Ari Hernawan**
Abstract
This research shows that several factors have caused the unavailability of worker union.
The factors include the government, the companies, the laws and the workers. The govern-
ment does not actively socialize and supervise worker unions. Moreover, employers prefer an
unofficial worker union rather than the official one. The Indonesian Industrial Relation-
ship Law and Worker Union Law regard worker union as a right rather than an obligation.
However, the workers do not fully aware of the benefit of the union. Rather, the workers con-
sider the requirement of providing article of association and financial autonomy as burdens
in establishing the union. The condition is getting worse with the fact that the workers do not
have opportunity to establish the worker union.
*
Laporan Penelitian Tahun 2006.
**
Dosen Hukum Perburuhan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
138 MIMBAR HUKUM Volume 20, Nomor 1, Februari 2008, Halaman 1 - 191
sahaan tidak berjalan, tetapi ia masih bisa dirinya dalam suatu wadah yang dapat mem-
bertahan hidup dengan modal yang dimili- bantu mencapai tujuannya. Untuk memper-
kinya. Dengan demikian, kelompok pengu- kuat kedudukan para pekerja guna mewu-
saha merupakan kelas yang kuat, kelas yang judkan hubungan industrial yang harmonis
superior dan kelompok pekerja merupakan sesuai dengan konsep Hubungan Industrial
kelas yang lemah, kelas yang inferior. Pancasila, maka perlu dibentuk sebuah wa-
Hubungan sosial antara pekerja dan dah atau organisasi yang dapat membantu
pengusaha dengan demikian bermuatan kon- para pekerja memperjuangkan hak-hak dan
flik fundamental karena bersifat sepihak dan tujuannya yaitu berupa serikat pekerja.
eksploitatif.1 Susetiawan dalam industriali- Menurut Undang-Undang Nomor 21
sasi, pengusaha sebagai pemilik faktor pro- Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja, seri-
duksi semakin kaya sedangkan pekerja tetap kat pekerja adalah organisasi yang dibentuk
dalam kondisi miskin.2 dari, oleh dan untuk pekerja, baik di dalam
Kedudukan yang tidak seimbang itu perusahaan maupun di luar perusahaan, yang
menjadikan hubungan antara kelas yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis
kuat dan kelas yang lemah menjadi hubung- dan bertanggung jawab, guna memperju-
an kekuasaan: kelas yang satu berkuasa atas angkan, membela serta melindungi hak dan
kelas yang lain. Kekuasaan itu - yang pada kepentingan pekerja serta meningkatkan ke-
hakikatnya berdasarkan kemampuan pengu- sejahteraan pekerja dan keluarganya.
saha untuk meniadakan kesempatan pekerja Dilihat dari definisi tersebut, tujuan se-
untuk bekerja dan memperoleh nafkah, dipa- rikat pekerja lebih bersifat sosial ekonomis
kai untuk menindas kaum pekerja. daripada bersifat politis. Tujuan sosial eko-
Ketidaksetaraan sosial dan ketidak- nomis tersebut terutama berupa kelayakan
seimbangan hubungan industrial seperti itu dalam hal-hal : upah, syarat dan kondisi ker-
menyebabkan konflik industrial.3 Konflik ja, hubungan industrial, kesepakatan kerja
industrial tersebut bisa menguat pada saat bersama, kesejahteraan dan jaminan sosial.
mendapat pengaruh eksternal sehingga da- Untuk mencapai tujuan tersebut, serikat pe-
lam tingkatan tertentu dapat berkembang kerja mempunyai beberapa fungsi sebagai
dan menjadi aktual.4 berikut :
Dalam realitanya posisi yang lemah 1. sebagai pihak dalam pembuatan per-
dalam suatu hubungan industrial mengaki- janjian kerja bersama dan penyelesaian
batkan para pekerja tidak mungkin mem- perselisihan hubungan industrial;
perjuangkan hak-haknya ataupun tujuannya 2. sebagai wakil pekerja dalam lembaga
secara perorangan tanpa mengorganisasikan kerja sama di bidang ketenagakerjaan;
1
Susetiawan, 2000, Konflik Sosial, Kajian Sosiologis, Hubungan Buruh, Perusahaan dan Negara di Indonesia,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta. hlm. 11.
2
Hariyanto, 1991, Elit, Massa dan Konflik, PAU-Studi Sosial, Universitas Gadjah ada, Yogyakarta. hlm. 53-54.
3
Irving M. Zeitlin, 1995, Memahami Kembali Sosiologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. hlm. 21-22.
4
Stepen K. Sudarsono, 1995, Sosiologi Makro Sebuat Pendekatan terhadap Realitas Sosial, Raja Grafindo Per-
sada, Jakarta. hlm. 49-50.
