Tulisan Sarasehan
Tulisan Sarasehan
Teknologi melahirkan perubahan besar bagi berbagai aspek kehidupan manusia. Melakukan
konversi energi dan daya manusia sehingga manusia dapat menikmati hidup lebih baik dan
sejahtera. Namun mau tidak mau setiap perubahan akan membawa dampak baik dan buruk bagi
manusia. Dampak baik dan buruk itu tergantung dengan apa yang dilakukan oleh manusia untuk
menghadapi perubahan teknologi sesuai dengan perkembangan jaman. Siapa yang mampu
beradaptasi dengan kehidupan zaman saat ini akan mampu menikmati teknologi, sedangkan yang
tidak mampu beradapt akan semakin tertinggal dan tergeser oleh jaman, dan akan mengalami
ketertinggalan.
Sehingga kehidupan kolektif petani yang merupakan buah teknologi lokal untuk budaya
pertanian yang berbasis kearifan lokal dan teknologi yang lahir dari bumi Indonesia berdasarkan
dialektika peradaban dan budaya Petani. Sedangkan peta yang lahir dari kalangan terpelajar
terjebak pada persaingan dan mengejar varian atau perbedaan petani tradisional tidak
mempelajari bahwa selain teknologi yang mereka pelajari tidak terlepas dari peran tradisi peta
yang telah teruji oleh perjalanan peradaban manusia. Sehingga terjadi perbedaan dua pemikiran
besar bahwa petani yang mengandalkan kapital dan teknologi yang belum maksimal sempurna
dan petani yang mengandalkan kekuatan kolektor untuk menghadapi persoalan alami petani
dimana hasil bumi sangat bergantung dengan alam. Yang seharusnya terjadi kolaborasi justru
terjadi pertentangan dan perdebatan.
Maka perlu adanya peran inovasi kelembagaan dan organisasi yang merupakan pilar pertanian.
Bangun usaha koperasi yang merupakan pola gotong royong antar pemerintah, swasta dan peta
membutuhkan peran besar. Perlu diperkuat keberadaannya.
Sedangkan di sisi pemasaran pengetahuan info pasar cukup membuat petani memiliki sisi tawar
yang Rendah di tangan pedagang atau tengkulak. Sebenarnya hal ini yang selalu dihadapi oleh
petani. Hal ini yang menjadi persoalan klasik petani.
Persoalan nilai tawar yang Rendah menjadi terhapus ketika muncul dan semakin memasarkannya
alat komunikasi jarak jauh yaitu telepon mobil yang mampu mengurangi keterlambatan
informasi petani dengan teknologi telepon dan sms melalui gelombang digital dan
elektromagnetik. Perkembangan selanjutnya dengan percepatan inovasi bidang informasi berupa
telepon pintar semakin memperkuat informasi kolektif di tangan petani.Menjadikan kegagalan
informasi dengan penyakit asimetris informasi semakin pudar. Rontoklah rantai distribusi di
dalam dunia perdagangan terutama para agen dan pialang.
Dengan mudahnya akses informasi paling tidak mampu menekan biaya pemasaran dengan jarak
tempuh distribusi informasi dari yang lambat dan makin cepat dari dengan biaya makin cepat.
Cepatnya informasi membuat produk pertanian yang juga mudah rusak serta sangat in elastisitas
menjadi lebih elastis karena menekan tingkat kerusakan.
Perdagangan Rempah terus berkembang sampai banyak pertempuran pedagang antara Eropa
Sendiri, dan Eropa versus Tiongkok dimana kerjasama Tiongkok dan Pribumi melawan Eropa
Pribumi atau Belanda Pribumi mampu melumpuhkan Koalisi Tiongkok Indonesia. Dan
berolahraga kekuasaan raja raja Indonesia yang bekerja sama dengan Belanda di bawah
Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Rempah rempah menjadi komoditas unggulan di Dunia
terutama Eropa.
Karena kesibukan tanah Indonesia yang penuh dengan hasil bumi dan rempah rempah menjadi
terkenal di dunia dan menjadi tujuan perdagangan dan investasi Asing di Indonesia sampai
sekarang.
Banyak komoditas pertanian menjadi andalan dunia, meskipun wajar bila menghadapi
persaingan dengan negara lain di Asia Tengah dan dunia yang menjadi tantangan bagi pertanian
Indonesia yang merupakan keunggulan Absolut bangsa Indonesia
Sayang pada akhir pemerintah Orde Baru konsentrasi pada pembangunan sektor pertanian
tergeser pada industri untuk mengejar ketinggalan dari negara lain. Namun karena regulasi yang
tidak mendukung mengakibatkan krisis moneter 1998 dengan tambangnya Industri perbankan
dan industri manufaktur karena ketergantungan kandungan lokal rendah dan tergantung pada
kandungan impor. Di sisi lain justru kekuatan pertanian mampu meningkatkan hasil masyarakat,
yang menunjukkan adanya kegagalan sektor pertanian yang sudah dianggap sebelah mata dilirik
kembali
Rempah rempah berupa komoditas unggulan di Indonesia kurang diperhatikan, padahal sejak
jaman dulu menjadi komoditi unggulan dunia. Seperti seakan hanya sejarah kejayaan bangsa
seakan digeser oleh kebanggaan modernisasi dan industri. Sehingga ada pemahaman pola pikir
bahwa Pertanian identik dengan masyarakat primitif dan tradisional sebagai dikotomi dengan
industri yang dianggap modernisasi .
Industri dan peningkatan teknologi telah membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat petani
dan pedesaan di Indonesia. Paling tidak ketidak seimbang informasi di pedesaan dan perkotaan
telah dapat dikurangi baik akses transportasi dan telekomunikasi. Akses Informasi dan
transportasi membantu petani dalam mendistribusikan hasil bumi dan pengetahuan pengelolaan
pertanian.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat Tani dan pedesaan telah terjadi percepatan dan
pertumbuhan yang luar biasa. Kesenjangan dan dualisme perkotaan dan pedesaan akan
membawa pengetahuan, teknologi dan inovasi pertanian terus meningkat sesuai perkembangan
teknologi dalam menghadapi tantangan global.
Peningkatan itu ada informasi tentang produksi dan pasar yang semakin transparan dan terbuka
di dunia juga berdampak pada sektor pertanian yang memiliki penyerapan tenaga kerja cukup
besar.
1. Peningkatan Akses Modal berupa subsidi, bantuan, dan kredit petani yang tepat sasaran.
2. Peningkatan Kapasitas sumberdaya manusia , modal dan teknologi petani yang terarah
dan terprogram.
3. Coliteral yang baik, berupa ada jaminan kepastian petani dalam harga, akses pasar dan
kebijakan pemerintah yang mampu diprediksi oleh petani karena kepastian yang semakin
tinggi untuk meningkatkan kepercayaan petani dalam produksi.
4. Peningkatan Capability atau kemampuan petani dengan penyuluhan dan pendidikan serta
pelatihan yang tepat guna dan tepat sasaran.
5. Peningkatan Caracter Petani. Karakteristik petani harus dibenahi baik dalam bekerja,
konsumsi dan memanfaatkan aset dan modal yang tepat.
Pemantapan faktor di atas paling tidak membangun pola pikir positif dan produktif di dalam
sektor pertanian. Meski ada faktor turunan yang akan lebih dikuasai di waktu yang lain.
VII. Penutup
Perlunya pembasisan dan pembumian kembali bangun usaha koperasi yang berupa pola gotong
royong atau kemitraan dari
Ketiganya akan menciptakan sinergi yang tepat sasaran bila terjadi kesamaan fusi pembangunan
berbangsa dan bernegara untuk menghadapi tantangan globalisasi.