Anda di halaman 1dari 8

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Anamnesa


Anamnesa adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara
seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau denganorang lain yang mengetahui
tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya (Aswar,
2003).Anamnesa merupakan kumpulan informasi subjektif yang diperoleh dari apayang
dipaparkan oleh pasien terkait dengan keluhan utama yang menyebabkan pasien mengadakan
kunjungan ke dokter (Williams, 2008).Prinsip utama dalam anamnesa adalah membiarkan pasien
mengutarakanriwayat penyakitnya dalam kata-katanya sendiri. Cara pasien mengutarakanriwayat
penyakitnya mengungkapkan banyak sifat pasien tersebut (Swartz, 1995).
2.2. Tujuan Anamnesa
Tujuan melakukan anamnesis adalah mengembangkan pemahaman mengenaimasalah medis
pasien dan mambuat diagnosis banding. Walaupun telah banyak kemajuan dalam pemeriksaan
diagnostik modern, namun anamnesis masih sangatdiperlukan untuk mendapatkan diagnosis
yang akurat. Akan tetapi, proses ini jugamemungkinkan dokter untuk mengenal pasiennya (dan
begitu pula sebaliknya)serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar
belakangsosial pasien (Jonathan, 2003).
2.3. Jenis Anamnesa
Ada 2 jenis anamnesa yang sering di lakukan:a. Teknik Autoanamnesis yaitu anamnesa yang
dilakukan langsungterhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua
pertanyaandokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesaterbaik karena
pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakanapa yang sesungguhnya dia rasakan.
b. Teknik Alloanamnesa atau Heteroanamnesa yaitu anamnesa yangdidapat dari informasi
orang lain atau pihak ke-2. Yang di maksud disiniadalah orang yang dapat dipercaya dapat
memberikan data yang akuratmengenai penyakit yang di derita oleh pasien.Meskipun demikian
dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesisdapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar,
sangat lemah atau sangatsakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak,
maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya.
2.3.1 Pembagian Anamnesa Secara Skematis
1.

Anamnesa Umum, mencakup Anamnesa ADM (nama, usia, sex, pekerjaan, alamat dan dokter
pengirim).2.

Anamnesa Khusus, merupakan bagian yang paling utama dari anamnesis.Pertanyaan yang
diajukan mengacu pada keluhan lokal yang menyangkuttentang : nyeri, gangguan gerak,
gangguan sensorik dan gangguanvegetatif. Contoh Anamnesa khusus untuk keluhan nyeri.Hal-
hal yang dipertanyakan adalah:a.

Letak atau lokalisasi nyeri b.

Bagaimana terjadinya nyeri,secara spontan atau trauma. Pada kasustrauma arah pertanyaan lebih
di tekankan pada fungsi mekanismana yang mengalami kerusakan dan yang perlu
dipertanyakan: posisi dari daerah yang mengalami kerusakan saat trauma berlangsung, dari sudut
mana datangnya arah trauma,seberapa besar kekuatan dari trauma dan apakah terjadi gangguan
fungsisecara langsung atau menyusul kemudian.c.

Kapan terjadi nyerid.

Bagaimana perjalanan nyerie.

Faktor yang memperberat dan yang mengurangi nyeri (provokasi)f.

Sifat dari nyeri


3. Anamnesa tambahan, dimaksudkan untuk mendapatkan kesan ataugambaran tentang asal/
penyebab keluhan yang berada di luar darisusunan alat gerak atau terlokalisasi. Anamnesa
tambahan seperti :a.

Traktus lokomotorius b.

Sistem saraf pusatc.

Panca indrad.

Traktus respiratoriuse.

Traktus sirkulatoriusf.

Traktus digestivusg.

