Anda di halaman 1dari 17

PENGKAJIAN

Tanggal masuk : 18/12/2017 Jam masuk : 15.00 wib


Ruang/ kelas : Arafah 2 / III Kamar no : 5C
Tanggal Pengkajian : 19/11/2017 tanggal/Jam : 20-12-2017/13.30 wib
A. Identitas
Nama pasien : Ny. Z Alamat : Meunasah Manyang
Umur : 77 tahun Pa, Ingin Jaya, Kab.
Suku/bangsa : Aceh/Indonesia Aceh Besar
Agama : islam Status perkawinan : kawin
Pendidikan : SMA Diagnose medis : Prolap Uteri Grade
Pekerjaan : IRT III

B. STATUS KESEHATAN
1. Keluhan utama
Keluar benjolan pada area kemaluan
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang melalui poliklinik dengan keluhan keluar benjolan dari kemaluan yang
dirasakan sejak lebih kurang satu tahun yang lalu, kadang-kadang disertai nyeri. Pasien
mengatakan tidak ada keluar darah dari area kemaluannya dan benjolan dirasakan bisa
keluar masuk. Riwayat BAK dan BAB normal
3. Riwayat penyakit sebelumnya
Tidak ada
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada
5. Riwayat ginikologi dan Pembedahan ginekologi
Prolapse uteri grade III
6. Genogram

C. Pola Kebiasaan
1. Pola nutrisi
a) Cara makal : melalui oral
b) Frekuensi : 3 kali/sehari
c) Jenis diet : rendah garam dan rendah kolestrol
d) Nafsu makan : baik, tidak ada keluahan untuk makan
e) Porsi makan : 1 porsi habis
f) Perubahan BB
selama sakit : - kg (tidak pernah check)
g) Data tambahan : pasein mengatakan tidak ada keluhan untuk makan maupun alergi
terhadap makanan
2. Pola eliminasi
a) Buang air besar
Frekuensi : 1 kali /sehari
Waktu : Pagi hari
Keluhan : tidak ada keluhan soal buang air besar
b) Buang air kecil
Frekuensi : lebih kurang 5 kali/sehari
Volume : lebih kurang 1 gelas air mineral / 600 cc
Warna : normal (bening, kekuninga)
Bau : khas dan normal
Penggunaan
alat bantu : tidak ada
data tambahan : pasien mengatakan tidak ada keluhan pada saat BAB maupun
BAK
b) Tidur dan istirahat
Waktu tidur : kalo malam normal tidak ada gangguan kurang lebih 8 jam
Data tambahan :
c) Pola aktivitas dan latihan
- Aktivitas :-
- Skala Ketergantungan : 0 (tidak ada ketergantungan pada orang lain maupun pada
alat bantu)
- Data tambahan :-
1. Aspek psikologis
a. Konsep diri
- Gambaran diri : pasien mengatakan menyukai seluruuh tubuhnya karena semua
titipan Allah.S.W.T
- Ideal diri : pasien menginginkan kondisi yang sehat kembali agar bisa
kembali pulang dan tidak merasakan nyeri lagi
- Harga diri : pasien tidak merasa malu dengan kondisinya
- Fungsi diri : mengurusi rumah, sesekali mengasuh dan bermain bersama cucu
- Identitas diri : pasien seorang ibu dari 8 orang anak bersaudara dan istri, nenek

b. Status emosi : baik, lemas sedikit cemas sebelum operasi


c. Mekanisme koping: pasien berdoa dan berzikir untuk kondisinya
d. Harapan terhadap
perawatan : ingin cepat sembuh, dapat beraktivitas kembali dan tidak
menyusahkan anak lagi
2. Aspek spiritual
Pasien hanya bisa berdoa dan berzikir untuk sholat pasien mengatakn belum mampu
untuk duduk (nyeri)
D. Pemeriksaan Fisik
1. keadaan umum : lemas
2. kesadaran : compos mentis
3. tanda – tanda vital
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,5 C
RR : 20 x/menit
4. Nyeri
- P (paliatif) : nyeri saat bergerak
- Q (qualitas) : seperti ditusuk-tusuk
- R (region) : di area rahim sampai kemaluan
- S (skala) : skala nyeri 5
T (time) : 20 detik – 45 detik (tidak menentu)
5. Kepala
- Bentuk : oval
- Rambut : lebat, sudah memutih, sidikit kasar
- Kulit kepala : baik
- Keluhan : tidak ada keluhan di area kepala
6. Mata
- Kelopak mata : normal, simetris dan tidak ada pembengkakan
- Konjungtiva : anemis (pucat) (-)
- Sklera : normal
- Pupil : isokor, peka terhadap cahaya
- Akomodasi : normal
- Keluhan :
7. Hidung
- Reaksi alergi : tidak ada
- Sinus : tidak ada
- Keluhan : tidak ada
- Inspeksi : polip (-), sekret (-)
8. Mulut dan tenggorokan
- Rongga mulut : sedikit bau, gigi sudah tidak lengkap, mukosa normal
- Lidah : berplak putih
- Tonsil : normal
- Kesulitan menelan : tidak ada masalah
9. Dada dan axilla
- Mamae : tidak membesar
- Areolla : normal
- Colostrum : tidak ada
10. Pernafasan
- Jalan nafas : normal
- Suara nafas : normal
- Inspeksi : simetris, trauma (-), adanya pergerakan dinding dada, reguler
- Palpasi : posterior dan anterior normal
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler ( semua area lapang paru), bronkoveskuler ( sela iga 1
dan 2), bronko (sternum)= semua normal, suara tambahan : ronki (-), wizing (-)
- Data tambahan : tidak menggunakan otot bantu pernafasan
11. Abdomen
- Inspeksi : konsistensi normal, simetris, soepel, distensi (-)
- Auskultasi : peristaltik (+), bising usus: 25 x/mnt
- Palpasi : nyeri tekan (-), masa (-)
- Perkusi : kuadran kanan atas (dalnes), kuadran kiri atas (timpani)
12. Genitourinary : tidak bersedia dilakukan pemeriksaan secara langsung
13. Intergumen
- Tugor kulit : buruk ( dipengaruhi faktor usia)
- Warna kulit : normal (sawo matang), sedikit pucat di ekstermitas
E. Pemeriksaan penunjang
1. Foto thorak : cardiomegali dengan kongesti paru
2. USG : tidak ada
3. Laboratorim
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Darah lengkap
- Hemoglobin 11,4 12,0 – 15,0 g/dL
- Hematocrit 35 37-47 %
- Eritrosit 4,3 4,2-5,4 10 /mm3
6

- Leukosit 7,0 4,5 – 10,5 103/mm3


- Trombosit 181 150-450 103/mm3
- MCV 82 80-100
- MCH 27 27-31
- MCHC 33 32-36
- RDW 13,1 11,5-14,5
- PDW 14,4 U/L
- LED 35 <20 U/L
Imunoserologi g/dL
Hepatitis
Negative Negative mg/dL
- HBsAg mg/dL
25 <31
Kimia klinik 16 <34 mg/dL
- AST/SGOT 4,29 3,5-5,2 mg/dL
- ALT/SGPT
284* <200 mg/dL
- Albumin 73 >60
177 mmol/L
Lemak darah
108* <150 mmol/L
- Kolestrol total 122* <150 mmol/L
- Kolestrol HDL
- Kolestrol LDL 129* 60-100
- Trigliserida
140 132-146
Diabetes 4,2 3,7-5,4
- GDP 108* 98-106

Elektrolit
- Natrium (Na)
- Kalium (K)
- Klorida (Cl)
DIAGNOSA
No Problem Etiologi Symptom
1 Nyeri akut Agen penyebab cedera Ds :
biologis (kerusakan
- pasien mengatakan nyeri di bagian
jaringan), pembedahan.
yang telah di operasi
Do :
- wajah meringis, keadaan umum
lemas, kesadaran compos mentis,
- ttv = td = 140/80 mmHg, RR=20
x/mnt, HR= 82 x/mnt, T= 36,2 C
- nyeri, P= nyeri bekas post op, Q =
seperti ditusuk – tusuk, R= daerah
bekas operasi, S= 7, T= 40-1 menit
- terpasang kateter urin, luka post op
tertutup dan bersih.
2 Hambatan mobilitas Nyeri, kelemahan Ds:
fisik
- pasien mengatakan susah untuk
beraktivitas sekarang lemas kali
Do:
- keadaan umum lemas
- aktivitas di bantu anak
- terpasang Kateter urin
- kesulitan membolak-balikan badan
- keterbatasan gerak sendi
- melambatnya pergerakan
- aktivitas skala ketergantungan 2

