Anda di halaman 1dari 35

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE

PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND


COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS XI IPS I MAN I WAKATOBI
TAHUN PELAJARAN 2015-2016

OLEH :

HARMILATI, S.Pd
NIP.197712312003122003

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 WAKATOBI


KABUPATEN WAKATOBI
2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE
PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS XI IPS I MAN I WAKATOBI
TAHUN PELAJARAN 2015-2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengajaran membaca merupakan bagian integral dalam konteks pendidikan.

Artinya pengajaran membaca merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari

keutuhan pendidikan. Oleh karena itu, pengajaran membaca berkedudukan sebagai

alat dan media fungsional dalam pendidikan secara umum secara operasional.

Pengajaran membaca merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengajaran

bahasa. Dalam hal ini pengajaran membaca mempunyai kedudukan ganda, yaitu

sebagai alat dan media fungsional dari pengajaran bahasa. (Busri, 2002:1-3)

Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan

pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan

pengembangan keterampilan sosial. Beberapa ahli berpendapat bahwa pembelajaran

ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para ahli telah

menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat

meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar Metode pembelajaran cooperative integrated

reading and competition merupakan sebuah program komprehensif atau luas dan
lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis. Guru yang menggunakan metode

pembelajaran tipe CIRC, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa dimana setiap

minggu guru menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas

tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok

haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,

memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

Selama ini tanpa disadari sistem belajar Bahasa Indonesia dihampir semua

sekolah telah menyebabkan kebosanan terhadap suasana belajar dikelas. Dalam arti

lingkungan belajar yang semestinya berjalan kondusif berubah menjadi membosankan

kaku bahkan kadang menegangkan, baik disebabkan oleh gurunya ataupun siswanya

sehingga berimplikasi terhadap penguasaan materi yang disampaikan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru BI MAN 1

WAKATOBI diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS tergolong

rendah jika dibandingkan dengan kelas-kelas lainnya. Ini terlihat dari rendahnya hasil

ulangan siswa. Keadaan ini diperparah lagi dengan penggunaan metode pembelajaran

yang dipakai guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Metode yang

dipakai guru dalam mengajar yaitu metode pembelajaran dengan sistem ceramah,

dengan didominasinya pembelajaran menggunakan metode ceramah kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas menjadi pasif hal ini dapat dilihat dari jarangnya peserta

didik mengajukan pertanyaan serta anggapan siswa bahwa BI adalah pelajaran yang

membosankan dan selalu dianggap mudah. Adanya serangkaian permasalahan di atas

menyebabkan kegiatan proses belajar mengajar tidak sesuai dengan yang diharapkan

yaitu siswa bisa berpikir kreatif dan mandiri. Dewasa ini muncul berbagai metode

pembelajaran sebagai pilihan bagi guru dalam mengajar, sehingga kreatifitas guru
dituntut dalam menerapkan metode pembelajaran yang dipilih. Oleh karena itu

penulis mengangkat judul penelitian ‘’ Peningkatan Kemampuan Membaca

Pemahaman Melalui Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) pada Siswa Kelas XI IPS I MAN I Wakatobi Tahun

Pelajaran 2015-2016

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang, masalah yang teridentifikasi antara lain :

1. Guru lebih berkonsentrasi untuk melatih siswa agar dapat menyelesaikan soal,

dengan terampil sehingga penguasaan pemahaaman terabaikan.

2. Guru lebih mendominasi pembelajaran terutama dalam penyelesaian soal,

sehingga siswa sulit mengkomunikasikan ide-idenya.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa MAN 1

WAKATOBI dengan Metode Pembelajaran Kooperatif TIPE CIRC?

2. Bagaimana Hasil Ketuntasan Belajar Membaca pemahaman siswa MAN 1

WAKATOBI dengan M etode Pembelajaran Kooperatif TIPE CIRC?

D. Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah

a. Untuk memperoleh deskripsi objektif tentang peningkatan kemampuan membaca

pemahaman dengan metode pembelajaran Kooperatif TIPE CIRC Siswa MAN I

WAKATOBI.

b. Untuk memperoleh deskripsi objektif tentang hasil Ketuntasan Belajar Membaca


Pemahaman Siswa MAN 1 WAKATOBI DENGAN Metode Pembelajaran Kooperatif

TIPE CIRC

E. Manfaat

Berupa manfaat bagi siswa, guru, sekolah, atau komponen yang terkait. lebih baik

kemukakan hal yang berupainovasi.

1. Manfaat Teoritis

Mendapatkan teori baru untuk meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman

dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC di MAN I WAKATOBI dan

sebagai bahan referensi guru-guru pelajaran bahasa indonesia.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi siswa: hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan

berbahasa dan terjadi kemajuan belajar pada mata pelajaran…lain.

2. Bagi peneliti [guru]: dapat meningkatkan profesionalisme dan bisa digunakan

untuk pengembangan profesi dalam perolehan angka kredit untuk naik ke

golongan

3. Bagi sekolah : dengan adanya guru-guru melakukan penelitian tindakan kelas

berarti proses pembelajaran di kelas sangat berkualitas sehingga terjadi

perubahan positif mengarah pada sekolah unggul.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

Pembelajaran merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan

untuk membantu memfasilitasi belajar orang lain. Secara khusus pembelajaran

merupakan upaya yang dilakukan oleh guru, Instruktur, pembelajar dengan tujuan

untuk membantu siswa atau si belajar agar ia belajar dengan mudah. Agar si belajar

dapat belajar dengan mudah, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai

media yang meliputi buku teks, majalah, surat kabar, dan sebagainya yang kemuudian

diidentifikasi sebagai media cetak. Pembelajaran juga dimaksudkan sebagai suatu

proses yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan (a goal-directed learning) yang

direncanakan lebih dahulu (Romiszoski, 1981) dalam Setyosari(2001:1).

Proses pembelajaran yang melibatkan guru (instruktur), si belajar, dan buku teks ini

diidentifikasi sebagai pembelajaran tradisional. Isi atau bahan ajar yang dibelajarkan

kepada si belajar terdapat dalam buku teks, dan guru bertanggung jawab untuk

mengajarkan isi tersebut kepada si belajar. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan guru atau instrukturnya. Yaitu dengan

jalan menuntut guru belajar lebih banyak tentang pengetahuan dan metode

pembelajaran yang selanjutnya digunakan untuk menyampaikan isi kepada si belajar

(dick & Carey, 1985). Lebih jauh kedua pakar tersebut mengemukakan pandangannya

tentang proses pembelajaran modern. Mereka menyatakan bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses yang sistematis di mana setiap komponen memiliki arti yang

sangat penting untuk keberhasilan belajar. Pandangan tentang proses pembelajaran

sebagai sistem inilah yang kemudian mendasari rancangan pembelajaran (instructional

design) sebagai sebuah sistem pe inmbelajaran juga merupakan penyampaian berbagai


informasi dan aktifitas yang diharapkan untuk memudahkan pencapaian tujuan belajar

secara spesifik dan diharapkan. Dengan kata lain, pembelajaran adalah tindak kegiatan

(the conduct of activities) yang difokuskan pada hal-hal khusus yang dipelajari oleh si

belajar. (Smith dan Ragan, 1993).Walaupun kita tahu bahwa belajar mungkin saja

terjadi tanpa pembelajaran atau dilakukan secara insidental, namun demikian dampak

pembelajaran tersebut terhadap belajar sangat bermanfaat dan biasanya mudah diamati.

Apabila pembelajaran dirancang untuk mencapai suatu tujuan belajar tertentu (a

spesific learning objektive), maka pembelajaran itu mungkin akan lebih berhasil atau

lebih efektif dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pembelajaran dapat diartikan

juga sebagai serangkaian peristiwa eksternal yang dirancang yang memilki pengaruh

terhadap proses-proses belajar sehingga dapat meningkatkan belajar. Peristiwa-

peristiwa yang bersifat eksternal ini bukannya yang menimbulkan belajar, akan tetapi

peristiwa-peristiwa ini hanyalah mendukung proses internal dalam diri si belajar

(setyosari,2001:1-3).

1. Pengertian Membaca

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak

hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca

merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.

Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,

pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.

Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan

kamus (CrawleyMountain, 1995).danTiga istilah sering digunakan untuk

memberikan komponen dasar proses membaca, yaitu recording, decoding, dan

meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian


mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang

digunakan, sedangakan proses decoding (penyandian) merujuk pada proses

penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Proses recording dan decoding

biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal, yaitu MAN 1 Wakatobi yang dikenal

dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah

proses perseptual, yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-

bunyi bahasa. Sementara itu proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan

di kelas-kelas tinggi MAN 1 Wakatobi. Di samping keterampilan decoding,

pembaca juga harus memilki keterampilan memahami makna

(meaning).Pemahaman makna berlangsung melalui berbagai tingkat, mulai dari

tingkat pemahaman literal sampai kepada pemahaman iterpretatif, kreatif dan

evaluatif. Dengan demikian , dapat dikatakan bahwa membaca merupakan

gabungan proses perseptual dan kognitif, seperti dikemukakan olehCrawley dan

Mountain(1995).Klein, dkk.(1996) mengemukakan bahwa definisi membaca

mencakup (1) membacamerupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, (3)

membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan

informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai

peranan yang utama dalam membentuk makna Membaca juga merupakan

strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang

sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika

membaca.Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca.

Membaca adalah interaktif.Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada

konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui

beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah

dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks (Rahim,
2008:2-3)

2. Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman Orang mengartikan membaca secara beragam. Hal

ini disebabkan oleh pandangan yang berbeda-beda dari orang-orang tersebut

terhadap proses membaca. Donochiaro & Bonomo mengartikan membaca sebagai

memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan

tertulis.Membaca juga diartikan sebagai suatu kemampuan/keterampilan untuk

melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis

tersebut melalui fonik (suatu metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan,

berdasarkan interpetasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi/menuju membaca

lisan (oral reading). Membaca adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat

dalam yang tersurat, melihat pikiran dalam kata-kata yang terkandung di dalam

kata-kata yang tertulis.Dari definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa membaca

dapat dipandang sebagai : (1) Suatu proses, (2) Membaca menggunakan media

tulisan, (3) dapat dilisankan atau dibaca dalam hati, dan (4) dengan tujuan utama

untuk memperoleh pesan/informasi/makna tertulis (Wahyuni, 2002:2-3).

Keterampilan atau kemampuan membaca pemahaman ditekankan pada sejumlah

teori bagaimana memahami bacaan. Dalam memberi level membaca pemahaman,

para ahli berbeda-beda istilah. Menurut Edgar Dale, membaca pemahaman

digolongkan atas Reading the lines, reading between the lines, dan reading beyond

the linnes. Sedangkan Oka, menggolongkan membaca pemahaman menjadi

membaca tersurat, membaca tersirat, dan membaca tersorot. Tarigan

menggolongkan membaca pemahaman menjadi membaca intensif dan membaca

ekstensif. Selain itu ada juga yang menggolongkan membaca pemahaman menjadi

membacaeksplist dan implisit


Apapun penggolongan mereka terhadap membaca pemahaman, namun pada

prinsipnya mereka membedakan antara membaca pemahaman yang tampak pada

teks, dan membaca pemahaman yang ada dibalik teks. Berikut ini penggolongan

level membaca pemahaman dengan menggunakan istilah Russel, Mrtha L King,

E.E Sochor, yaitu kemampuan membaca literal, kemampuan membaca kritis, dan

kemampuan membaca kreatif (Wahyuni, 2002:29).

3. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

keberhasilan membaca. Menurut McLaughlin & Allen (2002), prinsip-prinsip

membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman

membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini:

1) Pemahaman Merupakan Proses Konstruktivis Sosial

Teori konstruktivis memandang pemahaman dan penyusunan bahasa

sebagai suatu proses membangun. Menurut Cox (1999) anak-anak terus-

menerus membangun makna baru pada dasar pengetahuan sebelumnya

yang mereka miliki untuk proses komunikasi.

2) Keseimbangan Kemahiraksaraan Adalah Kerangka Kerja Kurikulum yang

Membantu perkembangan pemahaman. Keseimbangan kemahiraksaraan

merupakan kerangka kerja kurikulum yang memberikan kedudukan yang

sama antara membaca dan menulis serta mengenal pentingnya dimensi

kognitif dan efektif kemahiraksaraan. Kemahiraksaraan makna

membuatnya terlibat dalam proses membaca dan menulis secara penuh,

walaupun mengenal pentingnya strategi dan keterampilan yang digunakan

oleh pembaca dan penulis yang ahli.


3) Guru Membaca yang Profesional (unggul) Memengaruhi Belajar Siswa

Guru yang unggul sadar apa yang dikerjakan dengan baik dan apa yang

dibutuhkan siswa untuk berhasil. Guru yang unggul mengetahui pentingnya

setiap siswa memiliki pengalaman kemahiran. Guru yang ahli ialah guru

yang membuat perbedaan pada keberhasilan siswa.

Peranan guru dalam proses membaca, antara lain menciptakan pengalaman

yang memperkenalkan, memelihara atau memperluas kemampuan siswa

untuk memahami teks. Hal ini mempersyaratkan guru melaksanakan

pembelajaran dengan langsung, memodelkan, membantu meningkatkan,

memfasilitasi, dan mengikutsertakan dalam pembelajaran.

4) Pembaca yang Baik Memegang Peranan yang Strategis dan Berperan Aktif

dalam Proses Membaca.

Dalam paradigma baru, kurikulum menekankan hubungan yang kuat antara

kemahiraksaraan dan isi. Siswa belajar pentingnya membaca, menulis, dan

berpikir kritis untuk keefektifan belajar mandiri. Mereka belajar bagaimana

menggunakan kemahiraksaraan sebagai salah satu alat menemukan dan

menguasai isi bacaan. Strategi yang berdasarkan kemahiraksaraan

mendukung kurikulum baru dengan menekankan proses belajar, berpikir

kritis, dan memonitor diri sendiri.

5) Membaca Hendaknya Terjadi dalam Kontek yang Bermakna

Siswa perlu setiap hari mengakrabi teks dalam berbagai tingkat kesukaran.

Ketika tingkat teks yang sedang digunakan guru membantu siswa

meningkatkan pengalaman belajar dan siswa menerima berbagai tingkat

dukungan, tergantung pada tujuan dan setting pengajaran. Sebagai contoh,

apabila teks tersebut merupakan tantangan, guru bisa menggunakan


membaca nyaring untuk memberikan dukungan yang penuh pada siswa.

Apabila teks itu tepat untuk pembelajaran, siswa mempunyai dukungan

seperti yang diperlukan, dengan dorongan guru atau tanggapan apabila

dipersyaratkan.

6) Siswa Menemukan Manfaat Membaca yang Berasal dari Berbagai Teks

pada Berbagai Tingkat Kelas. Siswa perlu membaca setiap hari teks dari

tingkat yang berbeda. Apabila tingkat teks akan digunakan, guru hendaknya

memberikan bantuan untuk meningkatkan dan memperluas pengalaman

belajar siswa, seterusnya siswa menerima berbagai tingkat dukungan

tergantung pada tujuan dan setting pengajaran. Bertransaksi dengan

berbagai jenis materi bacaan akan meningkatkan pemahaman siswa.

7) Perkembangan Kosakata dan Pembelajaran Mempengaruhi Pemahaman

Membaca.

Teori konstruktivis sosial memainkan peranan yang penting pada

perkembangan kosakata. Menurut Burns, Roe, da Ross (1996) sukar

menentukan usia yang tepat untuk belajar makna yang tepat dari kata. Awal

pada proses perkembangan bahasa, mereka belajar membedakan antonim,

sinonim, makna ganda, definisi abstrak, dan seterusnya. Selain itu, Snow,

Griffin & Burns (dalam Mclauhglin & Allen, 2002) mengamati, “Belajar

konsep-konsep baru dan kata-kata yang menyandikannya merupakan

perkembangan pemahaman yang penting.”

8) Pengikutsertaan adalah Suatu Faktor Kunci pada Proses Pemahaman.

Keterlibatan pembaca bertransaksi dengan cetakan membangun

pemahaman bedasarkan pada hubungan antara pengetahuan sebelumnya

dengan informasi baru. Tierry (dalam Mclauhglin & Allen, 2002)


menggambarkan proses berpikir dan menyarankan menjadi bagian dari

cerita dalam pikiran mereka. Guru bisa mempertahankan dan

mengembangkannya dengan mendorong siswa membaca untuk tujuan yang

jelas dan nyata dan merespons dengan cara-cara yang bermakna, selalu

memusatkan pada pemahaman, hubungan pribadi dan tanggapan pembaca.

9) Strategi dan Keterampilan Membaca Bisa Diajarkan

Penelitian terakhir mendemonstrasikan bahwa ketika siswa mengalami

strategi pemahaman langsung, stategi tersebut meningkatkan pemahaman

teks tentang topik baru. Pertanyaan-pertanyaan pemahaman sering timbul

pada tingkat pemahaman literal, ditugaskan dan kemudian dikoreksi,

pemahaman dinilai tetapi tidak diajarkan (Hubert dkk,1998). Mengaitkan

keterampilan dan strategi-strategi bisa mempermudah siswa memahami

strategi pemahaman yang umunya lebih kompleks dari keterampilan

pemahaman.

10) Asesmen yang Dinamis Menginformasikan Pembelajaran Membaca

Pemahaman. Asesmen merupakan koleksi data, seperti nilai tes dan catatan-

catatan informal untuk mengukur hasil belajar siswa, sedangkan evaluasi

adalah interpretasi dan analisis dari data. Menilai kemajuan siswa penting

karena memungkinkan guru menemukan kelebihan dan kekurangan,

merencanakan pengajaran dengan tepat, mengomunkasikan kemajuan siswa

kepada orang tua, dan untuk mengevaluasi keefektifan strategi mengajar.

B. Kerangka Berpikir
Bagan Kerangka Berpikir

GURU CIRC

SISWA
Hasil Belajar

Proses Belajar

Motode pembelajaran cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC)

adalah model pembelajaran dengan strategi kelompok belajar yang terdiri dari 4 sampai 5

siswa yang heterogen dari kemampuan belajarnya, ada siswa yang kemampuan

belajarnya tinggi, sedang maupun rendah. Setiap anggota saling membantu untuk

menutupi kekurangan temannya. Ada proses diskusi, saling tukar pendapat teman

sebayanya.

Kepemimpinan mengatur pembelajaran didalam kelompoknya sehingga yang

terjalin adalah hubungan positif. Inti dari model pembelajaran cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian

para siswa bergabung pada kelompoknya yang terdiri atas 4 sampai 5 siswa untuk

menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka menyerahkan

pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru.

Kelebihan metode pembelajaran cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dibandingkan dengan metode ceramah adalah keaktifan siswa akan terlihat

dengan antusias dan kerja sama siswa antara satu kelompok untuk memecahkan masalah

yang telah diberikan oleh guru. Adanya keaktifan siswa ini maka diharapkan akan

meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa akan lebih bisa memahami materi dengan

mempelajari secara bersama-sama dari pada hanya dijelaskan oleh guru. Peningkatan
belajar terjadi tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran, atau aktivitas belajar.

Tugas-tugas belajar yang kompleks seperti pemecahan masalah, berfikir kritis, dan

pembelajaran konseptual meningkat secara nyata pada saat digunakan strategi-strategi

kooperatif. Siswa sering beranggapan bahwa belajar telah selesai sekali mereka telah

menguasai sejumlah fakta. Bagaimanapun juga, mereka lebih memiliki kemungkinan

menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi kelompok

kooperatif dari pada mereka bekerja secara individu. Materi yang dipelajari siswa

melekat untuk periode waktu yang lebih lama.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : ‘’dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif type CIRC, pada materi Meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman’ maka hasil belajar siswa kelas XI PIS 1 Madrasah Aliyah Negeri 1 Wakaktobi’

dapat meningkat.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semesster ganjil tahun ajaran 2015/2016

Yang bertempat di Madrasah Aliyah Negeri 1 Wakaktobi pada siswa kelas XI IPS I

B. Subyek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS MAN 1 WAKATOBI

dengan jumlah keseluruhan siswa 68 siswa.

Objek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 34 siswa yang

terdiri dari 25 siswa perempuan dan 9 siswa lak-laki.

C. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang diperoleh dari lembar

observasi dan jurnal refleksi diri. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas,

karakteristik yang khas yakni adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk

memperbaiki proses pembelajaran.

D. Faktor yang Diteliti

1. Faktor siswa, yaitu melihat kemampuan siswa dalam mempelajari materi bahasa

Indonesia dengan menggunakan Strategi cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)

2. Faktor Guru, yaitu melihat bagaiman materi pembelajaran dipersiapakan dan

disampaikan dengan menerapkan strategicooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)

E. Instrument Penelitian
Mendapatkan data-data yang dibutuhkan, maka instrumen penelitian yang

digunakan adalah:

1. Dokumentasi yakni berupa foto yang mengambarkan situasi saat pembelajaran

sedang berlangsung. Dokumentasi ini sangat membantu pada pengumpulan data dan

sebagai pendukung penelitian. Metode dokumentasi ini merupakan cara

pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip yang

digunakan pada kerangka atau landasan teori, penyusunan hipotesis secara tajam.1

2. Metode Observasi sistematik yaitu observasi dimana faktor-faktor yang sudah

diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah didaftar menurut kategorinya.2

Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa pada proses

pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah proses pembelajaran berlangsung

efektif atau tidak. Selain itu untuk meneliti tingkat keaktifan siswa selama proses

pembelajaran melalui aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran

berlangsung. Analisis ini dilakukan pada instrumen lembar observasi dengan

menggunakan tehnik deskriptif melalui presentase.

Instrumen pengamatan disusun berdasarkan indikator-indikator yang bisa

mengukur tercapainya kompetensi dasar dan indikator pembelajaran bahasa Indonesia ).

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran aktif dari siswa pada

proses pembelajaran dengan mengunakan metode cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC).

3. Metode Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan

manusia secara tidak langsung yaitu melalui respon seseorang terhadap sejumlah

1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 181.
2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), edisi revisi, h.
30-31.
stimulus atau pertanyaan.3 Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa

terhadap penguasaan materi pembelajaran dengan metode cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC). Dengan menggunakan tes ini peneliti akan

mengetahui apakah hasil belajar mengalami peningkatan sesuai dengan yang

diharapkan peneliti.

4. Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk diminta

keterangan atau pendapat mengenai suatu hal. Wawancara digunakan untuk

mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan penggunaan cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC)

F. Alur Penelitian

Adapun desain penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Tahapan tindakan dapat dilihat pada bagan berikut.

Perencanaan

3
Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, (Yogyakarta: Mitra Cendikia
Press, 2008), h. 67.
Siklus 1

Pelaksanaan
Pengamatan
na

Refleksi

Perencanaan

Siklus II

Pelaksanaan
Pengamatan

Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua tahap siklus. Kedua tahap tersebut

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi adalah:

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

1) Menyiapkan rencana pengajaran dengan model cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2) Merencanakan pembuatan PR, untuk pokok bahasan yang akan disampaikan di

kelas.

3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi kegiatan

pembelajaran.
Lembar observasi yang dibuat adalah lembar observasi untuk siswa, antara lain meliputi :

a) Keaktifan bertanya

b) Keaktifan berdiskusi

c) Keaktifan presentasi

d) Keaktifan membimbing siswa lain

e) Keaktifan menjawab kuis

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu sebagai berikut:

1) Sebelum guru melanjutkan materi pembelajaran, terlebih dahulu memberikan

apersepsi.

2) Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa

3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

4) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok diskusi.

5) Guru berkeliling untuk membimbing dan menjawab kesulitan siswa.

6) Guru menyuruhsiswa untuk menempel hasil diskusi dipapan tulis dan

dipresentasikan.

7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi

hasilpekerjaan temannya

8) Guru menyuruh siswa yang sudah faham untuk membina siswa lain yang belum

bisa.

9) Guru memberikan tes kuis.

c. Pengamatan Tindakan
Selama kegiatan pembelajaran observasi mengamati dan mencatat hasil dalam

lembar observasi yang akan digunakan sebagai dasar refleksi siklus I dipadukan

dengan hasil evaluasi.

b. Refleksi

Langkah berikutnya adalah refleksi.Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil

kerja siswa lembar pengamatan yang telah diisi dari hasil diskusi yang dilakukan

peneliti dan pengamat.Analisis dilakukan untuk mengukur kekurangan dan

kelebihan yang terdapat pada siklus I. Hasil analisis siklus I merupakan acuan

penyusunan perencanaan siklus II.Kelebihan yang ada dipertahankan dan

kekurangan yang terjadi diperbaiki.

2. Siklus II

a. Perencanaan tindakan

1) Menyiapkan rencana pengajaran dengan model cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) pada pelajaran Bahasa Indonesia.

2) Merencanakan pembuatan PR, untuk pokok bahasan yang akan

disampaikan di kelas.

3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi

kegiatan pembelajaran.

Lembar observasi yang dibuat adalah lembar observasi untuk siswa, antara lain meliputi:

a) Keaktifan bertanya

b) Keaktifan berdiskusi

c) Keaktifan presentasi

d) Keaktifan membimbing siswa lain

e) Keaktifan menjawab kuis


b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu sebagai berikut:

1) Sebelum guru melanjutkan materi pembelajaran, terlebih dahulu memberikan

apersepsi.

2) Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa

3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

4) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok diskusi.

5) Guru berkeliling untuk membimbing dan menjawab kesulitan siswa.

6) Guru menyuruhsiswa untuk menempel hasil diskusi dipapan tulis dan

dipresentasikan.

7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi hasil

pekerjaan temannya

8) Guru menyuruh siswa yang sudah faham untuk membina siswa lain yang belum

bisa.

9) Guru memberikan tes kuis.

10) Guru memberikan tes evaluasi

11) Guru memberikan refleksi pembelajaran sekaligus kesimpulan dari pembelajaran

12) Guru memberikan pengayaan dan remidi

13) Guru memberikan beberapa soal lain sebagai tugas rumah individu yang harus

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

c. Pengamatan Tindakan

Selama kegiatan pembelajaran observasi mengamati dan mencatat hasil dalam

lembar observasi yang akan digunakan sebagai dasar refleksi siklus II dipadukan

dengan hasil evaluasi.


d. Refleksi

Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil kerja siswa lembar pengamatan

yang telah diisi dari hasil diskusi yang dilakukan peneliti dan pengamat.Analisis

dilakukan untuk mengukur kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada siklus

II.Hasil analisis siklus II. Sekaligus refleksi siklus I & II dijadikan rangkuman

tentang penggunaanmodelcooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pada penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan mengkombinasikan

tehnik kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa data-data yang berupa

angka-angka, maka analisis yang digunakan yaitu presentase dengan rumus adalah:

𝑆𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
Nilai = = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

Mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini dengan menggunakan

kriteria evaluasi atau penilaian.

Baik sekali = 90-100%


Baik = 70-80%
Cukup = 50-60%
Kurang = 10-40%

G.Indikator kerja

Berdasarkan ketentuan dan keadaan siswa di sekolah tempat penelitian ini, yang

disesuaikan pula dengan kurikulum yang digunakan di sekolah, maka indikator


keberhasilan penelitian ini adalah jika minimal 75% siswa yang diajar dengan strategi

melalui model pembelajaran CIRC dapat memperoleh nilai minimal 70 (ketentuan dari

sekolah). Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar secara individu

apabila siswa tersebut telah mempeoleh nilai ≥ 70 (KKM dari MAN 1 Wakaktobi)

H. Jadwal kegiatan.

No Kegiatan BULAN

JUN JUL AGS SRPT OKT NOV DES

1 Penyusunan desain

dan operasional

2 Pembuatan perangkat

dan pembelajaran dan

peer teaching

3 Pelaksanaan tindakan

4 Pengumpulan data

5 Analisis data

6 Pembuatan draft

7 Seminar

8 Pembuatan lpaoran

akhir

Instrumen 1 RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
NAMA SEKOLAH MAN 1 WAKATOBI .......................
MATA PELAJARAN Bahasa dan Sastra Indonesia
KELAS /SEMESTER XI (sebelas) / 2 (dua)
PROGRAM Umum
ALOKASI WAKTU 2 x 45 menit
TEMA
STANDAR KOMPETENSI 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat
dan membaca intensif
KOMPETENSI DASAR 11.2 Membedakan fakta dan opini pada editorial atau tajuk
rencana dengan membaca intensif
ASPEK PEMBELAJARAN Membaca

Nilai Budaya Kewirausahaan/


Indikator Pencapaian Kompetensi Dan Karakter Ekonomi Kreatif
Bangsa
 Mampu menemukan fakta dan opini penulis  Bersahabat/  Kepemimpinan
editorial atau tajuk rencana komunikatif
 Mampu membedakan fakta dengan opini  Mandiri
 Mampu mengungkapkan isi editorial atau tajuk
rencana
MATERI POKOK Editorial atau tajuk rencana dari surat kabar atau majalah
PEMBELAJARAN Pernyataan dalam editorial/tajuk rencana yang berupa
fakta
Pernyataan dalam editorial/tajuk rencana yang berupa opini
Cara membedakan fakta dengan opini

 PERTEMUAN PERTAMA

STRATEGI PEMBELAJARAN
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
 Memahami ragam  Membedakan fakta dan  Siswa dapatMampu
wacana tulis dengan opini pada editorial atau menemukan fakta dan
membaca cepat tajuk rencana dengan opini penulis editorial atau
dan membaca intensif membaca intensif tajuk rencana

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Nilai Budaya
TAHAP Dan Karakter
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Bangsa
PEMBUKA  Guru menyampaikan KD kepada  Bersahabat/
(Apersepsi) siswa. komunikatif
 Guru dan siswa bertanya jawab
mengenai pengertian editorial/ tajuk
rencana, membaca intensif dan
fakta dan opini
 Guru-siswa bertanya jawab
mengenai pengertian fakta dan opini
INTI  Eksplorasi Mandiri

 Siswa membaca intensif editorial


atau tajuk rencana
 Elaborasi
 Guru membentuk kelompok yang
anggotanya 4 orang secara
heterogen
 Guru memberikan wacana sesuai
dengan topik pembelajaran
 Siswa bekerja sama saling
membacakan dan menemukan fakta
dan opini pada wacana dan ditulis
pada lembar kertas
 Setiap kelompok
mempresentasekan hasil
kelompoknya
 Guru membuat kesimpulan bersama
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
 Setiap kelompok menampilkan hasil
kerjanya.
 Kelompok yang lain memberikan
tanggapan.
PENUTUP  Siswa menyimpulkan materi yang  Bersahabat/
(Internalisasi & persepsi) telah diajarkan guru. komunikatif
 Mengucapkan syukur, doa dan
salam

METODE DAN SUMBER BELAJAR


v Pustaka rujukan Alex Suryanto dan Agus
Haryanta. 2007. Panduan Belajar
Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMA dan MA Kelas XI
Sumber Belajar Jakarta : ESIS-Erlangga halaman
148-153
Soedarso. 2004. Speed Reading
Sistem Membaca Cepat dan
Efektif. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
v Material: VCD, kaset, Rekaman pengajaran membaca
poster
V Media cetak dan Editorial berbagai majalah dan
elektronik tajuk rencana berbagai surat
kabar
Website internet
V Narasumber Editor majalah, pemimpin redaksi
V Model peraga Siswa
V Lingkungan Kejadian-kejadian aktual di masya
rakat yang bisa ditemukan siswa
V Presentasi
V Diskusi Kelompok
Metode V Kooperatif tipe STAD
V Demontrasi
/Pemeragaan Model
PENILAIAN
V Tes Lisan
V Tes Tertulis
V Observasi Kinerja/Demontrasi
TEKNIK DAN V Tagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio
BENTUK
V Pengukuran Sikap
v Penilaian diri
INSTRUMEN /SOAL
Daftar pertanyaan tentang mengenai pengertian editorial/ tajuk rencana, pengertian fakta
dan opini
Tugas/perintah untuk melakukan diskusi, presentasi
Daftar pertanyaan uji kompetensi dan kuis uji teori untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa terhadap teori dan konsep yang sudah dipelajari
RUBRIK/KRITERIA PENILAIAN/BLANGKO OBSERVASI

 PERTEMUAN KEDUA
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Nilai Budaya
TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN Dan Karakter
Bangsa
PEMBUKA  Guru menanyakan kembali materi  Bersahabat/
(Apersepsi) pada pertemuan sebelumnya. komunikatif
 Guru meminta salah seorang siswa
menjelaskan materi tentang fakta
dan opini.
INTI  Eksplorasi Mandiri
 Siswa membaca teks bacaan yang
ada pada buku siswa.
 Elaborasi
 Guru meminta kepada Siswa untuk
duduk berkelompok.
 Guru meminta wakil kelompok yang
belum tampiluntuk
mempresentasekan hasil diskusi
kelompoknya didepan kelas secara
bergiliran.
 Kelompok yang lain memberikan
tanggapan.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
 Menyimpulkan hal-hal yang belum
diketahui
 Menjelaskanhal-hal yang belum
diketahui.
PENUTUP  Guru meminta kepada siswa  Bersahabat/
(Internalisasi & persepsi) mengemukakan pengalaman pada komunikatif
saat mempresentasekan hasil
diskusi.
 Guru memberikan motivasi
mengenai materi yang telah
diajarkan.
 Siswa mengerjakan uji kompetensi
 Siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan kuis uji teori

METODE DAN SUMBER BELAJAR


v Pustaka rujukan Alex Suryanto dan Agus
Haryanta. 2007. Panduan Belajar
Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMA dan MA Kelas XI
Sumber Belajar Jakarta : ESIS-Erlangga halaman
148-153
Soedarso. 2004. Speed Reading
Sistem Membaca Cepat dan
Efektif. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
v Material: VCD, kaset, Rekaman pengajaran membaca
poster
V Media cetak dan Editorial berbagai majalah dan
elektronik tajuk rencana berbagai surat
kabar
Website internet
V Narasumber Editor majalah, pemimpin redaksi
V Model peraga Siswa yang mempunyai
pengalaman di bidang jurnalistik
V Lingkungan Kejadian-kejadian aktual di masya
rakat yang bisa ditemukan siswa
V Presentasi
V Diskusi Kelompok
Metode V STAD
V Demontrasi
/Pemeragaan Model
PENILAIAN
V Tes Lisan
V Tes Tertulis
V Observasi Kinerja/Demontrasi
TEKNIK DAN V Tagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio
BENTUK
V Pengukuran Sikap
v Penilaian diri
INSTRUMEN /SOAL
Daftar pertanyaan tentang mengenai pengertian editorial/ tajuk rencana, pengertian fakta
dan opini
Tugas/perintah untuk melakukan diskusi, presentasi
Daftar pertanyaan uji kompetensi dan kuis uji teori untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa terhadap teori dan konsep yang sudah dipelajari
RUBRIK/KRITERIA PENILAIAN/BLANGKO OBSERVASI

RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI

NAMA SISWA :
KELAS/NO. ABSEN :
TANGGAL PENILAIAN :
KOMPETENSI DASAR : Membedakan fakta dan opini pada editorial atau tajuk
rencana dengan membaca intensif

NO UNSUR YANG DINILAI SKOR


1 2 3 4 5
01. Kemampuan menunjukkan kata kunci pada pernyataan
berupa fakta
02. Kemampuan menunjukkan frase kunci pada pernyataan
berupa fakta
03. Kemampuan menunjukkan jenis kalimat pada pernyataan
berupa fakta
04. Kemampuan menunjukkan ciri isi pernyataan yang berupa
fakta
05. Kemampuan menunjukkan bukti pada pernyataan yang
berupa fakta
06. Kemampuan menunjukkan kata kunci pada pernyataan
berupa opini
07. Kemampuan menunjukkan frase kunci pada pernyataan
berupa opini
08. Kemampuan menunjukkan jenis kalimat pada pernyataan
berupa opini
09. Kemampuan menunjukkan ciri isi pernyataan yang berupa
opini
10. Kemampuan menunjukkan bukti pada pernyataan yang
berupa opini
JUMLAH SKOR

Wangi-Wangi, 2015
Mengetahui
Kepala SMA/MA Guru Mata Pelajaran

Drs. La Aru Harmilati. S.Pd.


NIP. 196412311997031055 NIP.197712312003122003

Kisi-kisi soal materi membaca intensif/pemahaman


Indikator Bentuk
No SK/KD KKM Indikator Soal Soal
Pencapaian soal

1.1 1. Mampu 1.Siswa 1.Jelaskan pengertian


Memahami menemukan mampu Essay fakta dan opini.
ragam fakta dan menjelaskan
2. Gempa adalah peristiwa
wacana opini penulis pengertian
alam yang berada diluar
tulis dalam teks fakta dan opini. Essay
kekuatan dan jangkauan
dengan atau tajuk
2.Siswa dapat manusia. Tewas dan
membaca rencana.
menemukan cederanya manuaia bukan
cepat dan
2. Mampu fakta dan opini karena gempa, tetapi
membaca
membedakan pada teks karena bangunan yang
intensif.
fakta dengan bacaan runtuh dan ambruk.
1.1.2
opini. Petakan terjadi, karena
Membedak 3. Siswa
bala bantuan yang
an fakta 3. Mampu mampu
terlambat datang dan
dan opini mengungkapk membedakan
ketidakmampuan manusia
pada teks an isi editorial fakta dan opini manusia setempat untuk
atau tajuk atau tajuk
4. Siswa melakukan tindakan
dengan rencana
mampu penyelamatan. Banyak
membaca
mengungkapka korban yang akhirnya
intensif.
n kembali isi meninggal di bawah
70 reruntuhan karena
bacaan.
terlambatnya bala
bantuan.

Tentukan mana kalimat


yang mengandung fakta
dan kalimat yang
mengandung opini pada
bacaan di atas.

3. sebutkan kata-kata
Essay yang menjadi ciri khas
fakta dan opini.

4. Kemukakan kembali
uraian
dengan bahasa sendiri
mengenai isi bacaan yang
telah Anda baca.
DAFTAR NILAI SISWA

KELAS XI IPS I

Tes

No Nama Siswa Siklus 1 Siklus 2

Ke-1 Ke-2 Ke-1 Ke-2

1 ABDUL HAMID

2 AFINI

3 ALMUSTAJAR RIANTO

4 FENI FEBRIANTI

5 FITRA YANA

6 GUSTIAN

7 HASMIRA SUMAILI

8 IKMAL

9 IRDAYANTI

10 IRWAN SIDIK

11 KAMARUDIN

12 KARLINA

13 KURNIA AYHUA

14 LD. ARDIN J

15 LINDA MAWARNI

16 MALIADIN

17 MARIONO

18 NIA ELBINA

19 NINING MALINDO
20 RISNAWATI

21 WD. NUR HIJRAH

22 WD. SUHARNI

23 WA SIRIMASI

24 JAMILA

25 WD. ROSMIATI

26 NURMAHERA

27 WD. NINGSUH

28 CINDI AMELIA

29 WD. AGUSTIANI

30 FANI RAMAYANTI

31 AYU RUSTIANA

32 LD. HAJI

33 ZUHURIA

34 LILI HARDIYANTI
Lembar Kerja Siswa. (LKS 1)

Ringkasan Materi.

Didalam bacaan terdapat fakta dan opini. Fakta dalam bacaan adalah hal-hal

faktual yang diambil dari peristiwa atau gejala tertentu di masyarakat. Adapun

opini adalah argumnet atau tanggapan seseorang terhadap peristiwa atau gejala

yang dijadikan pokok pembicaraan dalam bacaan. Ciri-ciri fakta sebagai

berikut

1. Benda, peristiwa yang sungguh-sungguh ada atau terjadi.

2. Benda atau peristiwa yang dapat ditangkap oleh panca indera.

3. Sesuatu yang dapat diobservasi atau diuji kebenarannya

Sedangkan ciri-ciri dari opini adalah

1. benda atau peristiwa yang belum pasti terjadi

2. Sesuatu yang dapat diobservasi atau diuji kebenarannya

3. Kata-kata kunci yang digunakan adalah mungkin, diperkirakan, akan

terjadi,

Anda mungkin juga menyukai

  • Analisis Video Pembelajaran Matematika Dengan Kontekstual SMPN 1 Jetis Ponorogo
    Analisis Video Pembelajaran Matematika Dengan Kontekstual SMPN 1 Jetis Ponorogo
    Dokumen2 halaman
    Analisis Video Pembelajaran Matematika Dengan Kontekstual SMPN 1 Jetis Ponorogo
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • No 2
    No 2
    Dokumen1 halaman
    No 2
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Dimensi Pengetahuan
    Dimensi Pengetahuan
    Dokumen1 halaman
    Dimensi Pengetahuan
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • S10
    S10
    Dokumen1 halaman
    S10
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Belum Seikit
    Belum Seikit
    Dokumen1 halaman
    Belum Seikit
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Ehem
    Ehem
    Dokumen1 halaman
    Ehem
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • 1S
    1S
    Dokumen2 halaman
    1S
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • AKURAT
    AKURAT
    Dokumen1 halaman
    AKURAT
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • No 1
    No 1
    Dokumen1 halaman
    No 1
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Cus
    Cus
    Dokumen1 halaman
    Cus
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Isi Observasi
    Isi Observasi
    Dokumen1 halaman
    Isi Observasi
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • No 1
    No 1
    Dokumen1 halaman
    No 1
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Wekkk
    Wekkk
    Dokumen1 halaman
    Wekkk
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Diam
    Diam
    Dokumen1 halaman
    Diam
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Tulisan Harian Bahasa Indonesia
    Tulisan Harian Bahasa Indonesia
    Dokumen2 halaman
    Tulisan Harian Bahasa Indonesia
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Isi Observasi
    Isi Observasi
    Dokumen41 halaman
    Isi Observasi
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Halaman
    Halaman
    Dokumen1 halaman
    Halaman
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Ehem
    Ehem
    Dokumen6 halaman
    Ehem
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Rindu Kali
    Rindu Kali
    Dokumen1 halaman
    Rindu Kali
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Budaya Lokal
    Budaya Lokal
    Dokumen1 halaman
    Budaya Lokal
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • You Want
    You Want
    Dokumen1 halaman
    You Want
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Ehem
    Ehem
    Dokumen1 halaman
    Ehem
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Suda Lah
    Suda Lah
    Dokumen1 halaman
    Suda Lah
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • BAROKAH
    BAROKAH
    Dokumen1 halaman
    BAROKAH
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Ini Mantap
    Ini Mantap
    Dokumen1 halaman
    Ini Mantap
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Tuska Mul Ainun Anniyah
    Tuska Mul Ainun Anniyah
    Dokumen1 halaman
    Tuska Mul Ainun Anniyah
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Rechtsstaat. Rule of Law, Di Amerika Serikat Diucapkan Sebagai Government of Law, Ut Not Man
    Rechtsstaat. Rule of Law, Di Amerika Serikat Diucapkan Sebagai Government of Law, Ut Not Man
    Dokumen1 halaman
    Rechtsstaat. Rule of Law, Di Amerika Serikat Diucapkan Sebagai Government of Law, Ut Not Man
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Apa Itu Difteri
    Apa Itu Difteri
    Dokumen2 halaman
    Apa Itu Difteri
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Awal
    Awal
    Dokumen14 halaman
    Awal
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat
  • Anggi Ayu Sukma
    Anggi Ayu Sukma
    Dokumen1 halaman
    Anggi Ayu Sukma
    Sukmawati Ali
    Belum ada peringkat