DISUSUN OLEH
DEVINA SARAH 7143342013
IVANA PUTRI K SITEPU 7143342018
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
“Penuli
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan............................................................................................5
2.2 Peranan lembaga pembiayaan...........................................................................................................7
2.3 Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan..........................................................................................7
2.3.1 Sewa Guna Usaha (Leasing)...............................................................................................7
2.3.2 Anjak Piutang (Factoring).................................................................................................11
2.3.3 Usaha Kartu Kredit............................................................................................................13
2.3.4. Pembiayaan Konsumen........................................................................................................16
2.3.5 Perusahaan Modal Ventura..................................................................................................18
BAB III......................................................................................................................................................23
PENUTUP.................................................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................23
3.2 Kritik dan Saran........................................................................................................................23
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam cara, salah satunya
adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalui kegiatan itu manusia dapat memenuhi
tuntutan hidupnya yang semakin hari semakin komplek. Kehidupan manusia di jaman modern ini
begitu cepat berputar. Setiap hari manusia bekerja demi mempertahankan hidupnya. Kehidupan
yang serba cepat memacu manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara cepat
pula. Pemenuhan kebutuhan hidup secara cepat telah mendorong dan membuka peluang bagi
manusia untuk melakukan kegiatan bisnis. Aktivitas bisnis itu sendiri diwarnai oleh berbagai
bentuk hubungan bisnis atau kerjasama bisnis yang melibatkan para pelaku bisnis. Hubungan
bisnis atau kerjasama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis
apa yang sedang dijalankan. Dengan semakin berkembangnya aktivitas bisnis sekarang ini maka
keperluan akan modal atau dana bagi pelaku usaha juga semakin meningkat. Oleh karena itu,
sarana penyediaan dana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha atau masyarakat perlu diperluas.
Umumnya dana yang dibutuhkan tersebut dapat disediakan oleh lembaga perbankan melalui
fasilitas kredit. Namun, fasilitas kredit dari perbankan sangat terbatas dan tidak semua pelaku
usaha punya akses untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari bank. Selain itu lembaga
perbankan ini juga memerlukan jaminan yang kadang kala tidak bisa dipenuhi oleh pelaku usaha
yang bersangkutan, maka perlu suatu upaya lain yaitu tanpa jaminan dan lebih mudah prosesnya.
Upaya lain tersebut dapat dilakukan melalui suatu jenis badan usaha yaitu melalui Lembaga
Pembiayaan.
PEMBAHASAN
Istilah lembaga pembiayaan (finance) merupakan istilah yang relatif lebih baru
dibandingkan dengan lembaga perbankan. Lembaga pembiayaan berkembang setelah adanya
Paket Deregulasi 27 Oktober 1988 (Pakto 88) dan Paket Deregulasi 20 Desember 1988 (Pakdes
88). Kegiatan usaha lembaga pembiayaan menekankan pada fungsi pembiayaan, yaitu dalam
bentuk penyediaan dana dan barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari
masyarakat.
Lembaga pembiayaan diatur dalam Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 tentang
Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang
Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Pengertian lembaga pembiayaan
menurut Pasal 1 angka (2) Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, adalah
badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang
modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Menurut kepres No.61 TAHUN 1988 dijelaskan bahwa lembaga pembiayaan adalah badan
usaha yang dilakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau modal dengan
tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Lembaga pembiayaan mempunyai peranan yang lebih penting, yaitu sebagi salah satu
lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang pertumbuhan
perekonomian nasional disamping peran tersebut diatas, lembaga pembiayaan juga mempunyai
peran penting dalam hal pembangunan yaitu menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat
masyarakat, berperan aktif dalam pembangunan dimana lembaga pembiayaan ini diharapkan
masyarakat atau pelaku usaha dapat mengatasi salah satu faktor yang umum dialami yaitu faktor
permodalan.
Menurut Perpres No. 84/PMK.012/2006, perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan
yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan.
Unsur-unsur berdasarkan pengertian Leasing di atas, terdiri dari beberapa elemen di bawah ini,
yaitu :
1. Pembiayaan perusahaan
Pembiayaan ini tidak dilakukan dalam bentuk sejumlah dana tetapi juga dalam bentuk peralatan
atau barang modal yang akan digunakan
2. Penyediaan barang-barang modal
Biasanya penyediaan barang modal dilakukan oleh supplier yang di bayar oleh lessor untuk
keperluan lessee
3. Jangka waktu tertentu
Jangka waktunya sejak diterimanya barang modal sampai perjanjian sewa guna usaha berakhir
4. Pembayaran secara berkala
Lessee membayar harga barang modal kepada lessor secara angsuran
5. Adanya hak pilih (option right)
Pada akhir masa leasing, lessee mempunyai hak untuk membeli barang modal tersebut
6. Adanya nilai sisa yang disepakati bersama
Nilai barang modal pada akhir sewa sewa guna usaha yang telah disepakati oleh lessor dengan
lessee pada awal masa sewa guna usaha
7. Adanya pihak lessor
8. Adanya pihak lessee
Menurut Mr. A.C. Goudsmit dan Mr. J.A.M.P. Keijser, leasing mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Leasing merupakan suatu pembiayaan, baik pada finance lease maupun operating lease,
2. Biasanya ada hubungan jangka waktu lease dan masa kegunaan benda yang di-lease tersebut,
3. Hak Milik benda yang di-lease ada pada lessor. Hal ini berdampak penting di bidang akuntansi
seperti penyusunan di bidang hukum dalam hal pelaksanaan perjanjian leasing,
4. Benda yang menjadi objek leasing adalah benda-benda yang digunakan dalam suatu
perusahaan, yakni benda-benda yang diperlukan dalam menjalankan perusahaan. jadi tidak saja
mesin –mesin yang hanya dapat digunakan untuk berproduksi akan tetapi bisa juga untuk
komputer, dan kendaraan bermotor.
d. Leverage Lease
Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak membiayai
objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan hanya antara 20% hingga 40%.
Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit provider.
Beberapa manfaat anjak piutang dalam peningkatan kemampuan usaha sebagai berikut :
1) Menurunkan biaya produksi perusahaan.
2) Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di muka atau advanced payment
sehingga meningkatkan credit standing perusahaan klien.
3) Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien dapat mengadakan
transaksi dagang secara bebas atas dasar open account baik perdagangan dalam maupun luar
negeri.
4) Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui peningkatan perputaran modal
kerja.
5) Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko kredit macet dapat
diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.
6) Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
b. Bagi Bank
1. Bank akan lebih efisien dibandinka menagih sendiri
2. Perusahaan anjak piutang dianggap sebagai perusahaan komplemen bagi bank
c. Secara makro
Perusahaan anjak piutang yang melakukan pengambilalihan piutang secara pre-payment akan
membawa efek money multiplier sehingga meningkatkan percepatan uang beredar sehingga
mendorong pertumbuhan ekonomi.
a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Nasional. Penyelenggaraan kegiatan
alat pembayaran dengan menggunakan kartu kredit didasarkan pada ketentuan Pasal 6 huruf 1
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Pasal 6 huruf 1 Undang-Undang Perbankan
menyatakan bahwa usaha kartu kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan
oleh bank. Dengan demikian, Undnag-Undang Perbankan dapat dijadikan dasar penyelenggaraan
usaha kartu kredit sebagai alat pembayaran oleh bank. Namun, Undang-Undang Perbankan tidak
mengatur secara lebih rinci mengenai penerbitan dan penggunaan kartu kredit sebagai alat
pembayaran.
b) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK. 013/1988 Tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.
013/1988 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan (KMK Lembaga
Pembiayaan) mulai berlaku pada tanggal 20 Desember 1988. KMK Lembaga Pembiayaan ini
merupakan peraturan pelaksana dari Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang
Lembaga Pembiayaan. Di dalam KMK Lembaga Pembiayaan ini dinyatakan bahwa usaha kartu
kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilaksanakan oleh Lembaga Pembiayaan.
Walapun di satu sisi terdapat beberapa manfaat dari Kartu Kredit, tetapi di sisi lain terdapat
resiko yang perlu disikapi dengan kehati-hatian dari para penggunanya, seperti :
a. Resiko kartu digunakan oleh pihak lain, karena pengguna yang sah melakukan kelalaian
dalam penyimpanan kartu dan PIN. Apalagi untuk saat ini transaksi belanja dengan
menggunakan Kartu Kredit hanya memerlukan tanda tangan yang dapat saja dipalsukan
oleh pihak lain.
b. Resiko dikenakan biaya keterlambatan dan biaya bunga yang relatif tinggi karena
pemegang kartu tidak mampu membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo, sehingga
pembayaran kewajiban baru dapat dilakukan sesudah jatuh tempo.
Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Proses Penerbitan Dan Penggunaan Kartu
Kredit
Dengan adanya perjanjian penerbitan kartu kredit, maka dengan demikian timbul hak dan
kewajiban dari masing-masing pihak yang terlibat di dalam proses penerbitan dan penggunaan
kartu kredit tersebut.
Adapun hak dan kewajiban tersebut adalah sebagai berikut :
b. Kewajiban Penerbit
1. Membayar segala transaksi pemegang kartu kredit yang telah disetujui oleh penerbit
kepada pedagang melalui pengelola;
2. Memberikan pelayanan dan informasi kepada pemegang kartu kredit;
3. Menyampaikan tagihan bulanan kepada pemegang kartu kredit.
Dasar hukum dari perjanjian pembiayaan konsumen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Dasar Hukum Substantif
Yang merupakan dasar hukum substantif eksistensi pembiayaan konsumen, adalah perjanjian di
antara para pihak berdasarkan azas kebebasan berkontrak, yakni perjanjian antara pihak
perusahaan finansial sebagai kreditur dan pihak konsumen sebagai debitur. Mengenai azas
kebebasan berkontrak di atur dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang menyatakan, bahwa
suatu perjanjian yang di buat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya.
Pasal ini mengandung arti bahwa para pihak boleh membuat berbagai persetujuan/perjanjian baik
yang sudah di atur dalam undangundang , maupun yang tidak di atur dalam undang-undang.
Selama apa yang disepakati itu sah, artinya memenuhi syarat-syarat sahnya suatu perjanjian
sebagaimana yang di atur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu :
a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
b. Adanya kecakapan untuk membuat suatu perikatan
c. Suatu hal tertentu
d. Suatu sebab yang halal
Dengan demikian, maka jika para pihak membuat perjanjian pembiayaan konsumen yang telah
memenuhi syarat-syarat sahnya suatu perjanjian, maka menurut hukum yang berlaku di
Indonesia, perjanjian pembiayaan konsumen itu mempunyai kekuatan mengikat dan berlaku
sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Jadi meskipun perjanjian
pembiayaan konsumen itu belum di atur secara khusus di dalam KUHPerdata, para pihak
boleh/di beri kebebasan untuk mengaturnya sendiri.
2. Dasar Hukum Administratif
Di samping dasar hukum yang bersifat substantif, ada beberapa dasar hukum di dalam hukum
Indonesia yang dapat dijadikan sebagai dasar hukum administratif bagi keberadaan perusahaan
pembiayaan konsumen, yaitu :
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan.
b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 1251/KMK.013/1988 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan , yang diperbaharui
dengan : Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 448/KMK.017/2000
tentang Perusahaan Pembiayaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Pengertian Lembaga Pembiayaan
lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang dilakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana atau modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
b) Peranan lembaga pembiayaan
Yakni sebagi salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang
pertumbuhan perekonomian nasional serta menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat
masyarakat, berperan aktif dalam pembangunan dimana lembaga pembiayaan ini diharapkan
masyarakat atau pelaku usaha dapat mengatasi salah satu faktor yang umum dialami yaitu faktor
permodalan.
c) Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan
Sewa Guna Usaha (Leasing)
Anjak Piutang
Usaha Kartu Kredit
Pembiayaan Konsumen
Perusahaan Modal Ventura
http://zonaekis.com/pengertian-anjak-piutang/
Kasmir, SE. M.M. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Rajawali Pers.
PMK Nomor 18/PMK.010/2012 tanggal 1 Februari 2012 Tentang Perusahaan Modal Ventura.
http://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/pengaturan-terhadap-kegiatan-
pembiayaan-anjak-piutang/
http://henienawati.blogspot.com/2011/01/anjak-piutang_6477.html
http://imamroyani.blogspot.com/2011/04/modal-ventura.html
http://triyanto.staff.fkip.uns.ac.id/files/2011/08/Hukum-Pembiayaan-Konsumen.pdf
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/modal-ventura-tugas-blk/