INTERENSI
Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen penyebab cedar biologis (kerusaakan
jaringan, pembedahan)
Tujuan / kriteria evaluasi Intervensi
1. Memeprlihatakan pengendalian 1. Kaji nyeri secara komprehensif PQRST
nyeri dan tingkat nyeri yang 2. Ajarkam manajemen nyeri non farmakologis
dibuktikan dengan mengenali (Teknik relaksasi nafas dalam dan masasse)
awitan nyeri, melaporkan nyeri 3. Pemberian analgesic sesuai kolaborasi dengan
dapat terkendali, tidak ada ekspresi dokter
meringis pada wajah 4. Ajarkan manajemen medikasi

Diagnosa 2 : hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, kelemahan


Tujuan / kriteria evaluasi Intervensi
1. Memerlihatkan mobilitas yang 1. Kaji kebutuhuan pasien terhadap pelayanan
dibuktikan dengan keseimbangan, kesehatan
koordinasi, performa posisi tubuh, 2. Ajarkan dan pantau pasien dalam
bergerak dengan mudah penggunaan alat bantu
3. Ajarkan dan bantu pasien dalam proses
berpindah
4. Bantu pasien ke posisi nyaman minimal 2
jam sekali
5. Terapi latihan fisik

IMPLEMENTASI
No Diagnosa Implementasi
1 Nyeri akut 1. mengkaji ttv dan nyeri secara komprehensif PQRST (tanda – tanda vital,
TD: 140/80 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 36,5 C, RR: 20 x/menit.
Nyeri:
2. mengajarkan manajemen nyeri non farmakologis (Teknik relaksasi nafas
dalam dan masasse). Teknik relaksasi nafas dalam dilakuakan dan pasien
mengikuti instruksi
3. Pemberian analgesic untuk Pereda nyeri yaitu pemberiaan injeksi obat
ketorolac 1 ampl/8 jam
4. mengajarkan manajemen medikasi seperti dosis obat keterolac untuk
dewasa 40 mg/ 8 jam, pengambilan sampel darah untuk mengetahui
hemoglobin
2 Hambatan 1. mengkaji kebutuhuan pasien terhadap pelayanan kesehatan seperti
mobilitas bantuan alat kursi roda untuk berjalan dan katerisasi urin yang terpasang
fisik 2. mengajarkan pasien menggunkan pembatas di pinggir tempt tidur agar
tidak jatuh dan memantau katerisasi urin yang dipasang pada pasien
3. mengajarkan dan membantu pasien dalam proses berpindah dari posisi
tidur ke duduk secara perlahan, namun pasien meringis kesakitan
sehingga proses diberhentikan
4. membantu pasien ke posisi nyaman dengan mengubah posisi kekiri dan
kekanan

EVALUASI & CATATAN PERKEMBANGAN


Hari/tanggal Diagnose Evaluasi
Selasa, 1. Nyeri akut S = pasien mengatakan nyeri di Bagian kemaluan
19/12/2017 O = wajah meringis (+), keadaan umum lemas,
kesadaran compos mentis, ttv = td = 140/80
mmHg, RR=20 x/mnt, HR= 90 x/mnt, T= 36,5 C.
Nyeri, P= nyeri saat bergerak, Q = seperti ditusuk
– tusuk, R= di area kemaluan, S= 5, T= 20-30
detik.
A = Nyeri akut belum teratasi
P=
1. Kaji nyeri secara komprehensif PQRST
2. Ajarkam manajemen nyeri non farmakologis
(Teknik relaksasi nafas dalam dan masasse)
3. Pemberian analgesic sesuai kolaborasi
dengan dokter
4. Ajarkan manajemen medikasi

