OLEH :
HARMILATI, S.Pd
NIP.197712312003122003
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Artinya pengajaran membaca merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari
alat dan media fungsional dalam pendidikan secara umum secara operasional.
Pengajaran membaca merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengajaran
bahasa. Dalam hal ini pengajaran membaca mempunyai kedudukan ganda, yaitu
sebagai alat dan media fungsional dari pengajaran bahasa. (Busri, 2002:1-3)
ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para ahli telah
meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
reading and competition merupakan sebuah program komprehensif atau luas dan
lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis. Guru yang menggunakan metode
pembelajaran tipe CIRC, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa dimana setiap
minggu guru menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas
tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok
haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,
Selama ini tanpa disadari sistem belajar Bahasa Indonesia dihampir semua
sekolah telah menyebabkan kebosanan terhadap suasana belajar dikelas. Dalam arti
kaku bahkan kadang menegangkan, baik disebabkan oleh gurunya ataupun siswanya
WAKATOBI diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS tergolong
rendah jika dibandingkan dengan kelas-kelas lainnya. Ini terlihat dari rendahnya hasil
ulangan siswa. Keadaan ini diperparah lagi dengan penggunaan metode pembelajaran
yang dipakai guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Metode yang
dipakai guru dalam mengajar yaitu metode pembelajaran dengan sistem ceramah,
mengajar di dalam kelas menjadi pasif hal ini dapat dilihat dari jarangnya peserta
didik mengajukan pertanyaan serta anggapan siswa bahwa BI adalah pelajaran yang
menyebabkan kegiatan proses belajar mengajar tidak sesuai dengan yang diharapkan
yaitu siswa bisa berpikir kreatif dan mandiri. Dewasa ini muncul berbagai metode
pembelajaran sebagai pilihan bagi guru dalam mengajar, sehingga kreatifitas guru
dituntut dalam menerapkan metode pembelajaran yang dipilih. Oleh karena itu
Pelajaran 2015-2016
B. Identifikasi Masalah.
1. Guru lebih berkonsentrasi untuk melatih siswa agar dapat menyelesaikan soal,
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
WAKATOBI.
TIPE CIRC
E. Manfaat
Berupa manfaat bagi siswa, guru, sekolah, atau komponen yang terkait. lebih baik
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
golongan
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
merupakan upaya yang dilakukan oleh guru, Instruktur, pembelajar dengan tujuan
untuk membantu siswa atau si belajar agar ia belajar dengan mudah. Agar si belajar
media yang meliputi buku teks, majalah, surat kabar, dan sebagainya yang kemuudian
proses yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan (a goal-directed learning) yang
Proses pembelajaran yang melibatkan guru (instruktur), si belajar, dan buku teks ini
diidentifikasi sebagai pembelajaran tradisional. Isi atau bahan ajar yang dibelajarkan
kepada si belajar terdapat dalam buku teks, dan guru bertanggung jawab untuk
biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan guru atau instrukturnya. Yaitu dengan
jalan menuntut guru belajar lebih banyak tentang pengetahuan dan metode
(dick & Carey, 1985). Lebih jauh kedua pakar tersebut mengemukakan pandangannya
merupakan suatu proses yang sistematis di mana setiap komponen memiliki arti yang
secara spesifik dan diharapkan. Dengan kata lain, pembelajaran adalah tindak kegiatan
(the conduct of activities) yang difokuskan pada hal-hal khusus yang dipelajari oleh si
belajar. (Smith dan Ragan, 1993).Walaupun kita tahu bahwa belajar mungkin saja
terjadi tanpa pembelajaran atau dilakukan secara insidental, namun demikian dampak
pembelajaran tersebut terhadap belajar sangat bermanfaat dan biasanya mudah diamati.
spesific learning objektive), maka pembelajaran itu mungkin akan lebih berhasil atau
lebih efektif dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pembelajaran dapat diartikan
juga sebagai serangkaian peristiwa eksternal yang dirancang yang memilki pengaruh
peristiwa yang bersifat eksternal ini bukannya yang menimbulkan belajar, akan tetapi
(setyosari,2001:1-3).
1. Pengertian Membaca
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal, yaitu MAN 1 Wakatobi yang dikenal
dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah
bunyi bahasa. Sementara itu proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan
mencakup (1) membacamerupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, (3)
informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai
sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika
membaca.Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca.
konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui
beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah
dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks (Rahim,
2008:2-3)
memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan
lisan (oral reading). Membaca adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat
dalam yang tersurat, melihat pikiran dalam kata-kata yang terkandung di dalam
dapat dipandang sebagai : (1) Suatu proses, (2) Membaca menggunakan media
tulisan, (3) dapat dilisankan atau dibaca dalam hati, dan (4) dengan tujuan utama
digolongkan atas Reading the lines, reading between the lines, dan reading beyond
ekstensif. Selain itu ada juga yang menggolongkan membaca pemahaman menjadi
teks, dan membaca pemahaman yang ada dibalik teks. Berikut ini penggolongan
E.E Sochor, yaitu kemampuan membaca literal, kemampuan membaca kritis, dan
Guru yang unggul sadar apa yang dikerjakan dengan baik dan apa yang
setiap siswa memiliki pengalaman kemahiran. Guru yang ahli ialah guru
4) Pembaca yang Baik Memegang Peranan yang Strategis dan Berperan Aktif
Siswa perlu setiap hari mengakrabi teks dalam berbagai tingkat kesukaran.
dipersyaratkan.
pada Berbagai Tingkat Kelas. Siswa perlu membaca setiap hari teks dari
tingkat yang berbeda. Apabila tingkat teks akan digunakan, guru hendaknya
Membaca.
menentukan usia yang tepat untuk belajar makna yang tepat dari kata. Awal
sinonim, makna ganda, definisi abstrak, dan seterusnya. Selain itu, Snow,
Griffin & Burns (dalam Mclauhglin & Allen, 2002) mengamati, “Belajar
jelas dan nyata dan merespons dengan cara-cara yang bermakna, selalu
pemahaman.
Pemahaman. Asesmen merupakan koleksi data, seperti nilai tes dan catatan-
adalah interpretasi dan analisis dari data. Menilai kemajuan siswa penting
B. Kerangka Berpikir
Bagan Kerangka Berpikir
GURU CIRC
SISWA
Hasil Belajar
Proses Belajar
adalah model pembelajaran dengan strategi kelompok belajar yang terdiri dari 4 sampai 5
siswa yang heterogen dari kemampuan belajarnya, ada siswa yang kemampuan
belajarnya tinggi, sedang maupun rendah. Setiap anggota saling membantu untuk
menutupi kekurangan temannya. Ada proses diskusi, saling tukar pendapat teman
sebayanya.
terjalin adalah hubungan positif. Inti dari model pembelajaran cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian
para siswa bergabung pada kelompoknya yang terdiri atas 4 sampai 5 siswa untuk
menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka menyerahkan
(CIRC) dibandingkan dengan metode ceramah adalah keaktifan siswa akan terlihat
dengan antusias dan kerja sama siswa antara satu kelompok untuk memecahkan masalah
yang telah diberikan oleh guru. Adanya keaktifan siswa ini maka diharapkan akan
meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa akan lebih bisa memahami materi dengan
mempelajari secara bersama-sama dari pada hanya dijelaskan oleh guru. Peningkatan
belajar terjadi tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran, atau aktivitas belajar.
Tugas-tugas belajar yang kompleks seperti pemecahan masalah, berfikir kritis, dan
kooperatif. Siswa sering beranggapan bahwa belajar telah selesai sekali mereka telah
menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi kelompok
kooperatif dari pada mereka bekerja secara individu. Materi yang dipelajari siswa
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : ‘’dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif type CIRC, pada materi Meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman’ maka hasil belajar siswa kelas XI PIS 1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Wakaktobi’
dapat meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semesster ganjil tahun ajaran 2015/2016
Yang bertempat di Madrasah Aliyah Negeri 1 Wakaktobi pada siswa kelas XI IPS I
B. Subyek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS MAN 1 WAKATOBI
Objek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 34 siswa yang
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang diperoleh dari lembar
observasi dan jurnal refleksi diri. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas,
1. Faktor siswa, yaitu melihat kemampuan siswa dalam mempelajari materi bahasa
Composition (CIRC)
Composition (CIRC)
E. Instrument Penelitian
Mendapatkan data-data yang dibutuhkan, maka instrumen penelitian yang
digunakan adalah:
sedang berlangsung. Dokumentasi ini sangat membantu pada pengumpulan data dan
digunakan pada kerangka atau landasan teori, penyusunan hipotesis secara tajam.1
diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah didaftar menurut kategorinya.2
Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa pada proses
efektif atau tidak. Selain itu untuk meneliti tingkat keaktifan siswa selama proses
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran aktif dari siswa pada
Composition (CIRC).
3. Metode Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan
manusia secara tidak langsung yaitu melalui respon seseorang terhadap sejumlah
1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 181.
2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), edisi revisi, h.
30-31.
stimulus atau pertanyaan.3 Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
Reading and Composition (CIRC). Dengan menggunakan tes ini peneliti akan
diharapkan peneliti.
4. Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk diminta
F. Alur Penelitian
Adapun desain penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
Perencanaan
3
Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, (Yogyakarta: Mitra Cendikia
Press, 2008), h. 67.
Siklus 1
Pelaksanaan
Pengamatan
na
Refleksi
Perencanaan
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua tahap siklus. Kedua tahap tersebut
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
kelas.
pembelajaran.
Lembar observasi yang dibuat adalah lembar observasi untuk siswa, antara lain meliputi :
a) Keaktifan bertanya
b) Keaktifan berdiskusi
c) Keaktifan presentasi
b. Pelaksanaan Tindakan
apersepsi.
dipresentasikan.
hasilpekerjaan temannya
8) Guru menyuruh siswa yang sudah faham untuk membina siswa lain yang belum
bisa.
c. Pengamatan Tindakan
Selama kegiatan pembelajaran observasi mengamati dan mencatat hasil dalam
lembar observasi yang akan digunakan sebagai dasar refleksi siklus I dipadukan
b. Refleksi
kerja siswa lembar pengamatan yang telah diisi dari hasil diskusi yang dilakukan
kelebihan yang terdapat pada siklus I. Hasil analisis siklus I merupakan acuan
2. Siklus II
a. Perencanaan tindakan
disampaikan di kelas.
kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi yang dibuat adalah lembar observasi untuk siswa, antara lain meliputi:
a) Keaktifan bertanya
b) Keaktifan berdiskusi
c) Keaktifan presentasi
apersepsi.
dipresentasikan.
pekerjaan temannya
8) Guru menyuruh siswa yang sudah faham untuk membina siswa lain yang belum
bisa.
13) Guru memberikan beberapa soal lain sebagai tugas rumah individu yang harus
c. Pengamatan Tindakan
lembar observasi yang akan digunakan sebagai dasar refleksi siklus II dipadukan
yang telah diisi dari hasil diskusi yang dilakukan peneliti dan pengamat.Analisis
dilakukan untuk mengukur kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada siklus
II.Hasil analisis siklus II. Sekaligus refleksi siklus I & II dijadikan rangkuman
tehnik kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa data-data yang berupa
angka-angka, maka analisis yang digunakan yaitu presentase dengan rumus adalah:
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
Nilai = = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
G.Indikator kerja
Berdasarkan ketentuan dan keadaan siswa di sekolah tempat penelitian ini, yang
melalui model pembelajaran CIRC dapat memperoleh nilai minimal 70 (ketentuan dari
sekolah). Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar secara individu
apabila siswa tersebut telah mempeoleh nilai ≥ 70 (KKM dari MAN 1 Wakaktobi)
