Anda di halaman 1dari 7

Nama : Stephanie Iriawan

Kelas : s1/4b
Nim :13.20.071

No Nama Tahun Judul Uraian Kesimpulan


peneliti
1 Chrisantum Jurnal KESIAPSIAGAAN Kawasan Teluk Pelabuhan Ratu Ternyata dari hasil akhir didapatkan
Aji Paramesti Perencanaan MASYARAKAT merupakan salah satu kawasan masyarakat banyak yang belum
Wilayah dan KAWASAN TELUK yang rawan bencana. Bencana mengetahui kerentanan dan dampak
Kota, Vol. 22 PELABUHAN RATU yang berpotensi terjadi antara lain buruk bencana bila tidak dipersiapakan
No. 2, TERHADAP BENCANA banjir, longsor, gerakan tanah, dengan manajemen yang baik. Selain itu,
Agustus GEMPA BUMI DAN gempa bumi, dan tsunami permasalahan ekonomi yang dihadapi
2011, TSUNAMI (Kabupaten Sukabumi, 2009) oleh oleh sebagian besar masyarakat
hlm.113 - 128 karena itu untuk mengantisipasi membuat masyarakat belum terlalu jauh
lebih buruknya hasil yang memikirkan untuk mengupayakan
disebabkan oleh bencana peneliti kesiapsiagaan dalam keluarga, terutama
meneliti seberapa siapkah dalam hal penyediaan peralatan dan
masyarakat dalam menghadapi perlengkapan darurat serta pertimbangan
bencana dengan menggunakan pembuatan bangunan tempat tinggal
parameter. parameter pengetahuan yang tahan gempa dan/atau tsunami.
dan sikap, kebijakan, rencana Namaun diharapkan dengan , kurangnya
tanggap darurat, sistem peringatan kesiapsiagaan masyarakat Kawasan
bencana, dan mobilisasi sumber Teluk Pelabuhan Ratu terhadap bencana
daya gempa dan tsunami masih dapat
ditingkatkan baik oleh masyarakat,
pemerintah tingkat kecamatan maupun
pemerintah tingkat kabupaten, antara
lain dengan menambah kesadaran dan
pengetahuan masyarakat akan tindakan
penyelamatan bencana.
Dalam menghadapi bencana Kerjasama
dapat dilakukan antara lain dalam
menentukan lokasi evakuasi atau lokasi
Nama : Stephanie Iriawan
Kelas : s1/4b
Nim :13.20.071

posko bencana bersama, koordinasi


penyedian perlengkapan darurat
bencana, dan membangun sistem
peringatan dini tsunami yang dapat
diakses oleh seluruh kecamatan..

2 Riny Proceeding ANALISIS Potensi bencana alam di Hasil didapatkan


Handayani Simposium PARTISIPASI Indonesia, diperparah oleh Mitigasi merupakan usaha untuk
Nasional MASYARAKAT DAN beberapa permasalahan lain yang melunakkan akibat bencana. Usaha ini
Otonomi PERAN PEMERINTAH memicu peningkatan kerentanan. memang paling murah untuk dilakukan.
Daerah 2011 DAERAH DALAM Laju pertumbuhan penduduk yang Mitigasi dan perlindungan dapat
PELAKSANAAN tinggi, sebagai salahsatu contoh dilakukan secara serempak. Jika konsep
MANAJEMEN akan banyak membutuhkan mitigasi ternyata dapat dikerjakan
Nama : Stephanie Iriawan
Kelas : s1/4b
Nim :13.20.071

BENCANA DI kawasan hunian baru yang pada dengan teknologi, dapat ditingkatkan
KABUPATEN SERANG akhirnya kawasan tersebut akan menjadi perlindungan. Mitigasi aktif
PROVINSI BANTEN terus berkembang dan menyebar adalah usaha agar mitigasi pasif dapat
hingga mencapai wilayah-wilayah terlaksana yaitu melibatkan masyarakat.
marginal yang tidak aman (Pusat Dengan demikian kegiatannya meliputi
Manajemen bencana, ITB, 2008) diantaranya pendidikan masyarakat dan
dari POKJA AMPL Kabupaten birokrasi akan bencana, penyesuaian
Serang, seiring pertambahan infrastruktur sesuai aturan, relokasi
tahun kawasan budidaya yang penduduk, diversifikasi kegiatan
didominasi areal persawahan telah ekonomi, penyesuaian tatguna lahan.
banyak berubah fungsi menjadi Selain itu jenis persiapan lainnya adalah
lahan pemukiman dan industri perencanaan tata ruang yang
yang tentunya akan menjadi menempatkan lokasi fasilitas umum dan
daerah potensial banjir. Selain hal fasilitas sosial di luar zona bahaya
tersebut, saat ini terbentuk pola bencana (mitigasi non struktur), serta
banyak perbukitan dan hutan yang usaha-usaha keteknikan untuk
ditebang secara liar sehingga membangun struktur yang aman
menyebabkan tanah tak bisa terhadap bencana dan melindungi
terlalu banyak menyerap air struktur akan bencana (mitigasi struktur).
sehingga menimbulkan banjir dan Penguatan kelembagaan, baik
longsor pemerintah, masyarakat, maupun swasta
terlihat bahwa titik lemah dalam merupakan faktor kunci dalam upaya
bacaan di atas adalah dalam mitigasi bencana.
Siklus Manajemen Bencana
adalah pada tahapan sebelum/pra
bencana, sehingga hal inilah yang
perlu diperbaiki dan ditingkatkan
untuk menghindari atau
meminimalisasi dampak bencana
Nama : Stephanie Iriawan
Kelas : s1/4b
Nim :13.20.071

