Anda di halaman 1dari 66

Status Dokumen Induk Salinan No.

Distribusi

SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN

KLINIK POSKES
No No Revisi Halaman
05.10.15 BONDOWOSO
Dokumen
00 1/2

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab

UGD

Mulyadi, Amd. Kep


Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Proses penerimaan pasien UGD sampai dengan pasien keluar dari


Pengertian
UGD
Tujuan Sebagai tatalaksana dalm penerimaan pasien baru
Kebijakan Seluruh perawat wajib mengetahui dan mengerti alur ini
Admin
Observasipasien
Dokter jaga
Paramedis
Pemeriksaan,
Gawat datang /
lakukan
sampai
darurat
Gawat
Dokter
Paramedisjaga
Observasi non darurat
datang
lakukan
sampai
Pemeriksaan,
Identitas
Terima lengkap
pasien dan advis sembuh
/BLS
jelas Informed
Non Tidak
observasi
concernt
gawat
Paramedic darurat
lakukan
Informed
Konsul
Rujuk dokter
RS Pemeriksaan
concernt
jagaSembuh Admin
GCS
Informed
Konsul pasien
dan
dokter
Opname TTV
concernt ( TD,
jagaRujuk Admin
N, RR, Admin
Terapi
Dignosa
sembuh pasien
simptomatis
sementara
opname /
Prosedur advis
BLS / tindakan
stabil
tindakan dan terapi (Basic Live Support)
stabil
tindakan dan terapi pemeriksaan fisik
S) pasien
tindakan
pertolongan awal tindakan pertolongan awal

1
SOP
ALUR KEGAWAT DARURATAN

KLINIK POSKES 05.10.15 No Dokumen No Revisi Halaman


BONDOWOSO
00 2/2

Prosedur
1. menerima pasien, kemudian catat identitas
lengkapa dan jelas dan informed concernt
2. perawat melakaukan anamnesa (auto dan hetero
anamnesa)
3. perawatmelakukan pemeriksaan GCS, TTV (T, N, RR,
S) dan pemeriksaan fisik awal
4. pengelompokan pasien dan diagnosa awal
a. Gawat darurat : memerlukan tindaklan segera dan
mengancam jiwa
b. Gawat non darurat : memerlukan tindakan segera
tapi tidak mengancam jiwa
c. Non gawat darurat : tidak urgent tindakan segera
dan tidak mengancam jiwa
5. untuk non gawat non darurat boleh diberi terapi
simptomatis (berdasar gejala) dan disarankan jika
sakit berlanjut bisa berobat lagi besok ke UGD/ BP
6. untuk gawat darurat dan gawat non darurat,
perawat menghubungi dokter jaga pada hari tersebut
dan melaporkan kondisi terakhir pasien dan boleh
melakukan tindakan awal pertolongan pertama/ baik
live support (BLS) meliputi :
a. Air way
- bebaskan jalan nafas
- jaw trust, chin lift dan hiperekstensi
- bersihkan jalan nafas dari sumbatan ( secret,
benda asing)
b. Breathing
- nafas buatan
- pasang oksigen jika perlu
c. Circulation
- tensi dan nadi turu, pasang infuse
- monitor produksi urine, pasang kateter bila
perlu
7. bila diperlukan doketr jaga harus datang guna
pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut
8. pasein/ keluarga melengkapi administrasi
9. semua pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan
dengan lengkap pada status pasien

Unit terkait Ruang Rawat Inap

2
Status Dokumen Induk Salinan No.Distribusi

SOP
TRIASE

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab

UGD 05 Mulyadi, Amd. Kep


Januari Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes
2015
Pengertian Memilah dan menentukan derajat kegawatan penderita.

Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan


Tujuan
medik penderita.

Mendahulukan penderita yang lebih gawat bukan yang datang


Kebijakan
dahulu.

1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD


2. in form concent (penandatangan persetujuan tindakan) oleh
keluarga pasien.
3. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat
dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat
kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih / dokter.
4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi
kode huruf
a. P III adalah penderita tidak gawat dan tidak
darurat.
Misalnya : Penderita Common Cold, penderita rawat
Prosedur
jalan, abses, luka robek,
b. P II adalah penderita yang kegawat daruratan
masih tidak urgent
Misalnya : Penderita Thipoid, Hipertensi,DM,
c. P I adalah penderita gawat darurat (pasien
dengan kondisi mengancam)
Misalnya : Penderita stroke trombosis, luka bakar,
Appendic acuta, KLL , CVA, MIA, asma bronchial dll
5. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan
warna : P I-PII-PIII.
6. Pada waktu jam kerja penderita dengan prioritas PIII dikirim
ke BP / rawat jalan

Unit terkait Poliklinik, Ruang perawatan


Sumber PPGD dasar FK UB 1997

3
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
MENERIMA PASIEN BARU

KLINIK POSKES 05.10.15


No No Revisi Halaman
BONDOWOSO
Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab

UGD 05 Mulyadi, Amd. Kep


Januari Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
2015 Kes
 Menerima pasien yang baru masuk Puskesmas untuk
dirawat sesuai yang berlaku.
Pengertian
 Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan
Tujuan Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru.
Kebijakan - Ada petugas yang terampil

- Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.


- Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum
penderita dibaringkan.
- Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese
dan pemeriksaan fisik.
- Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
Prosedur
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib
yang berlaku di Rumah Sakit serta orientasi keadaan
ruangan/fasilitas yang ada.
- Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik
dan catatan perawatan pasien.
- Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang
segera dilakukan.

Unit terkait Poliklinik, Ruang Perawatan

4
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP / PROTAP
MELAKUKAN SUNTIKAN INTRACUTAN

KLINIK POSKES 05.10.15


No No Revisi Halaman
BONDOWOSO
Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab

UGD 05 Mulyadi, Amd. Kep


Januari Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
2015 Kes

Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan memakai


Pengertian jarum suntik
1. Mendapatkan reaksi setempat
2. Memberikan kekebalan, mis. BCG
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intracutan

Kebijakan 1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil


2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai

Persiapan alat :
1. Bak semprit
2. Spuit steril 1 cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan

Prosedur :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada
pasien/keluarga pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
Prosedur 4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi
suntikan.
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O
8. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi
gelembung putih dalam kulit kemudian jarum dicabut
9. Merapikan pasien dan alat
10.Mendokumentasikan hasil tindakan

Hal-hal yang diperlukan :


1. Daerah suntikan jangan dimassage
2. Jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan reaksi
suntikan

Unit terkait Poli, ruang rawat inap, KIA

5
6
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP / PROTAP
MELAKUKAN SUNTIKAN INTRAVENA

KLINIK POSKES 05.10.15


No No Revisi Halaman
BONDOWOSO
Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab

UGD 05 Mulyadi, Amd. Kep


Januari Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
2015 Kes
Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan memakai
Pengertian
jarum suntik agar mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intravena
1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil
Kebijakan
2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai

7
Persiapan alat :
- Bak spuit - Spuit 3 cc / 5 cc
- Obat suntik (siap pakai) - Desinfektan
- Alas/perlak - Pembendung/stuing
- Bengkok - Bad side/plester
- Buku injeksi - Gunting

Prosedur :
1. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Memasang pengalas/perlak dibawah lokasi yang akan
ditusuk
7. Menentukan lokasi tusukan
8. Melakukan pembendungan
9. Menghapus hama lokasi suntikan
Prosedur
10.Menusuk jarum dengan sudut 25O-45O
11.Melakukan pengisapan/aspirasi
12.Melepaskan pembendung
13.Memasukan obat berlahan-lahan
14.Mencabut jarum suntik
15.Menekan tempat tusukan dengan kapas desinfektan kalau
perlu diplester/band aid
16.Merapikan pasien dan alat-alat
17.Mencuci tangan
18.Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi les
paien

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Perhatikan reaksi pasien saat dan sesudah pemberian
suntikan
2. Lokasi penusukan :
- Lengan (vena media kubiti/vena cephalica)
- Tungkai (vena saphenous)
- Kepala (vena frontalis temporalis) khusus anak

Unit terkait Poli, ruang rawat inap, KIA

8
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP / PROTAP
MELAKUKAN SUNTIKAN SUBCUTAN

KLINIK POSKES 05.10.15


No No Revisi Halaman
BONDOWOSO
Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD

05
Januari Mulyadi, Amd. Kep
2015 Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
Kes

Memasukkan obat di bawah kulit dengan memakai jarum


Pengertian suntik untuk
Memberikan pengobatan

Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan subcutan


1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil
Kebijakan
2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai

Persiapan :
1. Bak semprit
2. Spuit steril 3 cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan

Prosedur :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
Prosedur
6. Menentukan dan menghapus hamakan lokasi suntikan
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 45O-90O
8. Melakukan aspirasi (menarik penghisap sedikit)
9. Memasukkan obat perlahan-lahan
10.Mencabut jarum kemudian melakukan masage pada
daerah suntikan
11.Merapikan pasien dan alat
12.Mendokumentasikan hasil tindakan

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


Tempat penyuntikan :
a. Lengan atas sebelah luar, 1/3 bagian dari bahu
b. Paha sebelah luar, 1/3 bagian dari sendi panggul
c. Daerah perut, sekitar pusat

Unit terkait Poli, ruang rawat inap, KIA

9
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP / PROTAP
MELAKUKAN SUNTIKAN INTRAMUSKULER

KLINIK POSKES 05.10.15


No No Revisi Halaman
BONDOWOSO
Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD

05
Januari Mulyadi, Amd. Kep
2015 Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
Kes
Pengertian Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan
Tujuan
intramuskuler
1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil
Kebijakan
2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai

Persiapan :
1. Disp. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Bengkok
4. Aquabidest steril
5. Gergaji ampul
6. Tempat sampah/bengkok
7. Obat yang dibutuhkan
8. bak instrumen

Pelaksanaan :
1. Inform concent
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi
spuit sesuai dengan kebutuhan
3. Cocockan nama obat dan nama pasien.
Prosedur 4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik
dengan arah 90 derajat.
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan
dimasukkan.
9. Obat disemprotkan perlahan-lahan
10.Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan
cepat.
11.Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan
masase.
12.Pasien dirapikan

Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat
mengenai saraf.
Unit terkait Poli, ruang rawat inap, KIA

10
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP / PROTAP
PEMASANGAN INFUS

KLINIK POSKES 05.10.15


No No Revisi Halaman
BONDOWOSO
Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD

05
Januari Mulyadi, Amd. Kep
2015 Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
Kes
Memberikan cairan pada pasien yang memerlukan perawatan
Pengertian
lanjut
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan memasang infus.
- Ada tenaga kesehatan yang terampil
Kebijakan
- Ada satu set peralatan pemasangan infus lengkap

11
Persiapan :
- Infuse set - Kasa
- Cairan NS, D 5%, RL - Sarung tangan
- Venvlon no 22, 20 - Verban
- Kapas alcohol dalam - spalk
tempatnya
- Plester - Perlak dan pengalas
- Gunting - Pembendung

Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
2. Memberi motivasi pada pasien dan keluarga, bila keluarga
dan pasien setuju diberikan persetujuan tindakan medik.
3. perawat memakai sarung tangan
4. Perlak dan pengalas dipasang.
5. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan.
6. Cairan digantungkan pada standar
7. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alkohol lalu
Prosedur ditusukkan slang infus, kemudian alirkan sampai udara
keluar.
8. Menentukan vena yang akan ditusuk.
9. Disinfeksi area yang akan ditusuk dnegan diameter 5 s/d
10 cm.
10.Menusuk jarum infus/abocath pada vena yang telah
ditentukan.
11.Bila berhasil darah akan keluar, maka pembendungan
dilepas, penjepit dilonggarkan untuk melihat kelancaran
cairan.
12.Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit
dengan plester kemudian mengatur tetesan.
13.Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril
14.Gunakan spalk bila perlu.
15.Merapikan pasien dan mengatur senyaman mungkin.
16.Memperhatikan reaksi pasien.
17.Mencatat waktu pemasangan, jenis, jumlah tetesan.
18.Alat-alat dibereskan.
19.Cuci tangan.

Unit terkait Ruang rawat inap

12
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP / PROTAP
PEMERIKSAAN FISIK

KLINIK POSKES 05.10.15


No No Revisi Halaman
BONDOWOSO
Dokume
n 00 1/2

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD

05
Januari Mulyadi, Amd. Kep
2015 Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
Kes
Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya
Pengertian
bagian tertentu yang dianggap perlu
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik
Kebijakan Ada tenaga kesehatan yang terampil

13
Bagian Tubuh Yang Diperiksa :
1. Rambut
2. Kepala
3. Muka
4. Mata
5. Hidung
6. Mulut
7. Telinga
8. Leher
9. Dada
10.Perut / abdomen
11.Genetalia
12.Extermitas /atas/ bawah

Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-


gejala objektif pasien, misalnya :
- Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.
Prosedur - Sikap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa

Cara Pemeriksaan :
- Melihat (inspeksi) - Meraba (palpasi)
- Mengetuk (perkusi - Mendengar (Auskultasi)

Persiapan :
- Alat :
- Lampu baterey
- Spatel lidah
- Sarung tangan dan vaselin
- Refleks hammer
- Termometer
- Stetoskop
- Bengkok- Kom berisi larutan desinfektan
- Tensi meter
- Buku catatan perawat
- Catatan medik
- Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan

14
SOP / PROTAP
PEMERIKSAAN FISIK

KLINIK POSKES 05.10.15


No Dokumen No Revisi Halaman
BONDOWOSO
00 2/2

Pasien :
- Pasien diberi tahu
- Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.

Pelaksanaan :
- Gorden dan sampiran dipasang.
- Lakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala.
- Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan
pemeriksaan daerah dada setelah selesai baju dipasang
Prosedur kembali.
- Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian
dilakukan pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya,
setelah selesai pakain bawah dipasang kembali.
- Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai
pasien dengan menggunakan refleks hammer.
- Tekanan darah diukur bila perlu.
- Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan.
- Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke
tempat semula.

Unit terkait Ruang rawat inap, poli

15
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP / PROTAP
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

KLINIK POSKES 05.10.15


No No Revisi Halaman
BONDOWOSO
Dokumen
00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD

05 Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
Kes
Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan
Pengertian Tensimeter
Untuk mengetahui ukuran tekanan darah pasien.
Tujuan Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah.
- Ada tenaga kesehatan yang terampil
Kebijakan
- Tersedia alat tensi meter

Persiapan alat :
1. stestoskop
2. tensi meter lengkap
3. buku catatan
4. alat tulis

Penatalaksanaan :
1. Memberi tahu pasien.
2. Lengan baju dibuka atau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan
Prosedur pipa karetnya berada disisi luar tangan.
4. Pompa tensimeter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope
ditempatkan pada daerah tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik.
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil
memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi
denyutan pertama dan terakhir.
8. Hasil dicatat.

Unit terkait Poli, KIA, Ruang rawat inap

16
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP / PROTAP
MENGHITUNG JUMLAH NADI DAN PERNAFASAN

KLINIK POSKES
No No Revisi Halaman
05.10.15
Dokume
BONDOWOSO
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes 05.10.15 Dokter Penanggung
Bondowoso Jawab
UGD

05 Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
Kes
- Menghitung jumlah nadi dan pernafasan pasien selama 1
menit
Pengertian
- Untuk mengetahui volume, rytme, jumlah nadi, pernafasan
per menit.
Tujuan Sebagai acuan untuk penghitungan jumlah nadi dan pernafasan
Kebijakan Tersedia jam tangan dengan petunjuk detik dan timer

Persiapan alat :
1. Jam tangan
2. Timer

Penatalaksanaan nadi :
1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, bila
memungkinkan (mengatur posisi tangan),
3. mencari denyut pada pergelangan tangan (arteri radilais)
sambil melihat jam.
4. Menghitung denyut nadi, dapat dilakukan pada arteri radialis,
menutup selama 1 menit.
5. Observasi volume, nadi, rytme dan irama nadi.
Prosedur
6. Menghitung selama 1 menit nadi.
7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat.
8. Perawat cuci tangan.

Penatalaksanaan menghitung respirasi :


1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, kecuali pasien
sesak nafas bisa didudukkan
3. Tekan tombol timer.
4. Menghitung respirasi selama 1 menit.
5. Menghitung selama 1 menit nadi.
7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat.
8. Perawat cuci tangan.

Unit terkait Poli, KIA, Ruang rawat inap

17
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP / PROTAP
PEMBERIAN OBAT PER ORAL

KLINIK POSKES 05.10.15


No No Revisi Halaman
BONDOWOSO
Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD

05
Januari Mulyadi, Amd. Kep
2015 Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
Kes
Memberikan pengobatan melalui mulut, guna mendapatkan
Pengertian
hasil yang optimal
Tujuan Sebagai acuan pemberian obat secara per oral

Kebijakan Tersedianya obat-obatan yang diperlukan pasien

Persiapan alat :
1. Obat sesuai kebutuhan (puyer, tablet, kapsul,)
2. Sendok
3. Gelas dengan air minum dari pasien
4. Lap bersih/tisu dari pasien

Penatalaksanaan :
1. Memberitahu pasien
2. Menyiapkan obat
Prosedur
3. Perawat cuci tangan
4. Memeriksa kembali obat yang telah disiapkan dan
dicocokkan dengan nama pasien dan ruangannya
5. Memberikan langsung obat kepada pasien dan ditunggu
sampai obat tersebut betul-betul ditelan habis oleh
pasien
6. Observasi respon pasien
7. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
8. Perawat cuci tangan

Unit terkait Poli, KIA, Ruang rawat inap

18
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP / PROTAP
PEMBERIAN OBAT PER INJEKSI

KLINIK POSKES
No No Revisi Halaman
05.10.15
Dokume
BONDOWOSO
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes 05.10.15 Dokter Penanggung
Bondowoso Jawab
UGD

05 Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M.
Kes
Tatacara pemberian obat per injeksi
Pengertian
Memasukkan obat injeksi secara IM, IV, SC den IC.
Tujuan Sebagai acuan untuk pemberian obat per injeksi.
1. Ada petugas ruangan yang terampil.
Kebijakan 2. Tersedia alat injeksi yang cukup.
3. Tersedia obat-obatan yang diperlukan

Persiapan Alat :
1. Bak spuit 6. Pembendung/stuing
2. Spuit sesuai dengan 7. Bengkok
kebutuhan
3. Obat suntik (siap pakai) 8. Bad side/plester
4. Kapas desinfektan 9. Buku injeksi
5. Alas/perlak 10. Gunting

Penatalaksanaan :
1. Membaca daftar obat.
2. Perawat cuci tangan.
3. Mengambil spuit.
4. Melarutkan lebih dahulu obat yang perlu dilarutkan
(mempersiapkn obat ).
5. Membaca kembali daftar obat, kemudian melakukan
Prosedur
desinfektan dengan kapas alkohol :
- Leher botol/ ampul sebelum digergaji
- Karet penutup flakon ( botol obat )
6. Spuit diisi obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan
7. Mengatur posisi klien.
8. Permukaan kulit yang disuntik didesinfektan dengan alkohol.
9. Menenangkan kulit
10.Memasukan jarum tegak lurus (25 -90O) pada permukaan kulit.
11. Menarik menghisap spuit sedikit (IM, SC), bila tidak ada
darah, obat dimasukkan perlahan-1ahan sedangkan IV kalau
ada darah harus dimasukan secara perlahan.
12.Setelah obat masuk semua, jarum dicabut, bekas tusukan
jarum ditekan dengan kapas alkohol.
13. cuci tangan kemudian catat pada buku injeksi dan mencatat
di status

Unit terkait Poli, KIA, Ruang rawat inap

19
20
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK

KLINIK POSKES
No No Revisi Halaman
05.10.15 BONDOWOSO
Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Tatacara menghadapi dan memberikan pertolongan pada


Pengertian
penderita yang alergi terhadap obat / zat tertentu.
Sebagai pedoman dalam menghadapi penderita shock
Tujuan
anaphilaktik
Dalam menghadapi penderita shock anaphilaktik selain
Kebijakan berpedoman pada protaP ini perlu melihat protap penanganan
protab shock secara umum.

1. Lakukan usaha penanganan umum penderita Shock.


2. Dalam waktu yang bersamaan dilakukan tindakan spesifik.
a. Diberikan Adrenalin (0,4 – 1 ) cc ( 1 : 1000) 1.m dapat di
ulang setiap 5 – 10 menit.
b. Bila tensi drop berikan 0,5 cc adrenalin (1 : 1000) dalam 10
ml NaCL 1.I.V
Prosedur
c. Bila terjadi Bronchospasme diberikan Aminophillin 1 ampul
pelan-pelan (15 menit) keciali tensi drop.
d. Pemberian anti histamin misalnya : Diphenhidramin jika
terjadi Urticaria.
e. Pemberian Cortico steroid bisa dipertimbangkan misalnya :
Hidrocortison, Dexsametason.

Unit terkait Poli, KIA, Ruang rawat inap

21
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
HEACHTING

KLINIK POSKES
No No Revisi Halaman
05.10.15 BONDOWOSO
Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Pengertian Heacting adalah penjahitan luka terbuka


Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup
Tujuan
oleh jahitan unutk menghindari infeksi lanjutan
1. Perawat yang sudah terlatih dalam melakukan heacting
Kebijakan 2. Semua pasien dengan vulknus laceratum dan luka kurang
dari 6 jam

22
Persiapan Peralatan :
1. Hanscoen 11. Bak instrumen steril
2. Duk bolong steril berisi :
3. Kasa steril  Pinset chirugis
4. Lidokain steril  Pinset anatomi
5. Supratul  Mosquito (klem arteri
6. Spuit 3 cc kecil)
7. Betadine solution  Naldvoulder
8. Alcohol 70 %  Jarum kulit
9. Benang silk untuk kulit  Gunting
10. Benang catgut untuk 12.Cairan Na Cl
pembuluh darah 13. Cairan H2O2 hodrogen
peroksida

Penatalaksanaan :
1. Perawat menyiapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan
kepasien atau keluarga pasien (informed concent)
Prosedur 2. Perawat memakaia handscoen
3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan
cairan NaCl. Apabila kotor siram dengan H2O2
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain injeksi  2
cc disekitar pingiran luka tunggu  5 menit
6. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh
darah yang terpotong diklem diikiat dengan benang catgut
7. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran
ambil dengan pinset anatomi
8. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit
bibir luka dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan
betadine. Kemudian beri supratul,lalu tutup dengan kasa
steril dan verband.
9. Bersihkan daerah bekas luka
10.duk bolong dibuka
11.konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas
didaerah luka)

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap

23
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
ANGKAT JAHITAN

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/2

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Pengertian Mengangkat / membuka jahitan pada luka yang dijahit


1. Mencegah terjadinya infeksi dari benang
Tujuan
2. Mencegah tertinggalnya benang

Kebijakan Perawat yang sudah terlatih dalam melakukan angkat jahitan

Persiapan Peralatan :
Pinset anatomis: 2 buah - Plester
(steril) - Alkohol 70% dalam
Pinset Chirurgis: 2 buah (steril) tempatnya
Gunting angkat jahit: 1 buah - Iodin povidon solution
(steril) 10%
Kassa steril - NaCl 0,9%
Mangkok kecil: 3 buah (steril) - Bengkok: 2 buah, 1 berisi
Sarung tangan steril cairan desinfektan
Gunting verband - verband secukupnya

Penatalaksanaan :

Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
Prosedur 2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan

Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
2. Membukabak instrumen steril
3. Memakai sarung tangan
4. Membasahi plester dengan alcoholdan buka dengan
menggunakan pinset
5. Membuka balutan lapis terluar

24
25
SOP
ANGKAT JAHITAN

KLINIK POSKES No Dokumen No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO
00 2/2

6. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester


7. Membuka balutan lapisan dalam
8. Menekan kedua tepi luka (sepanjang luka)
9. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
10.Mendesinfeksi luka dengan Iodine Povidone
11.Meletakkan kassa steril dekat luka
12.Menarik simpul jahitan sedikit keatas secara hati-hati dengan
memakai pinset chirurgis, sehingga benang yang berada di
dalam kulit kelihatan
13.Menggunting benang dan tarik hati-hati, buang ke kassa
14.Membilas dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
Prosedur 15.Melakukan kompres betadine pada luka / memberi obat /
menutup dengan kassa steril
16.Memasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi)

Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat
semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap, KIA

26
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
KATETERISASI PADA PRIA

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokumen
00 1/2

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05 Januari
2015
Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

- Kateterisasi urine adalah mengeluarkan urine dari kandung


kemih melalui uretra dengan memasukkan kateter
Pengertian
- Daouwer cateter adalah kateter yang dipasang menetap
didalam kandung kemih
1. Memulihkan / mengatasi retensi urine akut / kronis.
2. Pengaliran urine untuk persiapan operasi atau pasca
operasi.
3. Menentukan jumlah urine sisa setelah miksi.
Tujuan
4. Mengambil spesimen urine steril untuk pemeriksaan
diagnostik.
5. Monitoring urine output secara ketat.
6. Menghilangkan distensi kandung kemih
Kebijakan Petugas yang sudah terlatih dalam melakukan kateterisasi

Persiapan Peralatan :
- Bak instrumen berisi : - Sarung tangan steril
 Poly kateter sesuai - Kapas sublimat dalam kom
ukuran 1 buah (klien tertutup
dewasa yang pertama - Perlak dan pengalasnya 1
kali dipasang kateter buah
biasanya dipakai no. - Sampiran
16) - Cairan aquades atau Nacl
 Urine bag steril 1 buah - Plester
 Pinset anatomi 2 buah - Gunting verband
 Duk steril - Bengkok 1 buah
 Kassa steril yang diberi - Korentang pada tempatnya
Prosedur

Penatalaksanaan :
1. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan, kemudian alat-alat didekatkan ke klien
2. Pasang sampiran
3. Cuci tangan
4. Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
5. Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan
posisi klien terlentang. Kaki sedikit dibuka. Bengkok
diletakkan didekat bokong klien
6. Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang
duk steril, lalu bersihkan alat genitalia dengan kapas
sublimat dengan menggunakan pinset

27
SOP
KATETERISASI PADA PRIA

KLINIK POSKES No Dokumen No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO
00 2/2

7. Bersihkan genitalia dengan cara : Penis dipegang dengan


tangan non dominan penis dibersihkan dengan
menggunakan kapas sublimat oleh tangan dominan dengan
gerakan memutar dari meatus keluar. Tindakan bisa
dilakukan beberapa kali hingga bersih. Letakkan pinset
dalam bengkok
8. Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan
kateter kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-
lahan dengan menggunakan pinset sampai urine keluar.
Masukkan cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran
Prosedur yang tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik
kateter terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada
kandung kemih
9. Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu
ikat disisi tempat tidur
10. Fiksasi kateter
11. Lepaskan sarung tangan
12. Klien dirapikan kembali
13. Alat dirapikan kembali
14. Mencuci tangan
15. Melaksanakan dokumentasi

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap

28
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
KATETERISASI PADA WANITA

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/2

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

- Kateterisasi urine adalah mengeluarkan urine dari kandung


kemih melalui uretra dengan memasukkan kateter
Pengertian
- Daouwer cateter adalah kateter yang dipasang menetap
didalam kandung kemih
1. Memulihkan / mengatasi retensi urine akut / kronis.
2. Pengaliran urine untuk persiapan operasi atau pasca
operasi.
3. Menentukan jumlah urine sisa setelah miksi.
Tujuan
4. Mengambil spesimen urine steril untuk pemeriksaan
diagnostik.
5. Monitoring urine output secara ketat.
6. Menghilangkan distensi kandung kemih
Kebijakan Petugas yang sudah terlatih dalam melakukan kateterisasi

29
Persiapan Peralatan :
- Bak instrumen berisi : - Sarung tangan steril
 Poly kateter sesuai - Kapas sublimat dalam kom
ukuran 1 buah (klien tertutup
dewasa yang pertama - Perlak dan pengalasnya 1
kali dipasang kateter buah
biasanya dipakai no. - Sampiran
16) - Cairan aquades atau Nacl
 Urine bag steril 1 buah - Plester
 Pinset anatomi 2 buah - Gunting verband
 Duk steril - Bengkok 1 buah
 Kassa steril yang diberi - Korentang pada tempatnya

Penatalaksanaan :
1. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
Prosedur dilakukan, kemudian alat-alat didekatkan ke klien
2. Pasang sampiran
3. Cuci tangan
4. Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
5. Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan
posisi klien terlentang. Kaki sedikit dibuka. Bengkok
diletakkan didekat bokong klien
6. Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang
duk steril
7. Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dengan arah dari
atas kebawah ±lakukan berulang hinga 3 kali atau sampai
bersih
8. Buka labya mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
dan bersihkan bagian dalam
9. Kateter di beri pelumas atau jelli pada ujungnya ±2,5-5 cm
lalu masukan perlahan dan minta pasien untuk menarik nafas
dalam dan masukan 2,5-5 cm atau hingga urine keluar
10. Jika tertahan jangan dipaksakan

SOP
KATETERISASI PADA WANITA

KLINIK POSKES No Dokumen No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO
00 2/2

11. Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquads


atau sejenisnya untuk mengunci kateter supaya menetap
dan tidak lepas dan bila intermiten tarik kembali sambil
intruksikan pasien untuk menarik nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri.
Prosedur 12. Sambungkan kateter dengan kantung penampung dan
fiksasi kearah atas paha atau abdomen.
13. Pelester kateter diatas pubis atau paha supaya tidak
tertarik
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
15. Dokumentasi

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap

30
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
PELEPASAN KATETER PADA PRIA

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter uretra dari


Pengertian
kandung kemih
Tujuan Mencegah infeksi
1. Pasien yang terpasang kateter lebih dari 7 hari
Kebijakan 2. Pasien yang tidak memerlukan pemasangan kateter
menetap

Persiapan Peralatan :
- Pinset chirurgis
- Kassa
- kapas sublimat
- Sarung tangan
- Spuit 10 atau
- Bengkok

Penatalaksanaan :
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien dan
menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Prosedur 5. Memasang sampiran/menjaga privacy
6. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan
melepaskan pakaian bawah pasien
7. Memasang perlak, pengalas
8. Memasang selimut mandi
9. Memakai sarung tangan
10.Melepas plester dan membersihkan sisa plester
11.Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya
12.Mengarahkan penis keatas
13.Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien diminta
nafas dalam dan rileks
14.Merapikan pasien
15.Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
16.Mencuci tangan
17.Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap

31
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
PELEPASAN KATETER PADA WANITA

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter uretra dari


Pengertian
kandung kemih
Tujuan Mencegah infeksi
1. Pasien yang terpasang kateter lebih dari 7 hari
Kebijakan 2. Pasien yang tidak memerlukan pemasangan kateter
menetap

Persiapan Peralatan :
- Pinset chirurgis
- Kassa
- kapas sublimat
- Sarung tangan
- Spuit 10 atau
- Bengkok

Penatalaksanaan :
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien dan
menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Prosedur 5. Memasang sampiran/menjaga privacy
6. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan
melepaskan pakaian bawah pasien
7. Memasang perlak, pengalas
8. Memasang selimut mandi
9. Memakai sarung tangan
10.Melepas plester dan membersihkan sisa plester
11.Membersihkan genetalia dengan kapas sublimat
12.Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya
13.Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien diminta
nafas dalam dan rileks
14.Merapikan pasien
15.Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
16.Mencuci tangan
17.Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap

32
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
PEMBERIAN OKSIGEN

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

- Merupakan prosedur pemenuhan oksigen dengan


menggunakan alat bantu oksigen
Pengertian
- Pemberian oksigen pada klien melalui tiga cara, yakni kateter
nasal, kanula nasal, dan masker oksigen
- Memenuhi kebutuhann oksigen
Tujuan
- Mencegah terjadinya hipoksia

Kebijakan Tersedia petugas yang kompeten dalam pemberian oksigen

Persiapan Peralatan :
- Tabung oksigen atau outlet oksigen central dengan flowmeter
dan humidifer
- Kateter nasal, kanula nasal, atau masker oksigen
- Vaselin / jelly
- Plester

Penatalaksanaan :

Menggunakan kateter nasal


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Observasi humidifer dengan melihat jumlah air yang
Prosedur sudah disiapkan sesuai level yang telah ditetapkan
4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang
dibutuhkan, kemudian observasi humidifer pada tabung air
dengan menunjukkan adanya gelembung air.
5. Atur posisi dengan semi fowler
6. Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga
sampai ke hidung dan berikan tanda
7. Buka saluran udara dari flowmeter oksigen.
8. Berikan vasellin / jelly pada ujung kateter nasal
9. Masukkan ke dalam hidung sampai batas yang
ditentukan
10. Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk
atau belum dengan menekan lidah pasien dengan
menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di bawah uvula)

33
SOP
PEMBERIAN OKSIGEN

KLINIK POSKES No Dokumen No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO
00 2/2

Menggunakan kanula nasal


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakuakn
2. Cuci tangan
3. Observasi humidifer dengan melihat jumlah
air yang sudah disiapkan sesuai level yang telah ditetapkan
4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan
yang dibutuhkan, kemudian observasi humidifer pada tabung
air dengan menunjukkan adanya gelembung air.
5. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur
pengikat untuk kenyamanan pasien
6. Periksa kanula nasal setiap 6-8 jam
7. Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung
serta periksa kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan
respon pasien
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Menggunakan masker oksigen


Prosedur 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi semi fowler
4. Observasi humidifer dengan melihat
jumlah air yang sudah disiapkan sesuai level yang telah
ditetapkan.
5. Atur aliran oksigen sesuai dengan
kecepatan yang dibutuhkan, kemudian observasi humidifer
pada tabung air dengan menunjukkan adanya gelembung air.
6. Tempatkan masker oksigen diatas
mulut dan hidung pasien dan atur pengikat untuk
kenyamanan pasien.
7. Periksa kanula nasal setiap 6-8 jam
8. Kaji cuping hidung, septum, mukosa
hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen, rute
pemberian dan respon pasien.
9. Cuci tangan setelah prosedur
dilakukan.

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap

34
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
PERAWATAN LUKA

KLINIK POSKES
05.10.15 BONDOWOSO No No Revisi Halaman
Dokumen
00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Melakukan tindakan perawatan : mrngganti balutan,


Pengertian
membersihkan luka pada luka kotor
- Mencegah infeksi
Tujuan
- Membantu proses penyembuhan luka
- Dilakukan pada luka kotor
Kebijakan
- Tersedia petugas yang kompeten dalam perawatn luka

35
Persiapan Peralatan :
- Bak instrumen berisi : - Pleser/ perekat
 Pinset anatomi - Alkohol 70%
 Pinset chirugis - Desinfektan
 Gunting debridemand - NaCl 0,9%
 Kassa steril - Bengkok
 Kom : 3 buah - Verband
- Sarung tangan - Obat luka sesuai
- Gunting plester kebutuhan

Penatalaksanaan :
1. Memberikan salam dan menyapa
pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan pada keluarga/ pasien
3. Mencuci tangan
4. Menjaga privacy pasien
5. Mengatur posisi pasien sehingga
luka dapat terlihat jelas
6. Membuka peralatan
Prosedur 7. Memakai sarung tangan
8. Membasahi plester dengan
alkohol dan buka menggunakan pinset
9. Membuka balutan lapis luar
10. Membersihkan sekitar luka dan
bekas plester
11. Membuka balutan lapis dalam
12. Menekan tepi luka (sepanang
luka) untuk mengeluarkan pus
13. Melakukan debridement
14. Membersihkan luka dengan
cairan NaCl
15. Melakukan kompres desinfektan
dan tutup dengan kassa
16. Memasang plester atau verband
17. Merapikan pasien
18. Melakukan evaluasi tindakan
yang dilakukan
19. Membereskan alat-alat
20. Mencuci tangan
21. Mencatat kegiatan dalam lembar
lembar catatan perawatan

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap

Status Dokumen Induk Salinan


No.Distribusi

SOP
MENGUKUR SUHU BADAN

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokumen
00 1/2

36
PROTAP Tanggal Disetujui oleh,
Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD

05
Januari Mulyadi, Amd. Kep
2015 Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Mengukur suhu badan pasien dengan thermometer yang


Pengertian
dilakukan pada axilla, mulut, anus
Mengetahui suhu badan pasien untuk menentukan tindakan
Tujuan
keperawatan.
Mengukur suhu badan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
Kebijakan
pasien.

Persiapan alat :
 Thermometer bersih pada tempatnya.
 3 (tiga) buah botol masing-masing berisi larutan
savlon, larutan sabun dan air bersih.
 Bengkok/nierbeken.
 Tissue.
 Vaselin pada tempatnya (jelly).
 Buku catatan suhu dan nadi.

Persiapan Pasien : memberitahukan pasien tentang tindakan


yang akan dilakukan

Prosedure :
a. Mengukur suhu badan pada axilla.
a. Membuka lengan baju pasien.
Prosedur b. Mengelap/mengeringkan ketiak pasien.
c. Memeriksa air raksa pada thermometer,
apakah tepat pada angka 34 – 35.
d. Memasang thermometer dengan reservoir
tepat pada ketiak pasien dan lengan pasien dilipatkan ke
dada.
e. Mengambil thermometer setelah 5 – 10 menit.
f. Membaca secara langsung hasilnya dan
mencatat pada buku catatan suhu.
g. Memasukkan thermometer pada larutan
sabun, diangkat, di lap dengan tissue, kemudian
memasukkan thermometer ke larutan savlon selanjutnya
dibersihkan dengan air bersih kemudian dikeringkan.
h. Air raksa diturunkan kembali sampai angka 0.
i. Meletakkan thermometer pada tempatnya,
siap dipakai.
j. Petugas mencuci tangan.

SOP
MENGUKUR SUHU BADAN

KLINIK POSKES No Dokumen No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO
00 2/2

37
b. Mengukur suhu pada mulut (oral) :
a. Menggunakan satu thermometer untuk satu pasien.
b. Memeriksa air raksa, apakah tepat pada angka 0.
c. Memasang ujung reservoir thermometer di bawah lidah
pasien.
d. Memberitahu pasien untuk mengatupkan mulut selama 3
– 5 menit.
e. Mengangkat thermometer, di lap dengan tissue, dibaca,
dicatat dalam buku catatan suhu.
f. Membersihkan dan membereskan serta mengembalikan.
g. Peralatan pada tempatnya untuk siap dipakai.
h. Petugas mencuci tangan.

Perhatian :
- Sebelum mengukur suhu, pasien tidak boleh
minum/makan panas maupun dingin.
- Selama pemasangan thermometer, pasien tidak boleh
bicara.
- Menghindari pengukuran suhu melalui oral pada anak-
anak atau bayi.
Prosedur
c. Mengukur suhu pada anus :
a. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Mengatur posisi sim.
c. Menurunkan pakaian pasien sampai di bawah pantat.
d. Memeriksa air raksa, apakah tepat pada angka 0.
e. Mengoles ujung reservoir thermometer dengan vaselin
atau jelly.
f. Memasukkan ujung thermometer sebatas reservoir pada
anus pasien.
g. Menunggu 3 – 5 menit, kemudian dilepas, di lap dengan
tissue, dibaca, dicatat pada buku catatan suhu.
h. Membersihkan dan membereskan serta mengembalikan
peralatan pada tempatnya, untuk siap pakai.
i. Petugas mencuci tangan.

Perhatian :
- Dilarang membersihkan thermometer dengan air panas.
- Pasien diare tidak boleh diukur suhu rectal.

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap, KIA

38
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
PEMBERIAN OBAT MELALUI KULIT

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Pengertian Memberi obat kepada pasien melalui kulit.

1. proses penyembuhan.
Tujuan 2. Mengurangi rasa sakit.
3. Mempertahankan kelembaban kulit.
Kebijakan Memberikan obat kepada pasien melalui kulit sesuai kebutuhan.

1. Memberitahu kepada pasien tentang tindakan yang akan


dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
3. Melihat dan memastikan daerah kulit yang akan diberi obat
sesuai dengan program pengobatan :
a. Mengoles daerah kulit, misalnya dengan :
- zalf
- Cream, dll.
b. Mengompres, misalnya :
- Alkohol
Prosedur
- Rivanol, dll.
c. Penyinaran, misalnya :
- Sinar ultra violet
- Radium/radiasi, dll.
d. Membakar, misalnya :
- Nitras argenti
- Albothyl, dll.
4. Merapikan posisi pasien.
5. Perawat mencuci tangan.
6. Mencatat tindakan yang dilakukan pada status pasien.

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap, KIA

39
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
PEMBERIAN OBAT MELALUI RECTAL

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Pengertian Memberikan obat-obatan atau cairan tertentu melalui rectum.

1. Mempercepat penyembuhan.
Tujuan 2. Mengurangi rasa sakit.
3. Membantu buang air besar (bab).
Pemberian obat melalui rectum dilaksanakan sesuai program
Kebijakan
terapi.

Persiapan alat :
a. Sampiran.
b. Bengkok.
c. Handschoen/sarung tangan.
d. Obat yang akan dipakai.

Persiapan Pasien
a. Memberitahu pasien tentang tindakan yang dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien dengan posisi SIM (miring).

Prosedur
a. Perawat memasang sampiran.
b. Perawat mencuci tangan.
c. Perawat memasang sarung tangan.
d. Membuka obat yang akan diberikan.
Prosedur
e. Membuka lipatan pantat pasien dengan tangan kiri dan
memasukkan obat ke dalam lubang anus dengan bagian
ujung obat terlebih dahulu dan menekan obat dengan ibu jari
beberapa saat sambil menganjurkan pasien untuk menarik
nafas panjang.
f. Menyakinkan obat sudah betul-betul masuk ke dalam
rectum dan tidak keluar lagi.
g. Mengatur posisi pasien.
h. Membuka sampiran.
i. Membuka sarung tangan dan meletakkan dalam
bengkok.
j. Membereskan, membersihkan dan mengembalikan
alat-alat ke tempat semula.
k. Perawat mencuci tangan.
l. Mencatat semua tindakan pada status pasien.

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap, KIA

40
41
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
PEMBERIAN OBAT MELALUI HIDUNG

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskan ke dalam


Pengertian
hidung.

1. Mengurangi rasa sakit.


Tujuan
2. Mengurangi rasa tersumbat dalam hidung.

Pemberian obat tetes hidung sesuai dengan program


Kebijakan
pengobatan.

Persiapan alat :
a. Obat tetes hidung sesuai program pengobatan.
b. Pipet obat.
c. Kertas tissue bila perlu

Persiapan Pasien
a. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan
diberikan.
b. Mengatur posisi pasien dengan kepala ekstensi.
Prosedur
Prosedur
a. Perawat mencuci tangan.
b. Membaca etiket obat untuk mencegah kekeliruan.
c. Meneteskan obat ke dalam hidung sebanyak yang telah
ditentukan dalam program pengobatan.
d. Menganjurkan pasien agar tetap dalam posisi tidur dengan
kepala ekstensi selama 2 (dua) menit.
e. Membersihkan daerah sekitar hidung dengan kertas tissue.
f. Perawat mencuci tangan.
g. Mencatat dalam status pasien

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap, KIA

42
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
PEMBERIAN OBAT MELALUI TELINGA

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskan ke lubang


Pengertian
telinga pasien.
1. Mempercepat proses penyembuhan.
Tujuan
2. Mengurangi rasa sakit.
Pemberian obat tetes telinga dilaksanakan sesuai dengan
Kebijakan
program pengobatan.

Persiapan alat :
a. Obat tetes telinga sesuai dengan kebutuhan.
b. Pipet obat.
c. Kapas.
d. Kapas lidi.
e. Bengkok.

Persiapan Pasien
a. Memberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Mengatur pasien dengan posisi miring dan telinga yang akan
diobati menghadap ke atas.

Prosedur Prosedur
a. Perawat mencuci tangan.
b. Membersihkan canal telinga luar dengan kapas lidi dan
membuang kapas kotor ke dalam bengkok.
c. Meneteskan obat telinga sebanyak yang telah ditentukan
dalam program pengobatan.
d. Menutup lubang telinga dengan kapas.
e. Menganjurkan pasien agar tetap miring dengan telinga yang
telah diobati menghadap ke atas selama  5 (lima) menit.
f. Membersihkan sisa-sisa obat disekitar telinga dengan kapas.
g. Membereskan alat-alat, mengembalikan pada tempatnya.
h. Petugas mencuci tangan.
i. Mencatat tindakan yang telah dilakukan pada status pasien.

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap, KIA

43
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
TRANSFUSI DARAH

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/2

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Memindahkan atau memasukkan darah yang berasal dari donor


Pengertian
ke dalam tubuh pasien melalui vena.

Melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi kebutuhan


Tujuan
pasien akan darah sesuai dengan program pengobatan.
Pemberian transfusi darah dilakukan kepada pasien yang
Kebijakan
membutuhkan.

44
Persiapan alat :
1. Untuk pengambilan contoh darah (blood cross) :
a. Spuit jarum disposable.
b. Formulir permintaan darah.
2. Untuk pelaksanaan pemberian darah :
a. Peralatan pemasangan infus lengkap.
b. Cairan sesuai kebutuhan (PZ 0,9 %).
c. Persediaan darah yang cocok dengan golongan darah
pasien sesuai dengan kebutuhan.

Persiapan Pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien/keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan

Prosedur
1. Mengambil darah pasien sebagai contoh dalam
Prosedur
menentukan golongan darah pasien sebanyak  3 – 5 cc
(dalam spuit).
2. Memberi label identitas pasien pada spuit yang berisi
darah pasien meliputi :
c. Nama pasien.
d. Umur.
e. Nomor register.
f. Nomor ruang, kamar, tempat tidur.
g. Tanggal dan jam pengambilan darah.
h. Nama rumah sakit pasien dirawat.
3. Mengisi formulir permintaan darah secara tepat, jelas dan
benar, kemudian mengirim bersama contoh darah ke bank
darah rumah sakit atau sesuai peraturan yang berlaku.
4. setelah darah yang diperlukan sudah tersedia :
a. Memeriksa apakah suhu darah dalam bag sudah sesuai
dengan suhu tubuh normal/suhu kamar dengan cara
meraba bagian luar bag.

SOP
TRANSFUSI DARAH

KLINIK POSKES No Dokumen No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO
00 2/2

45
b. Memasang infus (sesuai dengan protap pemasangan
infus) dengan cairan NaCl/PZ 0,9 % yang telah tersedia.
c. Mengatur tetesan infus dan memastikan infus berjalan
lancar.
d. Mengukur suhu pasien.
e. Mematikan pengatur tetesan cairan infus dan
memindahkan slang infus ke dalam bag darah.
f. Mengatur tetesan darah per menit sesuai kebutuhan.
g. Melanjutkan pemberian darah berikutnya sesuai
dengan jumlah yang ditentukan, apabila dalam pemberian
yang pertama tidak ada reaksi/kesulitan.
h. Memindahkan slang infus ke dalam botol cairan NaCl
0,9 % (PZ) apabila pemberian darah telah selesai.
i. Melanjutkan atau menghentikan pemberian darah
disesuaikan dengan program yang telah ditentukan.
j. Mencabut IV catheter setelah transfusi selesai dan
bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol dan diplester.
k. Perawat mengatur dan merapikan posisi pasien.
Prosedur
l. Membersihkan, membereskan dan mengembalikan
peralatan ke tempat semula.
m. Perawat mencuci tangan.
n. Mencatat semua yang telah dilakukan pada status
pasien.

Perhatian :
1. Sebelum memberi transfusi darah, cocokkan terlebih
dahulu etiket bag darah dengan status pasien.
2. Perhatikan keadaan darah, apakah dalam keadaan baik.
Apabila ada gumpalan, darah tidak boleh dimasukkan.
3. Awasi reaksi pasien 15’ pertama pada pemberian
darah, apabila terjadi reaksi misalnya : menggigil, sesak
napas, suhu meningkat, dll., segera slang transfusi diklem
dan melapor kepada penanggung jawab ruangan dan dokter
yang merawat.
4. Menyediakan obat-obat anti alergi lengkap dengan
spuitnya.

1. Bank Darah
Unit terkait 2. PMI
3. Ruang rawat inap

46
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
MENGUKUR TINGGI BADAN

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Melaksanakan pengukuran tinggi badan pasien dengan


Pengertian
menggunakan ukuran tinggi badan.
1. Mengetahui tinggi badan pasien.
Tujuan 2. Menentukan diit yang diperlukan.
3. Menentukan program pengobatan.

Kebijakan Pengukuran tinggi badan pasien dilaksanakan sesuai kebutuhan.

Persiapan Alat :
a. Alat pengkur tinggi badan.
b. Buku catatan dan alat tulis.

Persiapan Pasien :
a. Memberitahu pasien tentang rencana tindakan yang
akan diberikan.
b. Mengatur posisi pasien.

Prosedur :
Prosedur a. Petugas mencuci tangan.
b. Melepas alas kaki pasien.
c. Memberitahu pasien untuk berdiri tegak, pandangan ke
depan.
d. Memasang alat pengukur di kepala pasien.
e. Membaca skala pada alat pengukur.
f. Mempersilahkan pasien untuk kembali ke tempat tidur.
g. Mencatat pada status pasien.
h. Membereskan alat-alat, mengembalikan pada
tempatnya.
i. Petugas mencuci tangan.

Unit terkait Poli, KIA

47
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
MEMASANG SARUNG TANGAN STERIL

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Pengertian Memakai sarung tangan dalam keadaan steril

1. Menjaga sterilitas.
Tujuan
2. Mencegah terjadinya infeksi.

Sarung tangan steril digunakan pada pelaksanaan tindakan yang


Kebijakan
memerlukan kesterilan.

Persiapan Alat :
1. Sarung tangan steril.
2. Korentang steril pada tempatnya.
3. Bengkok.

Prosedur :
1. Perawat mencuci dan mengeringkan tangan.
2. Mengambil satu sarung tangan steril menggunakan
Prosedur
korentang.
3. Memakai sarung tangan steril pada tangan kanan secara
hari-hati jangan sampai bagian luar menyentuh tangan dan
alat di sekitarnya.
4. Tangan kanan mengambil satu sarung tangan steril, tangan
kiri menutup kembali toples sarung tangan steril.
5. Memakai sarung tangan steril pada tangan kiri dengan
hati-hati, jangan sampai menyentuh bagian-bagian on steril.

Unit terkait Poli, KIA, Rawat inap

48
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
KOMPRES DINGIN

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Memberikan kompres dengan waslap / handuk kecil basah


Pengertian (dengan air dingin biasa) pada pasien yang mengalami
peningkatan suhu tubuh
1. Menurunkan suhu tubuh.
Tujuan
2. memberikan rasa nyaman pada pasien.
Pemberian kompres dingin dilakukan pada pasien yang
Kebijakan
mengalami peningkatan suhu tubuh.

Persiapan Alat :
a. Waskom berisi air dingin biasa.
b. Waslap / handuk kecil.
c. Perlak / kain pengalas

Persiapan Pasien :
a. Memberitahu pada pasien atau keluarga tentang
tindakan yang akan diberikan.
b. Mengatur posisi pasien.
c. Memasang perlak pada daerah yang akan diberikan
kompres

Prosedur :
Prosedur
a. Membasahi waslap / handuk kecil dengan air dingin
biasa (lembab).
b. Meletakkan waslap / handuk lembab pada daerah yang
diperlukan misalnya :
 Dahi.
 Ketiak.
 Lipat paha.
 Leher (belakang kepala).
c. Mengganti atau membasahi kembali bila waslap /
handuk sudak agak kering.
d. Mengobservasi keadaan pasien.
e. Mengobservasi suhu tubuh pasien.
f. Perawat mencuci tangan.

Unit terkait Poli, KIA, Rawat inap

49
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
KOMPRES HANGAT

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Memberikan kompres hangat atau panas bagian tubuh dengan


Pengertian menggunakan air hangat (panas) atau alat tertentu (bantal
listrik).
1. Mengurangi rasa sakit.
2. Memperlancar sirkulasi darah.
Tujuan
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
4. Mengurangi pembengkakan / oedema.
Pemberian kompres dingin dilakukan pada pasien yang
Kebijakan
membutuhkan

50
Persiapan Alat :
a. Air panas pada c. Sarung WWZ.
tempatnya. d. Bantal listrik
b. WWZ./buli-buli.

Persiapan Pasien :
a. Memberi penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan.

Prosedur :
Menggunakan WWZ :
1. Membuka penutup WWZ dan mengisi
dengan air panas atau hangat yang telah tersedia sampai 1/3
– 2/3 bagian.
2. Mengeluarkan udara dari dalam WWZ
dengan cara: meletakan WWZ pada tempat yang rata
kemudian menekuk kearah atas pada bagian yang tidak ada
airnya dan segera menutupnya.
Prosedur
3. Mengeringkan WWZ dengan lap kering dan
memperhatikan bila ada kebocoran.
4. Memasang kantong WWZ, kemudian
membawanya kepada pasien.
5. Memasang WWZ pada bagian tubuh pasien
sesuai kebutuhan.
6. Melakukan observasi.

Menggunakan bantal listrik :


1. Memeriksa bantal listrik termasuk tegangan/voltase
alat.
2. Memasukan kabel bantal listrik pada stop kontak.
3. Memasang bantal listrik pada bagian tubuh pasien
yang memerlukan/sesuai kebutuhan.
4. Merapikan pasien.
5. Melakukan observasi.

Perhatian :
Memberi pengalas pada kulit sebelum memasang kompres
panas atau hangat.
Unit terkait Poli, KIA, Rawat inap

Status Dokumen Induk Salinan


No.Distribusi

SOP
PASIEN PULANG PAKSA

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/2

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

51
Keluarnya pasien dari rumah sakit (di unit rawat inap) atas
Pengertian permintaan sendiri yang semestinya belum diijinkan pulang oleh
dokter yang merawat.
1. Sebagai acuan pelaksanaan pasien pulang paksa.
2. Sebagai sarana informasi bagi pasien dan keluarga yang
Tujuan
pulang paksa agar memahami bila terjadi sesuatu bukan
tanggung jawab rumah sakit lagi.
Bagi setiap pasien yang pulang paksa harus mengisi dan
Kebijakan
menanda tangani formulir pulang paksa.

a. Mengklarifikasi alasan pasien pulang paksa.


b. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga akibat yang
mungkin terjadi dengan pulang paksa.
c. Menyiapkan formulir pulang paksa.
d. Mempersilahkan pasien atau keluarga untuk membaca,
memahami dan mengisi serta menanda tangani formulir
pulang paksa.
Prosedur
e. Melapor ke dokter yang merawat.
f. Memberitahu keluarga untuk menyelesaikan administrasi.
g. Menyiapkan obat yang masih ada, hasil pemeriksaan (lab,
foto) kepada pasien.
h. Menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang perawatan
lanjutan di rumah mengenai : diit, obat, perawatan luka,
kontol dokter dll.

Unit terkait Rawat inap, Bagian Pembayaran

52
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
PEMBERIAN OBAT TETES DAN SALEP MATA

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Memberikan obat-obatan, cairan, atau zalp tertentu ke dalam


Pengertian
mata dengan cara meneteskan / mengoleskan pada mata
1. Memberikan pengobatan.
Tujuan
2. Mengurangi rasa sakit
Pemberian terapi dilaksanakan sesuai dengan program
Kebijakan
pengobatan.

53
Persiapan alat :
1. Obat mata ( tetes / zalf )
2. Kapas basah steril dalam tempatnya.
3. Pincet steril dalam tempatnya.
4. Bengkok.
5. Tissue.

Persiapan Pasien
1. Memberi penjelasan pada pasien tentang rencana tindakan
yang akan diberikan.
2. Mengatur posisi pasien tidur terlentang

Prosedur
a. Perawat mencuci tangan.
b. Membersihkan mata pasien dengan
kapas basah, dengan menggunakan pincet.
c. Membuang kapas kotor di dalam
Prosedur bengkok.
d. Membaca etiket obat, untuk
mencegah kekeliruan.
e. Tetes Mata :
 Menganjurkan pasien membuka mata, melihat ke atas,
kemudian menarik kelopak mata bagian bawah ke bawah.
 Meneteskan obat mata pada conjungtiva.
Salf Mata
 Menarik kelopak mata bagian bawah ke arah bawah dan
mengoleskan salf mata dari dalam ke arah luar.
 Menganjurkan pasien untuk menutup dan mengejapkan
kelopak mata.
f. Membersihkan daerah sekitar mata dengan tissue.
g. Merapikan pasien kembali.
h. Membereskan peralatan, mengembalikan pada
tempatnya.
i. Perawat mencuci tangan.
j. Mencatat pada status pasien.

Unit terkait Poli, Ruang rawat inap, KIA

54
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
MERUJUK PASIEN

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Memindahkan / mengirim pasien ke rumah sakit lain dengan


Pengertian
indikasi tertentu
1. Terpenuhinya pelayanan kesehatan bagi pasien sesuai
dengan peralatan yang diperlukan.
Tujuan
2. Terpenuhinya rasa aman dan nyaman bagi pasien dan
kepuasan bagi pasien dan keluarga.
Merujuk pasien dilaksanakan bila peralatan yang tersedia kurang
Kebijakan memadai dan atau pasien memerlukan pengawasan / tindakan
dokter yang lebih ahli.

1. Dokter yang merawat menentukan indikasi untuk merujuk


pasien ke rumah sakit lain
2. Perawat memberi penjelasan kepada pasien / keluarga bahwa
pasien perlu dirujuk ke rumah sakit lain
3. Dokter yang merawat membuat surat rujukkan
4. Petugas menyiapkan surat-surat rujukkan dan dokumen /
Prosedur hasil pemeriksaan yang diperlukan sesuai prosedur
menyiapkan pasien pulang
5. Keluarga menyelesaikan administrasi
6. Petugas menyiapkan sarana / transportasi
7. Petugas mendampingi pasien sampai kerumah sakit yang
dituju dan melakukan serah terima kepada petugas di rumah
sakit yang dituju

- Bagian Pembayaran
Unit terkait
- Bagian Transportasi / Ambulance

55
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
MENYIAPKAN PASIEN PULANG

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Menyiapkan pasien yang akan pulang karena sudah sembuh


Pengertian
atau tidak memerlukan lagi perawatan di Rumah Sakit.

1. Menyiapkan pasien untuk kembali kepada


keluarga / ke rumah.
Tujuan
2. Menjelaskan hal-hal yang perlu diketahui
oleh pasien dan keluarga sehubungan dengan penyakitnya.
1. Pasien yang oleh Dokter dinyatakan sudah sembuh.
2. Pasien yang boleh istirahat di rumah tapi dinyatakan belum
sembuh benar.
Kebijakan
3. Pasien yang keadaannya sudah parah dan tidak ada harapan
lagi serta keluarga ingin merawatnya di rumah.
4. Pasien dengan pulang paksa (atas keinginannya sendiri).
1. Memberitahu pasien/keluarga bahwa pasien boleh pulang.
2. Menyiapkan obat-obat / surat-surat yang diperlukan.
3. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang hal-hal
yang harus diperhatikan dan harus dilakukan oleh pasien di
rumah, misalnya :
a. Obat-obat yang harus diminum.
b. Pengaturan makan/diitnya.
c. Tindakan perawatan yang masih perlu dilakukan.
Prosedur
d. Aktivitas yang tidak/boleh dilakukan.
e. Pentingnya pemeriksaan ulang secara teratur terhadap
penyakitnya.
4. Memberi dorongan moril supaya pasien dan keluarga
menerima kenyataan, misalnya :
a. Pasien sudah sembuh tetapi tubuhnya cacat.
b. Pasien yang sudah boleh pulang tetapi tidak dapat
disembuhkan.
- Bagian Pembayaran
Unit terkait
- Bagian Transportasi / Ambulance

56
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
MENIMBANG BERAT BADAN

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan


Pengertian
badan.

1. Mengetahui berat badan dan perkembangan berat badan


Tujuan pasien.
2. Membantu menentukan program pengobatan.

Menimbang berat badan dilakukan pada semua pasien baru dan


Kebijakan
bila sewaktu-waktu diperlukan.

1. Menyiapkan alat :
 Timbangan berat badan : siap pakai.
 Buku catatan/status pasien.
2. Menyiapkan pasien :
Memberi penjelasan pada pasien dan keluarga tentang
tindakan yang akan diberikan.
Prosedur 3. Melaksanakan :
a. Menganjurkan pasien untuk naik ke atas timbangan bila
pasien bisa berdiri,
b. Petugas membaca angka petunjuk jarum secara tepat,
c. Petugas mencatat hasil di buku catatan/status pasien,
d. Alat dibereskan, dikembalikan pada tempatnya,
e. Petugas mencuci tangan.

Unit terkait Ruang rawat inap, KIA, Poli

57
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
MENOLONG PASIEN BAB / BAK

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/2

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Membantu pasien yang hendak BAK/BAB di atas tempat tidur,


Pengertian bagi pasien yang sedang istirahat total atau pasien yang belum
dapat berjalan sendiri ke kamar mandi.

1. Mengurangi aktifitas pasien.


2. Membantu pasien memenuhi kebutuhan eliminasi.
Tujuan 3. Mengetahui adanya kelainan faeces atau urine secara
langsung

Kebijakan Dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien

58
Persiapan alat :
- Pispot bertutup dan atau urinal.
- Botol cebok berisi air.
- Tissue.
- Handscoen.
- Bengkok.
- Sampiran.
- Selimut/kain penutup.
- Bel.

Persiapan pasien :
Memberi penjelasan pada pasien tentang hal-hal yang akan
dilakukan

Prosedur :
1. Menutup pintu, memasang sampiran.
Prosedur 2. Menanggalkan pakaian bawah pasien, kemudian menutup
bagian yang terbuka dengan kain penutup atau selimut.
3. Menganjurkan pasien untuk menekuk lututnya dan
mengangkat bokong, pispot di pasang di bawah bokong. Jika
pasien tidak bisa mengangkat bokong sendiri, petugas
mengangkat bokong pasien dnegan tangan kiri dan
menyorongkan pispot dengan tangan kanan sampai di bawah
bokong.
4. Menanyakan pada pasien, pakah posisi sudah tepat dan
nyaman.
5. Apabila pasien sudah selesai BAB/Bak, petugas memakai
handscoen, terus menganjurkan pasien membuka kedua
kakinya, membuka sedikit selimut, petugas membersihkan
anus dan daerah genetalia dengan tissue dan air.
6. Memiringkan pasien, tangan kiri petugas membuka bokong
pasien, tangan kanan membersihkan anus dengan tissue dan
air, tissue dibuang ke pispot.

SOP
MENOLONG PASIEN BAB / BAK

KLINIK POSKES No Dokumen No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO
00 2/2
7. Membersihkan anus sampai benar-benar bersih.
8. Pispot diangkat, ditutup dan diturunkan.
9. Mengeringkan bokong pasien dengan tissue.
10.Merapikan pasien, alat-alat dibereskan, dibersihkan,
dikembalikan ke tempat semula.
11.Pintu dan sampiran dibuka kembali.
12.Handscoen dilepas; petugas mencuci tangan.

Perhatian :
Prosedur  Bila urine akan ditampung untuk bahan pemeriksaan, lebih
dulu tuangkan ke dalam bengkok, lalu pispot atau urinal di
pasang kembali setelah itu baru diceboki.
 Bila faeces akan diperiksa perlu disiapkan dua pispot, satu
untuk faeces, satu untuk cebok.
 Pispot atau urinal yang dipakai harus dalam keadaan bersih
dan kering.
 Jumlah, warna dan kelainan faeces atau urine harus
diperhatikan.

Unit terkait Ruang rawat inap

59
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
KUMBAH LAMBUNG

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/1

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Mencuci lambung dengan cara memasukkan air atau cairan


Pengertian tertentu dan kemudian mengeluarkan melalui slang penduga
lambung (NGT).

1. Membersihkan dan mengeluarkan racun, perdarahan, sisa


Tujuan makanan, udara dari lambung.
2. Persiapan tindakan operasi.

Kebijakan Dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien

60
Persiapan alat :
- Slang penduga lambung.
- Spuit sonde.
- Bengkok.
- Air matang dalam tempat.
- Ember untuk tempat cairan lambung.
- Alas/perlak kecil.
- Handuk.
- Slang penyambung dan tempatnya bila perlu.

Persiapan pasien :
1. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan
diberikan.
2. Mengatur posisi pasien.

Prosedur :
Prosedur
1. Memasang alas/perlak di atas dada.
2. Memasang slang penduga sesuai prosedur.
3. Mendekatkan ember di dekat tempat tidur.
4. Memasukan air matang ke dalam slang penduga
dengan menggunakan spuit sonde.
5. Mengeluarkan cairan dari lambung dengan cara
mengalirkan ke dalam ember.
6. Mencuci lambung dilakukan berulang-ulang sampai
bersih.
7. Slang penduga ditutup, dibuka, dilepas, sesuai
program pengobatan.
8. Mengatur posisi pasien, membereskan alat-alat,
mengembalikan pada tempatnya.
9. Perawat mencuci tangan.
10. Mencatat semua tindakan yang diberikan pada status
pasien

Unit terkait Ruang rawat inap

61
Status Dokumen Induk Salinan
No.Distribusi

SOP
MEMBERIKAN DAN MEMBANTU PASIEN MAKAN

KLINIK POSKES No No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO Dokume
n 00 1/4

PROTAP Tanggal Disetujui oleh,


Terbit Kepala Klinik Poskes Dokter Penanggung
05.10.15 Bondowoso Jawab
UGD
05
Januari
2015 Mulyadi, Amd. Kep
Pelda NRP. 618590 Dr. Rasmono, M. M. Kes

Menghidangkan makanan dan minuman kepada pasien sesuai


dengan daftar dan diet pasien dilakukan pada :
Pengertian 1. Pasien yang dapat makan sendiri.
2. Pasien yang tidak dapat makan sendiri (disuapi).
3. Pasien khusus, tidak sadar, dll.
1. Menghidangkan makanan dan minuman pasien tepat pada
waktunya dan sesuai dengan kebutuhan atau dietnya.
2. Membantu membangkitkan selera makan.
Tujuan
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
4. Memenuhi kebutuhan cairan sesuai dengan program
pengobatan.
Menghidangkan dan membantu memberikan makanan dan
Kebijakan
minuman kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

62
a. Untuk pasien yang bisa duduk (dapat makan
sendiri)

Persiapan alat :
- Menyiapkan alat makan sesuai kebutuhan seperti
(piring, gelas, sendok, garpu, serbet, jika perlu pisau dan
mangkok untuk cuci tangan).
- Membawa makanan dan minuman yang telah
disiapkan kepada pasien.
- Merapikan lingkungan di sekitar pasien.

Persiapan pasien :
Menjelaskan kepada pasien hal-hal yang akan dilakukan serta
membantu pasien untuk duduk di tempat tidur atau kursi.
Prosedur
Prosedur :
1. Memasang serbet makan.
2. Menghidangkan makanan dan minuman yang telah
disiapkan.
3. Mengingatkan kepada pasien untuk berdoa sebelum
makan.
4. Mempersilakan pasien untuk makan.

b. Untuk pasien yang berbaring (dapat makan


sendiri)

Persiapan alat :
Sama dengan pada pasien yang dapat duduk.

SOP
MEMBERIKAN DAN MEMBANTU PASIEN MAKAN

KLINIK POSKES No Dokumen No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO
00 2/4

63
Persiapan pasien :
Menjelaskan kepada pasien tentang hal-hal yang akan
dilakukan dan bila perlu membantu pasien untuk
memiringkan tubuhnya

Prosedur :
1. Membentangkan serbet makan di bawah dagu pasien.
2. Menghidangkan makanan dan minuman dnegan
membantu memotong lauk pauk dan menuangkan sayur
mayur.
3. Mempersilakan pasien untuk berdoa menurut
keyakinannya.
4. Mempersilakan pasien untuk makan.

c. Untuk pasien yang tidak dapat makan & minum


sendiri

Persiapan alat :
- Menyiapkan peralatan makan dan minum sesuai
kebutuhan.
- Membawa makanan dan minuman yang sudah disiapkan
ke tempat pasien.
- Merapikan lingkungan di sekitar pasien.

Persiapan pasien :
Memberi penjelasan kepada pasien tentang segala sesuatu
yang dilakukan dan mengatur pasien dengan posisi kepala
lebih tinggi dari pada badan.

Prosedur :
1. Membentangkan serbet makan di bawah dagu.
2. Petugas mengatur posisi untuk memudahkan dalam
melaksanakan pekerjaan.
3. Menawarkan kepada pasien untuk minum terlebih
dahulu.
Prosedur
4. Menyuapkan makanan sedikit demi sedikit sambil
berkomunikasi dengan pasien.
5. Memperhatikan bahwa makanan sudah ditelan habis oleh
pasien sebelum menyuapkan makanan berikutnya.
6. Memberikan minum dan obat setelah pasien selesai
makan.
7. Membersihkan mulut pasien kemudian merapikan pasien
kembali.
8. Membereskan peralatan dan mengembalikan ke tempat
semula.
9. Petugas mencuci tangan.

Prosedur :
- Sebelum menghidangkan makanan diperiksa terlebih
dahulu apakah sudah sesuai dengan daaftar makanan
atau dietnya.
- Memperhatikan makanan yang dihidangkan habis atau
tidak.
- Usahakan makanan yang dihidangkan dalam keadaan
hangat.
- Pada pasien yang harus diet, usahakan makanan
dihabiskan

d. Memberikan makanan pada pasien melalui slang


penduga

Persiapan alat
- Makanan cair sesuai dengan kebutuhan (hangat-hangat
kuku).
- Corong/spuit sonde, pump set.
- Tissue/serbet.
64
SOP
MEMBERIKAN DAN MEMBANTU PASIEN MAKAN

KLINIK POSKES No Dokumen No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO
00 3/4

Persiapan pasien :
- Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
- Mengatur pasien dalam posisi fowler.

Prosedur :
1. Memasang tissue/serbet di bawah dagu.
2. Mengontrol slang penduga apakah masih dalam posisi
baik.
3. Memasukkan makanan cair.

Melalui corong/spuit sonde :


 Memasang klem pada pangkal slang penduga dan
membuka tutupnya.
 Memasang corong/spuit sonde tanpa suiker.
 Menuangkan makanan cair ke dalam spuit/corong.
 Membuka klem.
 Menuangkan makanan cair yang masih ada bersama
obat-obat yang sudah dihaluskan sampai habis.
 Membilas sisa makanan cair yang ada dalam slang
penduga dengan air masak/teh.
 Menutup kembali ujung slang penduga (dengan
klem/penutup)
Prosedur
Melalui pump set :
 Mengisi pump set dengan makanan cair yang telah
disiapkan sesuai kebutuhan.
 Membuang udara dari slang pumpset.
 Menyambung ujung slang pump set dengan pangkal
slang penduga.
 Mengatur tetesan sesuai kebutuhan.
 Membilas pump set dengan air masak bila makanan cair
sudah habis.
 Menutup kembali ujung slang penduga (dengan
klem/penutup)
 Membersihkan mulut pasien dan pangkal slang penduga
dengan tissue dan membuang tissue ke dalam bengkok.
 Mengatur posisi pasien kembali seperti semula.
 Membereskan, membersihkan dan menyimpan kembali
alat-alat yang telah dipergunakan ke tempatnya.
 Petugas mencuci tangan.

Perhatian :
- Corong/spuit sonde tidak boleh dibiarkan kosong bila
akan menuangkan cairan/makanan cair selanjutnya.
- Makanan cair diberikan dalam keadaan hangat dan tidak
boleh lebih dari 400 cc (porsi kecil tapi sering).

65
SOP
MEMBERIKAN DAN MEMBANTU PASIEN MAKAN

KLINIK POSKES No Dokumen No Revisi Halaman


05.10.15 BONDOWOSO
00 4/4

e. Memberikan minum pada pasien khusus


- Pasien yang tak dapat minum sendiri.
- Pasien yang memerlukan minuman dalam jumlah
banyak.

Persiapan alat
- Gelas berisi minuman.
- Sendok/sedotan.
- Serbet/tissue.

Persiapan pasien :
- Memberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
Prosedur - Mengatur posisi pasien sesuai kondisi.

Prosedur
1. Memasang serbet/tissue di bawah dagu.
2. Membantu meminumkan minuman.
3. Membantu memberikan minuman dengan
sedotan/sendok untuk pasien yang berbaring.
4. Mengeringkan sekitar mulut pasien dengan tissue.
5. Membereskan, membersihkan dan mengembalikan
peralatan ke tempat semula.

Perhatian :
- Memberikan minum dengan hati-hati dan hindarkan
pasien tersedak.
- mencatat jumlah cairan yang masuk.

Unit terkait Ruang rawat inap

66

Anda mungkin juga menyukai