1.8 -
requirements for maintenance of traffic flow
8 Weather Limitation:
Mixture shall be placed only when the surface is Verify/
- Instruction 6.3.1(7)
dry, when rain is not threatening and when the Check
prepared roadbed is in a satisfactory condition
CONSTRUCTION
9 Construction Plant Requirements:

The mixing plant, which can either a batching
plant or a continously mixing plant, shall have a
capacity sufficient to supply the finisher on the
road continously when spreading the asphaltic
- Check Instruction 6.3.7(1)
mix at normal speed and required thickness.
The plant shall be so designed to produce
mixture within the job mix tolerances. The plant
shall be provided with dust collector to ensure
no air pollution in the atmosphere.
Hauling, spreading finishing, and compacting
equipments shall conform to the requirements - Check Instruction 6.3.7(16-18)
of these specifications.
10 Trial Section
The contractor shall place a trial section of at
least 50 tonnes for each approved job mix
formula using the proposed production and
- Check Instruction C.6.1 6.3.6(2)
placing equipment and procedure. Permanent
paving work shall not commence until a
satisfactory trial has been placed and approved
by the engineer.
11 Preparation of Surface to be covered

The surface shall be cleaned of loose or
deleterious materials. A tack coat or prime coat - Verify Instruction C.6.1 6.3.9(1)
shall be applied in accordance with activity
C.6.1
Side screeds timber or other approved
formwork shall be fixed to the required line and
- Verify Instruction 6.3.9(2)
level at the edges of the area on which the hot
rolled sheet is to be placed
F-8 dari 10

No.
Clause
12 Preparation Of Bituminous Material:

The bituminous material shall be heated to a
temperature between 140oC and 160oC in a
tank so designed to avoid local overheating. - Verify - C.6.1 6.3.8(2)
Before any mixing operation shall proceed each
day. There shall be at least 30,000 litre of
heated bitumen ready for supply to the mixer.
13 Preparation of Mineral Aggregates:

The mineral aggregates shall be dried and
heated at the paving plant before being placed
- Verify - 6.3.8(3)a
in the mixer. Flames used for heating shall be
adjusted properly to avoid injury and heavy
coating of soot on the aggreagte.
When combined with bituminous material, the
temperature shall be within the range of that - Verify - 6.3.8(3)b
specified for the bituminous material
Additional filler, if required, may be proportioned
separately from a small hopper mounted
directly over the mixer or it may be proportioned
- Verify - 6.3.8(3)c
and blended with the mineral aggregate before
being screened into the separate
compartments.
14 Preparation Of Mixture:
The dried mineral aggregates shall be
combined in the plant in proportions specified in
the job mix formula. The bituminous material - Verify - 6.3.8(4)a
shall be measured or gauged and introduced
into the mixer in the amount determined by the
engineer.
When a batching plant is used, the combined
mineral aggregate shall be thoroughly dry
mixed, after which the proper amount of
bituminous material shall be distributed over the
- Verify - 6.3.8(4)a
mineral aggregate and the whole thouroughly
mixed for a priod as defined with and in
cinformity with the approved procedure.
(generaly approximately 45 second)
The mixture when emtied from the mixer shall
be at a temperature within the absolute limits - Verify - 6.3.8(4)b
indicated in the specifications.
No mix batching shall be performed when there
is in sufficient hauling, spreading, or finishing
equipment, or labor, to assure progress at a - Check Instruction 6.3.8(1)
rate not less than 60% of the mixing plant
capacity
15 Transport and Delivery of Mixture:

The mixture shall be delivered to the paver at a
- Verify - 6.3.8(5)a
temperature within the absolute limits indicated
in the specifications
Each vehicle shall be weighed after each
loading at the mixer and a record shall be kept
- Verify - 6.3.8(5)b
of the gross weight, tare and net weight of each
load
16 Spreading and Finishing:

The mixture shall be spread and struck off to
- Verify - 6.3.9(3)a
the specified grade, elevation and cross section
shape.
Spreading should be started from the lower
- Verify - 6.3.9(3)b
lane
Vibrator engine of the paver should be activated - Verify - 6.3.9(3)c
F-9 dari 10