yang terjadi
Pemerintah cenderung
menerapkan pendekatan ”atas ke
bawah(top down)” dalam
perencanaan manajemen bencana
dimana kelompok sasaran diberi
solusi-solusi yang dirancang
untuk mereka oleh para perencana
dan bukannya dipilih oleh
masyarakat sendiri. Pendekatan
seperti itu cenderung
mendekatkan tindakan-tindakan
manajemen bencana fisik
dibandingkan perubahan-
perubahan sosial untuk
masyarakat karena pemerintah
bertindak atas gejala-gejala dan
bukan atas penyebabnya, dan
gagal merespon kebutuhan riil dan
tuntutan dari masyarakat.
membangun sumberdaya dari
kelompok yang rentan. Jarang
tercapai tujuan.
3 Mita Jurnal MANAJEMEN Bencana alam gempa bumi dan Hasil didapatkan:
Widyastuti Madani Edisi BENCANA: KAJIAN tsunami yang terjadi di Nangroe Manajemen bencana perlu
II/Nopember DAN RUANG Aceh disosialisasikan
2005 LINGKUP Darusalam (NAD) telah secara terus-menerus
membukakan dengan melibatkan sebanyak mungkin
mata kita bahwa manajemen komponen masyarakat. Penyebaran
Nama : Stephanie Iriawan
Kelas : s1/4b
Nim :13.20.071

bencana informasi, pelatihan manajemen


di negara kita masih sangat jauh bencana serta simulasi
dari bencana perlu dilakukan secara
yang kita harapkan. berkala sehingga masyarakat terlatih
namun faktanya di lapangan untuk siaga terhadap bencana.
ketika Pencegahan (prevention) dan
terjadi bencana terlihat institusi penjinakan (mitigation)
ini Diperlukan tindakan serius
sering ”kedodoran”. Adanya dan tegas dari pemerintah terhadap
institusi penyimpangan perilaku masyarakat
diatas menandakan bahwa kita yang dapat menimbulkan bencana.
telah Pemerintah melalui lembaga-lembaga
memiliki sistem penanganan yang berkompeten (juga dibantu
bencana swasta) melakukan survey atau
(manajemen bencana), namun evaluasi secara berkala terhadap
pemahaman terhadap manajemen tempat-tempat atau aktifitas-aktifitas
bencana belum sepenuhnya yang memungkinkan timbul bencana,
dihayati. sehingga kemungkinan-kemungkinan
Bencana hanya dipandang bencana dapat diprediksi, dengan
peristiwa demikian bencana dapat dijinakkan.
yang datang sewaktu-waktu saja, Perlu kepemimpinan yang kuat dalam
bukan masalah yang menghadapi bencana karena kondisi
diprioritaskan. yang tidak pasti/darurat dalam
Dapat dipastikan pemahaman bencana harus diatasi dengan segera
dasar agar bantuan cepat dilakukan,
tentang manajemen bencana tidak mobilisasi serta koordinasi efektif dan
dikuasai atau tidak dimengerti ini hanya bisa dilakukan oleh
oleh pemimpin yang kuat kepemimpinannya
banyak kalangan birokrat, dan visioner.
Nama : Stephanie Iriawan
Kelas : s1/4b
Nim :13.20.071

masyarakat . Keteladanan juga


maupun swasta dibutuhkan dalam mencegah
terjadinya penyimpangan perilaku di
masyarakat, pembabatan hutan
Manajemen (ilegal logging) yang terjadi bertahun
bencana bersifat dinamis (hal ini tahun
terlihat dalam siklus manajemen tidak akan ada apabila tidak
bencana), sesuai perkembangan ada kerjasama dengan ”aparat
masyarakat dan kompleksitas pemerintah”.
bencana. Sebagai sebuah cabang masalah perencanaan
ilmu manajemen bencana harus pembangunan dan mekanisme
memenuhi persyaratan, yaitu penggaran yang kurang luwes dalam
aspek penjadwalan pencairan dana.
yang jelas (kelembagaan, Seringkali proyek-proyek
organisasi penanggulangan
dan tata cara), fungsi yang bencana tidak efektif dalam
berjalan mengatasi bencana karena salah
(perencanaan, pelaksanaan, dalam penjadwalan..
pengawasan)
dan unsur yang lengkap
(sumber daya manusia, kuangan,
perlengkapan dan sejenisnya).

Pada keempat tahap dari undp


dalaam manajemen bencana
terliahat banyak yang tidak serius
dalam melakukan manajemen
bencana ini dan Kembali ke tahap
pertama, yaitu
Nama : Stephanie Iriawan
Kelas : s1/4b
Nim :13.20.071

kesiapsiagaan, bisa dipastikan


semua
pihak tidak siap dan tidak siaga,
dan
bila terjadi bencana, kembali
kecolongan,
terkaget-kaget dan panik.
Padahal, penanganan keempat
tahap
sejak kesiapsiagaan, tanggap
darurat, pasca darurat,
pencegahan
dan mitigasi masing-masing
memiliki
bobot keseriusan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai