Anda di halaman 1dari 3

NAMA : LUDVIA WIJARENI

NIM : 150341607406

OFFERING :B

TUGAS : RESUM BIOLEKULAR & KJH

RESUM

Pertemuan hari pertama

Pada hari pertama belajar tentang alat-alat laboratorium biomolekular, cara sterilisasi
dengan autoclaf dan pipeting. Sebelum melakukan praktikum jaslab harus sudah di sterilisasi
pada autoclaf sebelum hari h praktikum. Sebelum dan sesudah praktikum sebaiknya meja
harus diberi alkohol dan mencuci tangan dengan sabun dan diberi alkohol juga supaya steril.

a. Pengenalan alat. Ada banyak sekali alat-alat di dalam laboratorium biomolekular


yakni:
1. Autoclaf: sterilisasi alat
2. Neraca analitik: untuk menimbang bahan kimia
3. Sentrifus hettich: menghomogenkan larutan
4. Refrigated centrifuge: ada pendingin, menjaga sampel tetap dingin
selama proses centrifuge
5. Shanking water bath: menghomogenkan larutan
6. Shanking inkubator: menghomogenkan larutan dengan suhu 5-60
drajat celsius
7. Shaker spring shaking plate: untuk menghomogenkan gel
elektroforesis.
8. Vortex: menghomogenkan suatu larutan (untuk yang kecil)
9. Nano drop 200: untuk mengukur kemurnian DNA dan mengukur
konsentrasi protein.
10. Elektroforesis horizontal dan vertikal: berdasarkan posisi gel dan
agarnya beda untuk mengamati pita pita protein
11. Heater&sterer: mencampurkan dan mengaduk
12. Mikropipet: 1 ml= 1000 μm
- 0,5 – 10 μl (warna putih)
- 10 – 100 μl (warna kuning)
- 100 – 1000 μl (warna biru)

Ketiganya merupakan ukuran tip berguna untuk mengambil larutan


yang ditancapkan pada mikropipet.

b. Pipeting
Merupakan cara yang digunakan untuk pengambilan larutan sesuai volume
yang diinginkan dengan cara menggunakan mikropipet. Pipeting harus dilakukan
dengan fokus dan tidak boleh terburu-buru. Sebelum mengambil larutan sebaiknya
menge-set terlebih dahulu nominal yang ingin di ambil, mikropipet bermacam-macam
dengan variasi yang bermacam-macam pula dan tentunya untuk beberapa kapasitas
tertentu. Penge-set an ini haus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai prosedur karena
apabila salah maka mikropipet juga akan rusak. Setelah men seting mikropipet
menancapkan ujung mikropipet dengan tip, untuk wadah larutan aynga akn di ambil.
Setelah itu dengan posisi lurus mikro pipet mengambil larutan yang ada di ependorf
dan diletakkan di ependorf lain.
c. Sterilisasi (autoclaf)
Bertujuan untuk mensterilkan alat-alat laboratorium berupa cawan petri, botol
kaca, mortal pistil, tip, bahkan jas lab. Alat ini mengunakan suhu panas untuk
melakukan sterilisasi. Sebelum di masukkan kedalam atutoclaf, semua alat harus
dilapisi alumunium foil dengan rapat dan menghindari ada lubang sedikitpun. Setelah
semua alat diberi alumunium foil maka dimasukkan ke dalam mesin autoclaf dan
ditunggu satu jam. Setelah autoclaf selesai maka ala-alat siap digunakan untuk
praktikum.

Pertemuan hari kedua

Pada hari kedua kami melakaukan isolasi protein pada ikan tongkol bagian otot, sirip,

Untuk melakukan isolasi protein atau ekstraksi protein dibutuhkan dua syarat, yakni jenis
protein harus membutuhkan kondisi tertentu sesuai dengan kondisi awalnya dan harus dihindarkan
dari proteolisis, proteolisis adalah rusaknya protein oleh enzim protease. Pada isolasi protein yang
dilakukan, digunakan 3 bahan yakni PBS (Phosphate Buffer Saline), PBS-T, dan PMSF (Phenyl
Methyl Sulfonyl Flouride).

