Anda di halaman 1dari 12

Putri Salju dan Tujuh Kurcaci (Snow White) Sang Cermin menjawab, "Ratu, anda cantik, tetapi Putri

Ratu, anda cantik, tetapi Putri Salju lebih


Brothers Grimm cantik dari anda."

Di suatu pertengahan musim dingin, ketika salju berjatuhan dari


langit seperti bulu, seorang ratu duduk menjahit di dekat jendela. Rangka
kayu yang digunakan untuk membordir terbuat dari kayu ebony yang hitam
pekat. Sambil membordir, sang Ratu menatap salju yang turun dan tanpa
sengaja jarinya tertusuk oleh jarum sehingga tiga tetes darahnya jatuh
membasahi salju. Saat ia melihat betapa terang warna merahnya, ia berkata
kepada dirinya sendiri, "Saya berharap mempunyai anak yang putih seperti
salju, merah seperti darah, dan hitam seperti kayu ebony!".
Tidak lama setelah itu, sang Ratu melahirkan seorang putri yang
kulitnya putih seputih salju, bibirnya merah semerah darah, dan rambutnya
hitam sehitam kayu ebony , dan diberinya nama Putri Salju. Saat sang Putri
lahir, sang Ratu pun meninggal dunia.
Setelah setahun berlalu, sang Raja menikah kembali dengan seorang
wanita yang sangat cantik, tetapi angkuh dan tidak senang apabila ada yang
Sang Ratu menjadi terkejut dan warna mukanya menjadi kuning lalu
melebihi kecantikannya. Sang Ratu yang baru memiliki sebuah cermin ajaib,
hijau oleh rasa cemburu, dan semenjak saat itu, ia berbalik membenci Putri
di mana sang Ratu sering berdiri memandang ke dalam cermin dan berkata:
Salju. Semakin lama, rasa cemburunya bertambah besar, hingga dia tidak
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
memiliki kedamaian lagi. Ia lalu memerintahkan seorang pemburu untuk
Dan sang Cermin selalu menjawab, "Anda adalah yang tercantik dari
membinasakan Putri Salju.
semuanya".
"Bawalah Putri Salju ke suatu hutan, sehingga saya tidak akan
Dan sang Ratu pun merasa puas, karena tahu bahwa Cermin
pernah melihatnya lagi. Kamu harus membinasakannya dan membawa
ajaibnya tidak pernah berkata bohong.
hatinya sebagai bukti kepadaku.
Putri Salju sekarang tumbuh makin lama makin cantik, dan saat ia
Sang pemburu setuju, membawa Putri Salju ke suatu hutan; akan tetapi
dewasa, kecantikannya jauh melebihi kecantikan sang Ratu sendiri.
saat ia menarik pedangnya, Putri Salju menangis, dan berkata:
Sehingga suatu hari ketika sang Ratu bertanya kepada cerminnya:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
"Wahai, pemburu, janganlah membunuhku, saya akan pergi dan masuk ke sangat sesuai dengan tinggi badannya; dan ia pun tertidur di tempat tidur
dalam hutan liar, dan tidak akan kembali lagi." tersebut.
Pemburu yang menaruh rasa kasihan, berkata: Saat malam tiba, pemilik rumah pulang ke rumah dan mereka adalah
"Pergilah kalau begitu, putri yang malang;" karena sang Pemburu berpikir tujuh orang kurcaci yang pekerjaannya menggali terowongan bawah tanah
bahwa binatang liar di hutan akan memangsa Putri Salju, dan saat ia di pegunungan. Saat mereka menyalakan tujuh lilin yang menerangi seluruh
melepaskan Putri Salju, hatinya menjadi lebih ringan seolah-olah terbebas rumah, mereka sadar bahwa ada orang yang telah masuk ke dalam rumah
dari gencetan batu yang berat. Saat itu juga dilihatnya seekor babi hutan tersebut karena beberapa hal telah berpindah tempat, tidak seperti saat
berlalu, dan sang Pemburu menangkap babi hutan tersebut lalu mereka meninggalkan rumah.
mengeluarkan hatinya untuk dibawa ke sang Ratu sebagai bukti. Yang pertama berkata, "Siapa yang telah duduk di kursi kecilku?"
Putri Salju yang sekarang berada dalam hutan liar, merasa ketakutan Yang kedua berkata, "Siapa yang telah makan dari piring kecilku?"
yang luar biasa dan tidak tahu harus mengambil tindakan apa saat Yang ketiga berkata, "Siapa yang mengambil roti kecilku?"
ketakutan melanda. Kemudian dia mulai berlari, berlari di atas batu-batuan Yang keempat berkata, "Siapa yang telah memakan buburku?"
yang tajam dan berlari menembus semak-semak yang berduri, dan binatang Yang kelima berkata, "Siapa yang telah menggunakan garpuku?"
liar pun mengerjarnya, tetapi tidak untuk menyakiti Putri Salju. Ia berlari Yang keenam berkata, "Siapa yang telah memotong dengan pisauku?"
selama kakinya mampu membawa ia pergi, dan saat malam hampir tiba, ia Yang ketujuh berkata, "Siapa yang telah minum dari cangkirku?"
tiba di sebuah rumah kecil. Putri Salju pun masuk ke dalam untuk Kemudian yang pertama, melihat ke sekeliling rumah dan melihat tanda-
beristirahat. Segala sesuatu yang berada di dalam rumah, berukuran sangat tanda bahwa kasurnya telah ditiduri, berteriak, "Siapa yang telah tidur di
kecil, tetapi indah dan bersih. Di rumah tersebut terdapat bangku dan meja ranjangku?"
yang di alas dengan taplak putih, dan di atasnya terdapat tujuh buah piring, Dan saat yang lainnya juga datang, mereka berkata, "Seseorang juga
pisau makan, garpu dan cangkir minum. Di dekat dinding, terlihat tujuh telah tidur di tempat tidurku!"
ranjang tidur kecil, saling bersebelahan, dan dilapisi dengan seprei putih
juga. Putri Salju menjadi sangat lapar dan haus, makan dari tiap-tiap piring
sedikit bubur dan roti, dan minum sedikit dari tiap-tiap cangkir, agar ia
tidak menghabiskan satu piring saja. Akhirnya Putri Salju merasa lelah dan
membaringkan dirinya di satu ranjang, tetapi ranjang tersebut ada yang
terlalu pendek, ada yang terlalu panjang, untungnya, ranjang yang ke-tujuh
mereka. Putri Salju pun bercerita bagaimana ibunya berharap agar dia
meninggal, bagaimana sang Pemburu membiarkannya hidup, bagaimana ia
lari sepanjang hari, hingga tiba ke rumah mereka.
Para kurcaci kemudian berkata, "Jika kamu mau membersihkan
rumah, memasak, mencuci, merapihkan tempat tidur, menjahit, dan
mengatur semuanya agar tetap rapih dan bersih, kamu bisa tinggal di sini,
dan kamu tidak akan kekurangan apapun."
"Saya sangat setuju," katan Putri Salu, dan ia pun tinggal di rumah
tersebut sambil mengatur rumah. Pada pagi hari para kurcaci ke gunung
untuk menggali emas, pada malam hari saat mereka pulang, mereka telah
disiapkan makan malam. Setiap Putri Salju ditinggal sendiri, para kurcaci
sering memberi nasehat:
"Berhati-hatilah pada ibu tiri mu, dia akan tahu bahwa kamu ada di
sini. Jangan biarkan seorangpun masuk ke dalam rumah."
Ketika kurcaci yang ketujuh melihat ranjangnya, dia melihat Putri Ratu yang telah melihat bukti kematian Putri Salju yang berupa hati,
Salju yang tertidur di sana, kemudian dia menyampaikan ke kurcaci lain, yang dibawa oleh pemburu, menjadi tenang, berdiri di depan cermin dan
yang datang tergesa-gesa untuk melihat Putri Salju, dan dalam keterkejutan berkata:
mereka, mereka masing-masing mengangkat lilinnya untuk melihat Putri "Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Salju dengan lebih jelas. Dan sang Cermin menjawab, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak
"Ya Tuhan! kata mereka, "siapakah putri yang cantik ini?" dan karena ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah kecil beserta
mereka gembira melihat Putri Salju, mereka tidak tega untuk tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
membangunkannya. Kurcaci yang ketujuh terpaksa tidur bergantian dengan
teman-temannya, setiap satu jam, di tiap-tiap ranjang temannya sampai
malam berlalu.
Menjelang pagi, ketika Putri Salju terbangun dan melihat ketujuh
kurcaci, Putri Salju menjadi ketakutan, tetapi mereka terlihat bersahabat
dan bahkan menanyakan namanya dan bagaimana dia bisa tiba di rumah
"Barang bagus," katanya, "Pita berbagai macam warna" dan dia kemudian
menyerahkan sebuah pita yang terbuat dari sutera.
"Saya tidak perlu takut untuk membiarkan wanita tua ini masuk," pikir
Putri Salju, lalu ia pun membuka pintu dan membeli pita yang indah.
"Betapa cantiknya kamu, anakku!" kata wanita tua, "kemarilah dan biarkan
saya membantu kamu untuk memakaikan pita ini."
Putri Salju yang tidak curiga, berdiri di depannya dan membiarkan
wanita tua itu memasangkan pita untuknya, tetapi wanita tua itu dengan
cepat mencekik Putri Salju dengan pita hingga Putri Salju jatuh dan seolah-
olah meninggal dunia.
"Sekarang saatnya kamu berhenti sebagai wanita tercantik," kata
wanita tua sambil berlalu pergi.
Tidak lama setelah itu, menjelang malam, para kurcaci pulang ke
rumah, dan mereka semua terkejut melihat Putri Salu terbaring di tanah,
Ratu menjadi terkejut saat mendengarkannya, dan ia akhirnya tahu tidak bergerak; mereka mengangkatnya dan saat mereka melihat pita yang
bahwa sang Pemburu telah menipunya, dan Putri Salju masih hidup. Ia pun melilit leher Putri Salju, mereka memotongnya dan saat itu Putri Salju
berpikir keras untuk menghabisi Putri Salu, karena selama ia bukanlah bernapas kembali. Saat kurcaci mendengar cerita dari Putri Salju, mereka
wanita tercantik diantara semua, rasa cemburunya tidak akan bisa berkata,
membuat ia bisa beristirahat dengan tenang. Akhirnya ia pun mendapatkan "Wanita tua yang menjadi penjual keliling, pastilah tidak lain dari
rencana, ia menyamarkan wajahnya dan memakai pakaian yang biasa ratu yang jahat, kamu harus berhati-hati saat kami tidak berada di sini!"
dipakai oleh wanita tua agar tidak ada yang bisa mengenalinya. Dalam Ketika ratu yang jahat tiba di rumah dan bertanya kepada sang Cermin:
penyamarannya, ia melalui tujuh gunung hingga akhirnya tiba di rumah "Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
milik tujuh kurcaci. Ia pun mengetuk pintu dan berkata: Jawabannya sama dengan sebelumnya, "Ratu, walaupun kecantikanmu
"Barang bagus untuk dijual! barang bagus untuk dijual!" hampir tidak ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah
Putri Salju mengintip dari jendela dan menjawab: kecil beserta tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
"Selamat siang, apa yang anda jual?" Saat mendengar jawaban tersebut, ia menjadi terkejut karena tahu
bahwa Putri Salju masih hidup.
"Sekarang, saya harus memikirkan cara lain untuk membinasakan Jawabannya sama dengan sebelumnya, "Ratu, walaupun kecantikanmu
Putri Salju." Dan dengan sihirnya, ia membuat sisir yang mengandung hampir tidak ada bandingannya, Putri Salju yang hidup di sebuah rumah
racun. Kemudian dia menyamar menjadi seorang perempuan tua yang lain. kecil beserta tujuh orang kurcaci, seribu kali lebih cantik."
Lalu pergi menyeberangi tujuh gunung dan datang ke rumah tujuh kurcaci.
Ia mengetuk pintu dan berkata,
"Barang bagus untuk dijual! barang bagus untuk dijual!"
Putri Salju melihat keluar dan berkata,
"Pergilah, Saya tidak akan membiarkan siapapun masuk."
"Tapi kamu tidak dilarang untuk melihat-lihat," kata si wanita tua sambil
mengeluarkan sisir beracun dan memegangnya. Sisir tersebut sangat
menggoda Putri Salju sehingga ia akhirnya membuka pintu dan membeli
sisir itu, dan kemudian wanita tua itu berkata:
"Sekarang, rambutmu harus disisir dengan benar."
Putri Salju yang malang tidak berpikir akan adanya mara-bahaya,
membiarkan wanita itu menyisir rambutnya, dan tidak lama kemudian, sisir
pada racun mulai bekerja dan Putri Salju pun terjatuh tanpa daya.
"Ini adalah akhir bagimu," kata si wanita tua sambil berlalu.
Untungnya hari sudah hampir malam dan para kurcaci pulang tidak lama Ketika ratu mendengar ini, ia menjadi gemetar karena marah, "Putri
setelah kejadian itu. Saat mereka melihat Putri Salju terbaring di tanah Salju harus mati, walaupun saya juga harus mati!" Lalu ia masuk ke kamar
seperti telah meninggal, mereka langsung berpikir bahwa ini adalah rahasianya dan di sana ia membuat sebuah apel racun. Apel yang cantik
perbuatan ibu tiri yang jahat. Secepatnya mereka menarik sisir yang masih dan menggiurkan, berwarna putih dan merah. Siapapun yang melihatnya
melekat di rambut Putri Salju dan saat itupun Putri Salju terbangun, lalu pasti tergiur dan siapapun yang memakannya walaupun sedikit, akan mati
menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Para kurcaci keracunan. Saat apel itu telah siap, ia pun menyamar kembali dan
memperingatkan ia untuk lebih berhati-hati lagi dan jangan pernah berpakaian seperti wanita petani, lalu ia menyeberangi tujuh gunung di
membiarkan orang masuk. mana tujuh kurcaci tinggal. Dan ketika ia mengetuk pintu, Putri Salju
Saat ratu tiba di rumah, ia berdiri di depan cermin dan berkata, melongokkan kepala melalui jendela dan berkata,
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
"Saya tidak berani membiarkan siapapun masuk, tujuh kurcaci sudah akhirnya menaruh Putri Salju dalam sebuah peti, dan mereka semua duduk
melarang saya." mengelilinginya, menangisi kematiannya selama tiga hari penuh. Walaupun
"Baiklah," kata si wanita, "Saya hanya ingin memberikan sebuah apel ini meninggal, Putri salju terlihat seolah-olah masih hidup dengan pipinya yang
kepadamu." merona. Para kurcaci kemudian berkata,
"Tidak," kata Putri Salju, "Saya tidak berani mengambil apapun." "Kita tidak akan menguburnya di tanah yang gelap." Lalu merekapun
"Apakah kamu takut akan racun?" tanya si wanita, "lihatlah, saya akan membuat peti yang terbuat dari gelas yang bening sehingga mereka dapat
membelah apel ini menjadi dua bagian, kamu akan mendapatkan bagian melihat Putri Salju dari segala sisi. Putri Salju dibaringkan di peti tersebut,
yang berwarna merah, dan saya bagian yang putih." dan di peti itu ditulislah nama Putri Salju dengan tulisan emas, beserta
Apel tersebut dibuat dengan cerdiknya, sehingga bagian yang beracun kisah bahwa ia adalah putri seorang raja. Kemudian mereka meletakkan peti
adalah bagian yang berwarna merah. Putri Salju menjadi tergiur akan itu di atas gunung, dan salah satu dari mereka selalu tinggal untuk
kecantikan apel itu, dan ketika ia melihat si wanita petani memakan apel mengawasinya. Burung-burung pun datang berkunjung dan turut berduka,
bagiannya, Putri Salju menjadi tidak tahan lagi, ia mengulurkan tangannya yang datang pertama adalah burung hantu, lalu burung gagak, lalu seekor
keluar dan mengambil bagian apel yang beracun. Tidak lama setelah ia burung merpati.
memakan apel tersebut, ia pun terjatuh dan sepertinya meninggal. Sang Untuk beberapa lama, Putri Salju terbaring di peti gelas itu dan tidak
Ratu jahat, tertawa keras dan berkata, pernah berubah, terlihat seolah-olah tidur. Ia masih tetap seputih salju,
"Putih seperti salju, merah seperti darah, hitam seperti ebony! kali ini, semerah darah dan rambutnya sehitam ebony. Suatu ketika seorang
kurcaci takkan dapat menghidupkan kamu kembali." pangeran lewat di hutan yang menuju ke rumah kurcaci. Saat ia melihat
Lalu ia pun pulang dan bertanya kepada cerminnya, peti di puncak gunung beserta Putri Salju yang cantik di dalamnya, ia
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?" menjadi jatuh cinta, dan setelah ia membaca tulisan yang ada pada peti itu.
Cermin menjawab, "Anda adalah yang tercantik dari semuanya". Ia berkata kepada para kurcaci,
Hati ratu yang tadinya penuh dengan kecemburuan, akhirnya menjadi "Biarkan saya memiliki peti beserta Putri Salju ini, saya akan
tenang dan bahagia. memberikan apapun yang kalian minta."
Para kurcaci, saat pulang di malam hari, menemukan Putri Salju Tetapi kurcaci menolak dan mengatakan bahwa mereka tidak mau
terbaring di tanah, dan tak ada nafas lagi yang keluar dari hidungnya. berpisah dengan Putri Salju walaupun dibayar dengan emas yang ada di
Mereka mengangkatnya, mencari-cari racun yang membunuh Putri Salju, seluruh dunia. Tetapi sang Pangeran berkata,
memotong pitanya, menyisir rambutnya, mencucinya dengan air dan
anggur, tetapi semua sia-sia, putri malang itu telah meninggal. Mereka
"Saya memintanya dengan amat sangat, karena saya tidak akan bisa "Oh, dimanakah saya berada?" tanyanya. Sang Pangeran secepatnya
hidup tanpa melihat Putri Salju; Jika kalian setuju, saya akan serta merta menjawab dengan hati riang, "Kamu aman di dekatku," dan menceritakan
membawa kalian semua dan menganggap kalian seperti saudaraku sendiri." semua yang terjadi. Sang Pangeran lalu berkata lagi,
"Saya lebih memilih kamu dibandingkan dengan apapun yang ditawarkan
oleh dunia; ikutlah bersama saya menuju istana ayahku dan jadilah
pengantinku."
Putri Salju yang baik hati, ikut bersama pangeran dan
direncanakanlah pesta perkawinan yang meriah untuk mereka berdua.
Ibu tiri Putri Salju juga ikut diundang menghadiri pesta dan saat berhias di
cermin, ia pun bertanya pada cermin ajaibnya:
"Cermin di dinding, Siapa yang tercantik diantara semua?"
Cermin menjawab, "Ratu, walaupun kecantikanmu hampir tidak ada
bandingannya, Pengantin yang baru ini seribu kali lebih cantik."
Sang Ratu menjadi marah dan mengutuk karena kecewa, ia hampir
saja membatalkan kehadirannya di pesta pernikahan Putri Salju, tetapi rasa
penasarannya membuat ia tetap pergi. Saat ia melihat pengantin wanita, ia
menjadi terkejut karena pengantin wanita tersebut tidak lain adalah Putri
Saat sang Pangeran berbicara dengan sungguh hati, para kurcaci Salju. Kemarahan serta ketakutan bercampur aduk menjadi satu dan saat
menjadi iba dan memberikan sang Pangeran peti yang berisikan Putri Salju, itu juga, sang Ratu yang jahat tersedak karena marahnya, terjatuh dan
dan sang Pangeran pun memanggil pelayan-pelayannya untuk mengangkat meninggal, sedangkan Putri Salju dan pangeran, hidup bahagia selama-
peti tersebut ke istana. Di perjalanan, seorang pelayan terantuk pada lamanya.
semak-semak sehingga peti yang diangkatnya menjadi terguncang dan
sedikit miring. Saat itulah apel beracun yang ada pada kerongkongan Putri
Salju, keluar dari mulutnya. Putri Salju membuka matanya dan membuka
penutup peti, turun dan berdiri dalam keadaan sehat-walafiat.
Cerita Dongeng Kancil, Semut dan Cicak cepat dan Happp!!! menangkap potongan apel yang paling besar dengan lidahnya lalu
cepat-cepat kabur ke balik semak-semak. “Waaaduhhh ada pencuri! Pencuri!
Pencuri!” teriak para semut dengan kagetnya.

Kancil yang sedang enak-enak berjemur sambil menikmati manisnya buah apel jadi
kaget. Kemudian setelah tahu apa yang telah terjadi maklumlah dia. Rupanya ada
cicak badung yang berulah menyerobot potongan apel yang di bawa para semut.
Setelah berpikir sejenak, Si Kancil yang sangat bijaksana ini membisikkan suatu
rencana pada para semut. Sontak setelah mendengar kata-kata yang dibisikkan, para
semut serentak tertawa terpingkal-pingkal.

Sang Kancil melompat ke semak-semak dan sebentar kemudian kembali dengan


Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita membawa segenggam buah kecil berwarna merah. Para semut membawa potongan
Dongeng Kancil, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan buah merah itu sambil sebentar-sebentar berhenti karena tak kuat menahan tawa.
Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel. Rupanya para semut menganggap rencana mereka benar-benar sangat lucu. Pesta
dimulai lagi, para semut kembali makan apel yang telah dipotong kecil-kecil. Buah
Pada Zaman dulu, disebuah hutan tinggallah seekor kancil, cicak dan kawanan semut. merah pemberian Sang Kancil sengaja diletakkan di pinggir dan tidak dijaga oleh para
Mereka hidup dengan bahagia di hutan tersebut. Hanya saja si Cicak agak nakal dan semut. Mereka tertawa, bergandengan tangan, menari sambil sebentar-sebentar melirik
sering mengganggu teman-temannya. Suatu hari Kancil sedang bercengkrama dengan ke tumpukan buah merah di pinggiran.
kawanan semut. Dia meloncat-loncat di sepanjang jalan setapak di hutan itu,
sementara para semut berlari-lari di belakangnya sambil menari dan menyanyi. Disaat para semut sedang berpesta, tiba-tiba Cicak kembali datang dan langsung
menangkap buah-buah merah yang diletakkan di pinggir lalu kabur. Anehnya
Ketika para semut melihat segerombol buah apel merah yang ranum, mereka bukannya marah, tapi para semut malahan tertawa terpingkal-pingkal melihat Cicak
berteriak-teriak pada Sang Kancil untuk memetiknya. Maka Sang Kancil dengan gesit membawa lari buah-buah itu. Terdengar suara tawa para semut riuh rendah
melompat dan menyundul apel-apel itu hingga jatuh ke tanah. mentertawakan Cicak yang lari sambil menggondol buah merah. Cicak yang tengah
berlari itu jadi bertanya-tanya mengapa para semut tertawa terbahak-bahak melihat dia
Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya : mencuri buah merah. Kemudian dicicipinya buah merah itu, hhmmm rasanya manis
Tak berapa lama kemudian para semut merubungi apel-apel tersebut dan mulai dan enak. Tak terasa beberapa saat kemudian dia sudah tertidur kekenyangan dan lupa
memotongnya menjadi potongan kecil-kecil. Sebagian dipanggul, sebagian lagi dengan pertanyaan yang timbul dalam benaknya.
didorong beramai-ramai. Begitulah acara bermain dihentikan sejenak setelah mereka
menemukan tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil menikmati buah apel. Saat terbangun si Cicak penasaran dengan tawa para semut. Maka dia kembali
mendekat dan mengintip ingin tahu apa yang aneh dengan para semut. Dilihatnya
Namun saat para semut sedang berpesta apel, tiba-tiba muncul Cicak yang merayap Sang Kancil sedang dikerumuni para semut sambil berbicara sesuatu. “Jadi buah
merah tadi bukan cabe yah???. Percuma dong kita gagal memberi pelajaran pada si
pencuri” kata seekor semut paling besar mewakili teman-temannya. Rupanya para
semut tertawa terpingkal-pingkal karena menyangka buah yang mereka letakkan di
pinggir adalah cabe, sehingga si pencuri akan kepedasan saat memakannya. Saat tahu
buah merah itu bukan cabe mereka jadi kecewa. “Kalian terlalu tulus untuk bisa
menjebak orang lain. Kalian tak bisa menahan tawa terpingkal-pingkal mendengar
rencanaku. Pastilah si pencuri akan curiga dan meneliti buah yang dicurinya. Saat tahu
itu cabe, dia tidak akan memakan dan akan kembali untuk mencuri buah lainnya. Jadi
aku ganti saja dengan buah strawberry yang banyak di sekitar sini. Biar saja dia
kenyang, biar tidak mengganggu kita lagi” kata Kancil

Para semut saling berpandang-pandangan dan mengakui bahwa mereka tidak bisa
menahan diri untuk tidak tertawa. Pastilah si pencuri mendengar tawa itu dan jadi
curiga. Para semut memang tidak bisa berpura-pura, mereka selalu jujur dalam
bertindak dan berkata-kata. “Pencurinya adalah si Cicak. Biarlah nanti aku datang ke
rumahnya sambil membawa sekeranjang strawberry dan sedikit nasehat. Biar dia tidak
mencuri lagi” kata Si Kancil.

Tak terasa, Si Cicak meneteskan air mata mendengar semua kata-kata Si Kancil.
Rupanya Sang Kancil mengganti cabe dengan apel bukan saja karena para semut tidak
bisa menahan tawa, tapi juga karena dia sayang pada Cicak kecil. Buktinya Sang
Kancil akan datang ke rumahnya sambil membawa sekeranjang strawberry. Diam-
diam Cicak kecil merasa dirinya telah melakukan perbuatan hina dina pada makhluk-
makhluk yang baik hati.

Pesan Moral Cerita Dongeng Kancil, Semut dan Cicak adalah : Jangan kita balas
kejahatan dengan kejahatan. dengan kita berbuat baik pada orang yang telah menjahati
kita, maka orang tersebut akan berfikir dan kemungkinan besar akan menyadari
kesalahannya. Berbuat baik adalah perbuatan mulia.
Kunang. “Bawakan akau buah manggis kesukaanku, ku beri kau seutas tali,”
Jawab si Amang
Tanpa buang waktu Kunang mendekati pohon manggis. “Paman, bolehkah aku
minta buah manggis itu?” pinta Mas Kunang.
“Tentu boleh, tetapi lebih dulu katakan pada si Gagak agar tidak membeuat
gaduh di pohon ini, Jawab pohon Manggis.
Cepat-cepat Kunang menemui si Gagak. “Wahai Gagak yang budiman,
janganlah membuat kegaduhan di batang pohon manggis,” Katanya.
“Ooo..... boleh! Tapi carikan dulu sebutir telur,” Sahut si Gagak.
Kunang kemudian datang ke tempat Bibi Kotek si Ayam Betina. “Bibi berilah
aku sebutir telur agar akau dapat menolong si semut!”.
“Oh! Boleh! Tapi carikan dulu aku seuntai padi.”
Pergilah Mas Kunang Ke Nenek Lumbung.
“Hai Nenek Lumbung... bolehkah aku minta seuntai padi yang nanti berguna
untuk menolong kawanku si Semut?”
“Nanti kau ku beri seuntai padi, tapi tolong katakan pada si tikus agar jangan
merusak padi, tapi tolong katakan pada si Tikus agar jangan merusak padi
KUNANG DAN SEMUT SAHABAT SEJATI dalam lumbungku ini.”
Adik-adik, kali ini kita baca dongeng anaeh. Kalau tidak aneh bukan dongeng Tanpa mengenal lelah didatanginya pula kediaman si Tikus Cuit-Cuit.
namanya. Inilah persahabatan Kunang-kunang dan seekor Semut. Kunang dan “Sahabatku, mulai kini kuharap kau tidak lagi merusak padi milik Nenek
Semut adalah dua sahabat yang sangat akrab sekali. Kemanapun mereka selalu Lumbung,” kata Mas Kunang.
berdua. Pada suatu hari di pojok sebuah kebun tampak dua sahabat itu sedang “Baiklah, aku setuju saranmu, tapi kau harus mencegah si Meong tidak
bersepakat untuk mengadakan rekreasi. Wajah masing-masing memancarkan mengejar-ngejar aku lagi!”
kegembiraan. Tak lama kemudian berangkatlah keduanya. Mereka berjalan Sesaat kemudian si Kunang terbang ke rumah si kucing Meong. “ Hai sahabat,
sambil bercanda. “Kemana kita, Mut?” tanya Kunang. “ Ya, terserah saja! Yang ku harap kau tidak memusuhi si Cuit-cuit lagi. Kasihan doong...”
penting kita nanti dapat bergembira sepuas-puasnya.” Jawab Semut. “Aauuww! Baik! Asal kau beri aku secawan susu, akan aku terima usulmu itu”
Tetapi ketika hendak melewati sebuah sungai kecil, timbulah kesulitan di jawab si Kucing Meong.
antara mereka. Kemudian ditemuinya Sapi Betina oleh Kunang untuk minta secawan susu.
“Mut, kita harus menyeberangi parit ini. Tentang aku, bisa melompat ke “Hmm, kasihan sahabatmu si Semut itu. Tolong ambailkan aku rumput dulu,
seberang, tapi kamu bagaimana?” Kata Kunang. nanti kau ku beri susu!” kata Sapi Betina. Apapun yang harus di kerjakan, ia
“Ah, aku pun bisa toh!” Sahut Semut “Ya, jangan kuatir, aku bisa!” lakukan dengan sempurna demi menolong sahabatnya. Kunang kemudian
“Baiklah ayo kita melompat bersama!” mencabuti rumput untuk di serahkan kepada Sapi Betina sebagai penukar
Kemudian Kunang melompat ke seberang dan sampai dengan mudah. Si Semut secawan susu.
menirunya, tapi malang..... lompatannya tak sejauh Kunang. Semutpun Lalu susu itu di serahkan kepada si kucing, setelah itu ia ke tempat Nenek
tercebur ke sungai. Sejenak Mas Kunang kebingungan, tak tahu apa yang harus Lumbung untuk mengambil seuntai padi. Mas kunang kemudian menemui
di perbuatnya, “Aduh sahabatku, apa yang harus kulakukan?” Ayam Betina, Si burung Gagak dan Pohon Manggis, dan akhirnya ke tempat si
Tetapi setelah terpikir satu cara, segera ia terbang ke rumah si Amang. “Mang. Amang untuk mengambil tali. Kunang kemudian menuju parit.
Pinjami aku seutas tali untuk menolong si Semut, dia kecebur ke sungai,” kata Sesaat kemudian dengan uluran tali itu si Semut akhirnya dapat naik ke darat.
“Terima kasih, Nang. Budimu tak akan kulupakan.” Kata si Semut. “Aku senang
sekali punya kawan seperti kau, Namg. Kau sahabat setia.”
“Setia adalah syarat mutlak persahabatan” sahut Mas kunang. “Dan menolong
kawan jangan setengah-setengah.”
Memang demikianlah adik-adik. Hidup di dunia harus berkawan. Janganlah
hidup menyendiri tanpa teman. Bila kita menolong seseorang janganlah
stengah-setengah, lakukanlah hingga sempurna. Setia kawan adalah bekal yang
abadi hidup di dunia.
Cerita Anak Nusantara : Petani dan Angsa Bertelur Emas Sejak saat itu, angsa terns mengeluarkan satu telur emas setiap hari. Si
petani sangat gembira. Namun, rupanya ia masih merasa belum cukup. Ia
Seorang petani sedang berjalan pulang pada sore hari setelah beraktivitas di membatin, "Seandainya angsa ini mengeluarkan lebih dari satu telur emas
kebunnya. Ia bersiul-siul dengan riang. Entah kenapa ia begitu senang, ia setiap hari, maka aku pasti akan semakin kaya raya."
sendiri pun tidak tahu. Ia seperti merasa keberuntungan akan
menghampirinya pada sore itu. Petani memaksa angsa untuk mengeluarkan Iebih dari satu telur setiap
hari. Tak disangka, si angsa bisa melakukannya. Setiap hari ia
Dalam perjalanan, tiba-tiba ia melihat seekor angsa yang tampak Ielah. mengeluarkan dua telur emas. Kekayaan si petani pun semakin melimpah.
Petani menangkap angsa itu dengan hati-hati, lalu membawanya pulang. Tapi, rupanya ia masih belum puas juga. Ia ingin lebih kaya lagi, meskipun
Sesampainya di rumah, ia Iangsung memberi makan angsa itu dalam sebenarnya saat itu ia sudah sangat kaya berkat telur emas yang dihasilkan
jumlah yang cukup banyak. Rupanya si angsa benar-benar lapar. Ia oleh angsa ajaib.
menyantap habis semua makanan itu. Kemudian pak tani menaruhnya di
belakang rumah. Malam itu si angsa tidur dengan nyaman di sana. "Angsa itu benar-benar hebat," batin petani." "Ia bisa mengeluarkan dua
telur emas setiap hari. Aku ingin cepat kaya. Aku tidak ingin menunggu
Keesokan paginya, petani hendak memberi makan si angsa. Betapa kagetnya besok. Aku akan menyembelih angsa itu dan mengambil seluruh emas yang
ia tatkala melihat sebuah telur emas di dekat angsa. ada dalam tubuhnya."
Wow, rupanya angsa itu menelurkan emas! Si petani benar-benar melaksanakan rencananya itu. Ia menyembelih si
angsa tanpa berpikir panjang. Sayang sekali, ambisinya tidak terwujud. Di
"Apakah emas ini asli?" batin petani, ragu-ragu. Maka setelah memberi
dalam tubuh angsa itu rupanya tidak ada emas sama sekali.
angsa makan, ia segera pergi ke tukang emas langganannya, sekadar untuk
memastikan keaslian telur emas yang dihasilkan oleh si angsa. "Ke mana emasnya?" seru si petani, panik. Ia memeriksa sekali Iagi tubuh
"Ini emas murni, dan harganya sangat mahal karena ukurannya besar," kata angsa yang sudah disembelih. Namun, ia sama sekali tidak menemukannya.
Kini ia hanya bisa menyesali kebodohan dan keserakahannya sendiri.
si tukang emas sambil mengamati telur emas yang dibawa oleh si petani.
Kontan saja si petani melonjak gembira mendengar perkataan si tukang "Seandainya aku bisa bersabar dan tidak serakah, pasti saat ini angsa itu
emas. Petani Iangsung menjual telur emas tersebut saat itu juga, dan masih terus mengeluarkan telur emas," keluh petani. "Sayang, aku telah
kemudian membawa pulang uang yang sangat banyak. bertindak gegabah. Keserakahan telah membutakan pikiranku."
Hikmah yang dapat diambil dari Cerita Anak Nusantara : Angsa Bertelur
Emas adalah
Demikianlah, keserakahan hanya akan membuat manusia hancur. Karena
itu, berhati-hatilah dan hindarilah sifat buruk ini. Syukurilah setiap nikmat
yang kita punya. Hal ini akan membuat hati kita lebih tenang, lapang, dan
bahagia

Anda mungkin juga menyukai