Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi

_______________________________________________________________________________

OPTIMASI PENJADWALAN
PEMBANGKIT TERMAL DENGAN
SISTEM PENYIMPANAN ENERGI
MENGGUNAKAN ALGORITMA
GENETIKA
Nizar Rizky R.1, Sarjiya2, M. Isnaeni B. S.3

Abstract— Recently, utilization of energy storage


system in power system operation is necessary to reduce I. PENDAHULUAN
total operation cost. But, because it also increse the Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik
complexity of the unit commitment problem, it is
adalah operasi sistem tenaga listrik. yang mencakup
necessary to develop an effective method to obtain
minimum total cost. Researches have been done using
tentang bagaimana daya listrik dibangkitkan kemudian
priority list method. Genetic algorithm is known to be dikirimkan kepada konsumen. Masalah yang ditemui
able to obtain near-optimal solution of higher complexity dalam operasi sistem tenaga listrik mencakup
problems. The method proposed in this paper use genetic pembangkit, saluran transmisi, saluran distribusi,
algorithm to solve the unit commitment problem with hingga beban itu sendiri.
battery included. The simulation result shows that there Agar dapat berjalan dengan baik, suatu sistem yang
is a reduction in the total operation cost with battery unit terdiri dari banyak pembangkit harus dapat melakukan
included. Moreover, results obtained by using the koordinasi antar pembangkit dengan baik dalam
proposed method proofed to be better then results
merespon perubahan beban. Oleh karena itu, hubungan
obtained by using the method of the previous research.
antar komponen tersebut harus diatur agar dapat
bekerja sama mendukung berjalannya sebuah sistem
Intisari— Dewasa ini, penggunaan baterai dalam tenaga listrik.
operasi sistem tenaga listrik sangat penting untuk Salah satu strategi untuk mengoperasikan sistem
mengurangi biaya total pembangkitan. Namun, tenaga listrik sesuai dengan tujuan operasi sistem
penambahan baterai pada sistem menambah
tenaga listrik adalah dengan melakukan penjadwalan
kompleksitas permasalahan penjadwalan, sehingga
diperlukan metode yang efektif agar memperoleh biaya
unit pembangkit atau unit commitment (UC). UC
yang optimal. Penelitian yang sudah ada menggunakan merupakan penentuan kombinasi unit-unit pembangkit
metode priority list untuk menyelesaikan masalah yang tersedia dengan mengatur daya yang
penjadwalan. Algoritma genetika dikenal mampu dibangkitkan oleh masing-masing unit pembangkit
menyelesaikan masalah dengan tingkat kompleksitas sehingga diperoleh biaya operasi total yang minimum
yang tinggi. Penelitian ini menggunakan algoritma tanpa melanggar kekangan sistem dan kekangan unit
genetika untuk menyelesaikan permasalahan pembangkit pada suatu periode tertentu. Sejumlah
penjadwalan pembangkit termal dengan melibatkan variabel diskret (status on/off pembangkit), dan
baterai. Dari hasil simulasi yang dijalankan, biaya total
variabel kontinu (daya keluaran pembangkit tiap
pembangkitan setelah penambahan unit baterai lebih
rendah daripada penjadwalan tanpa melibatkan unit
jamnya) dibutuhkan untuk diselesaikan dalam
baterai. Hasil dari metode yang diajukan ini juga lebih permasalahan UC. Oleh karena itu, UC termasuk salah
rendah daripada hasil dari metode yang digunakan pada satu masalah optimisasi paling kompleks karena
penelititan sebelumnya. dimensinya yang tinggi dan ketidak-linearnya [1].
Dari studi literatur yang dilakukan, ada berbagai
Kata Kunci— penjadwalan, pembangkit termal, baterai, macam teknik optimisasi yang dilakukan untuk
algoritma genetika menyelesaikan permasalahan UC untuk mendapatkan
solusi yang efisien dan mendekati optimal seperti
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi particle swarm optimization [1], extended priority list
Informasi Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2, [2], [3] Lagrangian relaxation [4], algoritma genetika
Yogyakarta 55284, INDONESIA (e-mail: [5], [6], [7], artificial neural network [8], dynamic
nizar_te08@mail.ugm.ac.id) programming [9], dan mixed integer [10], [11].
2, 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi
Belakangan ini, berbagai macam perkembangan
Informasi Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2, dalam bidang teknik telah ditemukan dengan
Yogyakarta 55284, INDONESIA menitikberatkan pada peningkatan efisiensi
penggunaan energi. Sistem penyimpanan energi

Volume 1 Nomor 1, April 2014 39


_______________________________________________________________________________
Artikel Reguler
_____________________________________________________________________________
merupakan salah satu yang paling penting [3]. Untuk SOC baterai pada awal periode
mendapatkan biaya yang minimal, perlu dilakukan penjadwalan
pengoptimalan pada operasi sistem penyimpanan daya maksimal inverter
energi tersebut. Oleh karena itu, penyelesaian daya pengisian baterai pada waktu t
permaasalahan UC dengan melibatkan unit daya pengosongan baterai pada waktu t
penyimpanan energi menjadi penting. efisiensi pengisian baterai
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penjadwalan pembangkit paling optimal dalam sistem B. Formulasi
yang terdiri dari 10 unit pembangkit termal dan satu
unit baterai serta kebutuhan beban yang sudah 1) Fungsi Objektif
diprediksi [3]. Untuk menyelesaikan permasalahan UC, Tujuan penjadwalan unit-unit pembangkit dalam
digunakan metode algoritma genetika (AG) seperti sistem tenaga listrik adalah meminimalkan biaya total
pada [6]. Diagram sistem yang digunakan pada produksi yang terdiri atas biaya bahan bakar dan biaya
penelitian ini ditunjukkan oleh Gbr. 1. start-up unit pembangkit termal dalam periode yang
ditentukan. Fungsi objektif dari penjadwalan
pembangkit adalah

(1)

Pada umumnya, biaya bahan bakar tiap unit pada


waktu tertentu , , adalah fungsi dari daya keluaran
unit pembangkit. Fungsi biaya yang sering digunakan adalah

(2)

dengan a, b, dan c, merupakan koefisien biaya bahan


bakar unit tersebut.
Gbr. 1 Diagram sistem yang digunakan dalam penelitian
Biaya start-up bergantung dari lama matinya unit
pembangkit tersebut sebelumnya. Fungsi biaya start-
II. FORMULASI PERMASALAHAN up pada penelitian ini disederhanakan dengan fungsi
anak tangga yaitu
A. Notasi
Notasi yang digunakan dalam makalah ini adalah: (3)
N total unit pembangkit termal
t_max total waktu periode penjadwalan (jam)
i indeks unit pembangkit (1, 2, ..., N) 2) Kekangan
t indeks waktu (1, 2, ..., t_max) Permasalahan penjadwalan pembangkit yang telah
daya yang dibangkitkan unit i pada dijelaskan sebelumnya dibatasi oleh berbagai
waktu t kekangan operasi seperti yang dijabarkan berikut ini.
biaya start-up unit i pada waktu t a. Keseimbangan daya aktif
kondisi unit i pada waktu t (1=ON, Daya yang dibangkitkan oleh unit pembangkit
0=OFF) termal dan dari proses charging/discharging
biaya start-up dingin unit i baterai harus sesuai dengan permintaan beban
biaya start-up panas unit i
lama kondisi off pembangkit unit i (4)
lama kondisi on pembangkit unit i
minimum down time unit i dengan daya baterai bernilai positif saat sedang
minimum up time unit i dalam proses pengisian, dan bernilai negatif
waktu dingin (cold time) unit i saat dalam proses pengosongan [3]. Baterai
kebutuhan daya beban pada waktu t dianggap sebagai beban negatif.
daya baterai pada waktu t b. Cadangan berputar
daya maksimal unit pembangkit i Keberadaan cadangan berputar dalam
daya maksimal unit pembangkit i penjadwalan pembangkit dimaksudkan untuk
menjamin keandalan operasi sistem tenaga
cadangan berputar pada waktu t
listrik dari berbagai kemungkinan gangguan
ramp-up limit unit i
yang muncul terhadap sistem
ramp-down limit unit i
SOC baterai pada waktu t
(5)
SOC minimal baterai
SOC maksimal baterai

40 Volume 1 Nomor 1, April 2014


_______________________________________________________________________________
Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
_______________________________________________________________________________

dengan SR pada waktu tertentu adalah sebesar h. Energi awal baterai


10% dari total daya yang dibangkitkan Pada awal periode penjadwalan, baterai telah
pembangkit termal [3]. memiliki energi yang tersimpan di dalamnya
sebesar persentasi tertentu dari kapasitas
(6) maksimalnya [3]. Pada penelitian ini, besar
energi awal baterai adalah 20% dari kapasitas
c. Daya mampu netto maksimalnya
Setiap pembangkit memiliki karakteristik (16)
masing-masing, termasuk daya minimal dan
maksimal yang mampu dibangkitkan III. METODE YANG DIAJUKAN
(7) Alur dari metode yang diajukan ditunjukkan pada
d. Minimum up and down time Gbr. 2. Permasalahan UC diselesaikan dengan
Salah satu karakteristik dari unit pembangkit menggunakan AG. AG dikenal dapat menghasilkan
termal adalah tidak dapat dinyalakan atau solusi mendekati optimal untuk permaslahan UC.
dimatikan seketika. Waktu nyala dan mati Namun, dengan AG semata, ditemukan kesulitan untuk
pembangkit harus memenuhi mendapatkan solusi yang cukup baik, sehingga
diperlukan adanya operator tambahan selain operator-
(8)
operator standar yang ada pada AG [6].
(9)
A. Penjadwalan Unit Pembangkit Termal
Penjadwalan unit pembangkit termal dilakukan
e. Ramping rate limit dengan menggunakan AG. Untuk menyelesaikan
Penambahan maupun pengurangan keluaran permasalahan UC dengan menggunakan AG,
daya pada rentang waktu tertentu harus digunakan pemodelan individu dengan representasi
memenuhi batasan kenaikan dan penurunan biner. Dengan menganggap bahwa pada tiap waktu,
daya [1], [3], [8], yaitu suatu unit bisa dalam kondisi on maupun off, maka
untuk UC dengan 10 unit pembangkit dan 24 jam
(10)
(11) periode penjadwalan, maka dibutuhkan 240 bit pada
tiap individu yang mewakili suatu solusi permasalahan,
f. Batas penyimpanan energi baterai seperti yang ditunjukkan pada Gbr. 3.
Kemampuan penyimpanan energi pada baterai
Mulai
nilainya tergantung dari kapasitas dan jenis
masing-masing baterai [3], [10]. Energi yang
Cari solusi UC
disimpan oleh baterai pada waktu tertentu harus menggunakan AG
memenuhi
Lakukan dispatch
(12) daya

g. Laju pengisian dan pengosongan baterai


Terapkan algoritma
Laju maksimal pengisian dan pengosongan operasi unit baterai
baterai pada waktu tertentu bergantung dari
Lakukan dispatch
karakteristik baterai dan kapasitas maksimal daya setelah
inverter melibatkan unit
baterai
(13)
Selesai
baik pada waktu pengisian maupun pada waktu
Gbr. 2 Diagram alir metode yang diajukan
pengosongan [3], [10].
Daya dari sistem yang masuk saat pengisian Ruang pencarian yang dihasilkan sangatlah luas.
baterai tidak bisa sepenuhnya disimpan oleh Dalam kasus di atas, individu dengan panjang 240 bit,
baterai, sebab terjadi kehilangan daya yang menghasilkan 2240 atau sekitar solusi yang
terjadi pada saat pengisian baterai [3], yaitu berbeda. Selain itu, karena banyaknya kekangan yang
digunakan, maka banyak solusi yang tidak bisa
(14)
digunakan sebab tidak memnuhi kekangan yang ada.
Sedangkan pada saat pengosongan, Hal ini menambah kompleksitas permasalahan UC.
diasumsikan bahwa daya yang dikeluarkan oleh Walaupun AG dikenal dapat menemukan solusi yang
baterai dapat diterima seluruhnya oleh sistem mendekati optimal, dengan tingkat kompleksitas yang
[3], yaitu tinggi, tetap akan sulit menemukan solusi optimal
(15) dengan metode AG biasa. Oleh karena itu, digunakan
beberapa operator tambahan dalam AG yang
digunakan. Alur AG yang digunakan dapat dilihat pada
Gbr. 4.

Volume 1 Nomor 1, April 2014 41


_______________________________________________________________________________
Artikel Reguler
_____________________________________________________________________________
Proses seleksi diawali dengan elitisme, yaitu
penyalinan individu terbaik pada populasi ke generasi
selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar
Gbr. 3 Contoh individu dalam representasi biner
solusi terbaik tidak hilang akibat proses seleksi.
Populasi awal dibentuk secara acak. Namun, Individu yang akan mewariskan keturunannya ke
karena luasnya ruang pencarian yang ada, maka generasi selanjutnya dipilih berdasarkan nilai fitness-
dilakukan penyesuaian kekangan minimum up and nya dengan metode roulette wheel. Individu-individu
down time pada setiap individu pada populasi awal yang terpilih kemudian dipasang-pasangkan dan
untuk memudahkan pencarian solusi oleh AG. Bila ada mendapatkan kemungkinan untuk mengalami pindah
kondisi pada suatu individu yang melanggar kekangan silang dan mutasi.
tersebut, kondisi tersebut diubah agar memenuhi Pindah silang dilakukan dengan cara menukar
kekangan. Dengan begitu, diperoleh solusi-solusi yang kondisi dari suatu unit yang dipilih secara acak antara
tidak melanggar kekangan minimum up and down time. kedua individu orangtua. Hal ini dilakukan untuk
Selanjutnya, tiap individu dievaluasi kelayakannya mencegah dilanggarnya kekangan minimum up and
berdasarkan nilai fungsi objektif pada persamaan (1) down time yang sudah dibetulkan tadi. Mutasi
dari solusi yang diwakilinya. Tiap unit pada tiap dilakukan pada tiap bit di setiap individu dengan
jamnya akan diperiksa pemenuhannya terhadap kemungkinan terjadi yang kecil.
kekangan sistem, dan kekangan munumum up and Untuk mendapatkan solusi yang lebih baik,
down time. Tiap pelanggaran terhadap kekangan akan diterapkan beberapa operator tambahan [6]. Operator
dicatat pada suatu variabel yang bernama pen_count. tambahan tersebut terdiri atas:
Proses ELD hanya dilakukan pada individu yang
tidak melanggar kekangan sama sekali. Sedangkan a. Operator swap-window
untuk individu yang melanggar kekangan, dikenakan Operator ini diterapkan pada tiap individu
penalti tanpa dilakukan proses ELD. Proses ELD ini dengan kemungkinan tertentu. Dua unit dipilih
dilakukan dengan mempertimbangkan kekangan daya secara acak, dan suatu “bingkai” dengan lebar w
pembangkit dan ramping limit seperti pada persamaan jam dibentuk secara acak pula dengan lebar
(7), (10), dan (11). antara 1 sampai t_max, dan dengan posisi antara
Mulai
1 sampai (t_max – w). Kemudian, kondisi
kedua unit yang terpilih tadi dalam “bingkai”
i=1 tersebut ditukar.
Membangkitkan b. Operator window-mutation
populasi awal
Operator ini diterapkan pada tiap individu
Lakukan penyesuaian kekangan dengan kemungkinan tertentu. Satu unit dipilih
minimum up and down time
secara acak, dan suatu “bingkai” dengan lebar w
Evaluasi solusi yang diwakili tiap individu jam dibentuk secara acak pula dengan lebar
antara 1 sampai t_max, dan dengan posisi antara
Hitung nilai fitness
1 sampai (t_max – w). Kemudian kondisi unit
Seleksi individu yang terpilih tadi pada “bingkai” tersebut
diubah menjadi 1 atau 0 seluruhnya.
Penerapan operator tambaahan
c. Operator swap-mutation
i+1
Operator ini diterapkan hanya pada individu
Tidak
i > max generasi
terbaik. Setiap jam selama periode penjadwalan,
operator ini memilih dua unit secara acak,
Ya
Selesai
kemudian menukar kondisinya. Setiap
dilakukan perubahan, dilakukan evaluasi ulang
Gbr. 4 Diagram alir AG yang digunakan
pada individu ini. Bila nilai biaya yang
Biaya start-up dan biaya bahan bakar diperoleh dihasilkan lebih rendah, maka nilai yang baru
dari proses ELD di atas. Sebagai kompensasi individu disimpan. Bila tidak, maka nilai individu ini
yang melanggar kekangan, jumlah pelanggaran akan dikembalikan ke nilai awalnya.
dikalikan dengan nilai penalti yang telah ditentukan
d. Operator hill-climbing swap-window
sebelumnya, untuk ditambahkan pada komponen biaya
total. Dengan begitu, individu yang melanggar Operator ini diterapkan hanya pada individu
kekangan, akan menghasilkan biaya total yang lebih terbaik. Dua unit dipilih secara acak, dan suatu
besar daripada individu yang tidak melanggar “bingkai” dengan lebar w jam dibentuk secara
kekangan, sehingga kemungkinannya untuk diteruskan acak pula dengan lebar antara 1 sampai t_max.
ke generasi selanjutnya lebih kecil. “Bingkai” diletakkan pada awal periode
Nilai fitness dihitung dengan penskalaan linier penjadwalan. Kemudian, kondisi pada kedua
untuk selanjutnya digunakan pada proses seleksi. unit yang terpilih dalam “bingkai” tersebut

42 Volume 1 Nomor 1, April 2014


_______________________________________________________________________________
Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
_______________________________________________________________________________

ditukar. Setiap dilakukan perubahan, dilakukan cara yang sama. Total periode penjadwalan adalah 24
evaluasi ulang pada individu ini. Bila nilai jam. Variable “s_init” pada Tabel 2 menunjukkan
biaya yang dihasilkan lebih rendah, maka nilai status awal pembangkit sebelum periode penjadwalan.
yang baru disimpan. Bila tidak, maka nilai
TABEL I
individu ini dikembalikan ke nilai awalnya. PARAMETER UNIT PEMBANGKIT TERMAL
Selanjutnya, “bingkai” digeser satu jam dan
Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4 Unit 5
dilakukan hal yang sama sampai mencapai
P_max
akhir periode penjadwalan. 455 455 130 130 162
(MW)
P_min
B. Algoritma Operasi Baterai 150 150 20 20 25
(MW)
ai ($) 1000 970 700 680 450
Operasi baterai terdiri dari pengisian dan bi
pengosongan. Operasi pengisian baterai dilakukan saat 16.19 17.26 16.6 16.5 19.7
($/MW)
unit pembangkit murah belum membangkitkan daya ci
0.00048 0.00031 0.002 0.00211 0.00398
maksimalnya, sedangkan operasi pengosongan ($/MW2)
dilakukan saat unit pembangkit mahal sedang t_up (h) 8 8 5 5 6
t_down
dinyalakan. Untuk menentukan unit pembangkit murah (h)
8 8 5 5 6
dan mahal, dilakukan analisa biaya bahan bakar tiap SU_h
4500 5000 550 560 900
unit. Biaya bahan bakar per megawatt-nya dirata- ($)
ratakan, kemudian diurutkan dari yang paling murah SU_c
9000 10000 1100 1120 1800
sampai yang paling mahal. Batasan unit murah dan ($)
t_cold
mahal ditentukan dari awal. (h)
5 5 4 4 4
Operasi pengisian dilakukan dengan memeriksa s_init
8 8 -5 -5 -6
tiap unit pembangkit murah pada tiap jamnya untuk (h)
UR
menemukan pembangkit murah yang masih mampu (MW/h)
130 130 60 60 90
membangkitkan daya tambahan untuk mengisi baterai. DR
130 130 60 60 90
Operasi ini dilakukan dengan memperhatikan (MW/h)
kekangan sistem serta kekangan yaitu kekangan daya P_init
400 400 0 0 0
(MW)
mampu netto, dan ramping-rate limit. Selain itu,
kekangan yang berkaitan dengan unit baterai pada Unit 6 Unit 7 Unit 8 Unit 9 Unit 10
persamaan (12), dan (13) juga mulai diterapkan di sini. P_max 80 85 55 55 55
Operasi pengosongan dilakukan dengan cara (MW)
memberi daya dari baterai untuk menggantikan unit P_min 20 25 10 10 10
pembangkit mahal dalam melayani kebutuhan beban. (MW)
ai ($) 370 480 660 665 670
Operasi ini juga dilakukan dengan memperhatikan bi 22.26 27.74 25.92 27.27 27.79
kekangan baterai pada persamaan (12), dan (13). ($/MW)
Dengan begitu, didapatkan operasi baterai yang tidak ci 0.00712 0.00079 0.00413 0.00222 0.00173
menyebabkan pelanggaran terhadap kekangan yang ($/MW2)
ada. t_up (h) 3 3 1 1 1
t_down 3 3 1 1 1
TABEL I (h)
PREDIKSI BEBAN PADA PERIODE PENJADWALAN SU_h 170 260 30 30 30
($)
SU_c 340 520 60 60 60
($)
t_cold 2 2 0 0 0
(h)
s_init -3 -3 -1 -1 -1
(h)
UR 40 40 40 40 40
(MW/h)
DR 40 40 40 40 40
(MW/h)
VI. HASIL SIMULASI P_init 0 0 0 0 0
Simulasi metode yang diajukan dilakukan (MW)
menggunakan data seperti yang digunakan pada [3].
Data beban dan parameter unit pembangkit termal
ditunjukkan oleh Tabel 1 dan Tabel 2 berturut-turut. TABEL IIII
Simulasi yang dilakukan mencakup tes replikasi PARAMETER UNIT BATERAI
dengan sistem 10, 20, 40, 60, 80, dan 100 unit. Sistem SOC_min SOC_max SOC_init Pinv Efisiensi Efisiensi
20 unit dibuat dengan menggandakan unit pembangkit (MWh) (MWh) (MWh) (MW) pengisian pengosongan
10 240 48 90 85% 100%
pada sistem 10 unit, dengan beban yang
dilipatgandakan. Sistem yang lain dibentuk dengan

Volume 1 Nomor 1, April 2014 43


_______________________________________________________________________________
Artikel Reguler
_____________________________________________________________________________
Nilai positif menandakan bahwa kondisi awal unit
tersebut on sedangkan nilai negatif menandakan hal
sebaliknya. Tabel 3 menunjukkan parameter unit
baterai pada tes replikasi yang dijalankan.
Simulasi dilakukan dengan dua kondisi, yaitu tanpa
unit baterai dan dengan unit baterai. Besar cadangan
berputar adalah 10%. Simulasi dilakukan pada
komputer dengan CPU Intel Core i3, RAM 4 GB, dan
menggunakan software MATLAB 2013 64-bit.
Tabel 4 dan Tabel 5 memperlihatkan kondisi
penjadwalan sebelum dan setelah dilibatkannya unit
baterai pada sistem 10-unit. Metode yang diajukan Gbr. 5 Grafik perbandingan daya dari pembangkit termal
terbukti dapat menyelesaikan permasalahan UC baik dengan daya dari baterai
tanpa melibatkan unit baterai maupun dengan baik untuk berbagai skala permasalahan UC. Hal ini
melibatkan unit baterai. Hal ini terlihat dari nilai biaya dibuktikan dengan diperolehnya nilai yang lebih
total pembangkitan yang lebih rendah daripada nilai rendah daripada nilai pada penelitian sebelumnya
biaya total pembangkitan yang diperoleh oleh untuk ukuran sistem yang diuji-cobakan, baik pada
penelitian sebelumnya [3]. sistem 10 unit, maupun sistem dengan skala yang lebih
Ditambahkannya unit baterai pada sistem terbukti besar.
dapat mengurangi biaya total pembangkitan. Tabel 6 dan Tabel 7 juga menunjukkan
Perbandingan daya yang disuplai dari pembangkit perbandingan biaya total dan waktu eksekusi antara
termal dan dari baterai dapat dilihat pada Gbr. 5. Daya metode AG dengan metode extended priority list (EPL)
baterai negatif menandakan bahwa proses pengisian yang digunakan pada [3]. Dari hasil simulasi yang
sedang dilakukan, sedangkan daya baterai yang positif dilakukan, terbukti bahwa metode yang diajukan
menandakan proses pengosongan sedang dilakukan. memberikan hasil lebih baik daripada metode EPL.
Baterai melakukan pengisian saat beban turun sesaat, Hal ini disebabkan karena metode AG dapat
dan unit pembangkit murah tidak dimatikan untuk memeriksa lebih banyak solusi dibandingkan dengan
mengantisipasi kenaikan beban pada jam-jam metode EPL. Selain itu, karena metode EPL memiliki
berikutnya. Baterai melakukan pengosongan saat prosedur tertentu untuk merespon perubahan beban,
beban puncak, untuk menggantikan unit pembangkit metode AG lebih fleksibel dalam menemukan solusi
mahal, terlihat jelas pada jam ke 9 sampai jam ke 14 optimal. Untuk waktu eksekusi, metode AG memang
pada Gbr. 5. Dengan adanya baterai, penggunaan unit lebih lama dibandingkan metode EPL pada sistem
pembangkit mahal saat beban puncak dapat dihindari, kecil. Namun pada sistem besar, AG menunjukkan
waktu eksekusi yang lebih cepat daripada EPL.
TABEL III
PENJADWALAN UNIT TERMAL TANPA MELIBATKAN BATERAI TABEL.VI
PERBANDINGAN BIAYA TOTAL METODE AG DENGAN EPL

Biaya Total ($)


Jumlah
Tanpa Baterai Dengan Baterai
unit
termal Algoritma Priority Algoritma Priority
Genetika List Genetika List
10 562.416 563.668 550.354 555.908
20 1.121.180 1.124.453 1.106.361 1.107.733
40 2.243.794 2.246.563 2.200.905 2.213.375
TABEL.V 60 3.353.242 3.367.153 3.305.375 3.329.062
PENJADWALAN UNIT TERMAL DENGAN MELIBATKAN BATERAI 80 4.480.937 4.489.239 4.416.421 4.432.915
100 5.602.531 5.608.888 5.523.391 5.531.812

TABEL.VII
PERBANDINGAN WAKTU EKSEKUSI METODE AG DENGAN EPL

Waktu Eksekusi (s)


Jumlah
Tanpa Baterai Dengan Baterai
unit
termal Algoritma Priority Algoritma Priority
sehingga biaya start-up dan biaya bahan bakar Genetika List Genetika List
berkurang. Biaya total dari hasil simulasi dapat dilihat 10 76,36 3,97 61,31 8,52
20 67,73 12,50 92,55 37,10
pada Tabel 6. Hasil simulasi pada Tabel 6
40 94,05 47,40 137,94 124,00
memperlihatkan adanya penurunan biaya total 132,70 101,00 204,32 237,00
60
pembangkitan sebesar 1,1-1,5% setelah unit baterai 80 160,31 192,00 270,26 438,00
dilibatkan 100 168,25 284,00 357,52 677,00
Dari hasil tes replikasi yang dilakukan, terlihat
bahwa metode yang diajukan dapat digunakan dengan

