Anda di halaman 1dari 12

FILUM ANNELIDA

Jeri Natkime 410016025 ; Fitra Ardiansyah 410016026 ; Muh Yusril Sinukun


410016029 ; Edward Malo S.B 410016037 ; Fajrin Sanawi 410016042 ; Lindung
Freedom Boimau 410016050

Sari :
Filum Annelida terbagi menjadi 3 klas yaitu Polychaeta, Olygochaeta, Hirudinae
yang pembagiannya berdasarkan ciri-ciri rambut atau setae.

Kata Kunci : Annelida, Polychaeta, Olygochaeta, Hirudinae, Setae.

A. Pengertian
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang
berarti bentuk. Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk
tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang. Annelida dapat hidup
di berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan. Umumnya hidup
bebas, meskipun ada juga yang bersifat parasit. Cacing ini mempunyai tingkatan
lebih tinggi dibanding dengan kedua kelompok cacing yang telah dibahas
sebelumnya. Annelida adalah hewan triploblastik yang sudah mempunyai rongga
sejati sehingga disebut triploblastik selomata.

B. Ciri-ciri Umum
Tubuh hewan Annelida bilateral simetris, panjang dan jelas bersegmen-
segmen, serta memiliki alat gerak yang berupa rambut-rambut kaku (setae) pada
tiap segmen. Polychaeta dengan tentakel pada kepalanya dan setae pada bagian-
bagian tubuh yang menonjol ke lateral, atau pada lobi lateralis yang disebut
parapodia. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium
yang bersifat glanduler. Dinding tubuh dan saluran pencernaan dengan lapisan-
lapisan otot sirkuler dan longitudinal, sudah mempunyai rongga tubuh (coelom)
dan umumnya terbagi oleh septa, saluran pencernaan lengkap, tubuler,
memanjang sesuai dengan sumbu tubuh. Sistem cardiovasculare adalah sistem
tertutup, pembuluh-pembuluh darah membujur, dengan cabang-cabang kecil
(kapiler) pada tiap segmen (metamer), plasma darah mengandung hemoglobin.
Respirasi dengan kulit, atau dengan branchia. Organ ekskresi terdiri atas sepasang
nephridia pada tiap segmen. Sistem nervosum terdiri atas sepasang ganglia
cerebrales pada ujung dorsal otak. Yang berhubungan dengan berkas saraf medio-
ventral yang memanjang sepanjang tubuh dengan ganglia pada tiap segmen,
terdapat juga sel-sel tangoreceptor dan photoreceptor. Kebanyakan bersifat
hemaphrodit dan perkembangan secara langsung atau bersifat gonochoristis dan
perkembangan melalui stadium larva. Reproduksi dengan membentuk tunas
terjadi pada beberapa spesies. Salah-satu contoh Annelida adalah Lumbricus
terrestris (cacing tanah).
Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah merupakan
salah-satu contoh spesies yang baik atau represenatif bagi filum Annelida.

C. Anantomi
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, dengan 2/3 bagian
posteriornya sedikit memipih kea rah dorsoventral. Tubuh bersegmen-segmen dan
jelas ada annuli external bersesuaian dengan jumlah segmen dalam, yaitu kurang
lebih 150 segmen dalam seluruh tubuh. Warna tubuh : permukaan atas (facies
dorsalis) berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis
kelihatan jelas, permukaan bawah (facies ventralis) lebih pucat, umumnya merah
jambu dan kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian
yang disebut prostomium, yang tidak merupakan segmen yang sebenarnya. bagian
ventral mulut dibatasi oleh prostomium yang merupakan segmen pertama. Anus
terletak pada ujung segmen yang terakhir.

D. Fisiologi
 Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu stratum
circulare, adalah lapisan otot sebelah luar dan stratum longitudinal, yaitu lapisan
otot sebelah dalam. Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan
menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding intestine juga
mempunyai lapisan otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini berkontraksi,
akan menimbulkan gerak peristaltik yang dapat mendorong makanan dalam
saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan. Ada juga musculi
di dalam dinding-dinding pembuluh darah, di dalam pipa-pipa muscular pada
nephridia dan di bagian luar berkas saraf. Pada faring juga ada musculi yaitu
musculi yang melekatkan faring pada dinding tubuh.
Setae digerakkan oleh 2 berkas otot yaitu musculus protactor, yang
mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae
masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung
dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot
dinding tubuh.
 Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulinya, sebab kulitnya bersifat lembab,
tipis, dan banyak mengandung kapiler-kapiler darah.

