Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISA KUANTITATIF

WMO 38

Disusun Oleh :
MUHAMMAD JAMAALUDDIN ZUHRI
111.150.101
PLUG 2

LABORATORIUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan eksplorasi Minyak dan Gas Bumi (Hidrokarbon) merupakan
serangkaian kegiatan yang panjang, dari studi geologi permukaan, survey seismik,
hingga dilakukan pemboran. Khususnya dalam kegiatan pemboran, dilakukan
suatu kegiatan pengukuran log/logging, yaitu perekaman dan pengukuran data
bawah permukaan (sifat-sifat fisik batuan) di sepanjang lubang pemboran. Tujuan
utamanya adalah untuk membuktikan keberadaan hidrokarbon, yang
kemungkinannya terindikasi dari penafsiran/interpretasi seismik.
Data log yang diperoleh, kemudian dilakukan evaluasi/analisa. Dalam
perspektif luas, sesungguhnya evaluasi data log mencakup beberapa bidang kajian
yang saling terkait; Geologi, Geofisika, Petrofisika, Geokimia, Matematika,
Ekonomi, dll, dimana dari serangkaian panjang eksplorasi hidrokarbon pada
akhirnya membawanya pada kesimpulan berdasarkan nilai ekonomisnya, dan
evaluasi data log menjadi salah satu inti kajiannya.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari acara ini adalah untuk memperkenalkan operasi pemboran dengan
log beserta langkah-langkah interpretasinya. Sedangkan tujuan dari acara ini adalah
untuk mengetahui litologi serta mineral/matriks yang dikandungnya.

Nama : Muhammad Jamaaluddin Zuhri


Nim : 111.150.101 2
Plug :2
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2018

BAB II
LANGKAH KERJA

2.1 Langkah Kerja


1. Menyiapkan log kualitatif.

2. Menganalisa litologi dan mineral dengan metode MN.

3. Menganalisa matriks batuan dengan metode MID.

Nama : Muhammad Jamaaluddin Zuhri


Nim : 111.150.101 3
Plug :2
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2018

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tabel Hasil Analisa

3.1.1 Metode M-N

Tabel 1. Tabel Hasil Analisa Menggunakan Metode M-N

Dapat dilihat dari tabel analisa diatas, bahwa perhitungan dengan metode
MN digunakan dalam interpretasi analisa log kuantitatif untuk
menginterpretasikan kandungan mineral dan susunan litologi pada daerah log
yang diukur setiap satu meter kedalaman pada daerah pemboran log. Analisa ini
menggunakan perhitungan dari nilai gelombang density, porositas neutron, dan
interval waktu (sonic) yang terbaca pada data logging serta interval waktu lewat

Nama : Muhammad Jamaaluddin Zuhri


Nim : 111.150.101 4
Plug :2
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2018

cairan (Δtf). Untuk nilai porositas neutron cairan, densitas cairan, dan interval
waktu cairan, digunakan klasifikasi Dewan, 1983 pada kolom fresh mud.

3.1.2 Metode MID

Tabel 2. Tabel Hasil Analisa Menggunakan Metode MID

Berdasarkan dari tabel analisa log diatas, dijelaskan bahwa analisa


perhitungan dengan menggunakan metode MID ini dalam interpretasi log
kuantitatif menginterpretasikan mengenai matriks penyusun batuan pada daerah
log pemboran yang diukur setiap kedalaman satu meter dibawah permukaan tanah.
Untuk nilai ɸTs1, didapat dari chart hasil perpotongan antara harga density
dengan porositas neutron. Sedangkan ɸTs2 didapat dari chart hasil perpotongan
harga Interval waktu (sonic) dengan porositas neutron (øN).

Nama : Muhammad Jamaaluddin Zuhri


Nim : 111.150.101 5
Plug :2
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2018

3.2 Interpretasi Litologi

Interpretasi yang dilakukan peratama berdasarkan data log pemboran ialah


interpretasi litologi dengan target kedalaman mulai dari 1800 meter – 1850 meter.
Dapat diketahui melalui nilai log Gamma ray, pada kedalaman 1800 - 1807 meter
ditemukan jenis batuserpih lalu pada lapisan kedua dengan tebal sekitar 2 meter
ditemukan batupasir pada kedalaman 1807 - 1809 meter. Pada lapisan selanjutnya
ditemukan batuserpih dengan ketebalan sekitar 16 meter pada kedalaman
1809-1827 meter. Pada kedalaman 1827 – 1845 meter, didapatkan litologi
batupasir yang cukup tebal dan pada kedalaman target terakhir litologi yang
ditemukan ialah litologi berupa batuserpih dengan ketebalan sekitar 5 meter pada
kedalaman 1845 – 1850 meter.