44 Volume 1 Nomor 1, April 2014


_______________________________________________________________________________
Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
_______________________________________________________________________________

VIII. KESIMPULAN
Pada makalah ini, diajukan sebuah metode untuk
menyelesaikan permasalahan UC dengan melibatkan
sistem penyimpanan energi berupa baterai. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa metode yang diajukan
berhasil menemukan solusi penjadwalan yang optimal
pada data simulasi yang digunakan. Hal ini terlihat dari
nilai biaya total yang didapatkan lebih baik daripada
penelitian sebelumnya yang menggunakan metode
EPL. Metode ini juga terbukti dapat diterapkan pada
sistem dengan skala besar dengan waktu eksekusi yang
wajar.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-
Nya, kedua orangtua dengan semua pengorbanan dan
dukungannya, kepada Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya, kepada orang-orang yang telah
mendoakan dan memberikan dukungan, kepada teman-
teman yang yang selalu menemani, serta kepada
seseorang yang telah memberi banyak hal dalam
kehidupan penulis.

REFERENSI
[1] Tomonobu Senjyu, Shantanu Chakraborty, Ahmed Yousuf
Saber; “Thermal Unit Commitment Strategy with Solar and
Wind Energy Systems Using Genetic Algorithm Operated
Particle Swarm Optimization”. IEEE International
Conference on Power and Energy , 2008, p. 866-871.
[2] Tomonobu Senjyu, Kai Shimabukuro. “A Fast Technique for
Unit Commitment Problem by Extended Priority List”. IEEE
Transactions on Power System, 2003, p. 882-888.
[3] T. Senjyu, “A Technique for Unit Commitment with Energy
Storage” System. Elsevier Electrical Power and Energy
Systems , 2007, p. 91-98.
[4] Weerakorn Ongsakul, Nit Petcharaks. “Unit Commitment by
Enhanced Adaptive Lagrangian Relaxation”. IEEE
Transactions on Power Systems , 2004, p. 620-628.
[5] Joannis Damousis, Anastasios Bakirtzis. “A Solution to the
Unit-Commitment Problem Using Integer-Coded Genetic
Algorithm”. IEEE Transactions on Power Systems, 2004, p.
1165-1172.
[6] S.A. Kazarlis, A.G. Bakirtzis, V. Petridis. “A Genetic
Algorithm Solution to the Unit Commitment Problem”. IEEE
Transactions on Power System , 1996, p. 83-92..
[7] T. Longenthiran, Dipti Srinivasan. “Short Term Generation
Scheduling of a Microgrid”. IEEE Tencon , 2009
[8] C Wang, S.M. Shahidehpour. “Effects of Ramp-Rate Limits
on Unit Commitment and Economic Dispatch”. IEEE
Transactions on Power Systems , 1993, p. 1341-1350.
[9] M. K. C. Marwali, S. M. Shahidehpour. “Short Term
Generation Scheduling in Photovoltaic-Utility Grid with
Battery Storage”. IEEE Transactions on Power Systems, 1998,
p. 1057-1062
[10] G. Yudhaprawira, Sarjiya, Sasongko P. Hadi, “Unit
Commitment for Power Generation System Including PV and
Batteries by Mixed Integer Quadratic Programming”. IEEE
Conference on Power Engineering and Renewable Energy.
2012
[11] Sarjiya, Haryono, T., Winasis, “Optimal Scheduling of
Hybrid Renewable Energy System Using MIPQ Method”,
AUN/SEED-Net Regional Conference in Electrical and
Electronics Engineering, 2013
[12] Suyanto. (2010). Algoritma Genetika Dalam Matlab.
Yogyakarta: Andi Offset.

Volume 1 Nomor 1, April 2014 45


_______________________________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai