Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bahan bakar minyak (BBM) merupakan komuditi sentral yang sangat berpengaruh bagi
masyarakat luas, tak dapat dipungkiri di era yang semakin modern dan maju seperti sekarang ini kita
masih saja terjebak pada ketergantungan akan energi fosil yang satu ini.

BBM sangat dibutuhkan masyarakat dan disisi lain dapat membuat masyarakat yang
membutuhkannya kebingungan, karena harga BBM yang tidak stabil dan dapat melonjak naik
sewaktu-waktu, belum lagi naiknya harga sembako, ongkos transportasi, dan tarif dasar listrik yang
mana semuanya merupakan motor penggerak kehidupan masyarakat.

Dan ditengah naik turunnya harga premium di pasaran dalam beberapa bulan terakhir,
pertamina membuat suatu terobosan baru dengan menambah varian bahan bakar minyak di
Indonesia bernama pertalite. Pertalite bahan bakar yang di gadang-gadang akan menjadi pengganti
daripada bahan bakar jenis premium, mengusung konsep bahan bakar yang lebih berkualitas dengan
kandungan Research Octane Number (RON) adalah 90 yang mana pertalite berada diatas premium
dengan RON=88 dan dibawah pertamax dengan RON=92 yang mana dinilai sangat bagus untuk
hasil pembakaran kendaraan.

1.2 TUJUAN

1. Menginformasikan kepada siswa pengaruh dari pertalite bagi masyarakat.


2. Untuk memenuhi tugas dalam mata pelajaran Kimia.
3. Dapat mengetahui proses pembentukan minyak bumi.
4. Dapat mengetahui komposisi minyak bumi.
5. Dapat mengetahui pengolahan dari minyak bumi.
6. Dapat mengetahui dampak dari minyak bumi.
7. Dapat mengetahui manfaat dari hasil pengolahan minyak bumi.

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pertalite dan bagaimana penyebab hadirnya pertalite ?


2. Bagaimana pengaruh dari hadirnya pertalite bagi masyarakat ?
3. Bagaimana perizinan mengenai pertalite ?

Minyak Bumi 1
BAB II
PEMBAHASAN UMUM

2.1 DEFINISI
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang
paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana,
hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai
keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna,
dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau
bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus
umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per
molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada
di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan
alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene
dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas.
Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom
karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1
sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin,
butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang
tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah
sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan
sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang
mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana
memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin
planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom
karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan
asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat
pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya.
Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin,
mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:
2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-
molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi
gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.

Minyak Bumi 2
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan
menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur
maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin
kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen
oksida yang dapat menimbulkan asbut.

2.2 PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI


Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan minyak bumi
dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara
suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Karena saya adalah seorang chemist, maka pendekatan
yang saya lakukan lebih banyak kepada aspek kimianya daripada dari aspek geologi. Pemahaman tentang
proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk
menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang
dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :

a. Teori Biogenesis (Organik)


Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa
minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga
mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery
(1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan
gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah
lapisan dalam perut bumi.”

b. Teori Abiogenesis (Anorganik)


Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam
keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian
Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap
pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang
mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta
ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori Biogenesis, karena lebih
bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan
teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang
berjudul “The Occurrence and Origin of Oil and Gas”.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen
dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang
digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk

Minyak Bumi 3
karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya
CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup
(tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi kebocoran kecil yang memungkinkan
satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan kembali ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami
transformasi yang akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya
kecil sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari
karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak) diproduksi oleh makhluk
hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau
sebagai komponen fisik dan makhluk hidup itu. Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel,
membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan, cendawan, jamur, protozoa, bakteri,
invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas, sehingga dapat ditemukan di udara, pada
permukaan, dalam air atau dalam tanah.
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dan makhluk hidup akan kembali
mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1% senyawa karbon terjebak dalam tanah
dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai
embrio minyak bumi.

Embrio ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang kemungkinan
menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut, dan
ada juga karena perbedaan tekanan di bawah laut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan
dan ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.

Embrio kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak sedap di
antara mineral-mineral dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan geopolimer.
Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan tetap dengan karakter masing-masing yang spesifik
sesuai dengan bahan dan lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami
proses geologi dalam perut bumi. Pertama akanmengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik
dan makhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan terkubur sampai 600 meter saja di bawah
permukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50°C.

Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulai kehilangan gugus
beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalam pemendaman terjadi, semakin
panas lingkungannya, penam-bahan kedalaman 30 – 40 m akan menaik-kan temperatur 1°C. Di
kedalaman lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 – 150 °C, proses

Minyak Bumi 4
geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka geopolimer yang terpendam mulal
terurai akibat panas bumi.

Komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk dan senyawa–senyawa
karakteristik yang berasal dan makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila kedalaman
terus berlanjut ke arah pusat bumi, temperatur semakin naik, dan jika kedalaman melebihi 3000 m dan
suhu di atas 150°C, maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini
disebut metagenesis.

Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-sama dengan bio-marka.
Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan (migrasi) karena kondisi
lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata sejauh 5 cm per tahun, sehingga akan ter-
perangkap pada suatu batuan berpori, atau selanjutnya akan bermigrasi membentuk suatu sumur minyak.
Apabila dicuplik batuan yang memenjara minyak ini (batuan induk) atau minyak yang terperangkap
dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawa-senyawa organik. Fosil-fosil senyawa inilah yang
ditentukan strukturnya menggunaan be-berapa metoda analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usul
fosil, bahan pembentuk, migrasi minyak bumi serta hubungan antara suatu minyak bumi dengan minyak
bumi lain dan hubungan minyak bumi dengan batuan induk.

CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi

2.3 KOMPOSISI MINYAK BUMI


Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

a. Hidrokarbon Jenuh (alkana)


Dikenal dengan alkana atau parafin
Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)
Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
Senyawa penyusun diantaranya:
1. Metana CH4
2. Etana CH3 – CH3
3. Propana CH3 – CH2 – CH3
4. Butana CH3 – (CH2)2 – CH3
5. n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3
6. iso oktana CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2
b. Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
Dikenal dengan alkena
Keberadaannya hanya sedikit

Minyak Bumi 5
Senyawa penyusunnya:
- Etena, CH2 = CH2
- Propena, CH2 = CH – CH3
- Butena, CH2 = CH – CH2 – CH3
c. Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
d. Hidrokarbon aromatik
Dikenal sebagai seri aromatik
Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
e. Senyawa Lain
Keberadaannya sangat sedikit sekali
Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam
(kecil sekali).

2.4 PENGOLAHAN MINYAK BUMI


Minyak mentah yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang pemanfaatannya
harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa (Cepu,
Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua).
Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan, diantaranya:

a. Pengolahan pertama, Pada tahapan ini dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan fraksi-fraksi
minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa
cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas
melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup gelembung.
b. Pengolahan kedua, Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat
dengan proses sebagai berikut:
1. Perengkahan (cracking)
2. Ekstrasi
3. Kristalisasi
4. Pembersihan dari kontaminasi

2.5 DAMPAK PENGGUNAAN MINYAK BUMI SERTA SOLUSINYA

Penggunaan minyak bumi memang memberikan manfaat dan dampak yang positif bagi kehidupan
manusia. Minyak bumi merupakan bahan bakar utama yang digunakan manusia untuk berkendara,

Minyak Bumi 6
menyalakan mesin-mesin pabrik, juga untuk memasak. Namun, minyak bumi juga menimbulkan masalah
dan dampak yang negatif bagi kehidupan manusia di bumi.
Kendaraan bermotor menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar utama. Ada dua jenis
pembakaran yang dihasilkan, pembakaran sempurna dan pembakaran tidak sempurna. Pembakaran
sempurna menghasilkan zat CO2 , N2 dan H2O yang tidak mencemari dan merusak lingkungan, juga tidak
membahayakan kesehatan. Sedangkan pembakaran yang tidak sempurna akan melepas zat-zat berbahaya
seperti Timbal (Pb), Partikulat, karbon monoksida (CO), ozon (03), oksida nitrogen dan oksida sulfur.
Zat-zat tersebut dapat menimbulkan berbagai pencemaran dan kerusakan lingkungan, juga menimbulkan
penyakit, mulai dari gangguan pernafasan sampai kerusakan otak bahkan kanker.
Selain itu, gas CO2 mempunyai kemampuan untuk menahan energi matahari gelombang panjang
sehingga panas matahari tidak dapat dilepas ke luar angkasa. Ini menyebabkan sinar matahari terjebak
oleh gas CO2 sehingga disebut sebgai efek rumah kaca. Hal inilah yang memicu pemanasan global.
Pemanasan global akan banyak menimbulkan berbagai macam masalah di bumi dan akan menimbulkan
bencana juga mengancam kehidupan anak cucu kita nantinya.
Nenek kakek kita berhasil menjaga alam ini dengan baik sehingga kelestarian dan keseimbangan
alam tetap terjaga. Karena itu kita dapat menjalani hidup ini dengan nyaman, kenyamanan hidup kita,
anak cucu mereka merupakan tanggung jawab nenek moyang kita untuk menjaminnya. Sudah
sepantasnya kita memiliki kesadaran untuk meniru dan mengikuti perilaku nenek moyang kita yang telah
bertanggung jawab menjaga kelestarian alam ini, karena kita bertanggung jawab atas keberlangsungan
hidup anak cucu kita, penerus umat manusia. Jika alam yang kita jadikan tempat tinggal ini rusak,
bagaimana mereka dapat menjalani kehidupan di dunia ini dengan nyaman ? Bumi merupakan satu-
satunya tempat yang diciptakan Tuhan Yang maha Esa sebagai tempat tinggal umat manusia. Kita
memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan alam ini, termasuk menanggulangi dampak yang
ditimbulkan dari penggunaan minyak bumi. Kalau bumi ini sudah tidak layak untuk dihuni, dimana lagi
kita dapat tinggal dan berlindung ?

SOLUSI
Dari dampak – dampak yang terjadi kita dapat melakukan tindakan – tindakan yang akan mengurangi
akibat negative dari dampak – dampak tersebut, yaitu sebagai berikut;
a. Menghemat energi semaksimal mungkin
b. Menggunakan transportasi umum dan berkendara sesuai dengan prinsip ramah lingkungan
c. Menjaga hutan tetap lestari
d. Memproduksi bensin bebas timbal (Pb)
e. Memproduksi bioetanol dan biodiesel
f. Mengembangkan mobil listrik

Minyak Bumi 7
g. Mengembangkan mobil hibrida

2.6 MANFAAT DARI PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Produk Hasil Pengolahan Minyak Bumi adalah bahan bermanfaat yang berasal dari minyak
mentah (minyak bumi) setelah diproses di pengolahan minyak. Menurut komposisi dan
permintaan minyak mentah, pengolahan dapat memproduksi berbagai jenis produk minyak
bumi. Produk minyak terbesar digunakan sebagai energi; bermacam tingkatan minyak bahan
bakar dan bensin. Hasil Pengolahan Minyak Bumi tersebut seperti;

1. LPG,
2. Bensin,
3. Nafta,
4. Kerosin,
5. Solar,
6. Oli,
7. Lilin,
8. Minyak Bakar, dan
9. Bitumen.

2.7 RANGKUMAN POLUSI UDARA AKIBAT PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL

1. Sumber Bahan Pencemaran


a. Pembakaran Tidak Sempurna
Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa
bahan bakar (hidroksida).
b. Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang (SO2 atau
SO3).
c. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan menghasilkan
partikel timah hitam berupa PbBr2.

2. Asap Buang Kendaraan Bermotor


a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas rumah kaca,
sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu
permukaan bumi yang disebut pemanasan global.