 Sistem pencernaan makanan


Saluran pencernaan makanan (saluran pencernaan) cacing tanah sudah
lengkap dan sudah terpisah dari sistem cardiovaskulare. Saluran pencernaan ini
terdiri atas mulut, pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine, dan
anus.

 Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi (peredaran darah/cardiovasculare) cacing tanah tanah
adalah sistem peredaran tertutup. Pembahasan sistem cardiovasculare meliputi :
(a) benda yang diedarkan, yaitu darah; (b) saluran yang dilalui darah, ialah
pembuluh-pembuluh darah, (c) peredaran darah; (d) fungsi darah; (e) Lympa.
Darah terbagi atas bagian cair yang disebut plasma , dan sel-sel darah atau
korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung
hemoglobin (haima=darah, globus=butir) yang mempunyai kemampuan mengikat
oksigen. Pembuluh-pembuluhdarah terdiri atas aorta dorsalis, dan aorta ventralis.
Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah
terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit
transparent. Di daerah esophagus 5 pasang cabang-cabang aorta dorsalis
membesar dan berfungsi sama dengan cor (jantung) pada hewan-hewan tinggi.
Jantung cacing ini mengelilingi esophagus dan berhubungan dengan aorta
ventralis, yang terletak di sebelah ventral saluran pencernaan dan di sebelah dorsal
truncus nervosus, di samping kedua aorta tersebut masih ada 3 pembuluh darah,
ialah pembuluh darah yang masing-masing terletak di lateral truncus nervosus dan
1 pembuluh terletak di sebelah ventral truncus itu. Kelima pembuluh darah
tersebut dengan banyak cabang-cabang dan beberapa rongga lympa membentuk
sitem cardiovasculare cacing tanah.
Darah dalam aorta dorsalis terdorong ke anterior oleh kontraksi dinding
aorta itu. Di dalam aorta ini terdapat valvula yang berfungsi untuk mencegah
mengalirnya kembali darah ini dari ujung anterior. Dari aorta dorsalis darah
mengalir ked ala cor (jantung), kemudian ke aorta ventralis. Di dalam jantung
juga terdapat valvula, sehingga darah hanya mengalir ke satu arah saja. Dari aorta
ventralis, darah mengalir menuju ke dinding tubuh dan nephridia. Karena cacing
tanah mempergunakan kulitnya sebagai alat respirasi maka CO2 dikeluarkan dan
O2 diambi oleh darah yang mengalir dalam kapiler-kapiler dalam kulit. Darah dari
dinding tubuh atau kulit, melalui pembuluh-pembuluh darah parietalis masuk ke
dalam aorta dorsalis.

 Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi/excretorium cacing tanah berupa nephridia (nephridios=
ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali tiga segmen
yang pertama dan segmen yang terakhir tidak ada.
Tiap nephridium terdiri atas : (a) suatu bangunan berbentuk corong dan
bersilia yang disebut nephrostoma, dan (saluran atau pipa yang berkelok-kelok.
Jika silia itu bergetar , mereka menimbulkan aliran cairan tubuh, yang
mengandung sisa-sisa metabolisme dari coelom masuk ke dalam saluran ekskresi.
Kemudian cairan ini keluar dari tubuh cacing melalui nephridioporus, yaitu
sebuah lubang kecil yang merupakan muara keluar dari saluran ekskresi dan
terletak pada permukaan ventral tubuh cacing. Di antara nephrostoma dan saluran
ekskresit terdapat sekat yang disebut septum intersegmentale.
 Sistem saraf
Sistem saraf (sistem nervosum) cacing tanah, terletak di sebelah dorsal
pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terdiri atas : (a) ganglion cerebrale, yang
tersusun atas dua kelompok sel-sel saraf dengan comissura; (b) berkas saraf
ventralis dengan cabang-cabangnya. Ganglion cerebrale terletak di sebelah dorsal
pharynx di dalam segmen ke tiga.

