Pengkajian
Pengkajian
Anamnesa Umum, mencakup Anamnesa ADM (nama, usia, sex, pekerjaan, alamat dan dokter
pengirim).2.
Anamnesa Khusus, merupakan bagian yang paling utama dari anamnesis.Pertanyaan yang
diajukan mengacu pada keluhan lokal yang menyangkuttentang : nyeri, gangguan gerak,
gangguan sensorik dan gangguanvegetatif. Contoh Anamnesa khusus untuk keluhan nyeri.Hal-
hal yang dipertanyakan adalah:a.
Bagaimana terjadinya nyeri,secara spontan atau trauma. Pada kasustrauma arah pertanyaan lebih
di tekankan pada fungsi mekanismana yang mengalami kerusakan dan yang perlu
dipertanyakan: posisi dari daerah yang mengalami kerusakan saat trauma berlangsung, dari sudut
mana datangnya arah trauma,seberapa besar kekuatan dari trauma dan apakah terjadi gangguan
fungsisecara langsung atau menyusul kemudian.c.
Traktus lokomotorius b.
Panca indrad.
Traktus respiratoriuse.
Traktus sirkulatoriusf.
Traktus digestivusg.
AlamatApabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat
sekarang saja tetapi juga alamat pada waktu
pasien merasa sakit untuk pertama kalinya. Data ini kadangdiperlukan untuk mengetahui
terjadinya wabah, penyakitendemis atau untuk data epidemiologi penyakit.5.
PekerjaanBila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit pasien dengan
pekerjaannya, maka tanyakan bukanhanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-
pekerjaansebelumnya.6.
AgamaKeterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dantidak boleh (pantangan)
seorang pasien menurut agamanya.8.
Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentangriwayat penyakit dahulu secara
lengkap, karena seringkali keluhanatau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini
merupakankelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.E
.
Riwayat Penyakit Keluarga
Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup hanya
menanyakan riwayat penyakit orangtuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi,
saudarasepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkandianjurkan untuk
membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapatterdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi
untuk menderita penyakit yang sama.F. Riwayat Kebiasaan/SosialBeberapa kebiasaan berakibat
buruk bagi kesehatan dan bahkandapat menjadi penyebab penyakit yang kini diderita pasien
tersebut.Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien mempunyaikebiasaan merokok atau
minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lamadan berapa banyak pasien melakukan kebiasaan
tersebut. Pada masakini bila berhadapan dengan pasien usia remaja atau dewasa mudaharus juga
ditanyakan ada atau tidaknya riwayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi
dan lai-lain.
2.5.1
Anamnesa Sistem
Anamnesa sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan sistematis
menanyakan keluhan-keluhan lain yangmungkin ada dan belum disebutkan oleh pasien. Keluhan
ini mungkin saja
tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita tapi mungkin juga merupakan
informasi berharga yang terlewatkan (Gleale, 2007).
2.6. Cara Melakukan Anamnesa
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan anamnesa adalah:1. Tempat dan
suasanaTempat dan suasana dimana anamnesa ini dilakukan harus diusahakancukup nyaman
bagi pasien. Anamnesa akan berjalan lancar kalau tempatdan suasana mendukung. Suasana
diciptakan agar pasien merasa santai,tidak tegang dan tidak merasa di interogasi.
2.
Penampilan dokter Penampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan karena ini
akanmeningkatkan kepercayaan pasiennya. Seorang dokter yang tampak rapidan bersih akan
lebih baik dari pada yang tampak lusuh dan kotor.Demikian juga seorang dokter yang tampak
ramah, santai akan lebihmudah melakukan anamnesa daripada yang tampak galak, ketus
dantegang.3. Periksa kartu dan data pasienSebelum anamnesa dilakukan sebaiknya periksa
terlebih dahulu kartuatau data pasien dan cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup
kemungkinan kadang-kadang terjadi kesalahan data pasien ataumungkin juga kesalahan kartu
data, misalkan pasien A tetapi kartudatanya milik pasien B, atau mungkin saja ada 2 pasien
dengan namayang sama persis. Untuk pasien lama lihat juga data-data pemeriksaan,diagnosis
dan terapi sebelumnya. Informasi data kesehatan sebelumnyaseringkali berguna untuk anamnesis
dan pemeriksaan saat ini.4. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya
Pada saat anamnesa dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien dapat dengan leluasa
menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya sendiri. Ikuti
cerita pasien, janganterus menerus memotong, tetapi arahkan bila melantur. Pada saat
pasien bercerita, apabila diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk minta klarifikasi
atau informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan sampai terbawa cerita pasien
sehingga melantur kemana mana.