H. Jadwal kegiatan.
No Kegiatan BULAN
1 Penyusunan desain
dan operasional
2 Pembuatan perangkat
peer teaching
3 Pelaksanaan tindakan
4 Pengumpulan data
5 Analisis data
6 Pembuatan draft
7 Seminar
8 Pembuatan lpaoran
akhir
Instrumen 1 RPP
PERTEMUAN PERTAMA
STRATEGI PEMBELAJARAN
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Memahami ragam Membedakan fakta dan Siswa dapatMampu
wacana tulis dengan opini pada editorial atau menemukan fakta dan
membaca cepat tajuk rencana dengan opini penulis editorial atau
dan membaca intensif membaca intensif tajuk rencana
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Nilai Budaya
TAHAP Dan Karakter
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Bangsa
PEMBUKA Guru menyampaikan KD kepada Bersahabat/
(Apersepsi) siswa. komunikatif
Guru dan siswa bertanya jawab
mengenai pengertian editorial/ tajuk
rencana, membaca intensif dan
fakta dan opini
Guru-siswa bertanya jawab
mengenai pengertian fakta dan opini
INTI Eksplorasi Mandiri
PERTEMUAN KEDUA
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Nilai Budaya
TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN Dan Karakter
Bangsa
PEMBUKA Guru menanyakan kembali materi Bersahabat/
(Apersepsi) pada pertemuan sebelumnya. komunikatif
Guru meminta salah seorang siswa
menjelaskan materi tentang fakta
dan opini.
INTI Eksplorasi Mandiri
Siswa membaca teks bacaan yang
ada pada buku siswa.
Elaborasi
Guru meminta kepada Siswa untuk
duduk berkelompok.
Guru meminta wakil kelompok yang
belum tampiluntuk
mempresentasekan hasil diskusi
kelompoknya didepan kelas secara
bergiliran.
Kelompok yang lain memberikan
tanggapan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan hal-hal yang belum
diketahui
Menjelaskanhal-hal yang belum
diketahui.
PENUTUP Guru meminta kepada siswa Bersahabat/
(Internalisasi & persepsi) mengemukakan pengalaman pada komunikatif
saat mempresentasekan hasil
diskusi.
Guru memberikan motivasi
mengenai materi yang telah
diajarkan.
Siswa mengerjakan uji kompetensi
Siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan kuis uji teori
NAMA SISWA :
KELAS/NO. ABSEN :
TANGGAL PENILAIAN :
KOMPETENSI DASAR : Membedakan fakta dan opini pada editorial atau tajuk
rencana dengan membaca intensif
Wangi-Wangi, 2015
Mengetahui
Kepala SMA/MA Guru Mata Pelajaran
3. sebutkan kata-kata
Essay yang menjadi ciri khas
fakta dan opini.
4. Kemukakan kembali
uraian
dengan bahasa sendiri
mengenai isi bacaan yang
telah Anda baca.
DAFTAR NILAI SISWA
KELAS XI IPS I
Tes
1 ABDUL HAMID
2 AFINI
3 ALMUSTAJAR RIANTO
4 FENI FEBRIANTI
5 FITRA YANA
6 GUSTIAN
7 HASMIRA SUMAILI
8 IKMAL
9 IRDAYANTI
10 IRWAN SIDIK
11 KAMARUDIN
12 KARLINA
13 KURNIA AYHUA
14 LD. ARDIN J
15 LINDA MAWARNI
16 MALIADIN
17 MARIONO
18 NIA ELBINA
19 NINING MALINDO
20 RISNAWATI
22 WD. SUHARNI
23 WA SIRIMASI
24 JAMILA
25 WD. ROSMIATI
26 NURMAHERA
27 WD. NINGSUH
28 CINDI AMELIA
29 WD. AGUSTIANI
30 FANI RAMAYANTI
31 AYU RUSTIANA
32 LD. HAJI
33 ZUHURIA
34 LILI HARDIYANTI
Lembar Kerja Siswa. (LKS 1)
Ringkasan Materi.
Didalam bacaan terdapat fakta dan opini. Fakta dalam bacaan adalah hal-hal
faktual yang diambil dari peristiwa atau gejala tertentu di masyarakat. Adapun
opini adalah argumnet atau tanggapan seseorang terhadap peristiwa atau gejala
berikut
terjadi,