Hernawan, Faktor-faktor Penyebab Belum Terbentuknya Serikat Pekerja 139
penuh semangat serta membantu dalam rikat bagi pekerja sangat luas karena terma-
pelaksanaan kegiatan sosial; suk juga kebebasan memilih serikat pekerja
6. serikat pekerja yang berfungsi dan ber- atau menolak menjadi anggota serikat pe-
peran baik akan menjaga ketenteraman kerja manapun.7
dan keamanan kerja di perusahaan dan Hak kebebasan berserikat bagi pekerja
menghindari anasir luar yang ingin di Indonesia dijamin secara konstitusional
mengganggu perusahaan; dalam UUD 1945 Pasal 28 E ayat (3) yang
7. kehadiran serikat pekerja sebagai wakil menentukan bahwa setiap orang berhak
pekerja dapat berperan dalam menyele- atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
saikan masalah perselisihan hubungan mengeluarkan pendapat. Dengan demikian
industrial melalui lembaga bipartit, tidak ada alasan bagi pemerintah maupun
pegawai perantara dan panitia penyele- stake holder yang lain di Indonesia untuk
saian perselisihan perburuhan. tidak memberi kebebasan bagi pekerja un-
Sesuai dengan tujuan, fungsi dan man- tuk menggunakan hak kebebasan berseri-
faat tersebut, setiap serikat pekerja idealnya kat, dengan kata lain tidak ada alasan untuk
akan selalu berusaha memperjuangkan nasib menghalang-halangi pembentukan serikat
para anggotanya supaya menjadi lebih baik. pekerja di Indonesia sepanjang tidak berten-
Pemanfaatan serikat pekerja dilaksanakan tangan dengan hukum positif Indonesia.
dalam kerangka hubungan industrial yang Hak kebebasan berserikat juga telah di-
aman, harmonis dan dinamis.5 Dalam mem- akui oleh masyarakat internasional. Hal ini
perjuangkan tuntutannya, serikat pekerja ternyata dengan diaturnya hak tersebut da-
tidak selalu mengajukan kepada pengusaha lam Konvensi International Labour Organi-
tetapi juga kepada pemerintah. Hal ini sesuai zation (ILO) Nomor 87 Tahun 1948 tentang
dengan sifat hukum perburuhan yang dapat Kebebasan Berserikat dan Perlindungan
bersifat privat dan bersifat publik karena hu- Hak untuk Berorganisasi, yang telah dira-
kum perburuhan selain mengatur tentang re- tifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan
lasi antara pekerja dan pengusaha juga meng- Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998,
atur tentang intervensi pemerinah terhadap dan Konvensi ILO Nomor 98 Tahun 1949
relasi antara pekerja dengan pengusaha. tentang Hak Berorganisasi dan Berunding
Keberadaan serikat pekerja yang meru- Bersama, yang juga telah diratifikasi oleh
pakan implementasi hak kebebasan berse- Pemerintah Indonesia dengan Undang-Un-
rikat juga dijamin oleh hukum. Kebebasan dang Nomor 18 Tahun 1956 tentang Hak
berserikat merupakan hak asasi manusia dan Berorganisasi dan Berunding Bersama.
bersifat eksistensial karena menyatu dengan Hukum positif di Indonesia memberi-
manusia.6 Cakupan kebebasan dalam berse- kan iklim permisif terhadap pembentukan
5
D. Koeshartono dan M.F. Shellyana Junaedi, 2005, Hubungan Industrial, Kajian Konsep dan Permasalahan,
Universitas Atmajaya, Yogyakarta. hlm. 42.
6
Bahder Johan Nasution, 2004, Hukum Ketenagakerjaan, Kebebasan Berserikat bagi Pekerja, Mandar Maju,
Bandung. hlm. 101.
7
Hardijan Rusli, 2004, Hukum Ketenagakerjaan 2003, Ghalia Indonesia, Jakarta. hlm. 152.
Hernawan, Faktor-faktor Penyebab Belum Terbentuknya Serikat Pekerja 141
serikat pekerja. Menurut Pasal 104 Undang- da mitra kerjanya. Dengan diberikannya no-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ke- mor bukti pencatatan, maka serikat pekerja
tenagakerjaan, setiap pekerja berhak mem- sudah dapat operasional.
bentuk dan menjadi anggota serikat pekerja. Syarat-syarat pembentukan serikat pe-
Menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 21 kerja tersebut dirasakan lebih longgar dari-
Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja, serikat pada sebelumnya. Walaupun demikian, ter-
pekerja dapat dibentuk dengan anggota mi- nyata belum di semua perusahaan terbentuk
nimal 10 orang pekerja. Pembentukan seri- serikat pekerja, seperti misalnya di Kabu-
kat pekerja tersebut berdasarkan kehendak paten Sleman. Berdasarkan hasil penelitian
bebas pekerja tanpa tekanan atau camput di Disnakertrans Kabupaten Sleman, hanya
tangan dari pihak manapun. sekitar 10 % (sepuluh prosen) perusahan di
Pembentukan serikat pekerja adalah seluruh Kabupaten Sleman yang sudah ter-
dengan membuat Anggaran Dasar dan Ang- bentuk serikat pekerja (jumlah ini ternyata
garan Rumah Tangga. Jadi pada dasarnya lebih sedikit dari hasil prapenelitian yakni
suatu serikat pekerja telah terbentuk dengan sebesar kurang lebih 40%). Hal ini menun-
terumuskannya Anggaran Dasar dan Ang- jukkan bahwa meskipun berorganisasi dan
garan Rumah Tangga serikat pekerja yang kebersamaan terbukti merupakan cara cu-
bersangkutan. Menurut Keputusan Men- kup ampuh untuk memperjuangkan hak dan
teri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor kepentingan pekerja, namun pembentukan
KEP.16/MEN/2001 tentang Tata Cara Pen- serikat pekerja tidak serta merta dilakukan.
catatan Serikat Pekerja/Serikat Buruh, seri- Dari ilustrasi tersebut terlihat bahwa
kat pekerja yang telah terbentuk memberi- dengan adanya peraturan perundangan yang
tahukan secara tertulis kepada instansi yang relatif representatif saja tidak otomatis men-
bertanggung jawab di bidang ketenagaker- jadikan serikat pekerja sebagai pilihan untuk
jaan kabupaten/kota berdasarkan domisili berorganisasi bagi pekerja. Artinya, bahwa
untuk dicatat. Pemberitahuan secara tertulis dinamika pembentukan serikat pekerja
tersebut dilampiri dengan : sangat dipengaruhi banyak faktor. Faktor-
1. Daftar nama anggota pembentuk; faktor tersebut bisa bersumber dari internal
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Ru- pekerja maupun dari luar pekerja.
mah Tangga; Mengingat pentingnya keberadaan se-
3. Susunan pengurus. rikat pekerja dan kemudahan pembentuk-
Berdasarkan pemberitahuan secara ter- annya, hal tersebut patut dipertanyakan.
tulis dan lampiran-lampirannya dari serikat Apalagi jika hal tersebut terjadi di perusa-
pekerja, instansi yang bertanggung jawab haan-perusahaan yang jumlah pekerjanya
di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota relatif banyak.
yang bersangkutan wajib mencatat dalam
buku pencatatan dan memberikan nomor B. Perumusan Masalah
bukti pencatatan. Setelah menerima nomor Dari latar belakang masalah yang telah
bukti pencatatan, pengurus serikat pekerja diuraikan di atas, maka dirumuskan perma-
wajib memberitahukan secara tertulis kepa- salahan sebagai berikut : faktor-faktor apa
142 MIMBAR HUKUM Volume 20, Nomor 1, Februari 2008, Halaman 1 - 191
saja yang menyebabkan dalam perusahaan di belum memiliki serikat pekerja, memiliki
Kabupaten Sleman belum dibentuk Serikat lebih dari seratus pekerja tetap, telah berdiri
Pekerja Unit Kerja Perusahaan (SPUKP)? lebih dari tujuh tahun, telah tergabung dalam
organisasi pengusaha, berbentuk Perseroan
C. Metode Penelitian Terbatas.
Penelitian ini bersifat yuridis normatif Berdasarkan kriteria tersebut berhasil
dan dimaksudkan untuk mengetahui faktor- ditetapkan sebagai responden pekerja dan
faktor penyebab belum terbentuknya Serikat pengusaha di PT. “LJ”, PT. “IJ”, PT. “PV”,
Pekerja Unit Kerja Perusahaan di Kabupaten PT. “ASA” dan PT. “SGI”. Masing-masing
Sleman. Penelitian dilakukan dengan pene- perusahaan diambil 20 orang pekerja seba-
litian kepustakaan guna memperoleh data gai responden.
sekunder di bidang hukum. Untuk meleng- Sebagai narasumber ditentukan : Ke-
kapi dan menunjang data yang diperoleh pala Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Trans-
dari penelitian kepustakaan dilakukan juga migrasi Kabupaten Sleman, Ketua Serikat
penelitian lapangan. Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Ketua
Dalam penelitian kepustakaan ini di- Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI),
pergunakan tiga macam bahan hukum yang Ketua Serikat Pekerja Nusantara (SPN) Ka-
meliputi bahan hukum primer, sekunder dan bupaten Sleman, Ketua Asosiasi Pengusaha
tersier. Penelitian kepustakaan dilakukan Indonesia (APINDO) Daerah Istimewa
melalui studi dokumen atas ketiga macam Yogyakarta, Ketua P4D Daerah Istimewa
bahan hukum tersebut. Yogyakarta, dan Pegawai Perantara di Ka-
Bahan yang diperoleh dari penelitian bupaten Sleman.
