UJI DAYA HASIL TUJUH KLON TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)
Ana Lutfi Aulia: Uji Daya Hasil Tujuh Klon Tanaman Kentang.........................................................
Ana Lutfi Aulia: Uji Daya Hasil Tujuh Klon Tanaman Kentang.........................................................
antar perlakuan pada umur 21 hst (Tabel 1). (Atlantik-kontrol). Setiap varietas memiliki
Lingkungan sangat berperan dalam rata-rata tinggi yang bervariasi, sehingga
persentase tumbuh tanaman, Thompson dapat dikatakan bahwa hal ini lebih
dan Kelly (1957) menyatakan bahwa dipengaruhi oleh faktor genetis yang dimiliki
temperatur yang tinggi dan fotoperiodik oleh masing-masing klon. Pada klon UB dan
yang panjang justru dapat menyebabkan SK (Superjhon-kontrol) tergolong
tidak terbentuknya stolon. mempunyai tipe pertumbuhan vegetatif
Selain itu perlakuan agronomis saat yang lebat dan jagur sehingga dianggap
penanaman umbi seperti tingkat kedalaman memiliki kemampuan pertumbuhan yang
dan kualitas dan perlakuan pada bibit akan lebih baik dibandingkan dengan klon
sangat mempengaruhi. Pertumbuhan lainnya, tetapi apabila ditinjau dari aspek
tanaman kentang pada saat dilapang cukup agronomisnya kedua klon ini dipandang
seragam. Rata-rata persentase tumbuh kurang menguntungkan, karena
tanaman kentang pada semua jenis klon mengharuskan jarak tanam dan menyulitkan
mencapai 80-100 %. Dari hasil pengamatan dalam perawatannya.
dapat diketahui bahwa lingkungan tumbuh
tanaman dan perlakuan secara agronomis Jumlah daun
telah sesuai dan mendekati syarat tumbuh Hasil analisis ragam menunjukkan
tanaman kentang. bahwa pada perlakuan berbagai jenis klon
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
Tinggi tanaman daun tanaman kentang pada umur 14 hari
Perkembangan tinggi tanaman setelah tanam, sedangkan pada umur 21
kentang meningkat dari awal pertumbuhan hingga 70 hari setelah tanam menunjukkan
hingga umur 70 hari setelah tanam. Hasil pengaruh nyata (Tabel 3). Perkembangan
analisis ragam menunjukkan bahwa rata- jumlah daun tanaman kentang meningkat
rata tinggi tanaman kentang pada umur 14 dari awal pertumbuhan hingga umur 70 hari
dan 21 hari setelah tanam berpengaruh setelah tanam. Di dalam daun klorofil
tidak nyata sedangkan, pada umur 28 berperan sangat penting sebagai penyerap
hingga 70 hari setelah tanam menunjukkan cahaya untuk melangsungkan proses
pengaruh nyata (Tabel 2). fotosintesis, semakin banyak jumlah klorofil
Perkembangan tinggi tanaman yang di dalam daun maka proses fotosintesis
paling cepat yaitu pada perlakuan klon UB akan berjalan dengan baik sehingga
pada semua umur pengamatan, kemudian tanaman dapat menghasilkan fotosintat
diikuti dengan perlakuan klon SK dalam jumlah yang banyak. Apabila
(Superjhon-kontrol) dan dengan pertumbuhan tanaman berlangsung dengan
pertumbuhan terendah yaitu pada tanaman baik, maka akan didapatkan hasil yang baik
kentang dengan perlakuan klon AT pula (Nasrun, 2007).
(Atlantik-transgenik) dan perlakuan AK
Keterangan: Berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05 tn menunjukkan tidak nyata; AK (Atlantik-kontrol), GK
(Granola-kontrol), SK (Superjhon-kontrol), AT (Atlantik-transgenik), GT (Granola-transgenik), ST
(Superjhon-transgenik), UB (Brawijaya).
517
Ana Lutfi Aulia: Uji Daya Hasil Tujuh Klon Tanaman Kentang.........................................................
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05, tn menunjukkan tidak nyata; hst = hari setelah tanam;
AK (Atlantik-kontrol), GK (Granola-kontrol), SK (Superjhon-kontrol), AT (Atlantik-transgenik), GT (Granola-
transgenik), ST (Superjhon-transgenik), UB (Brawijaya).
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05, tn menunjukkan tidak nyata; hst = hari setelah tanam;
AK (Atlantik-kontrol), GK (Granola-kontrol), SK (Superjhon-kontrol), AT (Atlantik-transgenik), GT (Granola-
transgenik), ST (Superjhon-transgenik), UB (Brawijaya).
Ana Lutfi Aulia: Uji Daya Hasil Tujuh Klon Tanaman Kentang.........................................................
terserang yang beragam, karena tidak ketika tanaman berumur lebih dari satu
adanya perlakuan khusus seperti inokulasi. bulan.
Gejala serangan awal penyakit hawar
daun pada penelitian ini telah ditemukan Intensitas serangan penyakit hawar daun
pada umur 35 hst disebabkan oleh patogen (Phytopthora infestans)
Phytopthora infestans yang menyerang Berdasarkan hasil analisis ragam
daun serta nantinya terjadi pada umbi pada menunjukkan bahwa pada intensitas
semua fase pertumbuhan tanaman. Abadi serangan penyakit hawar daun (Phytopthora
(2003) menyatakan bahwa pada umumnya infestans) tidak terjadi interaksi yang nyata
gejala penyakit hawar daun akan terlihat (Tabel 6).
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05, tn menunjukkan tidak nyata; hst = hari setelah tanam;
AK (Atlantik-kontrol), GK (Granola-kontrol), SK (Superjhon-kontrol), AT (Atlantik-transgenik), GT (Granola-
transgenik), ST (Superjhon-transgenik), UB (Brawijaya).
Tabel 5 Jumlah tanaman terserang penyakit hawar daun (Phytopthora infestans) (%)
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada umur yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05, tn menunjukkan tidak nyata. X menunjukkan data yang
sebenarnya, menunjukkan transformasi data; hst = hari setelah tanam; AK (Atlantik-kontrol), GK
(Granola-kontrol), SK (Superjhon-kontrol), AT (Atlantik-transgenik), GT (Granola-transgenik), ST
(Superjhon-transgenik), UB (Brawijaya).
519
Ana Lutfi Aulia: Uji Daya Hasil Tujuh Klon Tanaman Kentang.........................................................
Keterangan: Berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05, tn menunjukkan tidak nyata; X menunjukkan data yang
sebenarnya, menunjukkan transformasi data; hst = hari setelah tanam; AK (Atlantik-kontrol), GK
(Granola-kontrol), SK (Superjhon-kontrol), AT (Atlantik-transgenik), GT (Granola-transgenik), ST
(Superjhon-transgenik), UB (Brawijaya).
Ana Lutfi Aulia: Uji Daya Hasil Tujuh Klon Tanaman Kentang.........................................................
dengan penyakit dan hama lain yang per tanaman. Semakin tinggi jumlah umbi
menyerang tanaman kentang dari 35 hingga per tanaman dan bobot umbi pertanaman
70 hari setelah tanam menyebabkan maka bobot segar umbi per hektar (ton/ha)
menurunnya produktivitas umbi kentang. juga tinggi. Hasil umbi per hektar berkisar
Selain itu faktor lingkungan tumbuh antara 15,15 ton sampai 54,73 ton
tanaman seperti suhu, kelembaban udara, Bobot umbi per hektar tertinggi di
curah hujan dan cahaya dapat tunjukkan oleh klon SK (Superjhon-kontrol)
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi sebagai varietas kontrol tidak berbeda
tanaman. Nonnecke (1989) menyatakan dengan varietas yang diuji yaitu UB yang,
bahwa suhu tinggi, keadaan berawan, dan sedangkan tanaman transgenik mempunyai
kelembaban udara rendah akan hasil yang tidak berbeda antara AT
menghambat pertumbuhan, pembentukan (Atlantik-transgenik), GT (Granola-
umbi, dan perkembangan bunga. transgenik) dan ST (Superjhon-transgenik).
Sehingga dapat diketahui bahwa
Hasil umbi per hektar beberapa faktor yang mempengaruhi
Hasil analisis ragam menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman kentang,
bahwa terdapat interaksi nyata pada hasil yaitu faktor genetis dan faktor lingkungan.
umbi per hektar (Tabel 8). Tinggi rendahnya Faktor genetis merupakan karakter yang
hasil yang diperoleh ditunjukkan oleh bobot dibawa oleh masing-masing individu
umbi per hektar, selain itu dipengaruhi oleh tanaman.
jumlah umbi per tanaman dan bobot umbi
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05; AK (Atlantik-kontrol), GK (Granola-kontrol), SK
(Superjhon-kontrol), AT (Atlantik-transgenik), GT (Granola-transgenik), ST (Superjhon-transgenik), UB
(Brawijaya).
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05; AK (Atlantik-kontrol), GK (Granola-kontrol), SK
(Superjhon-kontrol), AT (Atlantik-transgenik), GT (Granola-transgenik), ST (Superjhon-transgenik), UB
(Brawijaya).
521
Ana Lutfi Aulia: Uji Daya Hasil Tujuh Klon Tanaman Kentang.........................................................