Anda di halaman 1dari 1

Mengapa Sulit Menentukan Apakah Bayi Terinfeksi HIV?

Tes HIV yang biasa dipakai pada orang dewasa mencari antibodi terhadap HIV, bukan virus
sendiri. Antibodi terhadap HIV diserahkan dari ibu ke janin melalui plasenta. Jadi bayi yang
terlahir oleh ibu terinfeksi HIV pasti terpajan HIV. Oleh karena itu, hasil tes HIV pada
seorang bayi yang terlahir oleh ibu dengan HIV pasti reaktif (positif), walau kebanyakan bayi
tersebut sebetulnya tidak terinfeksi HIV.

Oleh karena itu, sementara diagnosis HIV pada orang dewasa relatif mudah, menentukan
apakah seorang bayi terinfeksi atau tidak adalah jauh lebih rumit. Tes yang canggih
dibutuhkan, tetapi tidak terjangkau di Indonesia.

Tes Antibodi
Bayi yang terlahir oleh ibu terinfeksi HIV dapat tertular HIV selama kehamilan, waktu
kelahiran, dan bila disusui. Namun kemungkinan bayi terinfeksi dalam kandungan atau dalam
persalinan hanya kurang lebih 20%. Antibodi yang diwarisi ibu mulai hilang setelah enam
bulan, tetapi dapat bertahan dalam jumlah yang cukup untuk ditemukan dengan tes antibodi
sampai usia 18 bulan. Untuk memastikan apakah bayi ternyata terinfeksi HIV, dia dapat dites
dengan tes antibodi pada usia di atas sembilan bulan. Kebanyakan bayi yang tidak terinfeksi
HIV menunjukkan hasil tes non-reaktif pada usia 12 bulan. Namun bila hasil reaktif pada saat
itu, tes harus diulang lagi, dan bayi baru dapat dipastikan terinfeksi HIV bila hasil tes tetap
reaktif pada usia 18 bulan.

Anda mungkin juga menyukai