Anda di halaman 1dari 17

Regulasi Keteknikan

Di Bidang Ketenagalistrikan
REGULASI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

 UU No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan;


 PP No. 10/1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, PP No.
3/ 2005 tentang Perubahan Atas PP No.10/1989 jo PP No. 26/2006 tentang
Perubahan Kedua Atas PP No.10/1989;
 Permen ESDM Nomor 0045 Tahun 2005 tentang Instalasi Ketenagalistrikan,
Permen ESDM No. 0046 Th 2006 tentang Adendum Permen ESDM No.45
tahun 2005
 Kepmen ESDM nomor 1109K/30/MEM/2005 tentang penunjukan KONSUIL
 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0027 Tahun 2005
Tentang Tata Cara Pembubuhan Tanda SNI dan Tanda Keselamatan;
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989

PASAL 21

• Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan keselamatan


ketenagalistrikan

• Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:


- Standardisasi,
- Pengamanan Instalasi TL,
- Pengamanan Pemanfaat TL
untuk mewujudkan A3 (Aman,Andal dan Akrab lingkungan)

• Pekerjaan didalam instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik
harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang disertifikasi oleh lembaga
sertifikasi yang terakreditasi

• Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang telah
disertifikasi, (Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota) sesuai kewenangannya dapat menunjuk
Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik

• Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi, (Menteri, Gubernur atau
Bupati/Walikota) sesuai kewenangannya dapat menunjuk lembaga sertifikasi
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)

PASAL 21

• Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan keselamatan


ketenagalistrikan

• Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:


- Standardisasi,
- Pengamanan Instalasi TL, untuk mewujudkan A3
- Pengamanan Pemanfaat TL

• Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik


harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang disertifikasi oleh
lembaga sertifikasi yang terakreditasi

• Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang
telah disertifikasi, Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat
menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik

• Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi, Menteri, Gubernur atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat menunjuk lembaga sertifikasi
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)

PASAL 21

• Pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan dan instalasi pemanfaatan TT


dan TM dilaksanakan oleh lembaga inspeksi teknik yang diakreditasi

• Pemeriksaan instalasi pemanfaatan TR oleh lembaga inspeksi independen yang


sifat usahanya nirlaba

• Pemeriksaan instalasi TR yang dimiliki oleh konsumen TT dan atau TM dilakukan


oleh lembaga inspeksi teknik yang diakreditasi

• Setiap tenaga teknik yg bekerja dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki


sertifikat kompetensi

TT = tegangan tinggi
TM = tegangan menengah
TR = tegangan rendah
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989 (sambungan..)

PASAL 22

• Instalasi ketenagalistrikan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia


bidang ketenagalistrikan.

• Setiap instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan wajib memiliki


sertifikat laik operasi.

Ketentuan mengenai perencanaan, pemasangan, pengamanan, pemeriksaan,


dan pengujian serta uji laik operasi instalasi ketenaga-listrikan diatur dengan
Peraturan Menteri No. 0045 Tahun 2005 tentang Instalasi Ketenagalistrikan,
dan Peraturan Menteri No. 0046 Tahun 2006 tentang Perubahan Permen 0045
Tahun 2005
OBYEK REGULASI TEKNIK
- Instalasi Tenaga Listrik milik Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
(BUMN, BUMD, Swasta, Koperasi, Swadaya Masyarakat dan
Perorangan atau Lembaga Negara lainnya)

- Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik milik Pelanggan TT, TM dan


TR

- Industri Penunjang Tenaga Listrik (produsen peralatan dan


pemanfaat tenaga listrik)

- Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (konsultan, kontraktor, Jasa


Inspeksi dll)

- Tenaga Teknik Bidang Ketenagalistrikan


SERTIFIKASI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

1. Sertifikasi Peralatan Tenaga Listrik Permen ESDM No. 0027 Tahun 2005
tentang Tatacara Pembubuhan
2. Sertifikasi Pemanfaat Tenaga Listrik Tanda SNI dan Tanda Keselamatan

3. Sertifikasi Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik


– Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik
– Instalasi Transmisi Tenaga Listrik
Permen ESDM No.
– Instalasi Distribusi Tenaga Listrik 0045 Tahun 2005 dan
4. Sertifikasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Perubahannya

– Instalasi Pelanggan Tegangan Tinggi


– Instalasi Pelanggan Tegangan Menengah
– Instalasi Pelanggan Tegangan Rendah
SK Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi
5. Sertifikasi Tenaga Teknik No. 1898/40/600.4/2001 tgl 21 Maret 2001 tentang
Tata Cara Sertifikasi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan
INSTALASI TENAGA LISTRIK
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
No. 0045 Tahun 2005 TENTANG INSTALASI KETENAGALISTRIKAN

PASAL 7 ayat (1)


Instalasi penyediaan tenaga listrik :
• selesai dibangun dan dipasang,
• direkondisi, dilakukan perubahan kapasitas, atau
• dilakukan relokasi
wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan ketentuan
standar yang berlaku.
PASAL 11 ayat (1)
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang wajib
dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan standar yang
berlaku.
Pasal 11 ayat (5)
Pemeriksaan dan pengujian instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan
rendah dilakukan oleh lembaga inspeksi independen yang sifat usahanya nirlaba dan
ditetapkan oleh Menteri.
KONSUIL
• Dasar Hukum : Kepmen ESDM
No.1109K/30/MEM/2005 tentang penunjukan
KONSUIL sebagai lembaga pemeriksa instalasi
pemanfaatan konsumen tegangan rendah
• Tugas : Melaksanakan pemeriksaan instalasi
pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan
rendah dan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi
• Cakupan : Instalasi pemanfaatan konsumen tegangan
rendah daya 450 s.d 197 kVA
PERALATAN DAN PEMANFAAT TENAGA LISTRIK
PERATURAN MENTERI ESDM No. 0027 Tahun 2005
TENTANG TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI DAN
TANDA KESELAMATAN

PASAL 2
• Setiap peralatan tenaga listrik yang SNI-nya diberlakukan sebagai SNI Wajib
harus dibubuhi tanda SNI setelah mendapatkan sertifikat produk
• Setiap pemanfaat tenaga listrik yang SNI-nya diberlakukan sebagai SNI Wajib
harus dibubuhi tanda Keselamatan setelah mendapatkan sertifikat produk

PASAL 5
Peralatan atau pemanfaat tenaga listrik produk impor yang tidak
mempunyai tanda SNI atau tanda keselamatan dapat diperjualbelikan
dengan dibubuhi tanda kesesuaian produk setelah mendapatkan
sertifikat kesesuaian produk
DAFTAR SNI WAJIB YG DIBERLAKUKAN
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

No. Nama Produk No SNI Dasar Peraturan

1 Pemutus Sirkit Mini SNI 04-6507.1- Permen No.009 Th 2007


(Mini Circuit Breaker) 2002/Amd1-2006

2 Tusuk-kontak & Kotak- SNI 04-3892.1-2006 Permen No.012 Th 2007


kontak
(Plugs and Sockets)
3 Saklar SNI 04-6203.1-2006 Permen No.010 Th 2007
(Electric Switch)

4 Kipas Angin SNI 04-6292.80- Permen No.011 Th 2007


(Electric Fans) 2006

5 Persyaratan Umum SNI 04-6292.1-2003 Permen No.38 Th 2005

6 Frekuensi SNI 04-1922-2002 Permen No.34 Th 2005


(50 Hz)
7 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 Kepmen No.2046 Th
2001
USAHA PENUNJANG
KETENAGALISTRIKAN
KEBIJAKAN – KEBIJAKAN
USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK SECARA UMUM

1. UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2. PP No. 25 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik
3. PP No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 Tentang Penyediaan Dan Pemanfaatan
Tenaga Listrik
4. Kepmen P & E No. 2500.K/40/M. PE/1997 tentang Usaha Penunjang Tenaga
Listrik bidang Konsultasi, Pembangunan dan Pemasangan, dan bidang
Pemeliharaan Peralatan Ketenagalistrikan
5. Kepmen ESDM No. 1455 K/40/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik untuk Kepentingan Sendiri, Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk
Kepentingan Umum dan Usaha Penunjang Tenaga Listrik
6. Permen ESDM No. 0001 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Pekerjaan
Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan
7. Permen ESDM No. 048 Tahun 2006 tentang Pemanfaatan Jaringan Tenaga
listrik untuk Kepentingan TELEMATIKA
SUBSTANSI USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
Dalam pasal 21, PP No. 3 TAHUN 2005 tentang
PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

ayat (3) :
Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik
harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang disertifikasi
lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
ayat (4) :
Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang
telah disertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Menteri, Gubernur atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat menunjuk Badan Usaha Penunjang
Tenaga Listrik
ayat (5) :
Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewenanagannya dapat menunuk lembaga sertifikasi.
Usaha Penujang Tenaga Listrik (UPTL)

a. Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik meliputi jenis usaha :


- Jasa Konsultansi Ketenagalistrikan
- Jasa Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Pengujian Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik
- Jasa Penelitian dan Pengembangan
- Jasa Pendidikan dan Pelatihan; dan
- Usaha Jasa Lain yang Secara Langsung berkaitan dengan
Penyediaan Tenaga Listrik (a.l : Pemanfaatan Jaringan
Tenaga Listrik untuk Telematika).

b. Industri Penunjang Tenga Listrik meliputi jenis usaha :


- Industri Peralatan Tenaga Listrik; dan
- Industri Pemanfaat Tenaga Listrik.
TUJUAN USAHA PENUNJANG
TENAGA LISTRIK
• MENUNJANG USAHA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN
TENAGA LISTRIK DALAM RANGKA PELAYANAN TENAGA
LISTRIK KEPADA MASYARAKAT SECARA MERATA

• MENJAMIN MUTU PELAYANAN TENAGA LISTRIK KEPADA


MASYARAKAT

• MENUMBUHKEMBANGKAN BADAN USAHA PENUNJANG YANG


BERKUALITAS

• MENDORONG PERTUMBUHAN AHLI SPESIALIS DI BIDANG


KETENAGALISTRIKAN (TENAGA TEKNIK YANG KOMPETEN)

• MELINDUNGI KEPENTINGAN KONSUMEM TENAGA LISTRIK DAN


PENGUSAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

Anda mungkin juga menyukai