lapangan adalah data primer, yaitu data yang Alat pengumpulan data dalam peneli-
diperoleh langsung dari responden dan nara- tian lapangan adalah kuesioner dan pedoman
sumber. Metode pengumpulan data untuk wawancara. Data selanjutnya dianalisis se-
menentukan responden dan narasumber cara kualitatif, yaitu dengan memperhatikan
dengan menggunakan purposive sampling. fakta yang ada dalam praktek dan digabung-
Responden dalam penelitian ini adalah kan dengan data sekunder yang diperoleh
100 pekerja yang bekerja pada perusahaan dari penelitian kepustakaan sehingga di-
di Kabupaten Sleman, dengan pertimbangan peroleh deskripsi tentang faktor-faktor pe-
telah bekerja selama minimal tujuh tahun di nyebab belum terbentuknya Serikat Pekerja
perusahaan yang bersangkutan, bekerja pada Unit Kerja Perusahan di Kabupaten Sleman.
perusahaan yang telah berdiri lebih dari tu-
juh tahun, memiliki lebih dari seratus pe- D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
kerja tetap, belum memiliki serikat pekerja Berdasarkan temuan penelitian di la-
dan belum pernah dan tidak sedang menjadi pangan diperoleh data bahwa perkembangan
anggota serikat pekerja manapun. Disam- Serikat Pekerja Unit Kerja Perusahaan
ping itu ditentukan juga sebagai responden (SPUK) di Kabupaten Sleman sangat lam-
5 Pengusaha di Kabupaten Sleman, dengan bat. Dari data sekunder yang berhasil dihim-
pertimbangan : perusahaan yang dipimpin pun, pada tahun 2006 dari 861 perusahaan
Hernawan, Faktor-faktor Penyebab Belum Terbentuknya Serikat Pekerja 143
yang ada di Kabupaten Sleman, hanya ter- efisien menyelesaikan persoalan hubungan
dapat 59 perusahaan yang memiliki Serikat industrial jika buruh diwakili oleh serikat
Pekerja Unit Kerja Perusahaan. pekerja, apalagi jika kasus tersebut meli-
Menurut keterangan narasumber dari batkan sejumlah buruh yang emosional dan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dis- tidak terkendali. Dalam kondisi seperti itu
nakertrans), lambatnya perkembangan seri- akan lebih baik buruh diwakili oleh serikat
kat pekerja di Kabupaten Sleman sudah ter- pekerja.
jadi sejak lama, meskipun Undang-Undang Menurut narasumber Disnakertrans
No. 1 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ pendirian serikat pekerja adalah hak pekerja
Serikat Buruh sebenarnya sudah memberi sepenuhnya dan tidak dapat dipaksakan baik
kemudahan untuk pendirian serikat pekerja/ oleh pengusaha maupun oleh pemerintah/
serikat buruh bahkan memberi kesempatan negara. Disnakertrans hanya dapat meng-
untuk adanya dua SPUK atau lebih di satu himbau jika dalam perusahaan belum
perusahaan. berdiri serikat pekerja. Hal tersebut memang
Jika dilihat dari jumlah serikat pekerja secara eksplisit sudah diatur dalam Undang-
dibandingkan dengan jumlah perusahaan Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Undang-
yang ada tersebut memang dapat dikata- Undang Nomor 21 Tahun 2000 yang pada
kan terjadi ketidakseimbangan antara per- intinya mengatakan bahwa mendirikan dan
kembangan perusahaan dengan serikat pe- atau masuk menjadi anggota serikat pekerja
kerja. Menurut keterangan narasumber dari adalah hak pekerja dan bukan kewajiban
Disnakertrans Sleman, Sleman merupakan yang harus dilaksanakan. Mengingat hal
kabupaten yang perkembangan jumlah per- tersebut merupakan hak, maka diserahkan
usahaan di daerahnya paling pesat di DIY. sepenuhnya kepada pekerja untuk mem-
Pesatnya perkembangan jumlah perusa- pergunakan hak tersebut atau sebaliknya
haan tanpa diimbangi dengan pembentukan melepaskannya.