Traktus urogenitalis4. Anamnesa familial, dilakukan untuk mendapatkan informasi


tentangkelainan atau penyakit yang ada hubungannya dengan faktor herediter seperti : DM,
muscle distropi,dll (Aswar, 2003).
2.4. Teknik Anamnesa
1. Memberi salam dan konfirmasi administratif 2. Konfirmasi antara yang tertulis pada rekam
medis dengan pasien.Biasanya dokter menyebut nama pasien. Proses ini sangat penting
untuk menghindari kekeliruan yang dapat menyulitkan pasien maupun dokter.3. Mendapatkan
keluhan utama beserta waktunya.Yang dimaksud keluhan utama adalah keadaan yang
mendorong pasienuntuk meminta pertolongan medis. Biasanya pasien terdorong
meminta pertolongan bila sakitnya tidak baik setelah upaya sendiri (self medication)atau
sakitnya tidak tertahankan lagi, atau bila sudah ada kekhawatiran.Keluhan utama tersebut dapat
dipandang sebagai masalah ( problem) medisyang utama dipandang dari sisi pasien, meskipun
dari sisi dokter tidak selaludemikian. Keluhan utama selalu kita cari kapan hal tersebut timbul.
4. Riwayat penyakit sekarang.5. Deskripsi keluhan termasuk keluhan utama.Yang dimaksud
dengan deskripsi keluhan utama adalah upaya dokter untuk memberi makna keluhan (gejala)
yang diceritakan oleh pasien, yangkiranya merupakan bagian dari kelainan organ apa atau
keadaan tersebutmerupakan bagian dari penyakit apa (Daldyono, 2006).
2.5. Sistematika Anamnesa
Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atausistematika yang baku
sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selamamelakukan anamnesis seorang dokter
tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat. Sistematika ini
juga berguna dalam pembuatan status pasien agar memudahkan siapa saja yang membacanya
(Gleale,2007).Penggalian riwayat pasien (anamnesa) dapat dilakukan melalui
pertanyaan- pertanyaan terbuka dahulu, yang kemudian diikuti pertanyaan tertutup yang
membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak” (Ali, 2006).
Sistematika tersebut terdiri dari:A. Data Umum Pasien1.

Nama pasienSebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias.2.

Jenis kelaminSebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya.3.

Umur Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadangdigunakan untuk


menentukan dosis obat. Juga dapat digunakanuntuk memperkirakan kemungkinan penyakit yang
diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.4.

AlamatApabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat
sekarang saja tetapi juga alamat pada waktu
pasien merasa sakit untuk pertama kalinya. Data ini kadangdiperlukan untuk mengetahui
terjadinya wabah, penyakitendemis atau untuk data epidemiologi penyakit.5.

PekerjaanBila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit pasien dengan
pekerjaannya, maka tanyakan bukanhanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-
pekerjaansebelumnya.6.

PerkawinanKadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien.7.

AgamaKeterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dantidak boleh (pantangan)
seorang pasien menurut agamanya.8.

Suku bangsaBerhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakityang berhubungan


dengan ras/suku bangsa tertetu.B. Keluhan UtamaKeluhan utama adalah keluhan yang paling
dirasakan atau yang paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat atau
mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang dengan beberapakeluhan sekaligus,
sehingga seorang dokter harus jeli dan cermatuntuk menentukan keluhan mana yang merupakan
keluhan utamanya.Pada tahap ini sebaiknya seorang dokter sudah mulai memikirkan beberapa
kemungkinan diagnosis banding yang berhubungan dengankeluhan utama tersebut. Pemikiran ini
akan membantu dalammengarahkan pertanyaan-pertanyaan dalam anamnesis
selanjutnya.Pertanyaan diarahkan untuk makin menguatkan diagnosis yangdipikirkan atau
menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan diagnosis banding.
C. Riwayat Penyakit SekarangDari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling
pentinguntuk menegakkan diagnosis. Tahapan ini merupaka inti darianamnesis. Terdapat 4 unsur
utama dalam anamnesis riwayat penyakitsekarang, yakni ;(a) kronologi atau perjalanan
penyakit,(b) gambaran atau deskripsi keluhan utama,(c) keluhan atau gejala penyerta, dan(d)
usaha berobat. Selama melakukan anamnesiskeempat unsur ini harus ditanyakan secara detaildan
lengkap.Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan
munculnya keluhan atau gejala penyakitnya. Setelahitu ditanyakan bagaimana perkembangan
penyakitnya apakahcenderung menetap, berfluktuasi atau bertambah lama bertambah berat
sampai akhirnya datang mencari pertologan medis. Apakahmunculnya keluhan atau gejala
tersebut bersifat akut atau kronik,apakah dalam perjalanan penyakitnya ada faktor-faktor
yangmencetuskan atau memperberat penyakit atau faktor-faktor yangmemperingan. Bila keluhan
atau gejala tersebut bersifat seranganmaka tanyakan seberapa sering atau frekuensi munculnya
serangandan durasi atau lamanya serangan tersebut. Keluhan atau gejala penyerta adalah semua
keluhan-keluhan atau gejala yang menyertaikeluhan atau gejala utama. Dalam bagian ini juga
ditanyakan usaha berobat yang sudah dilakukan untuk penyakitnya yang sekarang.Pemeriksaan
atau tindakan apa saja yang sudah dilakukan dan obat-obat apa saja yag sudah diminum.
D
.
Riwayat Penyakit Dahulu

Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentangriwayat penyakit dahulu secara
lengkap, karena seringkali keluhanatau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini
merupakankelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.E
.
Riwayat Penyakit Keluarga

Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup hanya
menanyakan riwayat penyakit orangtuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi,
saudarasepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkandianjurkan untuk
membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapatterdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi
untuk menderita penyakit yang sama.F. Riwayat Kebiasaan/SosialBeberapa kebiasaan berakibat
buruk bagi kesehatan dan bahkandapat menjadi penyebab penyakit yang kini diderita pasien
tersebut.Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien mempunyaikebiasaan merokok atau
minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lamadan berapa banyak pasien melakukan kebiasaan
tersebut. Pada masakini bila berhadapan dengan pasien usia remaja atau dewasa mudaharus juga
ditanyakan ada atau tidaknya riwayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi
dan lai-lain.
2.5.1

Anamnesa Sistem
Anamnesa sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan sistematis
menanyakan keluhan-keluhan lain yangmungkin ada dan belum disebutkan oleh pasien. Keluhan
ini mungkin saja
tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita tapi mungkin juga merupakan
informasi berharga yang terlewatkan (Gleale, 2007).
2.6. Cara Melakukan Anamnesa
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan anamnesa adalah:1. Tempat dan
suasanaTempat dan suasana dimana anamnesa ini dilakukan harus diusahakancukup nyaman
bagi pasien. Anamnesa akan berjalan lancar kalau tempatdan suasana mendukung. Suasana
diciptakan agar pasien merasa santai,tidak tegang dan tidak merasa di interogasi.
2.
Penampilan dokter Penampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan karena ini
akanmeningkatkan kepercayaan pasiennya. Seorang dokter yang tampak rapidan bersih akan
lebih baik dari pada yang tampak lusuh dan kotor.Demikian juga seorang dokter yang tampak
ramah, santai akan lebihmudah melakukan anamnesa daripada yang tampak galak, ketus
dantegang.3. Periksa kartu dan data pasienSebelum anamnesa dilakukan sebaiknya periksa
terlebih dahulu kartuatau data pasien dan cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup
kemungkinan kadang-kadang terjadi kesalahan data pasien ataumungkin juga kesalahan kartu
data, misalkan pasien A tetapi kartudatanya milik pasien B, atau mungkin saja ada 2 pasien
dengan namayang sama persis. Untuk pasien lama lihat juga data-data pemeriksaan,diagnosis
dan terapi sebelumnya. Informasi data kesehatan sebelumnyaseringkali berguna untuk anamnesis
dan pemeriksaan saat ini.4. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya
Pada saat anamnesa dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien dapat dengan leluasa
menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya sendiri. Ikuti
cerita pasien, janganterus menerus memotong, tetapi arahkan bila melantur. Pada saat
pasien bercerita, apabila diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk minta klarifikasi
atau informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan sampai terbawa cerita pasien
sehingga melantur kemana mana.
5.
Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti

Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umumyang dapat dimengerti
pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau sulit
dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.
6.
Buat catatan

Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saatseorang dokter melakukan
anamnesa, terutama bila pasien yangmempunyai riwayat penyakit yang panjang.7. Perhatikan
pasiennyaSelama anamnesa berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicaradan gerak gerik
pasien. Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnyaatau apatis, apakah dalam posisi bebas
atau posisi letak paksa, apakahtampak santai atau menahan sakit, apakah tampak sesak, apakah
dapat bercerita dengan kalimat-kalimat panjang atau terputus-putus, apakahtampak segar atau
lesu, pucat dan lain-lain.
8.
Gunakan metode yang sistematis

Anamnesa yang baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurutkerangka anamnesa yang
baku. Dengan cara demikian maka diharapkantidak ada informasi yang terlewat (Daldyono,
2006).

2.7. Hambatan dalam Melakukan Anamnesa


Anamnesa merupakan bagian yang sangat penting dan sangat menentukandalam pemeriksaan
klinis. Dengan anmnesa akan didapatkan data subyektif; pihak pasien (orangtua, pengantar, atau
pasiennya sendiri) diberikan kesempatan untuk mengingat kembali dan menceritakan secara rinci
masalah kesehatan yang sedangdihadapi oleh anak, termasuk keluhan utama dan keluhan
tambahan, tanda-tandayang timbul, riwayat terjadinya keluhan dan tanda, sampai saat anak
tersebutdibawa berobat.Hambatan langsung yang dijumpai pada pembuatan anamnesa pasien
anak ialah pada umumnya anamnesa terhadap anak berupa aloanamnesis, dan
bukanautoanamnesis. Dalam hubungan ini pemeriksa harus waspada akn kemungkinanterjadinya
bias,
oleh karena data tentang keadaan pasien yang didapat mungkin berdasarkan asumsi atau persepsi
orangtua atau pengantar. Keadaan ini sering berkaitan dengan pengetahuan, adat, tradisi,
kepercayaan, kebiasaan, dan faktor budaya laiinnya yang dimiliki orangtua atau pendamping
pasien (Matondang,2003)
2.8. Menjalin Hubungan Interpersonal dengan Pasien Anak-anak
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.Ketika kita
berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapikita juga menentukan kadar
hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan konten
melainkan juga menentukanrelationship. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan
bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan
dirinya;makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makinefektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan. (Jalaludin, 2007)Menjalin hubungan
interpersonal dengan anak-anak tidak semudah menjalinhubungan interpersonal dengan orang
dewasa. Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan
dengan anak. Salahsatu penelitian dalam bidang komunikasi dengan anak dilakukan oleh
Wurster dkk. (1979). Mereka memeriksa pola komunikasi antara mahasiswa FakultasKedokteran
Gigi dengan pasien anak-anak
(
A.S.Blinkhorn, 2005).

Bila dokter gigi meremehkan atau mengacuhkan anak, probalitas rasa takut berkelanjutan juga
tinggi. Sebaliknya, bila dokter gigi menayakan pada anak bagaimana perasaaannya atau
mengajukan pertanyaan berulang, tingkah lakutakut berkurang. Penjelasan dan pengarahan
adalah respon yang berguna. Bila
dokter gigi memberi pujian, komentar tertentu seperti „saya suka Anda tetapmembuka mulut‟
adalah lebih efektif daripada

ungkapan umum, seperti „anak yang baik‟.(A.S.Blinkhorm, 2005).


Sejalan dengan hal tersebut, maka anamnesa yang lengkap harus dilakukan pada semua pasien,
termasuk terhadap riwayat kehamilan ibu, riwayat kelahiran pasien, makanan, imunisasi,
pertumbuhan dan perkembangannya, serta riwayatkeluarga dan corak reproduksinya dan
sebagainya. Dengan demikian, seorangdokter perlu menjalin hubungan interpersonal yang baik
dengan pasien maupunkeluarga atau pendamping pasien tersebut untuk mendapatkan informasi
yangdapat membantu dalam menentukan diagnosa, pengobatan dan perawatan yangsesuai
(Matondang, 2003).
2.9. Faktor Pendukung dan Penghambat Terciptanya HubunganInterpersonal dengan Pasien
Anak-anak 2.9.1 Faktor pendukung menurut Poernomo (2003) adalah :
a. Penampilan dokter Dokter yang berpenampilan menarik, bersih dan tampak ramh
akanmembuat anak-anak kagum dan semakin mempercayai bahwa dokter tersebut mampu
mengatasi masalah atau penyakit yang sedangdialaaminya. b. Tempat dan suasanaTempat dan
suasana disebut sedemikian rupa agar anak merasanyaman, serta tidak merasa diinterogasi saat
proses anamnesa berlangsung.c. Perhatian dokter kepada anak
Perhatian yang diberikan dokter pada pasien akan membuat pasiensenang. Pada dasarnya setiap
anak membutuhkan perhatian, apalagi pada saat berhadapan dengan dokter, anak harus
mendapatkan banyak perhatian agar ia tidak merasakan takut dan tegang. Jika anak
senang proses anamnesa dapat berjalan dengan baik.d. Keterbukaan seorang anak Anak yang
mempunyai sikap terbuka, dengan menceritakan keluhanyang dialaminya dan menjawab
pertanyaan dari dokter, dapatmembantu dokter untuk bisa mendiagnosis penyakit yang dialami
anak tersebut. Dengan demikian hubungan interpersonal anak tersebut dandokter telah berjalan
dengan baik.e. Motivasi dokter terhadap anak Dengan memberi motivasi pada anak, pemikiran
dan pemahamananak mengenai dokter dan alat-alat yang digunakan dalam bidangkedokteran
yang menakutkan dan mengerikan itu akan hilang. Yangada dalam pemikiran mereka yaitu
dokter dan alat yang digunakansangat membantu dan berguna untuk proses pemeriksaan
dan penyembuhan mereka.f. Penggunaan bahasa dokter yang mudah dimengerti anak Dokter
menggunakan bahasa dan istilah yang mudah dimengerti olehanak. Sehingga tidak ada
kesenjangan dalam komunikasi, dankomunikasi akan berjalan dengan lancar.
2.9.2 Faktor-faktor penghambat menurut Andi (2009)adalah :
a.

Anak yang tertutupAnak yang tertutup cenderung membisu dan tidak mau
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dokter. Ini merupakan hambatan bagi dokter untuk
melakukan proses anamnesa.

b. Anak yang terlalu banyak keluhanDalam menghadapi pasien, dokter sering berhadapan
dengan pasienanak-anak yang cerewet. Anak yang cerewet cenderung memilikikeluhan,
sehingga membuat dokter menjadi sedikit pusing. Untuk itudokte rharus jeli memilih keluhan
mana yang merupakan keluhanutamanya dan mana yang hanya keluh kesah. Sehingga
diperlukankepekaan dan latihan untuk membedakan mana yang merupakankeluhan yang
sesungguhnya dan mana yang merupakan keluhan yangmengada-ngada.c. Hambatan bahasa dan
intelektualPada daerah tertentu orang cenderung menggunakan bahasa daerahsetempat. Jika
dokter ditugaskan pada daerah tersebut, ia akanmengalami hambatan dalam proses kerjanya.
Apabila jika ia berhadapan dengan anak tidak bisa berbahasa indonesia. Dokter tersebut
mengalami masalah dan membutuhkan penerjemah. Selain itu jika ia berhadapan dengan anak
yang intelektualnya rendak, makadokter tersebut harus menggunakan bahasa yang sesederhana
mungkinagar anak tersebut dapat mengerti dan menanggapi apa yang dokter katakan.d. Anak
dengan gangguan atau penyakit jiwaMerupakan sebuah hambatan jika dokter berhadapan
dengananakyang mempunyai atau mengalami penyakit jiwa. Jika demikiandokter harus
menggunakan teknik anamnesa khusus.e. Anak yang cenderung dan menyalahkanSaat
berhadapan dengan anak seperti ini, sebaiknya dokter menahandiri agar tidak terpancing dengan
apa yang dilakukan anak tersebut.Karena akan menjadi sebuah masalah jika dokter terpancing
danmenjadi emosi. Sebaiknya dokter tetap tenang melakukan anamnesa.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Ali, Muhammad, dkk. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien.Jakarta:Konsil Kedokteran


Indonesia.2.
Aswar, Agoes. 2003. Anamnesa Terapeutik.Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.3.

Gleade, Jhonatan. 2007. History and Examination at a Giance. Jakarta:Airlangga.4.

Hardjodisastro, Daldyono. 2006. Menuju Seni Ilmu Kedokteran Bagaimana Dokter Berpikir dan
Bekerja. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.5.Matondang, Corry, dkk. 2003. Diagnosis Fisis pada


Anak.Jakarta: CVSagung Seto.6.

Rakhmat, Jalaludin. 2007 Psikologi Komunikasi. Bandung: RemajaRosdakarya.7.

Suwelo, Ismu Suharsono. 1995. Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi Anak di Klinik.Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.8.

Swartz, Mark. 1995. Buku Ajar Diagnosis Fisik.Jakarta: Buku KedokteranEGC

Anda mungkin juga menyukai