Prosedur ekstraksi protein diawali dengan memisahkan sel dari jaringan dengan cara
ditambahkan PBST pada organ yang proteinnya akan diisolasi, pada kolompok kami digunakan organ
otot pada ikan tongkol, jadi diambil 0,5 gram otot ikan tongkol kemudian ditambahkan PBS untuk
mempertahankan kondisi fisiologis, kemudian ditambahkan PBST untuk memisahkan sel dari
jaringan. Langkah selanjutnya adalah menghancurkan membran sel dilakukan dengan dua cara yakni
secara fisik dan kimiawi. Cara fisik dilakukan dengan menghaluskan organ otot ikan yang ingin
diisolasi pada mortal dan pistil, hal ini bertujuan supaya membran sel akan terdegradasi. Cara kimia
dilakukan dengan menambahkan buffer berupa PBS-T yang ditambahkan sambil melakukan
pengancuran secara fisik. Kedua tahap ini yakni memisahkan sel dari jaringan dan menghancurkan
membran sel disebut dengan homogenisasi, dan hasilnya disebut homogenat.

Langkah ketiga yakni memisahkan organel dan molekul penyusun dengan menggunakan alat
sonikator. Sonikator ini menggunakan media air sebagai perantara gelombang ultrasonik yang
mengakibatkan membran menjadi lebih pecah secara sempurna. Setelah dilakukan sonifikasi
didapatkan supernatan dan pelet, kemudian diambil supernatannya karena protein berada pada berat
molekul yang lebih ringan dari pada organel-organel lain dan sudah jelas protein ada di supernatan
tersebut. Kemudian supernatan diletakkan pada ependorf dan di letakkan di frezzer selama 24 jam.
Setelah 24 jam pelet diambil dan diberi cairan trish kemudian dihomogenkan dengan vortex setelah
itu diambil dengan pipet tetes dan diteteskan pada nanodrop / spektrofotometer sehingga terlihat kadar
konsentrasi proteinnya.
Pertemuan hari ke 3 (KJH)

Pada waktu itu kami belajar isolasi DNA dari darah ayam KT. Alat bahan yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut:

Alat: mikropipet, tip, centifuge, inkubator, kulkas frezzer, vortex.

Bahan: darah ayam KT, alkohol, tissue lytic, binding buffer, protease K, isopropanol, inhibitor
removal buffer, wash buffer, buffer elution.

Secara umum proses melakukan isolasi DNA adalah:

1. Amplifikasi, merupakan perlakuan yang digunakan untuk menghomogenkan larutan yang


mengandung darah tersebut dengan menambahkan 100μl tissue lytic dan menumbuk dengan
menggunakan tip.
2. Binding, yang dilakukan dengan menambahkan binding buffer yang kemudian ditambahkan
protease K dan di vortex yang selanjutnya ditambahkan 100 μl isopropanol, dan
menambahkan inhibitor removal buffer dan di centrifuge selama 1 menit
3. Washing atau pencucian dilakukan 3 kali dengan melakukan centrifuge setelah ditambahkan
larutan wash buffer.
4. Elusi merupakan proses ekstraksi suatu bahan dari bahan lainnya dengan cara mencuci
menggunakan pelarut buffer elution dan harus sudah di inkubasi selama satu menit
pada suhu 30 drajat. Dan mensentrifius lagi selama satu menit. Dan yang terahir
adalah membuang filter tube dan di masukkan dalam frezzer.

PCR DAN ELEKTROFORESIS

Saat elektroforesis kami belajar pipeting pada sumuran elektorforesis dengan larutan
yang sudah di sediakan. Hasilnya adalah tidak nampak karena belum ada alat uv untuk
melihatnya. Kemudian PCR kami belajar mencampurkan larutan yang berukuran μl yakni
coctrail yang meliputi:

1. DNA template 1 ml
2. Primer F 1ml
3. Primer R 1 ml
4. Master mix 10 ml
5. SDW 7 ml

Anda mungkin juga menyukai