SPUK tersebut tentu bukan kondisi yang Menjawab pertanyaan mengenai apakah
menggembirakan sebab berdasarkan peneli- tidak ada upaya Disnakertrans untuk menso-
tian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh sialisasikan atau memberikan pemahaman
Siti Rolijah pada Tahun 2002 mengenai “Pe- tentang pentingnya keberadaan serikat pe-
ranan Serikat Pekerja di Perusahaan Swasta kerja secara aktif, mengingat Disnakertrans
dalam Rangka Memperjuangkan Hak-hak berdasarkan peraturan mengenai struktur,
Pekerja di Kota Yogyakarta”, keberadaan tugas dan wewenang Disnakertrans, wajib
serikat pekerja cukup membantu pekerja memberikan penerangan atau pemahaman
dalam memperjuangkan hak-hak pekerja masalah ketenagakerjaan dan peraturan
dan sangat membantu dalam menyelesaikan perundangan yang ada kaitannya dengan
persoalan hubungan industrial. Demikian masalah ketenagakerjaan, baik kepada pe-
juga menurut keterangan narasumber dari kerja maupun pengusaha. Disamping itu ada
Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuh- kemungkinan karena kondisi internal dan
an Daerah DIY dan Pegawai Perantara di eksternal pekerja tidak atau sulit memper-
Kabupaten Sleman bahwa lebih mudah dan oleh akses informasi secara memadai terma-
144 MIMBAR HUKUM Volume 20, Nomor 1, Februari 2008, Halaman 1 - 191
suk yang berkaitan dengan serikat pekerja, masi apabila diminta. Yang aktif mencari
sehingga perlu ada pihak lain, dalam hal ini informasi ke Disnakertrans adalah organi-
Disnakertrans sebagai lembaga negara yang sasi pekerja. Bagi pengurus serikat pekerja,
bertanggungjawab di bidang ketenagaker- ini merupakan salah satu kendala karena
jaan untuk memberikan pemahaman. disamping menjadi pengurus mereka juga
Berdasarkan temuan penelitian la- berstatus pekerja sebuah perusahaan. Pada-
pangan di perusahaan yang diteliti dan hal menurut keterangan mereka, walaupun
hasil wawancara dengan narasumber dari dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan
Disnakertrans, Disnakertrans belum pernah dan Undang-Undang Serikat Pekerja sudah
memberikan semacam penyuluhan atau so- diatur bahwa pengusaha tidak boleh mela-
sialisasi mengenai serikat pekerja. Menurut rang pengurus serikat pekerja menjalankan
narasumber Disnakertrans himbauan untuk aktifitasnya yang ada kaitannya dengan
mendirikan serikat pekerja selama ini me- fungsi dan tugas serikat pekerja, tetapi da-
mang baru diberikan ketika menangani kasus lam prakteknya hak itu diperoleh dengan
dalam hubungan industrial dalam perusaha- birokrasi yang panjang dan kadang harus
an yang kebetulan belum memiliki serikat bersitegang dahulu dengan pengusaha, ka-
pekerja. Selain alasan bahwa pendirian dan rena pengusaha juga berhak atas pekerjaan
atau menjadi anggota serikat pekerja hanya mereka. Pada prakteknya para pengurus
dipandang sebagai hak dan bukan keharus- serikat pekerja baru boleh menjalankan ke-
an sehingga Disnakertrans tidak memiliki pengurusannya di luar waktu kerja.
kewajian untuk memaksa, jumlah sumber Berkaitan dengan penjelasan tentang
daya manusia di Disnakertrans juga sangat minimnya jumlah sumber daya manusia,
terbatas sehingga tidak dapat mensosialisa- memang di Disnakertrans Sleman sampai
sikan hal seperti serikat pekerja secara aktif dengan penelitian ini selesai dilakukan ha-
ke semua perusahaan. Menurut keterangan nya memiliki 3 orang pegawai pengawas
narasumber Disnakertrans salah satu hal ketenagakerjaan yang salah satu tugasnya
yang saat ini dilakukan Disnakertrans un- berkaitan erat dengan serikat pekerja. Se-
tuk membantu tugas mensosialisasikan se- mentara itu jumlah perusahaan yang diawasi
rikat pekerja adalah memberikan informasi berjumlah 861 perusahaan, sehingga kalau
tentang perusahaan-perusahaan yang belum harus melakukan penyadaran atau sosialisasi
memiliki serikat pekerja kepada organisasi kepada semua perusahaan merasa sangat ke-
pekerja yang sudah ada. Diharapkan dengan beratan. Menurut narasumber Disnakertrans
cara seperti itu pengurus serikat pekerja ideal-nya dengan jumlah perusahaan yang
yang akan mensosialisasikan tentang pen- diawasi tersebut dibutuhkan sekitar 20
tingnya serikat pekerja kepada para pekerja pegawai pengawas. Selama ini dengan SDM
di perusahaan-perusahaan tersebut. yang hanya berjumah 3 orang rata-rata satu
Tetapi berdasarkan keterangan dari bulan hanya dapat mengawasi 10 perusa-
tiga organisasi pekerja yang dijadikan nara- haan, sehingga selama ini sosialisasi baru
sumber yaitu SPSI, SBSI dan SPN, selama dilakukan setelah terjadi kasus, sehingga
ini Disnakertrans hanya memberikan infor- tidak efektif.
