Anda di halaman 1dari 7

2018

MENUJU ERA PERTANIAN GO DIGITAL

Oleh : Dumadi Tri Restiyanto


Ketua Dewan Pimpinan
Wilayah Jawa Tengah
PETANI
12/3/2018
I. Latar Belakang Masalah.
Perkembangan teknologi telah membawa perubahan baru bagi kehidupan manusia. Telah
membawa kemajuan peradaban manusia di dunia. Hidup semakin mencapai kemudahan dan
kenyamanan, lebih cepat dan lebih tepat. Teknologi telah mampu merubah hidup dan
kehidupan manusia.

Teknologi melahirkan perubahan besar bagi berbagai aspek kehidupan manusia. Melakukan
konversi energi dan daya manusia sehingga manusia dapat menikmati hidup lebih baik dan
sejahtera. Namun mau tidak mau setiap perubahan akan membawa dampak baik dan buruk bagi
manusia. Dampak baik dan buruk itu tergantung dengan apa yang dilakukan oleh manusia untuk
menghadapi perubahan teknologi sesuai dengan perkembangan jaman. Siapa yang mampu
beradaptasi dengan kehidupan zaman saat ini akan mampu menikmati teknologi, sedangkan yang
tidak mampu beradapt akan semakin tertinggal dan tergeser oleh jaman, dan akan mengalami
ketertinggalan.

Perkembangan teknologi di segala bidang telah merubah kehidupan petani, sehingga


memudahkan pekerjaan petani, meskipun di sisi lain peran buruh tani telah tergeser dan
berkurang kesempatan kerja. Dumadi sisi lain kehidupan petani menjadi lebih baik setelah
perkembangan teknologi informasi dan digital membuat informasi semakin sempurna dan terjadi
pengikisan asimetris informasi. Sehingga informasi harga telah membantu petani dalam
membuat keputusan bisnis dalam pertanian. Namun di sisi lain konsumsi petani semakin besar
dan tinggi sesuai tuntutan jaman, sehingga tuntutan kebutuhan membuat petani menghadapi
persoalan keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Karena globalisasi perdagangan
dan liberalisasi telah merambah segala aspek kehidupan termasuk petani. Sehingga kultur
budaya kearifan lokal telah muncul dimana kearifan lokal tersebut sejak dahulu kala tercipta
untuk mengatasi keadaan alam. Sedangkan teknologi pertanian saat ini di Indonesia masih
memiliki ketergantungan pada alam yang masih besar. Sedangkan teknologi yang berperan
mengatasi ketergantungan pada alam belum dapat terjangkau akibat kemampuan untuk memiliki
modal dan akses informasi teknologi bagi petani di Indonesia masih rendah. Seiring dengan
masih rendahnya kualitas sumber daya petani di Indonesia. Hal ini karena kesadaran secara
kultural untuk mempelajari ilmu dan teknologi yang Rendah seiring perkembangan pola pikir
yang stagnan.
II. Rumusan Masalah.
Kesenjangan antara petani yang memiliki pendidikan dan petani tradisional mengakibatkan tidak
ada sinergi yang tepat dalam menerangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan tradisi pertanian yang merupakan kenyataan ilmu kearifan lokal yang tidak dapat
dipisahkan. Mengingat sifat petani di Indonesia yang subsisten.

Sehingga kehidupan kolektif petani yang merupakan buah teknologi lokal untuk budaya
pertanian yang berbasis kearifan lokal dan teknologi yang lahir dari bumi Indonesia berdasarkan
dialektika peradaban dan budaya Petani. Sedangkan peta yang lahir dari kalangan terpelajar
terjebak pada persaingan dan mengejar varian atau perbedaan petani tradisional tidak
mempelajari bahwa selain teknologi yang mereka pelajari tidak terlepas dari peran tradisi peta
yang telah teruji oleh perjalanan peradaban manusia. Sehingga terjadi perbedaan dua pemikiran
besar bahwa petani yang mengandalkan kapital dan teknologi yang belum maksimal sempurna
dan petani yang mengandalkan kekuatan kolektor untuk menghadapi persoalan alami petani
dimana hasil bumi sangat bergantung dengan alam. Yang seharusnya terjadi kolaborasi justru
terjadi pertentangan dan perdebatan.

Maka perlu adanya peran inovasi kelembagaan dan organisasi yang merupakan pilar pertanian.
Bangun usaha koperasi yang merupakan pola gotong royong antar pemerintah, swasta dan peta
membutuhkan peran besar. Perlu diperkuat keberadaannya.

