1. Pendahuluan
Metode analisis yang dibicarakan hingga sekarang adalah analisis terhadap data
mengenai sebuah karakteristik atau atribut (jika data itu kualitatif) dan mengenai
sebuah variabel, diskrit ataupun kontinu (jika data itu kuantitatif). Tetapi, sebagaimana
disadari, banyak persoalan dan fenomena atau fenomena yang meliputi lebih dari
sebuah variabel. Misalnya : berat orang dewasa laki-laki sampai taraf tertentu
bergantung pada tingginya, tekanan semacam gas bergantung pada temperatur, hasil
produksi padi tergantung pada jumlah pupuk yang digunakan, banyak hujan, cuaca dan
sebagainya. Akibatnya, terasa perlu untuk mempelajari analisis data yang terdiri atas
banyak variabel.
2. Hubungan Fungsional Antara Variabel
Untuk analisis regresi akan dibedakan dua jenis variabel ialah variabel bebas atau
0variabel prediktor dan variabel terbebas atau variabel respon. Penentuan variabel
mana yang bebas dan mana yang tak bebas dalam beberapa hal tidak mudah dapat
dilaksanakan. Studi yang cermat,diskusi yang seksama, berbagai
pertimbangan,kewajaran masalah yang dihadapi dan pengalaman akan membantu
memudahkan penentuan. Untuk keperluan analisis variabel bebas akan dinyatakan
dengan X1, X2.........., Xk ( k ≥ 1) sedangkan variabel tak bebas akan dinyatakan dengan
Y. Untuk regresi linier sederhana misalnya, perlu ditaksir parameter 01, 02......... 0m.
Jika 01 dan 02 ditaksir oleh a dan b, maka regresi berdasarkan sampel adalah :
Ŷ= a + b X
Model regresi populasi pangkat dua atau parabola untuk sebuah variabel bebas
denga parameter 01, 02, dan 03 adalah:
µy. x x2 = 01 + 02 x + 03
x2
Dan berdasarkan sampel acak, parameter-parameter 01, 02, dan 03 perlu ditaksir.
Regresi dari hasil penelitian yang dipakai untuk menaksir regresi dalam rumus XV
adalah :
Ŷ= a + b X + cX2
+
3. Metode Tangan Bebas
Metode ini merupakan metode kira-kira menggunakan diagram
pencar.berdasarkan hasil pengamatan , jika fenomena meliputo sebuah variabel bebas
X dan variabel tak bebas Y, maka data yang didapatkan digambarkan pada diagram
dengan sumbu datar menyatakan X dan sumbu tegak menyatakan Y. Titik – titik yang
ditentukan oleh absis X dan ordinat Y digambarkan dan terjadilah diagram pencar.
µy. x = 01 + 02 x
Untuk keperluan ini, sebaiknya data hasil pengamatan dicatat dalam bentuk
seperti dibawah ini:
Variabel tak Variabel
bebas (Y) bebas (X)
Y1 X1
Y2 X2
. .
. .
Yn Xn
Disini didapat pasangan antara X dan Y dan n, seperti biasa, menyatakan ukuran
sampel.
Koefisien-koefisien regresi a dan b untuk regresi linier, ternyata dapat dihitung
dengan rumus:
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖− (∑𝑋𝑖)−(∑𝑌𝑖)
b=
𝑛∑𝑋𝑖2−(∑ 𝑋𝑖 )2
Jika terlebih dahulu dihitung koefisien b, maka koefisien a dapat pula ditentukan
dengan rumus:
a=Ῡ+bX
𝑟 √𝑛−2
t=
√1−𝑟 2
Sekarang marilah kita tinjau bagaiman menguji hipotesis ρ yang tidak nol dapat
dilakukan.
Seperti telah dijelaskan dalam bagian sebelumnya, jika sampel acak di ambil dari
populasi normal bervariabel dua dengan koefisien korelasi ρ = 0. Maka dengan
transformasi fisher akan diperoleh distribusi normal dengan rata-rata dan simpangan
baku seperti tertera dalam rumus sebelumnya. Untuk dapat menggunakan daftar
distribusi normal baku, selanjutnya perlu digunakan angka z:
𝑍−𝜋𝑧
z= 𝜎𝑧
Angka z inilah yang akan digunakan untuk menguji hipotesis:
H0 : ρ = 0 melawan H1 : ρ = 0 melawan salah satu alternatif:
H1 : ρ = ρo, atau
H1 : ρ > ρo, atau
H1 : ρ < ρo
Jika taraf nyata pengujian diambil α, maka daerah kritis, seperti biasa, ditentukan
oleh bentuk alternatif, apakah dua pihak, pihak kanan atau pihak kiri.
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔
R2 = Ʃ𝑦𝑖 2
Jika dinyatakan dalam kekeliruan baku taksiran maka koefisien korelasi ganda
dapat ditulis sebagai berikut:
2
(𝑛−𝑘−1)𝑠𝑦.1 2…..𝑘
R2 =1- 2
(𝑛−1)𝑠𝑦
2 + 𝑟 2 −2𝑟
𝑟𝑦1 𝑦2 𝑦1 𝑟𝑦2 𝑟𝑦12
Ry.12 = √ 2
1− 𝑟𝑦12
2
𝑟𝑦.12...𝑘
Sai = √
(Ʃ𝑥𝑖2 )(1−𝑅𝑖2 )
Selanjutnya hitung statistik
𝑎𝑖
ti = √
𝑠𝑎𝑖
(Ŷ1 – Ŷ2)pq
Rb =
𝑢 𝑠𝑦