Rabu, 1. Nyeri akut S = pasien mengatakan nyeri di bagian area yg di


20/12/2017 operasi
O =keadaan umum masih lemas, kesadaran compos
mentis, ttv = td = 130/80 mmHg, RR=18 x/mnt,
HR= 84 x/mnt, T= 36,5 C. Nyeri, P= nyeri bekas
post op, Q = seperti ditusuk – tusuk, R= daerah
bekas operasi, S= 5, T= 10 detik, terpasang kateter
urin, luka post op tertutup dan bersih, pasien
belum bisa banyak bergerak
A = Nyeri akut belum teratasi
P=
1. Kaji nyeri secara komprehensif PQRST
2. Ajarkam manajemen nyeri non farmakologis
(Teknik relaksasi nafas dalam dan masasse)
3. Pemberian analgesic sesuai kolaborasi
dengan dokter (ketorolac 1 ampl/8 jm,
ranitidine)
4. Ajarkan manajemen medikasi ( dosis, waktu
pemberiaan, efek samping)

S= pasien mengatakan untuk beraktivitas elum


sanggup, dan baru saja menjalani operasi di
2. Hambatan
perutnya
mobilitas fisik
O= keadaan umum masih lemas, aktivitas di bantu
anak, terpasang Kateter urin, membolak-
balikan badan belum bisa, aktivitas skala
ketergantungan 3, post op laparotomi
A = hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P=
1. Kaji kebutuhuan pasien terhadap pelayanan
kesehatan
2. Ajarkan dan pantau pasien dalam penggunaan
alat bantu
3. Ajarkan dan bantu pasien dalam proses
berpindah
4. Bantu pasien ke posisi nyaman minimal 2 jam
sekali
5. Terapi latihan fisik

Kamis 1. Nyeri akut S=


21/12/2017 - pasien mengatakan nyeri sudah tidak terlalu
berasa seperti setelah operasi kemarin
O=
- keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
- Tanda-tanda vitasl = td = 127/80 mmHg,
RR=20 x/mnt, HR= 92 x/mnt, T= 36,8 C.
- Nyeri : P= nyeri bekas post op, Q = seperti
ditusuk – tusuk, R= daerah bekas operasi, S= 3,
T= 10 detik
- kateter urin (+)
- luka post op tertutup dan bersih
- pasien sudah tampak bisa duduk dan miring
kiri-miring kanan
A = Nyeri akut teratasi sebagian
P=
- Kaji nyeri secara komprehensif PQRST
- Ajarkam manajemen nyeri non farmakologis
(Teknik relaksasi nafas dalam dan masasse)
- Pemberian analgesic sesuai kolaborasi dengan
dokter (ketorolac 1 ampl/8 jm, ranitidine)
- Ajarkan manajemen medikasi ( dosis, waktu
pemberiaan, efek samping)
- Ajarkan pasien peninjauan bahaya resiko infeksi
pada luka post op

S= pasien mengatakan untuk beraktivitas ringan


sudah bisa
O=
- keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
2. Hambatan
- kateter urin (+)
mobilitas fisik
- luka post op tertutup dan bersih
- sudah mampu membolak-balikan badan mandiri
- pergerakan sudah normal
- aktivitas skala ketergantungan 2-3

A = hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian


P=
- Kaji kebutuhuan pasien terhadap pelayanan
kesehatan
- Ajarkan dan pantau pasien dalam penggunaan
alat bantu di rumah
- Ajarkan pentingnya monilisasi minimal 2 jam
sekali
- Terapi latihan fisik
- Saran dan ajarkan pasien untuk rajin kontrol
kembali sesuai jadwal yang ditentukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN RESUME

