Anda di halaman 1dari 3

2.1.

1 Konsep Monitoring Pembelajaran


Monitoring dan supervisi pembelajaran merupakan upaya penjaminan mutu
pembelajaran bagi terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien ke arah
tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Monitoring dan supervisi perlu didasarkan pada
prinsip-prinsip tanggung jawab dan kewenangan, periodik, demokratis, terbuka, dan
keberlanjutan. Metode supervisi pembelajaran terdiri dari supervisi individual dan sipervisi
kelompok. Supervisi individual meliputi: 1) kunjungan kelas, 2) observasi kelas, 3)
pertemuan individual, 4) kunjungan antar kelas, dan 5) menilai diri sendiri. Supervisi
pembelajaran esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk untuk membina guru dalam
meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi
belajar guru penjasorkes. Upaya supervisi pembelajaran pada hakikatnya merupakan
tanggung jawab bersama semua pihak yang terkait, sesuai dengan ketentuan tentang hak,
kewajiban warga negara, orangtua, masyarakat, dan pemerintah (Muhainifah, 2017).

Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi


pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi. Kedua, untuk melihat hal-hal apa yang
terjadi selama pelaksanaan evaluasi. Jika dalam pelaksanaan evaluasi terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, maka evaluator harus mencatat, melaporkan, dan menganalisis faktor-fakor
penyebabnya. Dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar sering terjadi peserta didik
menyontek jawaban dari temannya, peserta didik mendapat bocoran jawaban soal, ada juga
peserta didik yang tiba-tiba sakit ketika mengerjakan soal, dan sebagainya. Di sinilah
pentingnya monitoring pelaksanaan evaluasi.

Untuk melaksanakan monitoring, evaluator dapat menggunakan beberapa teknik,


seperti observasi partisipatif, wawancara (bebas atau terstuktur) atau sudah didokumentasi.
Untuk itu, evaluator harus membuat perencanaan monitoring sehingga dapat dirumuskan
tujuan, sasaran, data yang diperlukan, alat yang digunakan, dan pedoman analisisi hasil
monitoring. Data yang diperoleh dari hasil monitoring harus cepat dianalisis sehingga dapat
memberi makna vagi pelaksanaan evaluasi. Hasil analisis monitoring ini dapat dijadikan
landasan dan acuan untuk memperbaiki pelaksanaan evaluasi selanjutnya dengan harapan
akan lebih baik sebelumnya (Arifin,2009:107).

Monitoring the overall effectiviness of the program can take many forms. Obviously,
one concern is with validity. Is the process providing information about candidates that is
predictive of subsequent performance? Other kinds of evaluative data provide information on
the use results, follow-up action, satisfaction with the information provided, and so on. Stil
another kind of monitoring focuses on costeffectiveness issues. Assessment entres are often
expensive, but this cost may be insignificant compared with other organizational costs. For
example, the costs of assessing an individual may represent less than one thirtieth of the costs
required to staff a management position. Monitoring provides information useful in
examining such issues.

Yang berarti, memantau efektivitas program secara keseluruhan dapat mengambil


banyak bentuk. Jelas, satu kekhawatiran adalah dengan validitas. Apakah proses memberikan
informasi tentang kandidat yang prediktif terhadap kinerja selanjutnya? Jenis data evaluatif
lainnya memberikan informasi tentang hasil penggunaan, tindak lanjut, kepuasan dengan
informasi yang diberikan, dan sebagainya. Salah satu jenis pemantauan berfokus pada
masalah efektivitas biaya. Penilaian entres seringkali mahal, namun biaya ini mungkin tidak
signifikan dibandingkan dengan biaya organisasi lainnya. Misalnya, biaya untuk menilai
seseorang mungkin mewakili kurang dari sepertiga puluh biaya yang dibutuhkan untuk
mengelola posisi manajemen. Pemantauan memberikan informasi yang berguna dalam
memeriksa isu-isu tersebut (Jossey, 1978: 21).

Monitoring efforts is defined as instructional activities provided by the teacher to


keep track of students‘ understanding of the subject being taught (Natriello, 1987). The
purpose of such assessment is to provide feedback on the progress of students along with
instructions on how students can achieve specific learning goals. Monitoring generally
involves the following interpersonal behaviors: questioning students during classroom
discussions, one-to- one interaction with students, assigning and correcting homework,
overseeing group activities, recording students‘ progress, or reviewing their performance
(Natriello, 1987). Teacher monitoring skill has been established as a critical component of
high-quality education. For instance, Akbari and Allvar (2010) state that, besides merely
covering the course syllabus, instructional strategies are needed to ensure that students are
on track and to enhance learning outcomes.

Yang mempunyai arti, upaya pemantauan didefinisikan sebagai kegiatan instruksional


yang diberikan oleh guru untuk mencatat pemahaman siswa tentang subjek yang diajarkan
(Natriello, 1987). Tujuan dari penilaian tersebut adalah untuk memberikan umpan balik
mengenai kemajuan siswa beserta petunjuk bagaimana siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang spesifik. Pemantauan umumnya melibatkan perilaku interpersonal
berikut: mempertanyakan siswa selama diskusi di kelas, interaksi satu lawan satu dengan
siswa, menugaskan dan memperbaiki pekerjaan rumah, mengawasi aktivitas kelompok,
mencatat kemajuan siswa, atau meninjau kinerjanya (Natriello, 1987). Keterampilan
pemantauan guru telah ditetapkan sebagai komponen penting pendidikan berkualitas tinggi.
Misalnya, Akbari dan Allvar (2010) menyatakan bahwa, selain hanya membahas silabus
kursus, diperlukan strategi instruksional untuk memastikan bahwa siswa berada di jalur yang
benar dan untuk meningkatkan hasil belajar (Hashim, 2014:104).

Sesuai dengan Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Kemdiknas (2010a, p.45) yang
dipetik oleh (Darmayanti, 2014:232), strategi monitoring dan evaluasi dilakukan untuk
mengontrol dan mengendalikan pelaksanaan pendidikan karakter di lingkup Dinas
Pendidikan di tiap-tiap kabupaten/kota yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil pendidikan karakter di daerah tersebut. Secara khusus, monitoring dan
evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi: (1) adanya berbagai penyimpangan dalam proses
pendidikan karakter, selanjutnya hal tersebut dijadikan umpan balik untuk perbaikan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan sistem evaluasi; (2) tingkat pencapaian kinerja sesuai dengan
indikator kinerja kunci yang ditetapkan oleh setiap unit kerja.

Kegiatan monitoring dalam pembelajaran antara lain, (a) aktif melakukan diskusi
dalam kelompok (b) berani mengemukakan pendapat pada saat diskusi berlangsung, (c) aktif
bertanya saat menemui kesulitan baik terhadap teman maupun guru, (d) membuat catatan
apabila diperlukan, (e) tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran meskipun guru tidak hadir.
Sedangkan yang termasuk kegiatan evaluasi pembelajaran antara lain, (a) memperhatikan
umpan balik dari tugas yang telah dilaksanakan sehingga dapat diketahui letak kesalahannya,
(b) mengerjakan kembali soal/ tes di rumah, dan (c) berusaha memperbaiki kesalahan yang
telah dilakukan (Lestari, 2015:10).

Anda mungkin juga menyukai