Disusun Oleh :
MAFIRA GITA APRILIANI
12F017014
3.1. OVERVIEW
Di bab 2 disimpulkan bahwa dalam penerapannya, metode present value
mengalami berbagai kendala dan diragukan untuk menyajikan suatu laporan
keuangan yang lengkap. Pada bab 3 ini, akan dibahas mengenai pendekatan teori
yang mendukung pendekatan historical cost lebih berguna karena di bab 2 juga
telah dibahas bahwa pendekatan historical cost merupakan pendekatan yang lebih
baik dibandingkan model present value karena bisa memenuhi syarat reliable
meskipun tidak serelevan pendekatan present value.
Berikut pertanyaan yang muncul terhadap pendekatan historical cost yaitu
bagaimana laporan keuangan dengan berdasar pada historical cost dapat dibuat
lebih bermanfaat? Pertanyaan ini membimbing kepada konsep yang penting dalam
akuntansi yaitu konsep decision usefulness. Teori keputusan dan teori pasar modal
membantu dalam mengkonseptualisasi makna dari informasi laporan keuangan
yang bermanfaat. Tujuan utama bab ini adalah memperkenalkan teori-teori
tersebut dan mendiskusikan relevansinya terhadap akuntansi.
Pada poin 1.4 telah dinyatakan bahwa investor individu di asumsikan menjadi
penolak resiko. Konsekuensi, pemberian pelunasan yang yang diharapkan dari
investasi, investor yang rasional menginginkan resiko kemungkinan yang terkecil
atau sebaliknya resiko yang diberikan akan menginginkan kemungkinan terbaik
dari pelunasan yang diharapkan. Salah satu cara investor dapat mengurangi resiko
untuk return yang diharapkan adalah dengan mengadopsi strategy of
diversification, dengan menginvestasikannya dalam sekuritas portofolio. Prinsip
dari diversifikasi portofolio menunjukkan bahwa beberapa tetapi tidak semua
resiko dapat dieliminasi dengan strategi investasi yang sesuai. Prinsip ini
merupakan implikasi yang sangat penting untuk mengetahui sifat dari resiko
informasi yang dibutuhkan investor.
Alat yang digunakan yaitu mean-variance utility. Signifikansi dari utilitas ini
terhadap akuntan yaitu membuat keputusan investor dibutuhkan lebih eksplisit -
seluruh investor membutuhkan informasi tentang nilai yang diharapkan dan resiko
atas return dari investasi, tanpa memperhatikan bentuk khusus dari fungsi
utilitasnya. Memungkinkan untuk menemukan keputusan investasi lainnya yang
memiliki tingkat pengembalian yang diharapkan yang sama tetapi dengan resiko
yang kecil. Dalam ekonomi di manapun, pasti ada keadaan alami yang disebut
factor yang mempengaruhi return dari seluruh saham, yaitu : Faktor market-wide
atau economy wide. Kehadirannya berarti jika return atas satu saham tinggi, maka
return atas kebanyakan saham yang lain juga akan tinggi (dengan asumsi bahwa
return atas saham adalah independen). Jika seluruh faktor adalah economy-wide
maka return atas saham perusahaan akan secara sempurna terkorelasi. Faktor firm-
spesific yang mempengaruhi return atas satu perusahaan saja. Jika seluruh faktor
adalah firm-spesific, maka return akan independen.
Prinsip dari diversifikasi membawa pada pengukuran resiko yang penting dari
sekuritas dalam teori investasi. Resiko ini yaitu beta, yang mengukur co-
movement antara perubahan dalam harga sekuritas dan perubahan dalam nilai
pasar atas portofolio pasar. Beta adalah konsep yang penting dan berguna dalam
akuntansi keuangan. Saham beta adalah komponen yang krusial dari studi empiris
yang berguna sebagai informasi akuntansi keuangan bagi investor. Beta juga
merupakan “launching pad” bagi pelaporan resiko perusahaan.
Banyak keuntungan dari diversifikasi dapat diperoleh hanya dengan sedikit
sekuritas dalam portofolio. Dari sudut pandang akuntansi, informasi yang berguna
adalah informasi yang dapat membantu investor untuk menaksir return dan beta
yang diharapkan dari sekuritas. Informasi mengenai pengembalian sekuritas yang
diharapkan dan beta sangat berguna bagi investor. Ini memungkinkan mereka
untuk mengestimasi pengembalian yang diharapkan dan resiko dari portofolio
yang mereka pertimbangkan. Kemudian mereka dapat memilih portofolio yang
memberi resiko pengembalian tradeoff yang diharapkan, subjek dari level biaya
tansaksi yang dibawa.
3.8. REAKSI BADAN AKUNTAN PROFESIONAL TERHADAP PENDEKATAN
PENGGUNAAN KEPUTUSAN
FASB’s SFAC 1 menjelaskan suatu adaptasi yang penting dari teori keputusan
terhadap laporan keuangan dan pelaporannya. Sedangkan SFAC 2
mengoperasionalkan pendekatan manfaat keputusan dengan mengembangkan
karakteristik dimana informasi akuntansi seharusnya terkandung didalamnya
supaya lebih bermanfaat. Dalam esensinya, informasi akuntansi seharusnya
menyediakan informasi yang berisi mengenai sistem yang menghubungkan
laporan keuangan periode saat ini dengan realisasi dan pelunasan di masa depan.
Dua karakteristik informatif yang utama ialah relevan dan reliable. Informasi
yang relevan ialah informasi yang memiliki kapasitas untuk mempengaruhi
kepercayaan investor mengenai pengembalian di masa depan dan informasi yang
reliable menggambarkan suatu hal yang pokok untuk diukur (harus tepat dan tidak
bias).
Sebagian besar organisasi profesi akuntansi telah mengadopsi pendekatan
decision-usefulness. Hal ini bisa dilihat pada Conceptual Framework FASB, pada
SFAC no 1. Disana disebutkan tujuan pelaporan adalah untuk investasi rasional.
Hal ini sama dengan yang dinyatakan teori keputusan, bahwa individu yang
berusaha memaksimalkan utilitas yang diharapkan disebut individu yang rasional.
Tujuan pelaporan kedua SFAC no 1 adalah penyediaan informasi untuk
membantu menetapkan jumlah, waktu, dan derajat ketidakpastian dari kas yang
diterima lewat deviden atau bunga. Tujuan ini mengakui adanya kebutuhan
informasi prediktif tentang kembalian investasi masa depan. Hal ini sama dengan
prediksi dalam teori investasi.
Bagaimana laporan keuangan berbasis historis bisa digunakan untuk return
masa depan? Hal ini mungkin menjadi kesulitan utama yang dihadapi FASB.
Historical cost sudah diterapkan perusahaan secara tetap, sehingga perlu dibuat
garis yang menghubungkan kinerja perusahaan masa lalu (karena laporan
keuangan berbasis kos historis), dengan prospek masa depan. Tanpa garis
penghubung tersebut, tujuan SFAC no 1 tidak akan tercapai.
Menurut SFAC no 1, meskipun keputusan investasi dan kredit
menggambarkan ekspektasi kinerja mansa depan perusahaan, tapi ekspektasi
tersebut biasanya berdasarkan, setidaknya sebagian, berdasarkan evaluasi kinerja
perusahaan dimasa lalu.
Pernyataan SFAC tersebut sejalan dengan information system dalam model
pengambilan keputusan. Laporan keuangan sekarang menjadi dasar penetapan
probabilitas Good News atau Bad News dan dasar sifat kinerja masa depan
(earning power tinggi atau rendah).
Dalam SFAC no 2, FASB menyatakan sifat informasi akuntansi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi dianggap
berguna jika ia (Suwardjono,2006):
1) Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa
lalu, sekarang, dan masa dating
2) Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatu
harapan dalam kondisi ketidakpastian
3) Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai
Esensi relevan ini sama dengan definisi informasi dalam decision theory.
Dalam teori keputusan, informasi adalah sesuatu yang berpotensi mengubah
keputusan seseorang. Suatu bukti, jika tidak berpotensi membuat perubahan, ia
bukan informasi.
Hal lain yang menjadi karakteristik informasi menurut SFAC no 2 adalah
reliabilitas. Informasi yang reliable adalah informasi yang penyajiannya wajar dan
bisa diverifikasi sertanetral. Karakteristik ini sama dengan karakteristik informasi
dalam decision theory, yaitu bersifat tepat (precise) dan bebas bias (free from
bias).