Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
com
Editor Choizes
10 bulan ago
Apa itu Skala Likert? Pengertian atau defenisi Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur
persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena
sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Skala ini merupakan suatu
skala psikometrik yang biasa diaplikasikan dalam angket dan paling sering digunakan untuk riset yang
berupa survei, termasuk dalam penelitian survei deskriptif.
Penggagas dan pencipta skala likert adalah Rensis Likert asal Amerika Serikat yang menerbitkan suatu
laporan yang menjelaskan penggunaannya. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
pencipta skala likertDalam pengukuran bidang pendidikan, skala Likert juga sering digunakan, selain juga
skala Guttman, semantik Diferensial, Rating scale, dan skala Thurstone. Dalam penggunaan skala Likert,
terdapat dua bentuk pertanyaan, yaitu bentuk pertanyaan positif untuk mengukur skala positif, dan
bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur skala negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1;
sedangkan bentuk pertanyaan negati diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5 atau -2, -1, 0, 1, 2. Bentuk jawaban skala
Likert antara lain: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan tidak setuju. Selain itu, jawaban
setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert bisa juga mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat Penting (SP), Penting (P), Ragu-
ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP).
skala likertSkala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun
negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala
Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan “netral” tak tersedia. Mengutip dari
buku Nazir M. “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia; Bogor; tahun 2005, dalam membuat skala Likert,
ada beberapa langkah prosedur yang harus dilakukan peneliti, antara lain:
1. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, memiliki relevansi dengan masalah yang
sedang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak disukai.
2. Kemudian item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi
yang ingin diteliti.
3. Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyenangi (+) atau tidak
menyukainya (-). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi
diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1
untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan.
Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi
pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun.
Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka
terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan
lima pilihan skala dengan format seperti:
Skor 4. (Setuju/Baik/suka)
4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu
tersebut.
5. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor tinggi dan
skor rendah dalam skala total. Misalnya, responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk
melihat sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak menunjukkan
beda yang nyata, apakah masuk dalam skortinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan
konsistensi internal dari pertanyaan.
Sekolompok tim mahasiwa gizi sedang melakukan uji organoleptik (pengujian terhadap bahan makanan
berdasarkan kesukaan) sebuah produk dengan menggunakan skala Likert. Aspek yang akan diukur dalam
uji organoleptik tersebut adalah cita rasanya. Ada 100 responden atau panelis yang memberikan
jawaban dari angket yang diberikan. Berikut rangkuman hasil penilaian 100 responden tersebut.
Rumus: T x Pn
Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus diketahui skor tertinggi (X) dan skor terendah
(Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah skor tertinggi untuk item “Sangat Suka” adalah 5 x 100 = 500, sedangkan item “Sangat Tidak
Suka” adalah 1 x 100 = 100. Jadi, jika total skor penilaian responden diperoleh angka 247, maka penilaian
interpretasi responden terhadap cita rasa produk tersebut adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan
menggunakan rumus Index %.
Pra Penyelesaian
Sebelum menyelesaikannya kita juga harus mengetahui interval (rentang jarak) dan interpretasi persen
agar mengetahui penilaian dengan metode mencari Interval skor persen (I).
Rumus Interval
Maka = 100 / 5 = 20
Hasil (I) = 20
Penyelesaian Akhir
Ada beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan dalam merancang skala pengukuran pada
penelitian perilaku misalnya skala thurstone, guttman, dan likert. Skala thurstone dapat digunakan untuk
menduga preferensi individu dengan menggunakan nilai frekuensi responnya. Posisi dari butir-butir
pertanyaan dapat diperoleh dengan mengambil rataan dari persentil sebaran normal baku berdasarkan
proporsi preferensi responden terhadap sebuah butir pertanyaan (Lipovetsky 2007).
Skala guttman menggunakan skala kumulatif dimana jika individu setuju pada butir pertanyaan tertentu,
maka individu tersebut juga setuju pada semua butir pertanyaan lain yang lebih lemah (pertanyaan
sebelumnya). Skala guttman jarang dipakai peneliti karena membutuhkan upaya yang lebih gigih untuk
mendapatkan butir-butir pertanyaan yang valid (Uhlaner 2002). Skala yang paling mudah digunakan
adalah skala likert. Skala likert menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku
individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir pertanyaan, sangat setuju, setuju, tidak
memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Likert 1932). Kemudahan penggunaan skala likert
menyebabkan skala ini lebih banyak digunakan oleh peneliti.
1. Skala Likert lebih mudah membuatnya dibanding skala Thurstone. Selain itu, Skala Likert mempunyai
reliabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan skala Thurstone untuk jumlah item yang sama. Makin
banyak jumlah item, maka makin kurang reliabilitasnya. Skala Likert dapat memperlihatkan item yang
dinyatakan dalam beberapa respons alternatif (SS=sangat setuju, S=setuju,R=ragu-ragu, TS=tidak setuju,
STS=sangat tidak setuju). Sedangkan skala Thurstone hanya membuka dua alternatif saja.
2. Dalam menyusun skala, item-item yang tidak jelas menunjukkan hubungan dengan sikap yang sedang
diteliti masih dapat dimasukkan ke dalam skala. Dalam menyusun skala Thurstone, yang dimasukkan
hanya item-item yang telah disetujui bersama dan jelas berhubungan dengan sikap yang ingin diteliti saja
yang dapat dimasukkan.
3. Skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih jelas dan nyata tentang pendapatan atau sikap
responden tentang isu yang dipertanyakan karena jangka responsi yang lebih besar.
1. Skala Likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan
berapa kali satu individu lebih baik dari individu yang lain. Hal ini karena ukuran yang digunakan adalah
ukuran ordinal.
2. Kadang kala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyak pola respons
terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama. Adanya kelemahan di atas sebenarnya dapat
dipikirkan sebagai error dari respons yang terjadi.
Nah, demikian sekilas gambaran mengenai pengertian, contoh hitungan, dan keunggulan skala Likert
yang digunakan dalam penelitian. Semoga tulisan yang dirangkum dari berbagai sumber ini dapat
menambah wawasan anda. Jika bermanfaat, jangan lupa share ke teman-teman anda di media sosial.
Categories: Penelitian
Leave a Comment
diedit.com
Powered by WordPress
Back to top
Informasi Serupa