Hernawan, Faktor-faktor Penyebab Belum Terbentuknya Serikat Pekerja 145
Disnakertrans dalam hal ini tidak da- pat menjadi salah satu alternatif solusi mes-
pat bersikap proaktif dalam arti melakukan kipun tidak bisa maksimal atau ideal.
tindakan preventif berupa penyadaran pen- Dari responden pengusaha (100%) di-
tingnya serikat pekerja. Penyadaran berupa peroleh data bahwa tidak pernah mengham-
himbauan baru dilakukan jika dalam per- bat jika ada keinginan buruh untuk mem-
usahaan tersebut terjadi kasus hubungan in- bentuk SPUK. Tetapi dari hasil wawancara
dustrial dan ternyata belum memiliki serikat dengan responden pengusaha (100%) juga
pekerja atau tidak diwakili serikat pekerkja. diperoleh keterangan bahwa tidak pernah
Disnakertrans selalu menganjurkan pada mensosialisasikan atau menyuruh dibentuk
perusahaan tersebut supaya dibentuk serikat serikat pekerja (SPUK) di perusahaannya.
pekerja dengan memberitahukan prosedur Padahal menurut narasumber Apindo DIY,
pembentukan dan pencatatannya. dirasa lebih efisien apabila dalam penyele-
Menurut hemat peneliti, terlepas dari saian perselisihan hubungan industrial pe-
kurangnya SDM yang ada, Disnakertrans kerja diwakili serikat pekerja.
harus melakukan tugasnya mensosialisasi- Menurut keterangan pengusaha yang
kan peraturan perundangan yang ada kaitan- dijadikan responden tersebut, sosialisasi
nya dengan ketenagakerjaan seperti UU No. atau himbauan lebih merupakan tugas Dis-
21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja dan nakertrans dan bukan kewajiban dari peng-
tidak harus menunggu kasus, karena Disna- usaha. Jika dilihat dari berbagai peraturan
kertrans bisa dipastikan sebelumnya sudah perundangan ketenagakerjaan yang ada saat
mengetahui perusahaan mana saja yang be- ini memang tidak ada kewajiban pengusaha
lum memiliki serikat pekerja, dengan catat- untuk menghimbau atau mewajibkan peker-
an perusahaan tersebut sudah mendaftarkan janya membentuk atau masuk menjadi ang-
profil ketenagakerjaan dan syarat-syarat ke- gota serikat pekerja. Dalam Undang-Undang
tenagakerjaan ke Disnakertrans. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Jika belum didaftarkan, memang bisa misalnya hanya disebutkan bahwa siapapun
dipahami jika Disnakertrans merasa kesu- termasuk pengusaha dilarang menghalang-
litan untuk melakukan monitoring. Dalam halangi dibentuknya serikat pekerja, meng-
kasus dan problematika seperti ini menurut halang-halangi atau melarang buruh menjadi
hemat peneliti, Disnakertrans dapat be- anggota serikat pekerja atau melarang mem-
kerja sama dengan Deperindagkop karena berikan sanksi atau tindakan balasan kepada
jika tidak mendaftarkan ke Disnaker ada pengurus serikat pekerja yang sedang atau
kemungkinan mendaftarkan perusahaanya setelah menjalankan pekerjaan yang ada hu-
ke Deperindagkop karena ada kewajiban bungannya dengan serikat pekerja.
mendaftarkan perusahaannya. Berdasarkan Dari penelitian di 5 (lima) perusahaan
wawancara dengan narasumber Disnaker- yang dijadikan responden diperoleh data
trans, kerjasama dengan instansi lain yang bahwa meskipun dalam perusahaan belum
memiliki keterkaitan seperti ini belum per- ada serikat pekerja tetapi dalam perusahaan
nah dilakukan. Dengan kondisi kekurangan tersebut telah berdiri paguyuban pekerja,
SDM seperti ini sebetulnya langkah ini da- yang anggotanya adalah semua pekerja di
146 MIMBAR HUKUM Volume 20, Nomor 1, Februari 2008, Halaman 1 - 191
vensi mulai dari pembentukan maupun se- ku mengetahui mempunyai hak membentuk
gala aktifitasnya. Sebaliknya, serikat pekerja dan menjadi anggota serikat pekerja terse-
mulai dari pembentukannya maupun segala but ketika ditanyakan lebih lanjut mengenai
aktifitasnya harus independen tanpa campur prosedur pembentukan dan pencatatannya
tangan siapapun termasuk pengusaha. di Disnakertrans tidak ada yang menjawab
Bentuk paguyuban karena rentan inter- secara mencukupi. Pengetahuan responden
vensi memungkinkan pengurusnya adalah pekerja terbatas pada adanya hak pekerja un-
pekerja yang dekat hubungannya dengan tuk membentuk dan menjadi anggota serikat
pengusaha. Memang dengan demikian akan pekerja dan tidak sampai pada tahapan tata
lebih akrab dengan pengusaha, tetapi kalau cara pembentukan dan pencatatannya.
ada intervensi semacam itu maka sulit bagi Berdasarkan data yang dihimpun dalam
paguyuban untuk dapat independen dalam penelitian memang belum ada penyuluhan
aktifitasnya. Disamping itu, paguyuban dan atau semacam sosialisasi kepada peker-
karena bukan serikat pekerja tidak dapat ja mengenai segala sesuatu yang berkaitan
menjalankan fungsi-fungsi strategis serikat dengan serikat pekerja. Satu-satunya sosiali-
pekerja seperti yang sudah diakomodasikan sasi yang pernah dilakukan Disnakertrans
oleh Undang-Undang Nomor 21 tahun 2000 di perusahaan yang diteliti adalah di PT
tentang Serikat Pekerja. ”L J” itupun hanya berupa himbauan karena
Menurut narasumber Disnakertrans, di perusahaan tersebut kebetulan terjadi per-
jika menangani kasus pada sebuah perusa- selisihan hubungan industrial. Sebelumnya
haan yang tidak memiliki serikat pekerja menurut keterangan responden di perusa-
tapi memiliki paguyuban selalu disarankan haan yang bersangkutan belum pernah ada
untuk segera membentuk serikat pekerja dan himbauan semacam itu. Menurut keterangan
dicatatkan di Disnakertrans. Menurut res- responden pekerja di perusahaan tersebut
ponden pekerja di perusahaan yang diteliti himbauan yang dilakukan Disnakertrans ha-
dan kebetulan punya paguyuban pekerja dan nya supaya pekerja segera melengkapi per-
pernah mengalami perselisihan hubungan syaratan pendirian serikat pekerja dan segera
industrial, memang pernah ada himbauan mencatatkannya di Disnakertrans karena ke-
semacam itu dari Disnakertrans pada saat betulan di perusahaan tersebut telah berdiri
terjadi kasus hubungan industrial di perusa- paguyuban pekerja.
haan tersebut, tapi sampai saat ini belum ada Dari hasil penelitian diketahui bahwa
rencana membentuk serikat pekerja. semua responden pekerja tidak mempunyai
Dari temuan penelitian di lapangan, pengetahuan yang memadai tentang serikat
berdasarkan hasil wawancara dan pemberian pekerja, terutama masalah prosedur dan sya-
kuesioner kepada responden pekerja di per- rat pembentukan serta pencatatannya. Res-
usahaan yang diteliti diperoleh data bahwa ponden pekerja terlihat kebingungan dan
sebagian besar (78%) mengetahui bahwa tidak dapat menjawab pertanyaan yang di-
pekerja mempunyai hak untuk membentuk ajukan peneliti. Bahkan ada responden yang
dan atau menjadi anggota serikat pekerja. menanyakan kepada peneliti mengenai tata
Tetapi dari responden pekerja yang menga- cara dan syarat pembentukan serikat pekerja.
148 MIMBAR HUKUM Volume 20, Nomor 1, Februari 2008, Halaman 1 - 191
Karena tingkat pengetahuan responden memang tidak ada yang pernah berinisiatif
pekerja tentang serikat pekerja tidak men- membentuk serikat pekerja. Bahkan kesem-
cukupi maka peneliti harus menjelaskan patan untuk membicarakan kemungkinan
satu demi satu maksud pertanyaan. Bahkan kearah pembentukan serikat pekerja belum
kepada responden juga dijelaskan menge- pernah ada. Paguyuban pekerja yang selama
nai tata cara pembentukan dan pencatatan ini ada awalnya ditawarkan pihak pengusaha,
serikat pekerja. Setelah dijelaskan tentang bukan inisiatif murni pekerja. Berdasarkan
serikat pekerja ditanyakan pada responden hasil penelitian memang aktifitas paguyuban
pekerja mengenai hal-hal yang memberat- pekerja lebih bersifat sosial seperti misalnya
kan pekerja dalam pembentukan serikat mengkomunikasikan dan mengorganisasi-
pekerja. Dari responden pekerja diperoleh kan jika ada pekerja yang sakit, melahirkan
jawaban bahwa ada dua hal yang dirasakan atau mengalami kecelakaan.
memberatkan yaitu pembuatan Anggaran Menurut hemat peneliti, memang per-
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta lu ada inisiatif dari pekerja sendiri untuk
masalah otonomi keuangan. Dalam aturan membentuk serikat pekerja agar nantinya
ketenagakerjaan memang disebutkan bahwa jika terbentuk anggotanya dapat merasa le-
dalam pembentukannya serikat pekerja ha- bih memiliki dan akhirnya segala aktivitas-
rus memiliki AD/ART dan mempunyai dan nya selaras dengan tujuan pembentukannya.
mengelola keuangan organisasi sendiri. Dari Untuk adanya inisiatif diperlukan duduk
pekerja yang dijadikan responden tidak ada bersama untuk saling berkomunikasi. Di
yang mengaku dapat membuat AD/ART. perusahaan yang diteliti, pekerja sulit ber-
Dari penelitian memang diperoleh data komunikasi dalam satu waktu secara bersa-
bahwa paguyuban pekerja yang ada selama maan karena kebetulan perusahaan memakai
ini tidak memiliki AD/ART. Dilihat dari pro- sistem shift. Menurut peneliti sistem shift ini
fil responden pekerja yang rata-rata lulusan tidak memberi kesempatan pada pekerja
SMU memang hal ini dapat dimaklumi kare- untuk saling mengenal dan berkumpul ber-
na membuat AD/ART bukan pekerjaan yang sama dalam satu waktu. Berdasarkan peneli-
mudah, dibutuhkan kemampuan dan kesem- tian aktifitas sosial paguyuban bukan karena
patan untuk itu. Hal ini dikuatkan dengan kebaikan pengusaha tetapi karena memang
pendapat responden pekerja dalam perusa- sudah merupakan kewajiban pengusaha ter-
haan yang pernah dihimbau Disnakertrans hadap pekerjanya seperti misalnya membe-
untuk segera membentuk serikat pekerja dan rikan santunan kepada pekerja yang sakit,
mencatatkannya di Disnakertrans karena ke- melahirkan atau mengalami kecelakaan,
betulan ada perselisihan hubungan industrial hanya saja aktifitas tersebut dikelola oleh
di perusahaan tersebut. Menurut mereka sa- paguyuban.
lah satu alasan sampai saat ini tidak mem-
bentuk serikat pekerja karena prosedurnya E. Kesimpulan
dianggap rumit terutama karena harus ada Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
AD/ART dan pengelolaan keuangan sendiri. bahasan di atas, maka berhasil disimpulkan
Menurut responden pekerja selama ini bahwa belum terbentuknya SPUK Perusa-
Hernawan, Faktor-faktor Penyebab Belum Terbentuknya Serikat Pekerja 149
Daftar Pustaka
A. Buku Rusli, Hardijan -, 2004, Hukum Ketenaga-
Hariyanto, 1991, Elit, Massa dan Konflik, kerjaan 2003, Ghalia Indonesia, Jakar-
PAU-Studi Sosial, Universitas Gadjah ta.
Mada, Yogyakarta. Soekanto, Soerjono -, 1984, Pengantar
Koeshartono, D. -, dan M.F. Shellyana Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta.
Junaedi, 2005, Hubungan Industrial, ---------------- dan Sri Mamudji, 1985, Pene-
Kajian Konsep dan Permasalahan, litian Hukum Normatif, Suatu Tinjau-
Universitas Atmajaya, Yogyakarta. an Singkat, Rajawali Pers, Jakarta.
Nasution, Bahder Johan -, 2004, Hukum Sudarsono, Stepen K -, 1995, Sosiologi
Ketenagakerjaan, Kebebasan Ber- Makro Sebuah Pendekatan terhadap
serikat bagi Pekerja, Mandar Maju, Realitas Sosial, Raja Grafindo Persada,
Bandung. Jakarta.
150 MIMBAR HUKUM Volume 20, Nomor 1, Februari 2008, Halaman 1 - 191
Susetiawan, 2000, Konflik Sosial, Kajian So- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1956 ten-
siologis, Hubungan Buruh, Perusahaan tang Ratifikasi Konvensi ILO
dan Negara di Indonesia, Pustaka Pela- Nomor 98 Tahun 1949 tentang Hak Beror-
jar, Yogyakarta. ganisasi dan Berunding Bersama.
Zeitlin, Irving, M -, 1995, Memahami Kem- Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998
bali Sosiologi, Universitas Gadjah tentang Ratifikasi Konvensi ILO No-
Mada, Yogyakarta. mor 87 Tahun 1948 tentang Kebebasan
Berserikat dan Perlindungan Hak untuk
B. Peraturan Perundang-undangan Berorganisasi.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 ten- Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Trans-
tang Ketenagakerjaan. migrasi Nomor KEP.16/MEN/2001
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 ten- tentang Tata Cara Pencatatan Serikat
tang Serikat Pekerja. Pekerja/Serikat Buruh.