 Sistem sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat
sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.
 Sistem Reproduksi
Cacing tanah adalah hermafrodit dengan alat kelamin jantan dan betina
pada bagian ventral atau ventro lateral. Cacing dewasa kelamin ditandai dengan
adanya klitelium (seperti cincin atau pelana berwarna muda mencolok melingkari
tubuh sepanjang segmen tertentu) pada umur 2,5 bulan. Untuk menghasilkan
telur fertil, cacing harus mencari pasangan dan saling menukar sperma yang akan
membuahi sel telur. Pembuahan akan terjadi dalam masing-masing lubang
kelamin betina. Setelah pembuahan, sepanjang permukaan klitelium akan
mengeluarkan lendir yang akan mengeras dan bergerak ke belakang terdorong
oleh gerak maju cacing. Pada saat melewati lubang kelamin betina, telur-telur
yang sudh dibuahi akan masuk ke dalam selubung kokon tersebut. Kokon yang
diletakkan pada kondisi lingkungan yang cocok akan menetas dalam 14-21
hari. Jumlah telur dalam kokon beragam, biasanya lebih dari 10butir. Tergantung
spesies, cacing dewasa mampu menghasilkan lebih dari 2 kokon setiap 5-10
hari. Perhitungan kasar menunjukkan setiap 100 cacing dewasa dalam kurun
waktu satu tahun dapat menghasilkan 100.000 cacing.

E. Klasifikasi
Filum Annelida terdiri dari tiga kelas, yakni Polychaeta, Oligochaeta, dan
Hirudinae.
 Polychaeta
Cacing anggota kelas ini bertubuh memanjang, agak pipih dosiventral,
bersegmen, dan panjang tubuh dapat mencapai 30 cm. Hidupnya di sekitar pantai,
dalam pasir atau pada lubang-lubang batuan di daerah pasang surut. Polychaeta
biasanya aktif pada malam hari. Di sisi lateral segmen pada tubuh cacing ini
terdapat rambut-rambut (setae) yang mengelompok membentuk parapodia (kaki
rambut). Parapodia ini digunakan untuk menggali pasir atau celah-celah batuan.
Sistem pencernaannya lengkap, terdiri dari mulut-esofagususus (ventrikulo-
intestinal) dan anus. Pernapasan cacing ini berlangsung secara difusi melalui
seluruh permukaan kulit.

Gambar 1.1. A. Morfologi bagian dorsal B dan C. Bagian kepala dan lateral

Sistem sirkulasi terdiri atas pembuluh darah dorsal dan pembuluh darah
ventral yang dihubungkan oleh kanal-kanal dalam tiap segmen. Darah Polychaeta
berwarna merah, karena mengandung pigmen merah hemoglobin. Sistem
ekskresinya dengan sepasang nefridium pada setiap segmen, kecuali segmen
pertama dan terakhir. Sistem sarafnya tangga tali terdiri atas ganglion serebral
atau ganglion supraesofageal (sebagai otak) yang terdapat di bagian dorsal kepala
dan saraf ventral. Ganglion supraesofageal dihubungkan dengan ganglion
subesofageal oleh dua saraf sirkumesofageal. Reproduksinya secara seksual
kelaminnya jenis (gonochoris), fertilisasi pada cacing ini terjadi secara eksternal
dalam air dan menghasilkan larva trokofor. Contohnya: Nereis sp.

Gambar 1.2. Nereis sp

 Olygochaeta
Cacing dalam kelas ini tubuhnya gilig, bersegmen, panjang tubuh antara
10 sampai 25 cm. Tempat Olygochaeta di darat atau di air tawar. Tiap segmen
tubuhnya terdapat sedikit setae, tanpa parapodia.

Gambar 1.3. Susunan setae pada kelas olygochaeta

Keterangan : 1,2,3 susuna lumbricine; 4 susunan penichaetine; 1 pasangan


tertutup; 2. pasangan lebar dan 3. pasangan tersebar.
Gambar 1.4. Morfologi cacing kelas Oligochaeta bagian anterior dan ventral

Mulutnya terdapat di ujung anterior, anus di ujung posterior. Saluran


pencernaannya terdiri dari mulut dan esofagus, tembolok (ingluvies), lambung
tebal, usus halus-anus. Bagian dorsal usus halus cacing ini terdapat lipatan
internal yang disebut tiflosol. Pada esofagusnya terdapat tiga pasang kelenjar
berkapur.
Pernapasan pada Olygochaeta secara difusi melalui permukaan tubuh yang
dilapisi kutikula saat basah. Peredaran darahnya tertutup (tubuler) dengan lima
pasang jantung berotot, pembuluh darah dorsal dan pembuluh darah ventral.
Darah dipompa dari jantung melalui pembuluh darah dorsal ke pembuluh darah
ventral, lalu ke jaringan tubuh, dan kembali lagi ke jantung.
Cairan darah berwarna merah karena plasmanya mengandung pigmen
hemoglobin yang larut. Sistem ekskresi terdiri atas sepasang nefridium di setiap
segmen, kecuali segmen pertama dan terakhir. Sistem saraf tangga tali. Pada
cacing yang telah dewasa secara seksual, pada segmen ke-32 dari anterior
sebanyak enam atau tujuh segmen terdapat pembengkakan lunak yang disebut
klitelum. Contohnya: Lumbricus terrestris (cacing tanah), Pheretima sp (cacing
tanah).
A

B
Gambar 1.5. A. Lumbricus terrestris ; B. Pheretima sp
Cacing tanah bersifat hermaprodit, meski demikian cacing tanah tidak bisa
membuahi diri sendiri (selffertilizing). Kopulasinya berlangsung secara resiprokal,
terjadi kopulasi antara dua cacing dan saling bertukar sperma, kemudian sperma
ditampung dalam kantung sperma (vesicular seminalis). Setelah fertilisasi
terbentuk kokon, kira-kira di daerah sekitar klitelum. Selanjutnya sperma
membuahi ovum membentuk zigot. Zigot-zigot yang terbentuk berkembang
menjadi cacingcacing kecil dalam kokon. Kokon biasanya diletakkan dalam tanah
yang lembap agar cacing-cacing yang masih kecil tetap bisa bertahan hidup.

 Hirudinae
Cacing anggota kelas ini biasanya hidup sebagai parasit atau bahkan
predator. Tubuhnya pipih dorsiventral, terdiri atas sekitar 33 segmen, mempunyai
alat isap anterior dan posterior. Jenis kelamin Hirudinae adalah tidak memiliki
setae dan parapodia, tetapi hermaprodit, kopulasi secara resiprok seperti pada
cacing tanah.
Fertilisasi internal dan zigot berkembang dalam kokon. Mulut terdiri atas
tiga buah rahang dari kitin yang tersusun dalam segitiga. Pada tubuh cacing ini
menghasilkan zat anti koagulan, darah yang diisap dapat mencapai 3 kali berat
tubuhnya, dan baru habis dicerna setelah 3 bulan. Saluran pencernaannya terdiri
dari mulut (alat isap)-lambung, usus, rektum, anus.

Gambar 1.6. Morfologi klas Herudinae

Respirasi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Sistem sarafnya


tangga tali, ganglion ventral lebih jelas, ganglion serebral lebih kecil. Alat
ekskresinya berupa nefridia, terdapat pada ruas ke-7 sampai ruas ke-23.
Contohnya: Hirudo medicinalis (lintah), Haemadipsa (pacet).

A B

Gambar 1.7. A. Hirudo medicinalis ; B. Haemadipsa


KESIMPULAN

Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang
berarti bentuk. Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk
tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang. Annelida dapat hidup
di berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan. Umumnya hidup
bebas, meskipun ada juga yang bersifat parasit. Cacing ini mempunyai tingkatan
lebih tinggi dibanding dengan kedua kelompok cacing yang telah dibahas
sebelumnya. Annelida adalah hewan triploblastik yang sudah mempunyai rongga
sejati sehingga disebut triploblastik selomata.
Filum ini dibagi menjadi 3, yaitu Polychaeta, Olygochaeta dan Herudinae
berdasarkan ciri-ciri rambut (setae).
DAFTAR PUSTAKA
Barnes,R.D.1987.Invertebrate zoology. NewYork : ounders College Publishing

Budiyanto. 2013. Ternak Cacing Tanah. Jakarta: Universitas Jakarta Press Jurnal

Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)3(2) – Juni 2014 : 087-091 (ISSN :
2303-2162)

Maskoeri J. 1984. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya:


Penerbit Sinar Wijaya.

Radiopoetro. 1983. Zoologi Invertebrata. Jakarta : Erlangga

Yani. R., Musarofah., Atikah. T., Purwianingsih. W : Biologi SMA dan MA Kelas
X, 2009. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Subardi., Nuryani., Pramono. S : Biologi Kelas X SMA dan MA, 2009. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai