Laporan Uji Tarik Frenky
Laporan Uji Tarik Frenky
UJI BENDING
Disusun Oleh
Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT dan mari kita panjatkan rasa syukur kita
kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Laporan Tentang Praktek Pengamatan Uji Bending ini
dapat kami selesaikan tepat waktu yang sudah ditentukan. Dalam penyusunan tugas ini kami
sempat mengalami berbagai macam masalah, tapi berkat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak akhirnya tugas ini dapat terselesaikan. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada beberapa pihak yang telah membantu kami.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami mohon kritik dan saran dari pembaca sekalian agar kami bisa memperbaiki kesalahan-
kesalahan itu.
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................................
5.2 Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik, mekanik,
thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah sifat mekanik. Sifat
mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat mekanik merupakan
salah satu acuan untuk melakukan proses selanjutnya terhadap suatu material, contohnya untuk
dibentuk dan dilakukan proses permesinan. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam
harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah
pengujian tarik.
Dalam pembuatan suatu konstruksi diperlukan material dengan spesifikasi dan sifat-sifat
yang khusus pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam pembuatan konstruksi yang bahan
utamanya adalah pelat. Banyak pelat yang digunakan pada kapal, bahkan sebagian besar beban
yang mempengaruhi pada kapal adalah pelat. Dengan hal tersebut memperjelas bahwa pelat
harus benar-benar sesuai dengan kriteria yang memenuhi sarat, agar tidak terjadi kerusakan atau
deformasi. Karena jika terjadi kerusakan pada bahan, maka bukan hanya pelat saja yang akan
rusak, namun struktur lainnya juga akan rusak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mengetahui apakah suatu pelat dapat dikatakan layak atau tidak untuk digunakan. Cara itu
adalah dengan pengujian keuletan, kekerasan, kegetasan, elastisitasnya, dan dari segi yang
lainnya. Cara pengujian yang dilakukan adalah dengan Uji Tarik, Uji Bending, Uji Impact, Uji
Rockwell, Uji Vickers, dan masih banyak cara pengujian yang lainnya.
Meskipun dalam proses pembuatannya telah diprediksikan sifat mekanik dari logam
tersebut, kita perlu benar-benar mengetahui nilai mutlak dan akurat dari sifat mekanik logam
tersebut. Oleh karena itu, sekarang ini banyak dilakukan pengujian-pengujian terhadap sampel
dari material.
Pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik dari material,
sehingga dapat dlihat kelebihan dan kekurangannya. Material yang mempunyai sifat mekanik
lebih baik dapat memperbaiki sifat mekanik dari material dengan sifat yang kurang baik dengan
cara alloying. Hal ini dilakukan sesuai kebutuhan konstruksi dan pesanan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya praktikum uji bahan ini adalah:
1. Dapat lebih mengerti tentang pengujian tarik maupun Rock Well
2. Dapat mempraktekan materi yang kita terima saat perkuliahan
3. Menguasai pengoperasian alat uji bahan
4. Dapat mengetahui sifat kekerasan yang dimiliki suatu bahan uji
5. Dapat mengetahui karakter-karakter dari suatu bahan
Praktikum uji tarik kelompok II PSD III Teknik Perkapalan angkatan 2015 Dan 2016
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 16 April 2017 pukul 09.00 WIB – 11.00 WIB berlokasi di
kampus Politeknik Negeri Semarang.
1.4 Sasaran
Pembuatan Laporan ini di tujukan kepada Individu, Mahasiswa, dan Masyarakat luas di
Indonesia untuk memberi pengetahuan lebih mengenai praktikum uji tarik untuk mengetahui
kekerasan yang ada pada suatu bahan yang akan digunakan untuk membuat sebuah konstruksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengujian tarik ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material,
khususnya logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian tarik
adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan tarik
2. Kuat luluh dari material
3. Keuletan dari material
4. Modulus elastic dari material
5. Kelentingan dari suatu material
6. Ketangguhan.
Pengujian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan
suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik
dapat diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan.
Pengujian tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk dilakukan, karena dengan
pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai sifat-sifat logam.
Dalam bidang industri diperlukan pengujian tarik ini untuk mempertimbangkan faktor
metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup dalam proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk
memenuhi proses selanjutnya.
Oleh karena pentingnya pengujian tarik ini, kita sebagai mahasiswa metalurgi hendaknya
mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan adanya kurva tegangan regangan kita dapat
mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus elastisitas, ketangguhan, dan lain-
lain. Pada pegujian tarik ini kita juga harus mengetahui dampak pengujian terhadap sifat
mekanis dan fisik suatu logam. Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut maka kita
dapat data dasar mengenai kekuatan suatu bahan atau logam.
Proses pengujian tarik bahan bertujuan untuk mengetahui tegangan tarik maksimum bahan.
Bahan uji adalah bahan yang akan digunakan sebagai kontruksi , agar siap menerima
pembebanan dalam bentuk tarikan. Pembebanan tarik yang diberikan pada benda dengan
memberikan gaya yang berlawanan pada benda dengan arah menjauh dari titik tengah atau
dengan memberikan gaya tarik pada salah satu ujung benda dan ujung benda yang lain dikat .
Penarikan gaya terhadap bahan akan mengakibatkan perubahan bentuk ( deformasi ) pada
bahan tersebut. Proses terjadinya deformasi pada bahan uji adalah proses pergeseran butiran –
butiran Kristal logam hingga terlepasnya ikatan tersebut oleh penarikan gaya maksimum.
Grafik regangan-regangan
Parameter kekuatan
Visual perpanjangan material
Kontruksi atau reduksi penampang patah
Bentuk permukaan patahnya.
2.2.1 Alat :
a. Mesin uji tarik Universal Testing Machine Tamotest UPH 100kN dan
perlengkapanya.
b. Janka sorong, mistar baja, penggores.
2.2.2 Bahan :
ISI
3.1 Proses
Hal yang perlu diperhatikan selama bekerja menggunakan mesin uji tarik :
1. Pakailah pakaian praktikum yang diwajibkan, yaitu : mengenakan jas lab dan sepatu dari
bahan kulit.
2. Siapkan alat tulis berupa kertas dan bolt point.
3. Siapkan alat ukur berupa jangka sorong dan mistar baja 30 (cm).
4. Siapkan alat untuk menandai berupa penggores dan spidol permanen berukuran kecil.
5. Siapkan kertas amplas kasar (no.1)
6. Siapkan bahan uji dari bahan St.37 dan besi beton masing-masing diameter 6 (mm), 8
(mm), dan 10 (mm), panjang 170 (mm), sebanyak 2 buah.
Catatan:
Bahan uji setelah diamplas permukaannya, kemudian diukur diameternya ditentukan
panjang awal L = 5d, kemudian L dibagi menjadi 10 bagian yang sama. Penandaan bahan
uji menggunakan penggores dan diperjelas dengan menggunakan spidol permanen.
Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan, didapatkan data-data berikut,dengan
spesimen uji adalah wire dan strip.
Keterangan :
4.4 Pembahasan
Pada percobaan uji tarik ini, menggunakan bahan alumunium berbentuk pelat dan kawat. Proses
pengujiannya adalah dengan cara memasangkan specimen pada alat uji tarik. Dengan gaya yang
sudah ditentukan pengujian dilakukan sampai terjadi fracture dan dapat diketahui UTS dan
tegangan luluhnya.
perubahan grafik dari deformasi elastis menjadi deformasi plastis, perubahan tersebut terjadi
pada saat nilai mencapai 364,64 N/mm dan fenomena fracture terjadi pada saat regangan
bertambah 200 mm.Ultimate Tensile Strengh yang dicapai oleh kawat dicapai pada saat nilai
mencapai 365,303 N/mm dan tensile strength didapat sebesar 365,303N/mm dimana tensile
strength ini adalah nilai akhir sebelum terjadinya patahan.Pertambahan panjang ini terjadi akibat
gaya yang diberikan hingga mencapai putus dan terbukti makin besar tegangan maka makin
panjang regangan yang didapat.
Pengujian yang sudah dilakukan mendapat perbedaan data yang dapat dibandingkan dari kedua
jenis specimen yaitu specimen uji berbentuk kawat dan specimen uji berjenis pelat atau strip.
Pada pengujian antara dua specimen ini terlihat bahwa kekuatan tarik makasimum kawat lebih
besar dibandingkan kekuatan tarik maksimum pada pelat, tetapi kekuatan luluh pada kawat lebih
rendah dibandingkan kekuatan luluh pada pelat.Faktor penyebab ini adalah perbedaan dimensi
terutama dimensi standar yang digunakan berbeda-beda.
Pada perlakuan awal dari kedua specimen pun berbeda.Pada kawat merupakan hasil dari proses
ektrusi (penarikan), yang menyebabkan sifat dari specimen uji menjadi lebih keras. Pada bahan
pelat merupakan hasil dari proses pengerolan, yang mempunyai sifat lebih ulet dari kawat.
Dari kurva hasil uji tarik dapat diperoleh keterangan bahwa bahan yang berbentuk pelat lebih
ulet dari pada bahan yang berbentuk kawat. Sebaliknya, bahan yang berbentuk kawat lebih keras
dari pada bahan yang berbentuk pelat
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. Pada uji coba ini kita menguji ketahanan bahan materialnya sejauh mana pertambahan
panjangnya dan bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tarikan, berdasarkan hasil
percobaan dan dari grafik kurva uji tarik, plat mengalami perpanjangan lebih kecil dari
kawat dikarnakan luas penampang kawat lebih kecil dibanding plat
2. Jenis material yang berbeda, dengan perlakuan yang didapatkannya berbeda dan
komposisinya yang berbeda akan menyebabkan nilai kekuatannya berbeda pula dan
kurva hasil uji tariknya juga berbeda.
3. Faktor penyebab terjadinya nilai diantara dua specimen uji tersebut adalah dimensi yang
berbeda dan perlakuan yang berbeda pula
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum di hari yang lalu penulis menyarankan agar alat yang di gunakan
(mesin uji tarik) untuk uji tarik harus di lengkapi dengan monitor yang mana langsung
menampilkan kurva hasil uji tarik. Sehingga kesalahan praktikan dalam membuat kurva uji tarik
dapad di minimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Askeland., D. R., 1985, “The Science and Engineering of Material”, Alternate Edition, PWS
Engineering, Boston, USA
Dieter, E. George, 1993, “Metalurgi Mekanik”, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
http://www.calce.umd.edu/general/facilities/hardness_ed_.htm
http://www.geology.csupomona.edu/alert/mineral/hardness.htm
http://www.gordonengland.co.uk/hardness.htm
Askeland., D. R., 1985, “The Science and Engineering of Material”, Alternate Edition, PWS
Engineering, Boston, USA
Dieter, E. George, 1993, “Metalurgi Mekanik”, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
http://www.calce.umd.edu/general/facilities/hardness_ed_.htm
http://www.geology.csupomona.edu/alert/mineral/hardness.htm
http://www.gordonengland.co.uk/hardness.htm
Tim Laboratorium metalurgi, 2009, “Panduan Praktikum Laboratorium Metalurgi II”, Cilegon:
FT. Untirta.