Minyak Bumi 8
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon
monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru.
Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin
darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel
jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada
oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan,
membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap,
yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang dapat larut dalam air hujan dan
menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas
NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx
ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut
menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan
tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi.
Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah
teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan
hati.

3. Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah
memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan
karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada
separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida
membentuk karbon dioksida dan gas nitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
gas-gas racun gas tak beracun
Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk
karbon dioksida dan uap air.
Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.

Minyak Bumi 9
4. Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga CFC,
berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah.
Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan
atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan
terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C.
Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar –
25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan
tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi
terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan berbagai macam kerugian.

5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut
melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
asam karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam,
maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen

Minyak Bumi 10
BAB III
PEMBAHASAN PILIHAN

3.1 PENGERTIAN DAN PENYEBAB HADIRNYA PERTALITE


Berdasarkan sumber dari Pertamina selaku Direktur pemasaran Pertamina, nama Pertalite
berasal dari kata “Lite” yang berarti ringan. Dalam kandungan zat telah ditambahi semacam zat aditif
yang bisa membantu kebersihan engine, bahan bakar baru pertamina ini akan membuat peforma
mesin lebih baik.

Pertalite hadir akibat dari tidak seimbangnya harga minyak dunia. Tim Harga Minyak
Indonesia mencatat kenaikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada
Mei 2015 sebesar US$ 4,28 dari US$ 57,58 menjadi US$ 61,86 per barel. Hal ini menyebabkan
masyarakat meminta sesuatu dari pihak pemerintah, dan pemerintah menerbitkan suatu inovasi yang
bernama pertalite. Pertalite hadir juga dikarenakan karena ketidakmampuan pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan minyak masyarakat sehingga Pemerintah Indonesia harus banyak mengimpor
minyak dari luar negeri.

Saat ini cadangan minyak bumi Indonesia 8,3 milyar barel dimana 4,3 milyar barel terbukti
dan 4 milyar barel potensial. Hal tersebut menyebabkan dengan semakin bertambahnya permintaan
minyak, produksi minyak dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan yang ada.
Ketidakmampuan Indonesia dalam memenuhi permintaan inilah yang menyebabkan Indonesia
mengimpor minyak dari luar negeri.

Tercatat bahwa Indonesia akan mengimpor minyak sebanyak 300 juta barel sepanjang tahun
2015. Impor tersebut terdiri dari produk kilang pertamax, premium, avtur dan solar 200 juta barel,
sedangkan minyak mentah sekitar 100 juta barel. Untuk 2015 porsi minyak mentah yang diolah pada
kilang Pertamina, 64 persen dari dalam negeri dan 36 persen dari impor atau sekitar 306 ribu barel
per hari (bph). Kurang lebih 9 juta barel per bulan.

Namun pemerintah tidak mengharapkan dengan hadirnya pertalite, masyarakat akan beralih
memakai pertalite melainkan pemerintah berharap masyarakat akan menggunakan pertamax sebagai
pengganti premium dan premium itu sendiri akan dihapuskan dalam jangka waktu 2 tahun kedepan.
Pertalite juga belum tentu akan menjadi senjata ampuh bagi masyarakat untuk mengganti
penggunaan premium. Alasan pemerintah bahwa premium tidak ramah lingkungan sehingga diganti
dengan pertalite, maka harus bisa dibuktikan premium telah merusak lingkungan, karena BBM itu
sudah digunakan sejak puluhan tahun oleh rakyat di NKRI.

3.2 PENGARUH HADIRNYA PERTALITE BAGI MASYARAKAT


Dari hadirnya pertalite menyebabkan dua pengaruh yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif
bagi masyarakat. Berikut beberapa pengaruh dari segi positif dan negatif.

a) Pengaruh Positif
 Kualitas

Kadar oktan premium yang hanya 88 secara teknis, tentu saja hanya akan cocok untuk
beberapa jenis kendaraan dengan kompresi di bawah 9,0:1. Maka dari itu kendaraan dengan
kompresi mesin di atas 9,0 dan kemudian di isi dengan menggunakan premium, maka akan
mengalami perubahan kualitas performa.

Minyak Bumi 11
Pertalite hadir dengan oktan 90-91, memberikan alternatif bahan bakar yang jauh lebih
baik. Dan kelebihan yang dihasilkan oleh pertalite akan memberikan kualitas ruang bahan
bakar yang baik dan bersih. Selain itu, oktan yang sesuai dengan kompresi mesin akan
membuat tarikan kendaraan jadi lebih ringan.

 Beban Impor

Pemerintah Indonesia memiliki masalah yang sampai kini masih belum bisa
diselesaikan, yaitu adalah masalah mengenai beban impor dari premium yang sangatlah besar.
Itulah kenapa pemerintah seringkali menanggung beban impor yang cukup besar, sehingga
menuntut kebutuhan subsidi yang juga cukup besar. Dan kemungkinan pertalite akan
memberikan potensi besar untuk mengurangi beban impor.

Pada saat ini kapasitas kilang premium di dalam negeri hanya mampu untuk
memasok tidak lebih dari 40 persen dari kebutuhan, terutama bahan bakar premium.
Sementara impor mencapai 60 persen. Dan pertalite diyakini bisa mengurangi kebutuhan
impor tersebut.

 Alternatif

Secara performa dan kebutuhan, oktan 92 memang jadi alternatif terbaik bagi banyak
kendaraan dengan spesifikasi kompresi mesin 9,0:1 ke atas. Karena pertamax sendiri juga jadi
salah satu bahan bakar yang punya kadar oktan setara dan punya standar luar negeri.

Sementara di sisi lain, kebutuhan bahan bakar yang terjangkau, meskipun dengan
selisih ratusan rupiah saja akan sangat mempengaruhi kemampuan ekonomis masyarakat yang
menengah ke bawah. Pertamax memiliki harga yang lebih mahal dari premium. Pertalite
memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan pertamax, namun cukup untuk
memenuhi standart EURO 4 bagi kendaraan.

 Produk Dalam Negeri

Beberapa SPBU di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta milik Pertamina jadi
dipandang sebelah mata oleh masyarakat menengah ke atas, terutama para pemilik mobil
mewah yang lebih mengandalkan SPBU yang berasal dari luar negeri. Yang dianggap
memiliki kualitas lebih baik.

Sementara itu, Pertalite memberikan peluang bagi masyarakat menengah untuk


membuktikan bahwa kualitas bahan bakar yang satu ini punya kesetaraan dan keseimbangan
bagi masyarakat. Selain itu, kebanggaan bagi masyarakat Indonesia memiliki produk yang bisa
dibanggakan di dalam negeri sendiri.

 Dependensi

Kenaikan dan penurunan harga dari premium seringkali membuat masyarakat kelas
menengah ke bawah jadi kebingungan saat terjadi. Masyarakat tersebut seperti mencemaskan
bahan bakar dengan oktan 88 tersebut. Pada akhirnya premium akan tergantikan oleh
pertamax.

Keberadaan premium bagi masyarakat yang sehari-harinya menggunakan premium


otomatis akan keberatan jika saat premium harus digantikan dan kemudian langsung diganti
pertamax. Pertalite akan memberikan alternatif bahan bakar dengan kualitas lebih baik
daripada premium.

Minyak Bumi 12
b) Pengaruh Negatif
 Harga Lebih Tinggi

Eksistensi Premium sudah ada sejak beberapa dekade belakangan. Hal ini membuat
Premium jadi opsi pertama dalam bahan bakar terutama kendaraan kelas menengah kebawah.
Dengan demikian, harga pertalite dirasa kurang ideal.

Dengan kisaran harga pertalite mulai dari Rp 8.000,- sampai Rp 8.300,- per liternya,
memang tidak ada selisih jauh dengan premium. Harga tersebut juga akan mempengaruhi
penghasilan dari pelanggan yang berprofesi sebagai penyedia layanan transportasi seperti
angkutan kota.

 Kenaikan Harga

Belum selesai sampai di harga bensin dan tarif angkutan umum saja, namun kenaikan
harga apabila kewajiban para pemilik angkutan umum dan motor serta mobil beralih dari
premium ke pertalite akan berpengaruh ke jalur-jalur lainnya, seperti kenaikan harga bahan
pangan.

Maka penggunaan harga baru saat menggunakan Pertalite akan membuat biaya
transportasi dan pengiriman barang serta bahan pangan juga akan meningkat sesuai dengan
kebutuhan para penyedia jasa transportasi. Efek berantai tersebut akan sampai ke elemen yang
paling dasar, seperti kebutuhan makanan sehari-hari.

 Bahan Pertalite
Pertalite merupakan bahan bakar dengan kadar oktan yang lebih baik daripada
premium, namun masih berada di bawah pertamax, yakni pada angka 90-91. Hal ini dianggap
akan memenuhi standart Euro 4 yang telah diterapkan sebagai batas aman dari emisi gas
buang kendaraan.
Namun sebenarnya pertalite bukanlah produk baru. Kemungkinan pertalite merupakan
campuran antara Pertamax dan Premium yang di-mix menggunakan proses khusus sehingga
terbentuklah pertalite. Artinya, produk yang sama sekali tidak baru ini, memberikan kesan
bahwa Pertalite merupakan hasil uji coba, bukan dengan proses yang matang.

 Kecocokan

Masyarakat Indonesia dimudahkan sekali dengan eksistensi kendaraan roda dua yang
murah. Selain itu keberadaan jasa kredit mobil dan motor juga cukup banyak berada di
Indonesia. Namun terhitung hingga awal tahun 2013, dominasi motor bebek menyentuh angka
lebih dari 50 juta unit dan berpotensi naik hingga 80 juta unit tahun 2015 ini, masih jauh lebih
tinggi daripada motor sport.

Selain itu Indonesia juga masih banyak memiliki angkutan kota dan mobil buatan di
bawah tahun 2005. Yang berarti, bahwa kendaraan-kendaraan tersebut masih lebih
membutuhkan premium daripada bahan bakar yang lainnya. Karena motor bebek dan
angkutan umum sudah lebih dari cukup untuk mengonsumsi premium.

Minyak Bumi 13
 Kondisi Darurat

Pertalite hadir dengan tawaran bahan bakar non timbal dengan kualitas jauh lebih baik
daripada premium. Namun apakah di negara lain juga sudah menerapkan hal yang sama?
Sebagai contoh, Australia dan Amerika serikat masih cukup banyak juga yang mengonsumsi
bahan bakar dengan oktan 87 untuk mobil model lama di bawah tahun 2005.
Hal ini merupakan satu petunjuk bahwa negara lain pun tidak terlalu terburu-buru
dalam menyesuaikan penggunaan bahan bakar. Pada akhirnya, satu-satunya kondisi darurat
dari penggunaan pertalite adalah untuk mengurangi beban dana negara yang membengkak
karena impor premium yang sangat besar.

3.3 PERIZINAN MENGENAI PERTALITE


Seperti halnya produk lain peluncuran pertalite juga harus memenuhi izin dari
beberapa instansi atau pihak terkait sebelum sampai di pasaran dan dinikmati oleh masyarakat.
oleh karena itu pihak pertamina sedang gencar – gencarnya mengadakan spesifikasi dari tiga
badan penguji BBM pertalite yakni Lemigas, BPPT dan Lapi ITB.

Menurut Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmadja Puja pada
okezone.com di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/5/2015) memaparkan bahwa pertalite itu
sudah memenuhi spesifikasi yang ada yang penguji itu,BBPT dan lapi ITB. Jadi tiga lembaga
yang kredibel sudah menyatakan bahwa pertalite telah lulus uji spesifikasi dan langkah
selanjutnya yang akan di ambil oleh pihak PT Pertamina (Persero) harus mengirim surat
kepada pemerintah terkait izin distribusi Pertalite.

Rencana peluncuran pertalite pun telah mendapat izin dari presiden Republik
Indonesia Jokowi Dodo, direktur pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang yang di
kutip dari okezone.com pada Rabu (10/6/2015) perizinan sudah beres saya sudah dapat arahan
dari bu mentri BUMN yang mendapat izin dari presiden untuk meluncurkan pertalite.
Meskipun sudah mendapat izin dari presiden pertalite tidak dapat begitu saja meluncur di
pasaran pertamina sedang menunggu waktu dan saat yang tepat dan perlu koordinasi kembali
dengan mentri ESDM.

Direkteur utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto pada okezone.com 27/5/2015


mengatakan bahwa peluncuran bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dengan research
octane number (RON) 90 akan disosialisasikan setelah perseroan mengurus segala bentuk
perizinan ke Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Peluncuran pertalite telah menuai berbagai izin dari instansi terkait, dan masyarakat
didtuntut untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan hardirnya pertalite di
Indonesia, masyarakat mungkin bertanya – tanya mengapa di tengah tidak stabilnya harga
Bahan Bakar Minyak saat ini pertamina malah ingin meluncurkan bahan bakar jenis baru.
Menurut Pertamina pertalite merupakan inovasi dan terobosan baru pertalite dinilai sebagai
Bahan Bakar yang berkualitas dan merakyat dengan kadar RON 90 membuat mesin kendaraan
dapat mencapai performa tertinggi dan harga yang murah dan ramah lingkungan diharapkan
mampu menarik minat masyarakat untuk beralih menggunakan pertalite.

Minyak Bumi 14
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari isi diatas adalah, nama pertalite berasal dari kata “Lite” yang berarti
ringan. Dalam kandungan zat telah ditambahi semacam zat aditif yang bisa membantu
kebersihan engine, bahan bakar baru pertamina ini akan membuat peforma mesin lebih baik.
Pertalite lahir akibat dari tidak seimbangnya harga minyak dunia. Hadirnya pertalite juga
dikarenakan ketidakmampuan nya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan minyak masyarakat
sehingga pemerintah Indonesia harus banyak mengimpor minyak dari luar negeri.

Pertalite memiliki pengaruh positif dan pengaruh negatif bagi masyarakat. Beberapa
pengaruh positif dari pertalite bagi masyarakat yaitu adalah kualitas, beban impor, alternatif,
produk dalam negeri, dependensi. Dan beberapa pengaruh negatif dari pertalite bagi
masyarakat yaitu adalah harga lebih tinggi, kenaikan harga, bahan pertalite, kecocokan,
kondisi darurat.

Mengenai perizinan pertalite itu sendiri telah mendapat izin dari presiden Republik
Indonesia Jokowi Dodo. Meskipun sudah mendapat izin dari presiden pertalite tidak dapat
begitu saja meluncur di pasaran pertamina sedang menunggu waktu dan saat yang tepat dan
perlu koordinasi kembali dengan mentri ESDM. Masyarakat didtuntut untuk bisa beradaptasi
atau menyesuaikan diri dengan hadirnya pertalite di indonesia.
4.2 SARAN
Saran kami sebagai penulis tentang pertalite ini adalah, pertalite sangat bagus untuk
masyarakat. Namun pertalite memiliki harga yang lebih mahal dari premium, yang
mengakibatkan ada kemungkinan masyarakat akan tetap memakai premium. Sebaik nya
pemerintah memikirkan ulang mengenai harga pertalite sebelum diluncurkan ke masyarakat.

Minyak Bumi 15
DAFTAR PUSTAKA

Artanti, A.A. (2015). Pertalite Rampung Tahap Uji di Lemigas, Kini Tunggu Perizinan,
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/05/27/399800/pertalite-rampung-tahap-uji-di-
lemigas-kini-tunggu-perizinan
Ispriyanto, Sentot B.R. (2014). Buku Siswa Kimia Berbasis Eksperimen.Solo : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
Saputro, Agung N.C. dan Irwan Nugraha (2008).Berpetualang di Dunia Kimia.Yogyakarta : PT. Insan
Madani

Minyak Bumi 16

Anda mungkin juga menyukai