Anda di halaman 1dari 4

SUMBER HUKUM ISLAM

A. PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM


 sumber hukum islam adalah asal atau tempat pengambilan hukum islam. Dalam
kepustakaan hokum islam di Indonesia, sumber hukum islam kadang-kadang disebut
dalil hukum islam atau pokok hukum islam atau dasar hukum islam.

B.MACAM- MACAM SUMBER HUKUM ISLAM


1. Al-Qur'an,
2. Sunah (Hadis),
3. Ijtihad
4. Qiyas
5. Ijma’.

1) Al Qur’an
a) Pengertian al Qur’an
 Secara etimologis al Quran adalah bentuk masdhar dari kata qa-ra-a ( ), sewazan
dengan kata fulan yang artinya bacaan, berbicara tentang apa yang tertulis
padanya, atau melihat dan menelaah.

b) Pokok-pokok kandungan dalam al Qur’an antar lain :


1. Masalah tauhid.
2. Ibadah.
3. Janji dan ancaman.
4. Jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
5. Sejarah tentang umat sebelum Nabi Muhammad saw sebagai cermin perbandingan
dan untuk menarik pelajaran.

c) Sebab-sebab Turunnya Al-Qur’an


 Untuk mengetahui kemukjizatan Al-Qur'an. Perlu diketahui suasana ketika ayat-
ayat Al-Qur'an diturunkan, baik keadaan ayatnya, keadaan Nabi Muhammad saw.
yang menerima dan membawa ayat-ayat itu, maupun keadaan seluruhnya.
 Tidak mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur'an dapat mendatangkan
keragu-raguan.Dan dapat pula menyebabkan ayat-ayat yang terang dan jelas
maksudnya terkadang menjadi samar, sehingga dikhawatirkan akan timbul
perselisihan.

d) Fungsi dan Tujuan Turunnya al Qur`an


Fungsi turunnya al Qur`an :
1. Sebagai petunjuk ( hudan ) bagi umat manusia.
2. Sebagai pembeda ( furqon ) antara yang baik dan buruk, halal haram, salah
benar, dan sebagainya.
3. Sebagai pembenar ( mushaddiq ) terhadap kitab yang sebelumnya ( Taurat,
Zabur, Injil ) sebelum adanya perubahan terhadap isi kitab tersebut
4. Sebagai cahaya yang akan menerangi kehidupan manusia menuju jalan
keselamatan.
e) Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
1. Hukum I’tiqadiah.
2. Hukum Amaliah.
3. Hukum Khuluqiah
f) Al Qur`an diturunkan secara berangsur-angsur.
g) Bentuk kemu Mu`jizat al Qur`an
1. Segi keindahan bahasa. Keindaannya terdapat dalam penggunaan kata,
susunan kata dan kalimat, ungkapan, dan hubungan satu ungkapan dengan
ungkapan lainnya.
2. Dari segi pemberitaan mengenai kejadian masa lalu yang kemudian terbukti
kebenarannya, dan sesuai dengan pemberitaan kitab suci sebelumnya.

2) SUNNAH(HADIS)
a. Pengertian Sunnah
 Sedangkan sunah menurut istilah syara' ialah perkataan Nabi Muhammad saw.,
perbuatannya, dan keterangannya yaitu sesuatu yang dikatakan atau diperbuat oleh
sahabat dan ditetapkan oleh nabi, serta nabi tidak menegurnya.

b. Kategorisasi Sunah
sunah pada umumnya dapat dikategorisasikan menjadi tiga yaitu:
1). Khabar yang pasti kebenarannya

2). Khabar yang pasti salahnya

3). Khabar yang tidak dapat dipastikan benar atau bohongnya

c. Macam-Macam Sunnah
1. Sunnah Qauliyah
2. Sunah Fi‘liyah Sunnah Taqririyah
3. Sunnah Taqririyah

d. Fungsi sunnah adalah :


1. Menguatkan dan menjelaskan hukum-hukum yang tersebut dalam al Qur`an
(ta`qid dan taqrir)
2. menetapkan serta mengukuhkan hukum yang ada dalam Al-Qur’an.
3. Sunnah yang tidak ada dalam Al-Qur’an dapat menetapkan hukum baru.
Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam al Qur`an.

e. Kedudukan Sunnah sebagai Sumber Hukum


.
3) IJTIHAD
a. Pengertian
 berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak
ada ketetapan hukumnya, baik dalam Al-Qur’an maupun Hadits, dengan
menggunakan akal pikiran serta berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan.
b. Syarat-syarat melakukan ijtihad
1. Mengetahui isi dan kandungan Al-Qur’an dan Al Hadits
2. Mengetahui seluk beluk bahasa Arab dengan segala kelengkapannya
3. Mengetahui ilmu ushul dan kaidah-kaidah fiqh secara mendalam.
c. Kedudukan Ijtihad
d. Ijtihad memiliki peranan penting dalam pembinaan hukum Islam.

4) QIYAS
a. Pengertian Qiyas.
 qiyas adalah menyamakan sesuatu yang tidak ada nash hukumnya dengan
sesuatu yang ada nash hukumnya karena adanya persamaan illat hukum.

b. Rukun dan Syarat Qiyas


Rukun qiyas ada empat, yaitu:
1). Ashal (pangkal)
2). Furu‘(cabang)
3). Illat
4). Hukum

c. Syarat Qiyas
1). Syarat ashal/pokok
2). Syarat-syarat furu‘
3). Syarat-syarat illat

d. Macam-macam Qiyas
Qiyas dapat digolongkan menjadi empat macam yaitu:
a). Qiyas Aulawi (melebihkan atau mengutamakan)
b). Qiyas Musawi (illat hukumnya sama)
c). Qiyas Dilalah (menunjukkan)
d). Qiyas Syibh (menyerupai)

e. Kedudukan Qiyas
5. IJMA’
1. Pengertian Ijma’
 Menurut istilah syar`i pengertian ijma` dirumuskan sebagai berikut :
a. Al Ghazali, ijma` yaitu kesepakatan umat Muhammad SAW secara
khusus atas sesuatu urusan agama
b. Al Midi, ijma` yaitu kesepakatan sejumlah ahlul halli wal `Aqd ( para
ahli yang kompeten dalam mengurusi umat ) dari umat Muhammad pada
suatu masa atas hukum suatu kasus.
2. Pembagian Ijma’
Ijma' umat itu dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Ijma' Qauli
b. Ijma’ Sukuti
3. Rukun ( unsur ) ijma`:

1. Terdapat sejumlah orang yang berkualitas mujtahid.

2. Semua mujtahid itu sepakat tentang hukum suatau masalah.

3. Kesepakatan itu tercapai setelah terlebih dahulu masing-masing mujtahid


mengemukakan pendapatnya sebagi hasil dari usaha ijtihadnya.

4. Persyaratan Ijma`

a. Kuantitas anggota ijma`

b. Berlalunya masa

5. Fungsi Ijma`

a. Menetapkan hukum atas dasar taufik Allah.

b. Meningkatkan kualitas dalil yang dijadikan sandaran ijma`.

6. Kedudukan Ijma`

Anda mungkin juga menyukai