3.3. Interpretasi Komposisi Mineral dan Matriks Batuan

Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode M-N dan metode MID


yang dijelaskan sebelumnya, analisa tersebut menghasilkan interpretasi berupa
komposisi moneral dan matriks batuan yang berbeda-beda pada setiap
kedalamannya, berikut uraian menengenai komposisi mineral dan matriks batuan
hasil interpretasi dengan analisa menggunakan metode tersebut :

1. Pada kedalaman pertama dengan interval 1800-1810 meter yang terdiri


dari batuserpih dan menyisip batu pasir setebal 2 meter, didapatkan
komposisi mineral pada batuserpih ialah kalsit, dolomit, dan quartz
sandstone dengan matriks berupa quartz, dolomit dan anhidrit. Sedangakan
pada batupasir memiliki komposisi mineral quartz sandstone dan kalsit
dengan matriks berupa quartz.
2. Pada kedalaman kedua dengan interval 1810-1820 meter yang terdiri dari
batuserpih seluruhnya memiliki komposisi mineral kalsit, dolomit, dan
quartz sandstone yang didominasi oleh kalsit dan dolomit serta memiliki
matriks batuan berupa quarzt, kalsit, dolomit, dan anhidrit yang
didominasi oleh matriks quartz.
3. Pada kedalaman ketiga dengan interval 1820-1830 meter yang terdiri dari
batuserpih dan batupasir yang berada pada kedalaman 1828-1830.
Komposisi mineral yang terdapat di kedalaman ini ialah dolomit, kalsit,

Nama : Muhammad Jamaaluddin Zuhri


Nim : 111.150.101 6
Plug :2
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2018

dan quartz sandstone yang di dominasi oleh quartz sandstone serta


memiliki matriks batuan anhidrit, dolomit, dan quartz yang berada secara
merata.
4. Pada kedalaman keempat dengan interval 1830-1840 meter terdiri dari
batupasir seluruhnya ini memiliki komposisi mineral quartz sandstone dan
kalsit yang sedikit dengan matriksnya hanya quartz.
5. Pada kedalaman terakhir/kelima dengan interval 1840-1850 meter terdiri
dari sebagian batuserpih dan sebagian batupasir. Komposisi mineral yang
ada pada kedalaman ini berupa quartz sandstone dan sedikit dolomit pada
batupasir dan mineral kalsit, dolomit, dan quartz sandstone yang
didominasi kalsit dan dolomit pada batuserpih. Sedangkan matriks pada
batupasir berupa quartz dan batuserpih kalsit dan quartz.

Nama : Muhammad Jamaaluddin Zuhri


Nim : 111.150.101 7
Plug :2
Laboratorium Geologi Minyak & Gas Bumi 2018

BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil analisa log kuantitatif pada sumur WMO 38 disimpulkan bahwa:
1. Metode analisa log kuantitatif ini menggunakan metode M-N dan metode
MID. Metode tersebut digunakan untuk menginterpretasi komposisi
mineral dan matriks batuan dengan menggunakan data log pemboran.
2. Pada metode M-N dan metode MID, ada beberapa parameter nilai pada
data log pemboran untuk dijadikan bahan analisa, yaitu density (ρ bulk),
porositas neutron(øN), dan interval waktu (sonic Δtf)
3. Dari hasil analisa log kuantitatif, didapat kan juga litologi nya berdasarkan
data log pemboran, yaitu batuserpih dan batupasir dengan kedalaman
ditemukannya dua litologi tersebut 1800-1850 meter.
4. Berdasarkan hasil analisa log yang dilakukan, didapatkan interpretasi
mengenai komposisi mineral dan matriks batuan. Dari pembahasan hasil
interpretasi komposisi mineral dan matriks batuan, daerah X pada wilayah
pemboran ini memiliki komposisi mineral pada litologinya yang
didominasi oleh quartz sandstone lalu diikuti oleh keberadaan kalsit dan
dolomit, sedangkan matriks batuan yang ada berupa quartz yang
mendominasi lalu diikuti adanya kalsit, dolomit, dan anhidrit.
5. Hasil interpretasi yang dilakukan memungkinkan adanya kesalahan dalam
interpretasi yang diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah
kesalahan pada analisa (human error) serta ketidaktepatan data karena
adanya gangguan pada wirelog.

Nama : Muhammad Jamaaluddin Zuhri


Nim : 111.150.101 8
Plug :2

Anda mungkin juga menyukai