5.
Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti
Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umumyang dapat dimengerti
pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau sulit
dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.
6.
Buat catatan
Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saatseorang dokter melakukan
anamnesa, terutama bila pasien yangmempunyai riwayat penyakit yang panjang.7. Perhatikan
pasiennyaSelama anamnesa berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicaradan gerak gerik
pasien. Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnyaatau apatis, apakah dalam posisi bebas
atau posisi letak paksa, apakahtampak santai atau menahan sakit, apakah tampak sesak, apakah
dapat bercerita dengan kalimat-kalimat panjang atau terputus-putus, apakahtampak segar atau
lesu, pucat dan lain-lain.
8.
Gunakan metode yang sistematis
Anamnesa yang baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurutkerangka anamnesa yang
baku. Dengan cara demikian maka diharapkantidak ada informasi yang terlewat (Daldyono,
2006).
Bila dokter gigi meremehkan atau mengacuhkan anak, probalitas rasa takut berkelanjutan juga
tinggi. Sebaliknya, bila dokter gigi menayakan pada anak bagaimana perasaaannya atau
mengajukan pertanyaan berulang, tingkah lakutakut berkurang. Penjelasan dan pengarahan
adalah respon yang berguna. Bila
dokter gigi memberi pujian, komentar tertentu seperti „saya suka Anda tetapmembuka mulut‟
adalah lebih efektif daripada
Anak yang tertutupAnak yang tertutup cenderung membisu dan tidak mau
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dokter. Ini merupakan hambatan bagi dokter untuk
melakukan proses anamnesa.
b. Anak yang terlalu banyak keluhanDalam menghadapi pasien, dokter sering berhadapan
dengan pasienanak-anak yang cerewet. Anak yang cerewet cenderung memilikikeluhan,
sehingga membuat dokter menjadi sedikit pusing. Untuk itudokte rharus jeli memilih keluhan
mana yang merupakan keluhanutamanya dan mana yang hanya keluh kesah. Sehingga
diperlukankepekaan dan latihan untuk membedakan mana yang merupakankeluhan yang
sesungguhnya dan mana yang merupakan keluhan yangmengada-ngada.c. Hambatan bahasa dan
intelektualPada daerah tertentu orang cenderung menggunakan bahasa daerahsetempat. Jika
dokter ditugaskan pada daerah tersebut, ia akanmengalami hambatan dalam proses kerjanya.
Apabila jika ia berhadapan dengan anak tidak bisa berbahasa indonesia. Dokter tersebut
mengalami masalah dan membutuhkan penerjemah. Selain itu jika ia berhadapan dengan anak
yang intelektualnya rendak, makadokter tersebut harus menggunakan bahasa yang sesederhana
mungkinagar anak tersebut dapat mengerti dan menanggapi apa yang dokter katakan.d. Anak
dengan gangguan atau penyakit jiwaMerupakan sebuah hambatan jika dokter berhadapan
dengananakyang mempunyai atau mengalami penyakit jiwa. Jika demikiandokter harus
menggunakan teknik anamnesa khusus.e. Anak yang cenderung dan menyalahkanSaat
berhadapan dengan anak seperti ini, sebaiknya dokter menahandiri agar tidak terpancing dengan
apa yang dilakukan anak tersebut.Karena akan menjadi sebuah masalah jika dokter terpancing
danmenjadi emosi. Sebaiknya dokter tetap tenang melakukan anamnesa.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Hardjodisastro, Daldyono. 2006. Menuju Seni Ilmu Kedokteran Bagaimana Dokter Berpikir dan
Bekerja. Jakarta:
Suwelo, Ismu Suharsono. 1995. Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi Anak di Klinik.Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.8.