1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.Y
Umur : 50 tahun
Alamat : Kayee Lee Kec. Ingin Jaya, Aceh Besar
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 18 Desember 2017
Diagnosa Medis : Mioma uteri Multipel
No RM : 1-15-25-57
Tanggal Pengkajian: 18 November 2017

b. Status Kesehatan
1) Keluhan utama : pasien mengeluh keluar darah dari kemaluan nya
2) Riwayat masuk rumah sakit : pasien datang kepoliklinik untuk kontrol ulang post
kurates. Pasien melakukan konsultasi pada dokter Sp.OG dengan keluhan
banyaknya keluar darah pada area kemaluan sampai harus ganti pembalut 5-6 kali
yang dirasakan sejak dua tahun yang lalu. Pasien menegluh nyeri diperutnya.
Pasien mengatakan tidak ada mengalami keputihan. Pasien juga mengatak tidak
ada masalah dengan BAB dan BAK nya
3) Riwayat penyakit keluarga: tidak ada
4) Riwayat Obstetri
a) Riwayat menarke : usia 14 tahun, 3-5 hari teratur, 5-6 kali ganti pembalut,
dismenore (-)
b) Riwayat pernikahan : 1 kali usia 18 tahun
a) Riwayat persalinan : - ♀ 31 th tahun, 3000 gr, PN, bidan
- ♂ 29 tahun, 3000 gr, PN, bidan
- ♀ 27 tahun, 3000 gr, PN, bidan
c) Riwayat KB : tidak ada
d) Riwayat sosial: IRT, suami: almarhum

c. Pola kebiasaan
1) Pola nutrisi : pasien mengatakan kurang nafsu makan, merasakan mual muntah
dan tidak mampu menghabiskan porsi nasi
2) Pola eliminasi : BAK 1-4 kali/hari, BAB 1/1-2hari
3) Pola tidur : pasien mengatakan tidak ada masalah pada pola tidur nya, tidak ada
terbangun pada malam hari
4) Pola aktivitas : pasien mampu duduk, berbaring dan mampu memenuhi kebutuhan
ADLs nya
5) Psikososial : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga

d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : sedang
2) Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
3) TTV : TD: 120/80 mmHg, HR: 80 x/i, RR:18 x/i, T: 36,50C
4) Rambut : Bersih, terdistribusi rata, hitam sedikit beruban
5) Mata : konjungtiva palpebral inferior anemis (-), sclera ikterik (-), secret (-)
6) Hidung : sinusitis (-), secret (+)
7) Telinga : bersih, serumen (-), pendengaran baik
8) Mulut : mukosa bibir kering dan pucat, stomatitis (-), sianosis (-)
9) Thoraks : simetris, ekspansi dada cepat, BJ 1> BJ 2, vesikuler
10) Abdomen : sedikit besar, keras terdapat massa, nyeri tekan 5
11) Ekstremitas : edema (-)

e. Pemeriksaan Penunjang
(19-12-2017)
Hb : 10,6 gr/dl
Ht : 32 %
Eritrosit : 4,0 103/mm3
Leukosit: 17,2 103/mm3
USG: endometrial line ukuran 2,11 mm, miometrium tampak heterogen dengan masa
hiperechurt 6,75 x 8,32 cm, kedua ovarium tidak dapat diidentifikasi

ANALISA DATA

No Problem Etiologi Symptom


1. Ketidakefektifan Penurunan konsentrasi Hb dan DS:pasien mengatakan sangat
perfusi jaringan perifer darah suplai oksigen kurang lemas

DO: keadaan umum baik,


kesadaran compos mentis
(E4V5M6), TD: 110/80 mmHg.
HR: 88x/i, RR: 20x/i, T:36,70C,
Hb: 9,6 gr/dl,wajah pucat,
konjungtiva palpebral anemis,
mukosa bibir pucat

2. Nyeri akut Agens cedera biologis DS: pasien mengeluh nyeri di


abdomen bawahnya dan bagian
kemaluannya

DO: keadaan umum sedang,


kesadaran compos mentis
(E4V5M6), TD: 120/80 mmHg.
HR: 80 x/i, RR: 30x/i, T:36,90C, P:
nyeri saat diam maupun bergerak,
Q:nyeri seperti ditusuk, R:nyeri
menyebar hingga ke punggung, S:
skala nyeri 7, T:durasi nyeri sekitar
1 jam, abdomen keras terdapat
massa dan nyeri tekan

3 Hambatan mobilitas Nyeri, kelemahan Ds:


fisik
- pasien mengatakan susah
untuk beraktivitas sekarang
lemas kali
Do:
- keadaan umum lemas
- aktivitas di bantu anak
- terpasang Kateter urin
- kesulitan membolak-balikan
badan
- keterbatasan gerak sendi
- melambatnya pergerakan
- aktivitas skala
ketergantungan 2
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi


1. Ketidakefektifan NOC:Circulation status and NIC: Peripheral sensation
perfusi jaringan tissue perfusion (cerebral) management
perifer b/d
1. Tekanan sistol dan diastole 1. Monitor adanya daerah tertentu
penurunan
dalam rentang normal yang hanya peka terhadap
konsentrasi Hb dan
2. Tidak ada ortostastik rangsangan
darah suplai oksigen
hipertensi 2. Monitor adanya paretase
kurang
3. Berkomunikasi dengan jelas 3. Instruksikan keluarga untuk
dan sesuai dengan mengobservasi kulit jika adanya
kemampuan laserasi
4. Menunjukkan perhatian dan 4. Batasi gerakan pada kepala, leher
konsentrasi dan punggung
5. Tingkat kesadaran membaik 5. Monitor kemampuas BAB
dan tidaka da gerakan 6. Monitor adanya trombiflebitis
involunter 7. Kolaborasi pemberian analgesik

2. Nyeri akut b/d agens NOC:Pain Level,pain NIC: Pain Management


cedera biologis control,comfort level
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
1. Mampu mengontrol nyeri komprehensif termasuk lokasi,
(tahu penyebab nyeri, karakteristik, durasi, frekuensi,
mampu menggunakan kualitas dan faktor presipitasi
tehnik nonfarmakologi 2. Observasi reaksi nonverbal dari
untuk mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
mencari bantuan) 3. Kontrol lingkungan yang dapat
2. Mampu mengenali nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu
(skala, intensitas, frekuensi ruangan, pencahayaan dan
dan tanda nyeri) kebisingan
3. Menyatakan rasa nyaman 4. Kurangi faktor presipitasi nyeri
setelah nyeri berkurang 5. Pilih dan lakukan penanganan
4. Tanda vital dalam rentang nyeri (farmakologi, non
normal farmakologi dan inter personal)
6. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
7. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil

3. Hambatan mobilitas 1. Mampu meningkatkan 1. Monitoring vital sign sebelum dan


fisik aktivitas fisik sesudah latihan dan lihat respon
2. Mengerti tujuan dari pasien saat latihan
peningkatan mobilitas 2. Konsultasikan dengan terapi fisik
3. Memverbalisasikan tentang rencana ambulisi sesuai
perasaan dalam dengan kebutuhan
meningkatkan kekuatan dan 3. Bantu klien untuk menggunakan
kemampuan berpindah tongkay saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
4. Latih pasien untuk pemenuhan
kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
5. Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs
6. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No. Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi

1 19-12-2017 Ketidakefektifan NIC: Peripheral sensation S: pasien mengatakan sedikit


perfusi jaringan management merasa lemas
perifer b/d 1. Memonitor adanya
O:keadaan umum baik,
penurunan daerah tertentu yang
hanya peka terhadap kesadaran compos mentis
konsentrasi Hb rangsangan (E4V5M6), TD: 120/80
dan darah suplai 2. Memonitor adanya
mmHg, HR: 84x/i, RR:
paretase
oksigen kurang 3. Menginstruksikan 20x/i, T: 36,50C, wajah dan
keluarga untuk bibir pucat, konjungtiva
mengobservasi kulit jika
palpebra anemis, hb: 10,98
adanya laserasi
4. Membatasi gerakan pada g/dl
kepala, leher dan
punggung A: masalah belum teratasi
5. Memoonitor kemampuas
P: intervensi dilanjutkan
BAB
6. Memonitor adanya
trombiflebitis
7. Kolaborasi pemberian
obat penambah darah
(Sohobion)

Nyeri akut b/d NIC: Pain Management S: pasien mengatakan nyeri


agens cedera perutnya
1. Melakukan pengkajian
biologis
nyeri secara komprehensif
O:keadaan umum baik
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, kesadaran compos mentis
frekuensi, kualitas dan (E4V5M6), TD: 120/80
faktor presipitasi
mmHg, HR: 84x/i, RR:
2. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari 20x/i, T: 36,5 C
ketidaknyamanan
3. Mengontrol lingkungan P: saat bergerak, Q:
yang dapat mempengaruhi tertusuk-tusuk, R:sekitar
nyeri seperti suhu ruangan, perut, S: 5, T : 20-30 detik,
pencahayaan dan
wajah meringis
kebisingan
4. Mengurangi faktor
A: masalah belum teratasi
presipitasi nyeri
5. Memilih dan lakukan P: intervensi dilanjutkan
penanganan nyeri (teknik
napas dalam, distraksi
pikiran, dan relaksasi:
berdzikir)
6. Melakukan kolaborasi
dengan dokter (omeprazol,
kaltopren sups)

2. 20/12/2017 Ketidakefektifan NIC: Peripheral sensation S: pasien mengatakan lemas,


perfusi jaringan management keluarga mengatakan pasien
perifer b/d 1. Memonitor adanya baru saja selesai menjalani
penurunan daerah tertentu yang operasi ada perutnya
hanya peka terhadap
konsentrasi Hb rangsangan O:keadaan umum baik,
dan darah suplai 2. Memonitor adanya
kesadaran compos mentis
oksigen kurang paretase
3. Menginstruksikan (E4V5M6), TD: 110/80
keluarga untuk mmHg, HR: 78x/i, RR:
mengobservasi kulit jika
18x/i, T: 36,70C, wajah dan
adanya laserasi
4. Membatasi gerakan pada bibir pucat dan konjungtiva
kepala, leher dan palpebea anemis, post op
punggung laparotomi,
5. Memoonitor kemampuas
BAB A: masalah belum teratasi
6. Memonitor adanya
trombiflebitis P: intervensi dilanjutkan
7. Kolaborasi pemberian
obat penambah darah
(Sohobion)

Nyeri akut b/d NIC: Pain Management S: pasien mengatakan nyeri


agens cedera pada perut yang sudah
7. Melakukan pengkajian
biologis
nyeri secara komprehensif dioperas
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, O:keadaan umum baik
frekuensi, kualitas dan kesadaran compos mentis
faktor presipitasi
(E4V5M6), TD: 110/80
8. Mengobservasi reaksi
nonverbal dari mmHg, HR: 78x/i, RR:
ketidaknyamanan 18x/i, T: 36,7 C
9. Mengontrol lingkungan
yang dapat mempengaruhi P: saat bergerak, Q:
nyeri seperti suhu ruangan, tertusuk-tusuk, R:sekitar
pencahayaan dan
perut, S: 5, T : 20-30 detik,
kebisingan
10. Mengurangi faktor wajah meringis
presipitasi nyeri
11. Memilih dan lakukan A: masalah belum teratasi
penanganan nyeri (teknik
napas dalam, distraksi P: intervensi dilanjutkan
pikiran, dan relaksasi:
berdzikir)
12. Melakukan
kolaborasi dengan dokter
(omeprazol, kaltopren
sups)

3. Hambatan 1. Monitoring vital sign S: pasien mengatakan tidak


mobilitas fisik sebelum dan sesudah sanggup untuk bergerak
latihan dan lihat respon
pasien saat latihan O: keadaan umum baik
2. Latih pasien untuk
kesadaran compos mentis
pemenuhan kebutuhan
ADLs secara mandiri (E4V5M6), TD: 110/80
sesuai kemampuan mmHg, HR: 78x/i, RR:
3. Dampingi dan bantu 18x/i, T: 36,7 C, skala
pasien saat mobilisasi dan
bantu penuhi kebutuhan ketergantungan: 3
ADLs
A: masalah belum teratasi
4. Ajarkan pasien
bagaimana merubah
P: intervensi dilanjutkan
posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

Anda mungkin juga menyukai