III. Pendekatan Teori dalam penyelesaian Persoalan.


Petani selalu menghadapi empat persoalan faktor produksi yaitu Tenaga Kerja, modal , tanah dan
manajemen seperti yang diungkapkan oleh Cop Douglas dan di sisi lain adalah sisi pemasaran
yang sangat bergantung pada suplyer anda demand. Dalam pendekatan produksi persoalan biaya
produksi yaitu Tenaga Kerja yang murah selalu untuk menutup biaya modal dan biaya sewa
tanah. Semua biaya ini harus ditekan dan perlu adanya inovasi di bidang faktor produksi untuk
menekan biaya. Namun karena keterbatasan kemampuan ketergantungan petani pada subsidi
pemerintah cukup besar.

Sedangkan di sisi pemasaran pengetahuan info pasar cukup membuat petani memiliki sisi tawar
yang Rendah di tangan pedagang atau tengkulak. Sebenarnya hal ini yang selalu dihadapi oleh
petani. Hal ini yang menjadi persoalan klasik petani.
Persoalan nilai tawar yang Rendah menjadi terhapus ketika muncul dan semakin memasarkannya
alat komunikasi jarak jauh yaitu telepon mobil yang mampu mengurangi keterlambatan
informasi petani dengan teknologi telepon dan sms melalui gelombang digital dan
elektromagnetik. Perkembangan selanjutnya dengan percepatan inovasi bidang informasi berupa
telepon pintar semakin memperkuat informasi kolektif di tangan petani.Menjadikan kegagalan
informasi dengan penyakit asimetris informasi semakin pudar. Rontoklah rantai distribusi di
dalam dunia perdagangan terutama para agen dan pialang.

Dengan mudahnya akses informasi paling tidak mampu menekan biaya pemasaran dengan jarak
tempuh distribusi informasi dari yang lambat dan makin cepat dari dengan biaya makin cepat.
Cepatnya informasi membuat produk pertanian yang juga mudah rusak serta sangat in elastisitas
menjadi lebih elastis karena menekan tingkat kerusakan.

IV.Sejarah Poros Maritim Berbasis Rempah.


Pelayaran Honggi telah menjadikan peran perdagangan Internasional dengan datangnya kapal
kapal Portugis untuk berdagang rempah rempah di Indonesia terutama Maluku Menunjukkan
bahwa nama besar nusantara telah mendunia di bidang perdagangan hasil bumi , terima rempah
rempah. Bangsa Eropa telah mengenal cukup lama melalui pedagang Cina dan Arab melalui
jalur Sutra. Dan menerobos melalui jalur laut. Babak baru Nusantara waktu itu dalam hal ini
Indonesia sekarang. Karena orang Eropa menyebut kita Indu Nesia dalam logat Tiongkok. Yang
dalam logat Eropa berbunyi Indonesia.

Perdagangan Rempah terus berkembang sampai banyak pertempuran pedagang antara Eropa
Sendiri, dan Eropa versus Tiongkok dimana kerjasama Tiongkok dan Pribumi melawan Eropa
Pribumi atau Belanda Pribumi mampu melumpuhkan Koalisi Tiongkok Indonesia. Dan
berolahraga kekuasaan raja raja Indonesia yang bekerja sama dengan Belanda di bawah
Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Rempah rempah menjadi komoditas unggulan di Dunia
terutama Eropa.

Karena kesibukan tanah Indonesia yang penuh dengan hasil bumi dan rempah rempah menjadi
terkenal di dunia dan menjadi tujuan perdagangan dan investasi Asing di Indonesia sampai
sekarang.
Banyak komoditas pertanian menjadi andalan dunia, meskipun wajar bila menghadapi
persaingan dengan negara lain di Asia Tengah dan dunia yang menjadi tantangan bagi pertanian
Indonesia yang merupakan keunggulan Absolut bangsa Indonesia

IV. Teknologi Berbasis Pertanian berporos Maritim Berbasis Rempah.


Revolusi Industri telah merubah kehidupan manusia dan tidak bisa ditolak keberadaannya.
Banyak perkembangan teknologi membantu manusia bidang pertanian meski bertahap. Tahun 70
an telah terjadi penggunaan teknologi mesin untuk mengganti tenaga manusia dan binatang.
Dan perkembangan cukup pesat serta menjadi Indonesia sebagai swasembada pangan. Dan
pertanian hasil terus meningkat seiring perkembangan teknologi dan Industri. Karena pertanian
tidak pernah lepas dari kehidupan manusia karena kebutuhan pangan terus meningkat. Persoalan
yang terjadi adalah menciptakan keseimbangan kesempatan pada pertanian padat modal dan
padat karya.

Sayang pada akhir pemerintah Orde Baru konsentrasi pada pembangunan sektor pertanian
tergeser pada industri untuk mengejar ketinggalan dari negara lain. Namun karena regulasi yang
tidak mendukung mengakibatkan krisis moneter 1998 dengan tambangnya Industri perbankan
dan industri manufaktur karena ketergantungan kandungan lokal rendah dan tergantung pada
kandungan impor. Di sisi lain justru kekuatan pertanian mampu meningkatkan hasil masyarakat,
yang menunjukkan adanya kegagalan sektor pertanian yang sudah dianggap sebelah mata dilirik
kembali

Rempah rempah berupa komoditas unggulan di Indonesia kurang diperhatikan, padahal sejak
jaman dulu menjadi komoditi unggulan dunia. Seperti seakan hanya sejarah kejayaan bangsa
seakan digeser oleh kebanggaan modernisasi dan industri. Sehingga ada pemahaman pola pikir
bahwa Pertanian identik dengan masyarakat primitif dan tradisional sebagai dikotomi dengan
industri yang dianggap modernisasi .

V . Pertanian menjadi prioritas.


Sudah menunjukkan bahwa Pertanian memiliki potensi besar menyumbang devisa negara dan
memenuhi kebutuhan masyarakat meski di sisi lain kita juga menghadapi tantangan impor
pertanian yang menjadi isu nasional. Tantangan ini menjadi perlu perhatian semua pihak di
sektor pertanian . Dan kesejahteraan petani terus meningkat dengan semakin terjangkaunya alat
transportasi dan telekomunikasi di kalangan masyarakat petani. Perhatian pemerintah terhadap
infrastruktur pertanian dan pedesaan semakin meningkat. Pertanian di sini diartikan pertanian
dalam arti luas, yaitu perkebunan, peternakan, perkebunan dan kehutanan.

Industri dan peningkatan teknologi telah membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat petani
dan pedesaan di Indonesia. Paling tidak ketidak seimbang informasi di pedesaan dan perkotaan
telah dapat dikurangi baik akses transportasi dan telekomunikasi. Akses Informasi dan
transportasi membantu petani dalam mendistribusikan hasil bumi dan pengetahuan pengelolaan
pertanian.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat Tani dan pedesaan telah terjadi percepatan dan
pertumbuhan yang luar biasa. Kesenjangan dan dualisme perkotaan dan pedesaan akan
membawa pengetahuan, teknologi dan inovasi pertanian terus meningkat sesuai perkembangan
teknologi dalam menghadapi tantangan global.

Peningkatan itu ada informasi tentang produksi dan pasar yang semakin transparan dan terbuka
di dunia juga berdampak pada sektor pertanian yang memiliki penyerapan tenaga kerja cukup
besar.

VII Peningkatan 5 C di sektor Pertanian.


Peran Capital, Capasity, Coliteral, Capability, dan Caracter sumber daya dalam sektor pertanian
perlu ditingkatkan. Peningkatan dalam hal di atas adalah dengan cara :

1. Peningkatan Akses Modal berupa subsidi, bantuan, dan kredit petani yang tepat sasaran.
2. Peningkatan Kapasitas sumberdaya manusia , modal dan teknologi petani yang terarah
dan terprogram.
3. Coliteral yang baik, berupa ada jaminan kepastian petani dalam harga, akses pasar dan
kebijakan pemerintah yang mampu diprediksi oleh petani karena kepastian yang semakin
tinggi untuk meningkatkan kepercayaan petani dalam produksi.
4. Peningkatan Capability atau kemampuan petani dengan penyuluhan dan pendidikan serta
pelatihan yang tepat guna dan tepat sasaran.
5. Peningkatan Caracter Petani. Karakteristik petani harus dibenahi baik dalam bekerja,
konsumsi dan memanfaatkan aset dan modal yang tepat.
Pemantapan faktor di atas paling tidak membangun pola pikir positif dan produktif di dalam
sektor pertanian. Meski ada faktor turunan yang akan lebih dikuasai di waktu yang lain.

VII. Penutup
Perlunya pembasisan dan pembumian kembali bangun usaha koperasi yang berupa pola gotong
royong atau kemitraan dari

1. Petani atau Rakyat.


2. Pemerintah
3. Swasta

Ketiganya akan menciptakan sinergi yang tepat sasaran bila terjadi kesamaan fusi pembangunan
berbangsa dan bernegara untuk menghadapi tantangan globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai