I. TOPIK
Transportasi Pada Tumbuhan
II. TUJUAN
1. Untuk membuktikan adanya tekanan akar pada tumbuhan.
2. Untuk membuktikan adanya daya isap daun pada tumbuhan.
Siang hari pergerakan air dari dalam tanah ke tanaman terjadi secara
terus menerus. Hal ini terjadi karena potensial air di dalam tanaman selama
siang hari selalu lebih rendah dibandingkan potensial air tanah, sedangkan
air bergerak dari daerah dengan potensial air tinggi ke daerah dengan
potensial air rendah. air tanah yang masuk ke tanaman keluar sebagai air
transpirasi. Di dalam tanah air bergerak ke permukaan akar, kemudian
mengalir melaui epidermis, sel kortek, endodermis, stele, masuk ke xilem
Meskipun tekanan akar, pompa xilem dan aksi kapiler berperan dalam
transpor air pada beberapa tumbuhan, sebagian besar mekanisme transpor
air adalah melalui proses penarikan air karena penguapan atau transpirasi.
Transpirasi adalah proses penguapan air melalui stomata. Ketika celah
stomata terbuka maka molekul air akan bergerak dari konsentrasi tinggi (di
dalam daun) ke konsentrasi rendah (lingkungan luar). Proses transpirasi
dapat diterangkan dengan mengacu sifat fisik air . Molekul air akan
melakukan tarik menarik dengan molekul air lainnya melalui proses kohesi.
Selain itu molekul air juga dapat melakukan tarik menarik dengan dinding
xilem melalui proses adhesi. Penguapan air melalui stomata akan menarik
kolom air yang ada di dalam xilem, dan molekul air baru akan masuk ke
dalam rambut akar. Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga
teori tegangan adhesi dan kohesi (Salisbury dan Ross. 1995).
Tekanan akar hanya terjadi pada tumbuhan yang rendah dan jarang
melebihi 45 psi (pound per square inch). Sedangkan untuk tumbuhan yang
tinggi diperlukan tekanan hingga 150 psi. Pada beberapa tanaman misalnya
pinus, tidak mengembangkan tekanan akar. Jika batang dilukai ternyata juga
tidak menyebabkan air tersembur ke luar. Demikian juga air kapiler hanya
Tekanan akar tampak pada sebagian besar tumbuhan, tapi ini terjadi jika
tanah cukup lembab dan bila kelembaban udara tinggi, artinya ketika
transpirasi sangat rendah. tetesan air akan terlihat keluar dari bukaan
(hidatoda) pada ujung atau tepi daun, fenomena ini disebut gutasi. Jika
tumbuhan ditempatkan pada kondisi atmosfer yang cukup kering, atau di
tanah yang berkelembaban rendah, atau sekaligus dalam kedua keadaan
tersebut, maka tekanan akar tidak muncul sebab air dalam batangnya berada
di bawah tegangan dan bukan di bawah tekanan (Salisbury dan Ross. 1995).
V. PROSEDUR KERJA
CARA KERJA
1. Daya Isap Daun
1. Mengisi photometer dengan eosin kemudian setelah penuh,
menutupnya dengan karet penyumbat. Menggunakan eosin yang
memiliki kuning tua bertujuan agar mempermudah dalam pengukuran
skala pada pipa dan juga untuk lebih mudah dalam mengamati
pergerakan eosinnya saat di dalam pipa.
2. Memotong sebuah ranting tanaman beserta daunnya, kemudian
memasangnya pada photometer.
3. Memberikan vaselin pada bagian-bagian photometer yang
berhubungan dengan karet penghubung serta karet penyumbat.
4. Meletakkan photometer yang sudah berisikan eosin dan ranting
tanaman tersebut di daerah yang terkena sinar matahari/ keadaan yg
cukup panas.
5. Mengamati dan menghitung rata-rata kenaikn air di dalam photometer
dalam satuan waktu setiap 10 menit, dan dilakukan 3 kali pengambilan
data. Jadi prosesnya terjadi selama 30 menit.
Gambar pipa kapiler, pipa plastik yang berwarna hitam dan larutan eosin yang
akan dimasukkan ke dalam pipa kapiler.
Tabel Pengamatan
No. Waktu Pengukuran Kenaikan Eosin Pada Skala
1. 10 menit pertama 0,025 ml
2. 10 menit kedua 0,08 ml
3. 10 menit ketiga 0,17 ml
2. Tekanan Akar
kondisi tanaman :
- Diameter batang : 0,7 cm
- Dipotong 6 cm di atas permukaan tanah.
-
Tabel Pengamatan
No. Waktu Pengukuran Kenaikan Eosin Pada Skala
1. 10 menit pertama 0,02 ml
2. 10 menit kedua 0,03 ml
3. 10 menit ketiga 0,05 ml