No.
Clause
during spreading and finishing
The paver shall be operated at a speed which
does not cause surface cracks, tearing, or and Verify/
- Instruction 6.3.9(3)d
other irregularities in the surface. The rate of Check
spreading shall be approved by the engineer.
17 Compaction:
Immediately after the mixture has been spread
and struck off, the surface shall be checked and
any inequelities adjusted. Monitor temperature - Check Instruction 6.3.9(4)a
of the loose laid mix and rolling shall be carried
out within the bitumen viscosity limits given in
the specification.
Rolling shall consist of 3 separate operations:
1. Initial or breakdown rolling -0-10 minutes
after laying, shall be done with either steel
wheeled roller or pneumatic tired rolled.
Every point in the pavement shall receive at
least two passes.
- Verify - 6.3.9(4)b, c
2. Secondary or intermediate rolling -10-20
minutes after laying shall be done with a
pneumatic tired roller
3. Final or finishing rolling - < 45 minutes after
laying shall be done with steel wheeled roller
without vibration
Rolling shall start longitudinally at the joint and
then at the outside edge. Thereafter, it shall
proceed parallel with road center line with
succesive passes moving towards the center of - Verify - 6.3.9(4)e
the pavement. Successive passes of the roller
shall overlap by at least one half of the width of
the roller
The speed of the rollers shall not exceed 4 kph
for steel wheeled roller and 10 kph for
pneumatic rollers. The line, speed and direction - Verify - 6.3.9(4)g
of rolling shall not be suddenly changed or in a
manner that displaces the mixture
Rolling shall progress continously as may be
necessary to obtain uniform compaction while
Verify/
the mixture is in workable condition and until all - Instruction 6.3.9(4)h
Check
roller marks and other irregularities are
eliminated.
To prevent adhesion of the mixture to the roller,
the wheels shall be kept properly moistened,
but excess water will not be permitted. - Verify - 6.3.9(4)i
Pneumatic tires may be lightly oiled until they
are hot enough to avoid picking up the mixture
18 Rectification:
Areas with a thickness or density less than the
specified or approved values, as well as areas
which may be unsatisfactory in other respects,
shall be rectified by the contractor as directed - Check Instruction 6.3.1(8)
by the engineer. Rectification may include
removal and replacement, adding of a
supplementary layer of asphaltic mixture and or
any other measure deems necessary.
MEASURED AND PAYMENT
Measurement and payment shall be in

accordance with the requirements of the
specification
19 Quantities shall be calculated by the contractor
Submission Check Agreement 6.3.11
and checked by the engineer
F-10 dari 10
Prt No : Diterima tanggal :
Contoh dari : Dikerjakan tanggal :
Jenis contoh : Selesai tanggal :
LAPORAN PENGUJIAN ASPAL KERAS

Jenis Pen 60/70
No Jenis Satuan Metode Hasil Spesifikasi

Pengujian Pengujian Pengujian Min - Maks
o
1 Penetrasi 25 C 100 gr 5 0,1 SNI 06-2456-1991 60 - 79
detik
o
2 Titik lembek C SNI 06-2434-1991 46 - 54
3 Daktilitas cm SNI 06-2432-1991 100 -
4 Kelarutan dalam C2HCL3 % ASTM D 2042 99 -

o
5 Titik nyala (TOC) C SNI 06-2433-1991 200 -
6 Berat jenis gr/ml SNI 06-2488-1991 1,0 -
7 Kehilangan berat % SNI 06-2441-1991 - 0,8

(Thin Film Oven Test)
8 Penetrasi setelah % asli SNI 06-2456-1991 54 -

kehilangan berat
9 Daktilitas setelah cm SNI 06-2432-1991 50 -

kehilangan berat
o
10 Titik Lembek setelah C SNI 06-2434-1991 -
kehilangan berat
o
11 Temperatur campuran C - -
(viskositas 170 cst)
o
12 Temperatur pemadatan C - -
%
13 Kadar air - -
Tanggal :
Penguji : Diperiksa oleh:
G-1 dari 12
LAPORAN PENGUJIAN ASPAL KERAS

Jenis Pen 80/100
No Jenis Satuan Metode Hasil Spesifikasi

Pengujian Pengujian Pengujian Min - Maks
1 Penetrasi 25oC 100 gr 5 0,1 SNI 06-2456-1991 80 - 99
detik
o
2 Titik lembek C SNI 06-2434-1991 46 - 54
3 Daktilitas cm SNI 06-2432-1991 100 -
4 Kelarutan dalam C2HCL3 % ASTM D 2042 99 -

o
5 Titik nyala (TOC) C SNI 06-2433-1991 225 -
6 Berat jenis gr/ml SNI 06-2488-1991 1,0 -
7 Kehilangan berat % SNI 06-2441-1991 - 1,0

(Thin Film Oven Test)
8 Penetrasi setelah % asli SNI 06-2456-1991 50 -

kehilangan berat
9 Daktilitas setelah cm SNI 06-2432-1991 75 -

kehilangan berat
o
10 Titik Lembek setelah C SNI 06-2434-1991 -
kehilangan berat
o
11 Temperatur campuran C - -
o
12 Temperatur pemadatan C - -
%
13 Kadar air - -
Tanggal :
G-2 dari 12
PENGUJIAN PENETRASI
(SNI 06-2456-1991)
o
Contoh dipanaskan mulai : pk. ………………. Suhu oven : C
selesai : pk. …………….…
Didiamkan pada suhu ruang mulai : pk. …………….…
Direndam pada 25oC mulai : pk. ………………. Suhu waterbath : o

C
o
Pemeriksaan penetrasi mulai : pk. ………………. Suhu alat : C
o
pada suhu 25 C selesai : pk. …………….…
Penetrasi pada 25oC Kode Benda Uji

100 gr, 5 detik
Pengamatan ke
1
2
3
4
5
Rata-rata
Tanggal :
G-3 dari 12
PENGUJIAN TITIK LEMBEK

(SNI 06-2434-1991)
o
Contoh dipanaskan mulai : pk. …………. Suhu oven : C
selesai : pk. ………….
Didiamkan pada suhu ruang mulai : pk. ………….
Direndam pada 5oC mulai : pk. …………. Suhu lemari es :
Pemeriksaan titik lembek mulai : pk. ………….
Pada 5oC selesai : pk. ………….
Suhu yang diamati Waktu Titik Lembek

No
o o
C F I II I II
1 5 41
2 10 50
3 15 59
4 20 68
5 25 77
6 30 86
7 35 95
8 40 104
9 45 113 ………..oC ………..oC
10 50 122
11 55 131 Rata-rata: ………….
Tanggal :
G-4 dari 12
PENGUJIAN DAKTILITAS
(SNI 06-2432-1991)
Didiamkan pada suhu ruang mulai : pk. …………….…


C
o
Pemeriksaan daktilitas mulai : pk. ………………. Suhu alat : C
pada suhu 25oC
Daktilitas pada 25oC Kode Benda Uji

5 cm per menit
Pengamatan ke
1
2
Rata-rata
Tanggal :
G-5 dari 12
PENGUJIAN KELARUTAN DALAM C2HCl3

(ASTM D 2042)
Penimbangan mulai : pk. …………….… Catatan

Pelarutan mulai : pk. ……………….

Penyaringan, pengeringan, mulai : pk. ……………….

penimbangan selesai : pk. …………….…
Berat erlenmeyer + aspal …………………………. gr …………………………. gr
Berat erlenmeyer kosong …………………………. gr …………………………. gr
Berat aspal ( A ) …………………………. gr …………………………. gr
Berat cawan gooch + endapan …………………………. gr …………………………. gr
Berat cawan gooch kosong …………………………. gr …………………………. gr
Berat endapan ( B ) …………………………. gr …………………………. gr

B
x 100 %
A …………………………. % …………………………. %
Rata-rata …………………………. %
Kelarutan = 100 - ……………% =…………………………. %
Tanggal :
G-6 dari 12
PENGUJIAN TITIK NYALA

(SNI 06-2433-1991)
Contoh dipanaskan mulai : pk. ………….… Suhu oven : ………. oC

selesai : pk. ………….…
Penuang pk. ………….… Suhu penuangan : ………. oC
Pemeriksaan: Contoh 1 Contoh 2 Titik nyala perkiraan
mulai pk. …………. pk. ………….… : ………. oC
o
Sampai 56 C dibawah
titik nyala pk. …………. pk. ………….… 15oC / menit
Sampai 28oC dibawah
titik nyala pk. …………. pk. ………….… 5 - 6oC / menit
Selesai pk. …………. pk. ………….…
o
C dibawah titik nyala Pembacaan Waktu Pembacaan Suhu Titik Nyala
56 Pk. ………………. Pk. ……………….

51 Pk. ………………. Pk. ……………….
46 Pk. ………………. Pk. ……………….
41 Pk. ………………. Pk. ……………….
36 Pk. ………………. Pk. ……………….
31 Pk. ………………. Pk. ……………….
26 Pk. ………………. Pk. ……………….
21 Pk. ………………. Pk. ……………….
16 Pk. ………………. Pk. ……………….
6 Pk. ………………. Pk. ……………….
1 Pk. ………………. Pk. ………………. ……………….. oC
Tanggal :
G-7 dari 12
PENGUJIAN BERAT JENIS

(SNI 06-2488-1991)
Contoh dipanaskan mulai : pk. ………….… Suhu oven : ………. oC

Didiamkan pada suhu ruang mulai : pk. ………….…
Direndam pada 25oC mulai : pk. ………….… Suhu waterbath : ………. oC
Pemeriksaan berat jenis mulai : pk. ………….…
Berat piknometer + aspal ………………. gr ………………. gr

Berat piknometer kosong ………………. gr ………………. gr
Berat aspal ( a ) ………………. gr ………………. gr
Berat piknometer + air ………………. gr ………………. gr

Berat piknometer kosong ………………. gr ………………. gr
Berat air ( b ) ………………. gr ………………. gr
Berat piknometer + aspal + air ………………. gr ………………. gr

Berat piknometer + aspal ………………. gr ………………. gr
Berat air ( c ) ………………. gr ………………. gr
Volume aspal ( b - c ) ………………. ml ………………. ml
Berat jenis I = berat aspal/volume aspal = ……………………
Berat jenis II = berat aspal/volume aspal = ……………………

Rata-rata = ……………………
Tanggal :
G-8 dari 12
PENGUJIAN KEHILANGAN BERAT (THIN FILM OVEN TEST)

(SNI 06-2441-1991)
Contoh dipanaskan mulai : pk. …………….… Suhu oven : …………… gr

Didiamkan pada suhu ruang mulai : pk. ……………….

Pemeriksaan kehilangan mulai : pk. ………………. Suhu oven : …………… gr
berat pada 163oC selesai : pk. …………….… Suhu aspal : …………… gr
Berat cawan + aspal …………………………. gr …………………………. gr
Berat cawan kosong …………………………. gr …………………………. gr
Berat aspal ( a ) …………………………. gr …………………………. gr
Berat sebelum pemanasan …………………………. gr …………………………. gr
Berat sesudah pemanasan …………………………. gr …………………………. gr
Kehilangan berat ( b ) atau …………………………. gr …………………………. gr

b
x 100 %
a …………………………. % …………………………. %
Rata-rata …………………………. %
Tanggal :
G-9 dari 12
PENGUJIAN PENETRASI SETELAH KEHILANGAN BERAT (TFOT)

(SNI 06-2456-1991)

C
o
Pemeriksaan penetrasi mulai : pk. ………………. Suhu alat : C
o
pada suhu 25 C selesai : pk. …………….…
Penetrasi pada 25oC Kode Benda Uji

100 gr, 5 detik
Pengamatan ke
1
2
3
4
5
Rata-rata
Tanggal :
G-10 dari 12
PENGUJIAN TITIK LEMBEK SETELAH KEHILANGAN BERAT (TFOT)

(SNI 06-2434-1991)
Direndam pada 25oC mulai : pk. ………………. Suhu lemari es : o

C
Pemeriksaan titik lembek mulai : pk. …………….…
Suhu yang diamati Waktu Titik Lembek

No
oC oF I II I II
1 5 41
2 10 50
3 15 59
4 20 68
5 25 77
6 30 86
7 35 95
8 40 104
9 45 113
10 50 122
11 55 131
Tanggal :
G-11 dari 12
PENGUJIAN DAKTILITAS SETELAH KEHILANGAN BERAT (TFOT)

(SNI 06-2432-1991)

C
o
Pemeriksaan daktilitas mulai : pk. ………………. Suhu alat : C
pada suhu 25oC
Daktilitas pada 25oC Kode Benda Uji

5 cm per menit
Pengamatan ke
1
2
Rata-rata
Tanggal :
G-12 dari 12
No. Contoh : Tanggal :

Pekerjaan : Dikerjakan :
Diperiksa :
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR

SNI 03-1969-1990
I II
No. Contoh
A B C D
Berat benda uji kering oven BK
Berat benda uji kering perm. Jenuh BJ
Berat benda uji didalam air BA
A B rata-rata C D rata-rata
BK
Berat jenis (Bulk) BJ - BA
BJ
Berat jenis kering perm. jenuh BJ - BA
BK
Berat jenis semu (Apparent) BK - BA
BJ - BK
Penyerapan (Absorption) x 100%
BK
H-1 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

SNI 03-1970-1990
I II
No. Contoh
A B C D
Berat benda kering perm. Jenuh (SSD) 500
Berat benda uji kering oven BK
Berat piknometer diisi air (25oC) B
Berat pik. + Benda uji (SSD) + air (25oC) Bt
A B rata-rata C D rata-rata
BK
Berat jenis (Bulk) B + 500 - Bt
500
Berat jenis kering perm. jenuh B + 500 - Bt
BK
Berat jenis semu (Apparent) B + BK - Bt
500 - BK
Penyerapan (Absorption) x 100%
BK
H-2 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

SNI 03-2417-1991
Gradasi Pemeriksaan .................................................................................
Ukuran Saringan I II
Lolos Tertahan Berat (a) Berat (a)

76,2 (3") 63,5 (2 1/2")
63,5 (2 1/2") 50,8 (2")
50,8 (2") 36,1 (1 1/2")
36,1 (1 1/2") 25,4 (1")
25,4 (1") 19,1 (3/4")
19,1 (3/4") 12,7 (1/2")
12,7 (1/2") 9,52 (3/8")
9,52 (3/8") 6,35 (1/4")
6,35 (1/4") 4,75 ( No. 4)
4,75 (No. 4) 2,36 (No. 8)
Jumlah Berat
Berat tertahan saringan No. 12

sesudah percobaan (b)
I. a. = ........................................................ gram II. a. = .................................................... gram

b. = ........................................................ gram b. = .................................................... gram
a - b = ............................................... gram a - b = ........................................... gram
a - b
Keausan = x 100% = ............................%
a
a - b
Keausan = x 100% = ............................%
a
Keausan rata-rata = ............................%
H-3 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN KETAHANAN AGREGAT DENGAN ALAT TUMBUK

SNI 03-4426-1997
Keadaan agregat : Basah / Kering *)

Percobaan Ke
No. Uraian
I II III
1. Berat contoh lolos # 12,5 cm tertahan # 10 cm +

takaran (A), gram
2. Berat takaran, (B) gram
3. Berat contoh sebelum diuji (A - B), gram
4. Berat lolos # 2,36 mm (No. 8), (C), gram
C
5. Nilai Impact = x 100%
A - B
Nilai Impact rata-rata = ...............................................%
Catatan : *) Coret yang tidak perlu
H-4 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN AGREGAT HALUS ATAU PASIR

YANG MENGANDUNG BAHAN PLASTIS DENGAN CARA SETARA PASIR
SNI 03-4428-1997
Percobaan Ke
No. Uraian Kerja Keterangan
A B
1. Tera tinggi tangkai penunjuk beban ke dalam

gelas ukur (gelas dalam keadaan kering)
2. Baca skala lumpur

(Pembacaan skala permukaan lumpur lihat pada
dinding gelas ukur)
3. Masukan beban, baca skala beban pada

tangkai penunjuk
4. Baca skala pasir

(Pembacaan 3 - pembacaan 1)
5. Nilai Setara Pasir

Skala pasir (4)
x 100%
Skala lumpur (2)
6. Rata-rata nilai Setara Pasir
H-5 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN JUMLAH BAHAN DALAM AGREGAT

YANG LOLOS SARINGAN NO. 200
SNI 03-4142-1996
Hasil Pengujian
No. Uraian
I II
1. Berat kering contoh semula, (A) gram
2. Berat kering contoh sesudah pencucian dengan

saringan No. 200, (B) gram
3. Persentase material lolos No. 200

A - B
x 100%
A
4. Hasil rata-rata
Keterangan :
H-6 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL

SNI 03-2439-1991
Hasil Pengamatan
Uraian
I II
Luas permukaan benda uji yang masih terselimuti

aspal sesudah perendaman selama 16 - 18 jam, (%)
Hasil rata-rata
Keterangan :
H-7 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN

AGREGAT HALUS DAN KASAR
SNI 03-1968-1990
Berat Bahan Kering = gram
Berat Jumlah Berat JUMLAH PERSEN

Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lewat
76.2 (3")
63.5 (2 1/2")
50.8 (2")
36.1 (1 1/2")
25.4 (1")
19.1 (3/4")
12.7 (1/2")
9.52 (3/8")
No. 4
No. 8
No. 16
No. 30
No. 40
No. 50
No. 100
No. 200
Pan
Keterangan :
H-8 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN GUMPALAN LEMPUNG DAN BUTIR-BUTIR MUDAH PECAH DALAM AGREGAT

SNI 03-4141-1996
Gradasi dari Berat dari Berat dari Kehilangan berat % Berat dari bagian % Berat rata-rata
Ukuran Saringan
contoh dalam % masing-masing masing-masing dari masing-masing yang hilang (dikoreksi oleh %
Keterangan
sebelum tes setelah tes yang hilang)
Lolos Tertahan
A B C B-C=D (D / B) x 100% = E (A x E) / 100
76,2 (3") 63,5 (2 1/2")
63,5 (2 1/2") 50,8 (2")
50,8 (2") 36,1 (1 1/2")
36,1 (1 1/2") 25,4 (1")
25,4 (1") 19,1 (3/4")
19,1 (3/4") 12,7 (1/2")
12,7 (1/2") 9,52 (3/8")
9,52 (3/8") No. 4
No. 4 No. 8
No. 8 No. 16
Jumlah
Catatan :
H-9 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN SIFAT KEKEKALAN BENTUK AGREGAT TERHADAP LARUTAN

LARUTAN NATRIUM SULFAT DAN MAGNESIUM SULFAT
SNI 03-3407-1994
Berat dari Berat dari masing-masing Kehilangan berat % Berat dari bagian % Berat rata-rata
Ukuran Saringan
Gradasi dari masing-masing setelah tes (setelah disaring dari masing-masing yang hilang (dikoreksi oleh %
Keterangan
contoh dalam % sebelum tes dengan saringan berikutnya yang hilang)
Lolos Tertahan
A B yang lebih kecil C B-C (D / B) x 100% (A x E) / 100
PENGUJIAN DARI BATU-BATU HALUS
No. 100 (149 micron)
No. 50 (297 micron) No. 100 (149 micron)
3/8" No. 4 (4760 micron)
Jumlah
PENGUJIAN DARI BATU-BATU KASAR

2 1/2" 1 1/2"
1 1/2" 3/4"
3/4" 3/8"
3/8" No. 4 (4760 micron)
Jumlah
Catatan : 1. Untuk yang halus diperlukan contoh untuk tiap fraksi min. 100 gr
2. Untuk yang kasar diperlukan contoh tiap fraksi min. Sebagai berikut :
Tertahan di 1 1/2" = 3,000 gr ; 3/4" = 1,500 gr ; 3/8 " = 1,000 gr
H-10 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN INDEX KEPIPIHAN

BS. 812 - 75
Ukuran Saringan Ukuran Lubang Slot (mm)

Berat Tertahan Berat Lolos Berat Total Index Kepipihan
Keterangan
(gr) (gr) (gr) (%)
Lolos Tertahan Lebar Panjang
63,5 (2 1/2") 50,8 (2") 34.29 100
50,8 (2") 36,1 (1 1/2") 26.67 90
36,1 (1 1/2") 25,4 (1") 19.05 80
25,4 (1") 19,1 (3/4") 13.34 70
19,1 (3/4") 12,7 (1/2") 9.53 50
12,7 (1/2") 9,52 (3/8") 6.68 40
9,52 (3/8") 6,35 (1/4") 4.8 30
H-11 dari 13
PERCOBAAN MARSHALL
SNI 06-2489-1991
SPESIFIKASI : TANGGAL :
AGREGAT : DIKERJAKAN :
ASPAL : DIPERIKSA :
No. a b c d e f g h i j k l m n o p q
Gmm * : Bj. agregat bulk : Bj. agregat eff. : Bj. aspal : Abs. Aspal :
Keterangan :
a = % aspal terhadap batuan g = berat isi (c/f) i = % rongga thd. agregat 100-(g*(100-b))/bj.bulk) o = kelelehan (mm)
b = % aspal terhadap campuran h = berat jenis maksimum (teoritis) j = % rongga thd. campuran 100-(100x(g/h) p = Hasil bagi Marshall
c = berat kering (gr) 100 k = % rongga terisi aspal (100x(i-j))/I n / o (kg/mm)
d = berat dalam keadaan jenuh (gr) %agregat %aspal l = pembacaan arloji stabilitas q = Kadar aspal eff. (%)
+
e = berat dalam air (gr) BJ. agregat BJ. aspal m = stabilitas (l x konversi) b-((Abs.aspal/100)*(100-b))
f = isi (d-e) n = stabilitas (kg)
m x koreksi benda uji
* Gmm : ditentukan dengan cara AASHTO T 209 (100-Pb) *** Absorpsi aspal terhadap total agregat =
** BJ. Eff Agr =
pada kadar aspal optimum perkiraan (Pb) (100/Gmm)-(Pb/BJ.aspal (BJ. Eff. agr - BJ. Bulk agr)
100 x x BJ. Asp
Pb = 0,035(%CA)+0,045(%FA)+0,18(%FF)+K (BJ. Eff. agr x BJ. Bulk agr)
K = 0,5-1 untuk Laston; 2-3 untuk Lataston
H-12 dari 13

Diperiksa :
PENGUJIAN KADAR ASPAL DALAM CAMPURAN

( K.V.B.B - 1995 )
Hasil Pengujian
No. Uraian
I II
1. Berat kertas saring sebelum diekstraksi (A)
2. Berat campuran sebelum diekstraksi (B)
Berat agregat + kertas saring sesudah diekstraksi (

3.
C)
4. Berat agregat ( C - A ) = ( D )
5. Berat Bitumen ( B - D )
6. Kadar Bitumen
B - D
x 100%
B
Keterangan :
H-13 dari 13
DAFTAR PUSTAKA
Asphalt Institute, MS-2, 1993, “Mix Design Methods”, Asphalt Institute, Lexington,
Kentucky, USA.
Asphalt Institute, MS-22, 1993, “Principles of Construction of Hot-Mix Asphalt
Pavements”, Asphalt Institute, Lexington, Kentucky, USA.
Asphalt Institute, MS-4, 1985, “The Asphalt Handbook”, Asphalt Institute, Lexington,
Kentucky, USA.
Asphalt Institute, Superpave Series No. 2, 1996, “Supervape Mix Design”, Asphalt
Institute, USA.
Anwar Hadi, 2000, “Sistem Manajemen Mutu Laboratorium, Sesuai ISO/IEC 17025:2000
General Requirement for the Competence of Testing and Calibration
Laboratories”, PT Gramedia, Jakarta.
Bina Marga, 2000, “Dokumen Kontrak : Spesifikasi Volume 3 ”, Bina Marga, Jakarta.
Bina Marga, 1999, “Panduan Perencanaan Campuran Beraspal Berdasarkan Kepadatan
Mutlak ”, SK N0. 76/KPTS/Db/1999, Jakarta.
Bina Marga, 1988, “Buku Pemeriksaan Peralatan Penghampar Aspal (Asphalt Finisher) ”,
, Jakarta.
Bina Marga, 1988, “Buku Pemeriksaan Peralatan Pencampur Aspal (Asphalt Mixing
Plant) ”, , Jakarta.
Bina Marga, 1988, “Buku Pemeriksaan Peralatan Pemecah Batu (Stone Crusher) ”,
, Jakarta.
Badan Standar Nasional Indonesia, 2000, “Penulisan Standar Nasional Indonesia ”,
BSN, Jakarta.
Dickinson, E.J, J.H. Nicholas and S. Boas Traube, 1958, “Physical factors affecting the
absorbtion of oxygen by thin films of bitumen binders”, Journal of Apllied
Chemeistry, Vol 8. pp. 673-687
Glenn, R. Kemp and Nelson, H. Predoehl, 1981, “A Comparasion of Field and Laboratory
Environments on Asphalt Durability”, Proceeding Association of Asphalt
Paving Technology, Vol. 50. pp. 492-537. San Diego, California.
Halcrow & Association, 2001, “Quality Management System, Quality Manual ”, Direktorat
Jenderal Prasarana Wilayah, Jakarta.
Halcrow & Association, 2001, “Highway Construction Check List ”, Direktorat Jenderal
Prasarana Wilayah, Jakarta.
Millard, 1993, “Road Building in the Tropics”, TRL, London, UK.
Nyoman Suaryana, 2001, “Laporan Akhir Studi Pengkajian Spesifikasi dan Pengendalian
Mutu Untuk Konstruksi Prasarana Jalan”, Pustran, Bandung.
Nyoman Suaryana, 2001, “Laporan Percobaan Penerapan Quality Assurance ISO-9000”,
P3JJ Propinsi Kalimantan Timur.
Nyoman Suaryana, 2002, “Laporan Akhir Studi Pengembangan Quality Assurance
Pelaksanaan Pembangunan Jalan Nasional dan Propinsi”, Pustran, Bandung.
Nyoman Suaryana, Anwar Yamin, Kurniadji, 2002, “Kesalahan kesalahan Umum dalam
Penerapan Spesifikasi Baru Campuran Beraspal Panas”, KRTJ Ke-7, Bali.
Nevizond Chatab, 1997, “Mendokumentasi Sistem mutu ISO 9000”, ANDI, Yogyakarta.
Pustran, 1997, “Buku Kalibrasi Peralatan Konstruksi Jalan (Unit Asphalt Mixing Plant) ”,
Pustran, Bandung.
Richard Barret Clements, 1993, “Quality Manager’s, Complete Guide to ISO 9000”,
Prentice Hall, New Jersey
RN 31, 1993, “A Guide to the Structural Design of Bituminous-Surfaced Roads in
Tropical and Sub-tropical Countries”, TRL, London, UK.
Shell, 1995, “The Shell Bitumen Industruial Handbook”, Shell Bitumen, UK.
SNI 19-17025-2000 “ Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan
Laboratorium Kalibrasi ”, BSN, Jakarta.
Suhawono, 1994 “ Program Apresiasi Pengendalian Mutu Terpadu, Gugus Kendali Mutu
dan ISO -9000 ”, Yayasan Manajemen Mutu Indonesia, Jakarta.
US Army, Handbook 2000 “ Hot-Mix Asphalt Paving ”, US Army Corps of Engineers,
USA.
Yaw, A. Tuffour, Ilan Ishai and Joseph Craus, 1985 “ Relating Asphalt Aging and
Durability to its Compositional Change ”, Proceeding of the Association of
Asphalt Paving Technology, APT, Vol. 54. pp. 163-181

Man3 PDF

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Man3 PDF

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

KATA PENGANTAR

Dalam penulisan Manual ini penulis menyadari masih adanya kekurangan-

Jakarta, Nopember 2002

DAFTAR ISI ………………………………….………....................……….………… i

Lampiran A Check list pekerjaan Hot Mix......................................................... A-1

Buku 1 : Petunjuk umum

Menguraikan petunjuk umum acuan operasional pekerjaan campuran

Buku 2 : Petunjuk ringkas

Menguraikan secara ringkas acuan operasional pekerjaan campuran

Buku 3 : Kumpulan formulir kerja

Merupakan kumpulan formulir kerja, seperti daftar periksa untuk pekerjaan

Pemisahan menjadi tiga bagian tersebut dimaksudkan untuk memudahkan

4 Kumpulan formulir kerja

Disetujui oleh, Diperiksa oleh, Dibuat oleh

Disetujui oleh, Diperiksa oleh, Dibuat oleh

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH

Conveyor, jumlah = unit

Nama Nama Nama

Jabatan Jabatan Jabatan

Tanda Tanda Tanda

Tangan Tangan Tangan

Hasil pemeriksaan peralatan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan masing-masing

No. Nama Bagian Tolak ukur Baik Rusak

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH

Cold Bin Group

Nama Nama Nama

Jabatan Jabatan Jabatan

Tanda Tanda Tanda

Tangan Tangan Tangan

Hasil pemeriksaan peralatan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan masing-masing

No. Nama Bagian Tolak ukur Baik Rusak

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA WILAYAH

Nama Nama Nama

Jabatan Jabatan Jabatan

Tanda Tanda Tanda

Tangan Tangan Tangan

Hasil pemeriksaan peralatan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan masing-masing

No. Nama Bagian Tolak ukur Baik Rusak

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

Berpendapat sebagai berikut:

1. Bahwa peralatan Asphalt Mixing Plant

Ketua Tim Kalibrasi G.S. Kontraktor Pimbagpro

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

No Jenis Pemeriksaan Kondisi

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

No Jenis Pemeriksaan Saringan 1 / Saringan 2 / Saringan 3 / Saringan 4 /

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

No Jenis Pemeriksaan Kondisi

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

2. AMP TIMBANGAN, DRUM, MENERUS :

3. AMP DRUM DAN MENERUS :

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Uraian Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran

Uraian Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran

Uraian Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran Pencampuran

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………

Pemilik : …………………………………. Tanggal : …………………………