Anda di halaman 1dari 26

WS IMPLEMENTASI DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)

DAN CASE MANAJER DALAM AKREDITASI RUMAH SAKITVERSI 2012


18 – 19 Mei 2015

Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes


Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Profesional
Pemberi Asuhan
DPJP
Perawat/
Bidan Apoteker

Psikologi Pasien, Nurisionis


Klinis Keluarga Dietisien
24 jam

Terapis Teknisi Medis


Fisik Penata Anestesi

Lainnya

KARS Dr.Nico Lumenta


Patient Centered Care
Core Concept

Dignity &
Respect

Infor-
mation Partici-
Sharing pation

Collaboration

Profesional Pemberi Asuhan :


mereka yg secara langsung
memberikan asuhan kpd pasien, a.l.
dokter, perawat, bidan, ahli gizi,
apoteker, psikolog klinis, penata
anestesi, terapis fisik dsb (Nico Lumenta, 2015)
Proses Asuhan Pasien Diagram
Patient Care IAR

1 Penc
Asesmen Pasien atat
(Skrining, “Periksa Pasien”) an
PPA : 1. Informasi dikumpulkan :
Dokter Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain /  I S
Perawat penunjang, dsb
O
Bidan 2. Analisis informasi :
Apoteker Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi  A A
Nutrisionis Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan Pasien
Dietisien
3. Rencana Asuhan/Plan of Care:
Teknisi Merumuskan rencana dan sasaran terukur  R P
Medis Untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien
(Penata-
Anestesi)
Terapis Fisik 2 Pemberian Pelayanan
Implementasi Rencana
Monitoring
Standar
Interprofessionality AP, PP
 Kolaborasi Interprofesional
Bila beragam Nakes dari berbagai latar belakang profesi bekerja
bersama menangani pasien, keluarga, pengasuh,serta komunitas
untuk memberikan mutu asuhan terbaik
 Pendidikan Interprofesional
Bila peserta didik dari dua profesi atau lebih saling belajar tentang, dari
dan antar mereka untuk mencapai kolaborasi yang efektif dan
meningkatkan hasil di bidang kesehatan
“Tidak lagi cukup bagi para Nakes PPA untuk menjadi sekedar profesional.
Dalam iklim global sekarang, tenaga kesehatan juga dituntut menjadi
interprofesional” (WHO, 2010)

 WHO mengakui kolaborasi interprofesional dalam pendidikan


dan dalam praktek, merupakan suatu strategi inovatif yang
berperan penting dalam mitigasi krisis kesehatan global.
 Diketahui bahwa kolaborasi interprofesional merupakan kunci
dalam memberikan asuhan pasien terbaik.

(Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO, 2010)
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
Konsil Kedokteran Indonesia 2012

A. Area Kompetensi

1. Profesionalitas yang luhur


2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Ketrampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan

KARS Dr.Nico Lumenta


STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
Konsil Kedokteran Indonesia 2012

C. Penjabaran Kompetensi
1. Profesionalitas yang Luhur  Area Kompetensi
1.1. Kompetensi Inti…
1.2. Lulusan Dokter Mampu :
1. Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/ Yang Maha Kuasa)
2. Bermoral, beretika, dan berdisiplin
3. Sadar dan taat hukum
4. Berwawasan sosial budaya
5. Berperilaku profesional
• Menunjukkan karakter sebagai dokter yg profesional
• Bersikap dan berbudaya menolong
• Mengutamakan keselamatan pasien
• Mampu bekerja sama intra- dan inter- profesional
dalam tim pelayanan kesehatan demi keselamatan
pasien
• Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam
kerangka sistem kesehatan nasional dan global.
KARS Dr.Nico Lumenta
Pelimpahan Wewenang Keperawatan
UU no 38/2014 Tentang Keperawatan

Pasal 32
(3) Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk
melakukan sesuatu tindakan medis diberikan oleh
tenaga medis kepada Perawat dengan disertai
pelimpahan tanggung jawab.
(4) Pelimpahan wewenang secara delegatif
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dapat
diberikan kepada Perawat profesi atau Perawat
vokasi terlatih yang memiliki kompetensi yang
diperlukan
(5) Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan
oleh tenaga medis kepada Perawat untuk
melakukan sesuatu tindakan medis di bawah
pengawasan.
(6) Tanggung jawab atas tindakan medis pada pelimpahan
wewenang mandat sebagaimana dimaksud padaayat (5)
berada pada pemberi pelimpahan wewenang.
KARS Dr.Nico Lumenta
KARS Dr.Nico Lumenta
Penampilan tingkah laku dari suatu
Kompetensi
kumpulan terintegrasi dari pengetahuan,
Profesional ketrampilan, dan sikap yang
menggambarkan ranah karya suatu profesi
kesehatan yang spesifik diterapkan dalam
konteks asuhan yang spesifik

Kompetensi Penampilan tingkah laku dalam bentuk suatu kumpulan


terintegrasi dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap
Interprofesional untuk :
• Bekerja bersama lintas profesi, bersama tenaga
kesehatan lain,
• Dan dengan pasien / keluarga / komunitas / populasi
• Guna meningkatkan hasil kesehatan dalam konteks
asuhan yang spesifik
KARS Dr.Nico Lumenta
Elements of collaborative practice
1. Tanggung jawab - Responsibility
2. Akuntabel - Accountability
3. Koordinasi - Coordination
4. Komunikasi - Communication
5. Kerjasama - Cooperation
6. Asertif - Assertiveness
7. Otonomi - Autonomy
8. Percaya & Respek - Mutual trust and respect

(Kasperski M. Implementation strategies: ‘Collaboration in primary care - family doctors and nurse practitioners delivering
KARS Dr.Nico
shared Lumenta
care.’ Toronto, ON: Ontario College of Family Physicians, 2000)
Collaborative practice can decrease:
o total patient complications
o length of hospital stay
o tension and conflict among caregivers
o staff turnover
o hospital admissions
o clinical error rates
o mortality rates

(Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO, 2010)
KARS Dr.Nico Lumenta
PPA : Kompetensi Kolaborasi Interprofesional
Interprofessional Collaborative Practice Competency
Domains

Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Kompetensi dalam Kolaborasi Interprofesional (38)
Ranah Kompetensi 1: Values/Ethics for Interprofessional
Practice (10)
Bekerja bersama Nakes dari profesi lain untuk memelihara iklim saling
respek (menghormati) dan berbagi nilai2.
Ranah Kompetensi 2: Roles/Responsibilities (9)
Menggunakan pengetahuan dari peran masing2 guna memperoleh dan
mengatasi kebutuhan layanan kesehatan dari pasien dan populasi yang
dilayani.
Ranah Kompetensi 3: Interprofessional Communication (8)

Berkomunikasi dengan pasien, keluarga, komunitas, dan profesional


kesehatan lain dengan cara yang responsif dan bertanggung jawab yang
mendukung suatu pendekatan tim dalam pemeliharaan kesehatan serta
pengobatan penyakit.
Ranah Kompetensi 4: Teams and Teamwork (11)
Menerapkan nilai2 membangun-relasi dan prinsip2 dinamika tim untuk
kinerja efektif dalam tim dgn peran yang berbeda untuk merencanakan
dan memberikan asuhan berfokus pasien-/populasi yang aman, tepat
waktu, efisien, dan wajar.
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Ranah Kompetensi 1: Nilai2 / Etika untuk Praktek
Interprofesional (10)

VE1. Tempatkan minat pasien / populasi di pusat


pemberian asuhan nakes yang interprofesional
VE2. Hormati martabat dan privasi para pasien sambil
menjaga konfidensialitas dalam pemberian asuhan
berbasis tim.
VE3. Rangkullah keberagaman kultural dan perbedaan
individual yang menjadi ciri pasien / populasi, dan tim
nakes.
VE4. Hormati keunikan budaya, nilai2, peran / tanggung
jawab, dan expertise dari nakes lain.
VE5. Bekerjasamalah dengan mereka yang menerima
asuhan, mereka yang memberikan asuhan, dan orang2 lain
yang berkontribusi untuk dan mendukung pencegahan
dan pelayanan kesehatan.
VE6. Kembangkan hubungan berdasarkan kepercayaan,
dengan pasien, keluarga, dan anggota tim yang lain.
VE7. Tunjukkan standar yang tinggi dalam perilaku etik
dan mutu asuhan dalam berkontribusi pada layanan
berbasis tim.
VE8. Kelola dilema etis yang spesifik terhadap situasi
layanan terpadu interprofesional bagi pasien/populasi.
VE9. Bertindaklah dengan jujur dan integritas dalam
hubungan dengan pasien, keluarga, dan anggota tim
yang lain.
VE10. Jaga kompetensi dalam profesi sendiri yang
pantas dalam cakupan praktek.
Ranah Kompetensi 2: Peran / Tanggung Jawab (9)

RR1. Komunikasikan secara jelas peran & tanggung jawab


anda kepada pasien, keluarga, dan profesional lain.
RR2. Kenali keterbatasan anda dalam ketrampilan,
pengetahuan, dan kemampuan.
RR3. Ajak berbagai tenaga profesional kesehatan yang
melengkapi expertise profesional anda, maupun sumber2
yang terkait, untuk mengembangkan strategi dalam
memenuhi kebutuhan asuhan pasien yang spesifik.
RR4. Jelaskan peran dan tanggung jawab pemberi asuhan
lain dan bagaimana tim bekerja sama dalam memberikan
asuhan.
RR5. Gunakan sepenuhnya cakupan pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan profesional kesehatan yang
tersedia maupun nakes dalam memberikan asuhan yang
aman, tepat waktu, efisien, efektif, dan wajar.
RR6. Komunikasikan kepada anggota tim untuk
menjelaskan tanggung jawab setiap anggota dalam
menjalankan bagian dari rencana pengobatan atau
intervensi kesehatan masyarakat.
RR7. Bentuk hubungan yang saling terkait dengan profesi
lain untuk meningkatkan asuhan dan memajukan
pembelajaran.
RR8. Ajaklah dalam pengembangan profesional dan
interprofesional yang berkesinambungan untuk
meningkatkan kinerja tim.
RR9. Gunakan kemampuan yang unik dan komplementer
dari setiap anggota tim untuk mengoptimalkan asuhan
pasien.
Ranah Kompetensi 3: Komunikasi Interprofesional (8)

CC1. Pilih alat dan tehnik komunikasi yang efektif,


termasuk sistem informasi dan teknologi komunikasi,
untuk memfasilitasi diskusi dan interaksi yang
meningkatkan fungsi tim.
CC2. Kelola dan komunikasikan informasi dengan pasien,
keluarga, dan anggota tim pelayanan kesehatan dalam
bentuk yang bisa dimengerti, sedapat mungkin
menghindari istilah yang spesifik.
CC3. Nyatakan pengetahuan dan pendapat anda kepada
anggota tim yang terlibat dalam asuhan pasien, dengan
percaya diri, jelas, dan respek, dan bekerja untuk
memastikan pengertian yang sama terhadap informasi dan
pengobatan serta keputusan pola asuhan yang diambil.
CC4. Dengarkan secara aktif, dan dorong gagasan2 dan
pendapat2 dari para anggota tim yang lain.
CC5. Berikan feedback secara tepat waktu, sensitif dan
instruktif kepada anggota lain tentang kinerja tim,
merespon secara santun anggota tim untuk memberikan
umpan-balik ke orang lain.
CC6. Gunakan bahasa yang tepat dan santun dalam
situasi yang sulit, percakapan yang krusial, atau konflik
interprofesional.
CC7. Akui bagaimana keunikan diri anda, termasuk tingkat
pengalaman, expertise, budaya, kekuasaan, dan hierarki
dalam tim asuhan, berkontribusi terhadap komunikasi
efektif, mengatasi konflik, dan hubunan kerja
interprofesional yang positif.
CC8. Komunikasikan secara konsisten pentingnya
kerjasama tim dalam asuhan berfokus-pasien dan
berfokus-komunitas.
Ranah Kompetensi 4: Tim dan Kerjasama Tim (11)

TT1. Jelaskan proses pembentukan tim dan peran serta


praktik dari tim yang efektif.
TT2. Kembangkan konsensus atas prinsip2 etis untuk
memandu semua aspek dari asuhan pasien dan
kerjasama tim.
TT3. Ajak profesional kesehatan lain-yang tepat bagi
situasi asuhan yang spesifik dalam pemecahan masalah
berfokus pasien.
TT4. Integrasikan pengetahuan dan pengalaman dari
profesi lain yang tepat bagi situasi asuhan yang spesifik
untuk menginformasikan keputusan asuhan, sambil
menghormati nilai2 pasien / komunitas dan prioritas /
preferensi asuhan.
TT5. Terapkan praktek2 kepemimpinan yang mendukung
praktek kolaboratif dan efektivitas tim.
TT6. Ajak yang lain bersama mengelola secara konstruktif ketidak
sepakatan akan nilai2, peran2, goals, dan actions yang muncul
dari para profesional pemberi asuhan dan dengan pasien serta
keluarga.
TT7. Bagikan akuntabilitas dengan profesional lain, pasien /
komunitas agar hasil relevan dengan prevensi dan asuhan kesehatan.
TT8. Cerminkan kinerja individu dan kinerja tim untuk individu
maupun juga sebagai tim, serta peningkatan kinerja.
TT9. Gunakan proses strategi untuk meningkatkan efektivitas
kerjasama tim interprofesional dan asuhan berbasis tim.
TT10. Gunakan bukti2 yang tersedia untuk menginformasikan
kerjasama tim yang efektif dan praktek berbasis tim.
TT11. Tampilkan kinerja untuk tim yang efektif dan dalam peran
tim yang berbeda serta dalam berbagai setting.
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Pengembangan Indikator dari 4 Ranah Kompetensi

 Untuk dapat meningkatkan kompetensi Nakes


Profesional Pemberi Asuhan, maka RS agar
mengembangkan indikator dengan dasar butir2 dalam
ranah kompetensi ini
 Indikator agar disusun Manajemen, Komite Medik,
Komie Keperawatan, Pemangku Kepentingan lainnya
 Lakukan survei periodik
Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes
Komisi Akreditasi Rumah Sakit

KARS Dr.Nico Lumenta

Anda mungkin juga menyukai