WMO 38
Disusun Oleh :
MUHAMMAD JAMAALUDDIN ZUHRI
111.150.101
PLUG 2
BAB I
PENDAHULUAN
Maksud dari acara ini adalah untuk memperkenalkan operasi pemboran dengan
log beserta langkah-langkah interpretasinya. Sedangkan tujuan dari acara ini adalah
untuk mengetahui litologi serta mineral/matriks yang dikandungnya.
BAB II
LANGKAH KERJA
BAB III
PEMBAHASAN
Dapat dilihat dari tabel analisa diatas, bahwa perhitungan dengan metode
MN digunakan dalam interpretasi analisa log kuantitatif untuk
menginterpretasikan kandungan mineral dan susunan litologi pada daerah log
yang diukur setiap satu meter kedalaman pada daerah pemboran log. Analisa ini
menggunakan perhitungan dari nilai gelombang density, porositas neutron, dan
interval waktu (sonic) yang terbaca pada data logging serta interval waktu lewat
cairan (Δtf). Untuk nilai porositas neutron cairan, densitas cairan, dan interval
waktu cairan, digunakan klasifikasi Dewan, 1983 pada kolom fresh mud.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil analisa log kuantitatif pada sumur WMO 38 disimpulkan bahwa:
1. Metode analisa log kuantitatif ini menggunakan metode M-N dan metode
MID. Metode tersebut digunakan untuk menginterpretasi komposisi
mineral dan matriks batuan dengan menggunakan data log pemboran.
2. Pada metode M-N dan metode MID, ada beberapa parameter nilai pada
data log pemboran untuk dijadikan bahan analisa, yaitu density (ρ bulk),
porositas neutron(øN), dan interval waktu (sonic Δtf)
3. Dari hasil analisa log kuantitatif, didapat kan juga litologi nya berdasarkan
data log pemboran, yaitu batuserpih dan batupasir dengan kedalaman
ditemukannya dua litologi tersebut 1800-1850 meter.
4. Berdasarkan hasil analisa log yang dilakukan, didapatkan interpretasi
mengenai komposisi mineral dan matriks batuan. Dari pembahasan hasil
interpretasi komposisi mineral dan matriks batuan, daerah X pada wilayah
pemboran ini memiliki komposisi mineral pada litologinya yang
didominasi oleh quartz sandstone lalu diikuti oleh keberadaan kalsit dan
dolomit, sedangkan matriks batuan yang ada berupa quartz yang
mendominasi lalu diikuti adanya kalsit, dolomit, dan anhidrit.
5. Hasil interpretasi yang dilakukan memungkinkan adanya kesalahan dalam
interpretasi yang diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah
kesalahan pada analisa (human error) serta ketidaktepatan data karena
adanya gangguan pada wirelog.