BERBASIS REKONTRUKSI
PENGETAHUAN DAN PENERAPAN NILAI-NILAI HISTORIKA
A.SEJARAH GEREJA MULA- MULA (30- 590 )
1.ARTI SEJARAH GEREJA
Arti Kata Sejarah
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi dua arti tentang Sejarah.
1. Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau (kejadian dan
peristiwa, fakta dan kenyataan dari masa lampau).
2. Sejarah adalah pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian yang benar-benar
terjadi di masa yang lampau (Sejarah = Ilmu Sejarah / pengetahuan atau uraian mengenai fakta tersebut).
Ini berarti bahwa belajar sejarah tidak lain berurusan dengan fakta masa lampau dan usaha untuk
menguraikan fakta tersebut. Dengan kata lain sejarah dapat diartikan pada peristiwa-kejadian itu sendiri dan
uraian tentang peristiwa tersebut.
Arti Kata Gereja
Beberapa teolog mendefinisikan arti kata Gereja sebagai berikut: (1) Kata Gereja berasal dari kata dalam
bahasa Portugis “igreja”, yang berasal dari kata Yunani “ekklesia” yang berarti: mereka yang dipanggil.
Mereka yang pertama dipanggil oleh Yesus Kristus ialah para murid dan sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke
surga dan turunnya Roh Kudus pada hari pentakosta, para murid itu menjadi “rasul”, artinya “mereka yang
diutus” untuk memberitakan Injil sehingga lahirlah Gereja (van den End, 1992:1-2). (2) Istilah Yunani
“ekklesia” dibentuk dari kata ‘ek’ (=dari) dan ‘kaleo’ (=memanggil), yaitu ‘mereka yang dipanggil keluar’.
Dalam Perjanjian Baru istilah ‘ekklesia’ diapakai 115 kali, 10 kali dalam arti Gereja secara menyeluruh
(misalnya Mat. 16:18) dan selebihnya dalam arti “Gereja lokal” atau “jemaat setempat” (misalnya Mat.
18:17). Jadi kata ‘ekklesia’ dalam Perjanjian Baru mempunyai arti (1) Ekklesia adalah kaum yang
dipanggil keluar dari kehidupan yang lama dan keluar dari kuasa Iblis, dipanggil Allah sendiri, dipindahkan
ke dalam kerajaan Allah-terjadi perubahan status dan pola hidup. (2) Ekklesia adalah kaum yang dipanggil
keluar dari hidup bagi diri sendiri dan dipanggil untuk hidup bagi Tuhan, beribadah kepada Tuhan dan
melayani Tuhan-perubahan tujuan hidup dan pandangan dasar (Dietrich Kuhl, 1992:34).
Menurut Henry C. Thiessen, ayat-ayat dalam PB yang memakai kata ‘ekklesia’: 1 Kor. 12:13; 1 Ptr. 1:3,
22-25; Mat. 16:18; 1 Kor. 15:9; Gal. 1:13; Flp. 3:6; Ef. 5:25-27; Ef. 1:22, 5:23; Kol. 1:18; 1 Kor. 12:28; Ef.
3:10; Ibr. 12:23, yang berarti sekelompok orang yang terpanggil, sebagai suatu majelis warga negara dari
suatu negara yang mandiri, namun PB memberi arti rohani dari kata ekklesia yaitu sekelompok orang yang
dipanggil keluar dari dunia dan dari hal-hal yang berdosa (Thiessen, 1995:476).
Dari kajian tentang Gereja dan sejarahnya maka perlu diinsafi hal berikut ini: Gereja ada karena Yesus
memanggil orang menjadi pengikut-Nya. Maka Gereja mempunyai wujud yaitu persekutuan dengan
Kristus dan persekutuan dengan manusia lain dan persekutuan dalam melaksankana amanat-Nya yaitu
pekabaran Injil (Mat. 28:19, Kis. 1:8) (H. Berkhof dan I. H. Enklaar, 2004:vii).
Berdasarkan definisi atas dua kata, sejarah dan Gereja seperti tersebut di atas maka berikut ini akan
dirumuskan pengertian dari kata “Sejarah Gereja”.
Ternyata pengertian tentang Sejarah Gereja, yaitu uraian empiris dan penilaian teologis. Dengan kata lain
kajian teoritis-teologis dari para teolog tidak sama dalam pemberian definisi. Artinya ada banyak definisi
tentang Sejarah Gereja. Keragaman definisi ini disebagkan karena filosifi daripara ahli tersebut. Dengan
kata lain filosofi para ahli mempengaruhi rumusannya tentang Sejarah Gereja. Ada yang merumuskan
pengertian Gereja berdasarkan uraian empiris dan ada pula dengan penilaian teologis. Ini perlu
dikemukakan supaya para mahasiswa tidak bingung melihat keanekaragaman definisi tersebut. Akan tetapi,
dari keanekaragaman definisi tersebut dipilih, dipertimbangan, kemudian dirumuskan suatu definisi
konseptual dan operasional dari pengertian Sejarah Gereja yang kemudian memberi arah dalam kerangka
studi Sejarah Gereja yang akan kita lakukan.
Definisi dari para ahli tentang Sejarah Gereja dipaparkan sbb:
a)Sejarah Gereja adalah sejarah agama Kristen
b)Sejarah Gereja adalah sejarah perhimpunan-perhimpunan yang mengakui Yesus Kristus
c)Sejarah Gereja adalah sejarah Gereja Yesus Kristus
d)Sejarah Gereja adalah sejarah tafsir Alkitab: karena tafsiran muncul gereja-gereja
e)Sejarah Gereja adalah kisah tentang perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan yang
dialami Gereja, sebagai persekutuan meraka yang dipanggil Kristus, selama di dunia ini
f)Sejarah Gereja adalah pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus
Kristus
g)Sejarah Gereja adalah kisah tentang perubahan hidup yang dialami manusia karena keselamatan yang
diimaninya di dalam Yesus Kristus dan bagaimana mewujudnyatakan keselamatan tersebut sebagaimana
yang diajarkan Alkitab.
Sejarah Gereja adalah pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus Kristus
dan bagaimana hidup manusia dipengaruhi dan diubah oleh keselamatan yang diberikan Allah dalam Yesus
Kristus kepadanya (uraian kenyataan/empiris/fakta) dan apakah perwujudan keselamtan dalam kehidupan
manusia yang digumuli Gereja, sebagai persekutuan orang yang mengakui Yesus Kristus, sesuai dengan
Alkitab (penilaian Teologis).
2.Sejarah Gereja Mula- Mula
A. LATAR BELAKANG
Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-Nya untuk pergi ke Yerusalem
dan menunggu di sana sampai Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka. Dengan kuasa yang diberikan Roh
Kudus itu Yesus berjanji akan memperlengkapi murid-murid-Nya untuk menjadi saksi-saksi, bukan hanya
di Yerusalem tapi juga di ke ujung-ujung bumi (Kis. 1:1-11). Janji itu digenapi oleh Kristus dan perintah itu
ditaati oleh murid-murid-Nya.
B. PERMULAAN GEREJA
Kata “gereja" atau "jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia; dari kata kaleo, artinya "aku
memanggil/memerintahkan". Secara umum ekklesia diartikan sebagai perkumpulan orang-orang. Tetapi
dalam konteks Perjanjian Baru kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-orang Kristen
sebagai jemaat untuk menyembah kepada Kristus. Amanat Agung yang diberikan Kristus sebelum
kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan setia dijalankan oleh murid-murid-Nya. Sebagai
hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di
dunia (ujung-ujung dunia).
1.Gereja Di Palestina
a. Gereja pertama lahir di Yerusalem (Kis. 1:8)
b. Petrus dan beberapa murid-murid Tuhan Yesus yang lain membawa Injil ke Yudea (Kis.ps.1-7).
c. Filipus dan murid-murid yang lain pergi ke Samaria dan sekitarnya (ps. 8).
1. Agama Negara
Kaisar Agustus mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Salah satu peraturan yang muncul pada masa
pemerintahannya adalah menyembah kepada Kaisar sebagai dewa mereka, walaupun mereka masih
diijinkan melakukan penyembahan kepada dewa-dewa/kepercayaan asal mereka sendiri.
Namun demikian ada kekecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme yang
menjunjung tinggi monotheisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Hal ini terjadi
karena mereka takut kalau orang Yahudi memberontak.
Kehadiran agama Kristen saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama Yudaisme, itu
sebabnya orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Tetapi setelah
orang- orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncak peristiwa penyalipan Kristus) barulah
pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme tetapi agama baru. Sejak saat
itu keharusan menyembah kepada Kaisar pun akhirnya diberlakukan untuk orang-orang Kristen. Kepada
mereka yang tidak patuh pada peraturan ini mendapat hukuman dan penganiayaan yang sangat berat.
Memang ada banyak orang Kristen yang mati dalam penganiayaan dan pembunuhan, namun demikian
jumlah orang Kristen tidak semakin berkurang malah semakin bertambah banyak.
a. Orang Kristen semakin berani. Sekalipun dianiaya mereka tetap mempertahankan iman mereka (mis.
Surat Petrus).
b. Kekristenan semakin menyebar keluar dari Yerusalem, yaitu ke daerah-daerah sekitarnya, dan ke seluruh
dunia.
c. Orang-orang Kristen semakin memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka betu-
betul menjadi saksi yang hidup.
Konteks Gereja Lahir dan Berkembang
Konteks Yahudi di mana Gereja lahir dan berkembang
Konteks bangsa Yahudi sebelum Gereja lahir, yaitu Gereja lahir dan berkembang (bertumbuh) di Asia
Barat. Asia Barat pada waktu itu dijajah oleh dua negara besar yaitu Kekaisaran Romawi dan Partia
(sesudah thn 225 M berubah menjadi Persia, sekarang Irak-Iran).Wilayah kekuasaan Romawi di Asia Barat
meliputi: daerah-daerah di sekitar Laut Tengah, di samping Mesir dan Afrika bagian utara, sedangkan
wilayah kekuasaan Partia/Persia meliputi wilayah Irak dan Iran. Oleh karena Asia Barat, khususnya daerah
Palestina dikuasai oleh kekaisaran Romawi maka pembahasan Gereja mula-mula yang lahir di Yerusalem
dan berkembang ke arah Barat akan dibahas dalma materi Sejarah Gereja Umum. Sementara Gereja yang
berkembang ke wilayah Persia akan dibahas dalam Sejarah Gereja Asia.Dengan demikian, pembahasan kita
akan difokuskan pada Gereja mula-mula yang lahir dan berkembang dalam lingkup kekuasaan romawi.
Konteks yang dimaksud adalah konteks Yahudi dan Hellenisme.
Beberapa konteks Yahudi sebelum Gereja lahir di Yerusalem dan berkembang dalam wilayah kekaisaran
Romawi.
a.Orang Yahudi tersebar di penjuru bumi: di wilayah kekuasaan Romawi: Mesir, Afrika, Roma dan di
wilayah kekuasaan Persia/ Partia (karena pembuangan: sisa-sisa orang Yahudi yang tidak pulang bersama
Zerubabel/Ezra untuk membangun Bait Allah, Ezra 7:6-7). Orang Yahudi yang tinggal di Palestina 1 juta,
yang tinggal di luar wilayah Palestina, misalnya di Roma lebih kurang 10.000, di Alexandria 1/3 dari
jumlah penduduk.
b.Orang Yahudi mempunyai tempat ibadah (Bait Allah) di Yerusalem
c.Orang-orang Yehudi di Perantauan mempunyai tempat ibadah: Sinagoge, pada hari sabtu orang Yahudi
berkumpul di Sinagoge untuk mendengarkan pembacaan Taurat dan homilianya (penjelasannya) bnd. Luk.
4:16. Setiap laki-laki Yahudi berhak memimpin kebaktian di Sinagoge, mula-mula juga seorang Yahudi
yang telah menjadi pengikut Kristus (Kristen), seperti Paulus (Kis. 13:15)
d.Orang Yahudi sedang menantikan kehadiran seorang Mesias (penyelamat) sesuai Kitab Suci (PL) yang
mereka miliki
e.Orang Yahudi mempunyai sikap moralisme: ketaatan pada hukum Taurat sebagai syarat untuk
berkenan/selamat kepada Tuhan, sehingga kadang Taurat merupakan kuk yang berat bagi orang Yahudi
(Mat. 23:4, 11:30)
f.Orang Yahudi terkenal dengan Syema/pengakuan iman: Allah itu Esa (Monoteisme)
g.Wilayah atau tanah kelahiran orang Yahudi sedang dijajah oleh bangsa Romawi, sering orang-orang
Yahudi berusaha membebaskan diri dari jajahan Romawi tetapi gerakannya selalu ditumpas oleh prajurit
Romawi (bagi mereka yang berminat baca kitab Deuterokanonika/kitab Apokripa yang dimiliki oleh orang
Katolik, dapat juga di Introduksi PB oleh Ola Tuluan)
h.Orang-orang Yahudi di tempat perantauan, yaitu di luar Palestina seperti di Roma dan beberapa tempat
di wilayah kekaisaran Romawi dan juga di luar wilayah jajahan Romawi seperti Partia biasanya pada hari-
hari raya Yahudi bersiarah ke Yerusalem untuk merayakannya
i.Orang Yahudi telah memiliki Kitab Suci yang dapat memberi rujukan tentang Kristus dan pengikut-Nya
(Mat. 1-2 dan teks lain dalam PB).
Sejarah Gereja Ortodox Sejak Abad Pertama : Zaman Rasul-rasul Sampai Kini
Sejarah Gereja Ortodox Sejak Abad Pertama : Zaman Rasul-rasul SampaiKini
A. Zaman Purba
Masa Pembentukan: Tiga Abad yang pertama : dari Yesus Kristus s/dKonstantinus Agung
Abad 1 s/d Awal Abad 4:
Gereja mulai muncul diatas dunia ini sejak Yesus Kristus diturunkan Allah dari sorga, sebagai Kalimatullah
( Firman Allah ) yang menjelma menjadi manusia ( Yohanes 1:14, Galtia 4:4). Selama lebih kurang tiga
setengah tahun Beliau mengajar dan berkarya, dan
berpuncak pada peristiwa sengsara, penyaliban, kematian, penguburan, kebangkitanNya secara jasmani dari
antara orang mati, serta kenaikanNya ke sorga. Peristiwa sengsara s/d kebangkitan ini akhirnya menjadi isi
pokok berita (kerygma) dari para murid setiaNya
yang disebut Para Rasul, yang menyebarkannya sesudah peritiwa turunNya Roh Kudus yang dijanjikan
Almasih atas mereka, pada hari Pentakosta ( Kisah 2). Dan kesengsaraan s/d kebangkitan Sang Kristus
itulah inti Injil, yang semula diberitakan secara lisan.Karena
Kristus tak pernah menulis Kitab ataupun menerima Kitab dari sorga, maka Dia tak meninggalkan Kitab
apapun pada para rasulNya ini, karena Dia sendiri adalah Firman Allah yang menjadi manusia.
Kerygma Rasuliah secara lisan itu mula-mula disebarkan hanya disekitar daerah Palestina saja, dan
akhirnya menjadi ajaran lisan komunitas yang baru, yang disebut sebagai : Ekklesia, yang dari sinilah
timbul kata Gereja ( berasal dari bahasa Portugis Igreja, sepadan dengankata Spanyol : Iglesia, yang jelas
berasal dari kata Ekklesia itu). Para Rasul itu akhirnya menyebar kemana-mana, mulai dari Yerusalem dan
seluruh Palestina, kemudian ke seluruh Siria, dan Asia Kecil ( kini negara Turki) serta Yunani dan Afrika
Utara terutama di Alexandria (Mesir) dan Karthago ( Libia). Inilah batas sebelah barat dunia Timur pada
saat itu. Sedangkan ke Timur lagi Injil tersebar ke Edesa, Mesopotamia ( Irak, Babilon), dan Persia, yaitu
daerah Siria Timur, karena yang menerima Injil di daerah timur ini adalah suku-suku yang berbahasa Siria,
sampai ke India Selatan. Sedangkan ke Barat lagi Injil diterima di benua Eropa Barat dari Roma di Itali,
Spanyol, dan yang nantinya akan berkembang ke seluruh Eropa. Dengan demikian kita melihat Injil
tersebar dari Timur ke Barat dan di seluruh benua: Asia, Afrika dan Eropa. Memang Iman Kristen itu pada
dasarnya adalah Agama Timur ( Timur Tengah). Pada saat inilah dokumen-dokumen yang akhirnya
menjadi Kitab Suci Perjanjian Baru mulai dituliskan oleh para rasul sebagai pemimpin Gereja itu kepada
Gereja-Gereja ( Roma. Korintus, Galatia, Efesus, dll.) dan para pemimpin Gereja sebagai murid mereka
secara langsung ( Titus, Timotius, Filemon, dll) yang telah mereka dirikan dan mereka pilih itu. Gereja (
Ekklesia) telah ada lebih dulu sebelum Kitab Suci (Perjanjian Baru) dipakemkan. Pada saat ini orang-orang
non-Yahudi mulai diterima sebagai anggota ummat Allah, setelah penyelesaian masalah penerimaan
mereka, dan penyelesaian masalah dogmatismengenaikedudukan Taurat, dalam Rapat Agiung (Konsili)
para Rasul yang pertama di Yerusalem (Kisah 15). Konsili segenap Gereja inilah yang menjadi landasan
adanya Konsili-Konsili di sepanjang sejarah Gereja itu. Orang-orang yang berobat itu hanya perlu beriman
kepada Yesus Kristus tanpa harus menjadi Yahudi dengan mengikuti ritus- ritus Taurat, lalu dibaptiskan
serta menjadi anggota Ekklesia yang dipimpin/ digembalakan oleh para "Presbyter" ("Penatua") dan
"Episkop ("Penilik Jemaat") –Kisah 20:17,28 -, yang mereka inimenerima pentahbisan dari para Rasul
sendiri ( Kisah 14:23), sebagai mata-rantai pelanjut-ganti pelayanan rasuliah. Para Rasul sendiri tidak
menjadi "Gembala"("Episkop/Presbyter")secara lokal dari Gereja lokal tertentu secara permanen
dimanapun. Masing-masing kelompok ekklesia itu memiliki ciri khasnya dan masalah-masalahnya sendiri,
sebagaimana yang dapat kita baca dalam Perjanjian Baru. Namun seluruh ekklesia diapnggil untuk
memegang doktrin yang sama dan melaksanakan akhlak hidup dan ibadah yang sama pula. Pada zaman
awal ini Gereja harus menghadapi ajaran sesat pen- Taurat-an Injil yang segera dapat diselesaikan, serta pe-
mythologi-an Injil dalam wujud aliran "gnostikisme" yang hendak mencampur- adukkan Injil dengan ajaran
kafir Yunani-Romawi. Dengan keras para Rasul harus melawan ini sebagaimana yang kita lihat dari
tulisan- tulisan Rasul Yohanes dan Rasul Paulus. Dengan kematian para rasul semuanya menjadi martyr
(syuhada), kecuali Rasul Yohanes yang meninggal karena umur tua, Gereja berlanjut dipimpin oleh para
murid rasul itu. Penganiayaan yang sudah dimulai oleh Nero pada zaman Rasul Paulusdan Petrus berlanjut
sampai abad kedua. Saat ini Iman Kristendianggap "Agama Tidak Sah " ("Religio Illicita") di
seluruhKekaisaran Roma. Mereka adalah penjahat dimata pemerintahRoma,karena menolak menyembah
kaisar sebagai "tuhan" dan "ilah".Sedangkan orang Kristen yang berada disebelah timur Mesopotamiayaitu
dibawah Kerajaan Agung Persia, juga mengalami aniaya karenacemburu dari para pendeta agama
Zoroaster, agama resmi negeraPersia. Orang Kristen diKekaisaran Roma dituduh"
memberontakterhadapnegera, pembunuh bayi-bayi dan memakan daging dan minumdarah mereka ("
Makan dan Minum Daging dan Darah Anak Manusia").Penganiayaan ini bersifat sporadis, mereka tak
perlu dikejar-kejarnamun jika ketahuan mereka harus dihukum.Diantara para pemimpin yang menderita
dari aniaya abad ini adalah :Ignatius dari Antiokia, pengganti ketiga dari Rasul Petrus diAntiokia, Syria,
sebagai Episkop ( 110 Masehi), Polykarpus, Episkopdari Smyrna, yang adalah murid Rasul Yohanes ( 156
Masehi) danYustinus Martyr (Syuhada). Yustinus Martyr ini memiliki seorangmurid dari Syria bernama
Tatianus. Dia pulang ke Syria setelahkematian Yustinus dan menterjemahkan Injil dari bahasa asli
Yunanike bahasa Syria, dalam bentuk yang diurutkan sesuai dengan urutancerita, bukan empat bentuk
terpisah seperti yang kita kita kenal,dan terjemahan ini terkenal sebagai "Diatessaron" , dan inilah Injilyang
digunakan oleh Gereja Syria untuk waktu yang lama sampaiakhirnya diganti dengankeempat Injil seperti
seluruh Gerejalainnya, dalam bentuk terjemahan "Peshitta", yang menjadi Kitab Suci. Gereja Syria sampai
sekarang.Disamping itu Gereja Syria menggunakan Perjanjian Lama bukan dariterjemahan Ibrani atau
Septuaginta, namun dari Targum Aramia dariPerjanjian Lama yang berlaku di Babilonia. Ajaran Tatianus
inidipengaruhi oleh aliran gnostik "enkraitisme" yang menekankanpelajangan, dan asketisisme. Para
pemimpin Kristen awal inimeninggalkan tulisan-tulisan yang bersama dengan "Didakhee", "SuratKepada
Diognetus", "Surat-Surat Klemen dari Roma" , "Surat Barnabas"(bukan Injil Palsu Barnabasyang
dipromosikan Islam!!!), "GembalaHermas" , serta tulisan-tulisan pembelaan iman (apologetik)
dariAthenagoras dari Athena, Melito dari Sardis, serta Theofilus dariAntiokia serta dari theoloog yang
terbesar dari abad kedua Ireneusdari Lyons, semuanya tadi memberikan gambaran yang jelas
sekalimengenai iman dan kehidupan dari Gereja Perjanjian Baru yangberlanjut sampai abad kedua
itu.Perkembangan yang paling penting pada abad kedua ini adalahmunculnya para pembela iman (
"apologist" ), yang membela Iman
Kristen dari serangan Agama Yahudi, Agama Kafir Berhala, serta Bidat-bidat yang muncul di sekitar
Gereja. Juga berkembangnya Aqidah(Doktrin) Gereja serta permulaan Theologia sesudah zaman
Rasuliah,ditegakkannya pemerintahan Gereja bagi masing-masing jemaat lokalyang dipimpin oleh Episkop
("Penilik Jemaat" ), Presbyter("Penatua") dan Diakon. Zaman ini pula fondasi pertama dari Ibadahdan
Liturgi Kristen serta kehidupan Sakramental Gereja yangberlandaskan dari Ibadah Israel namun yang sudah
terpisah dariSynagoga (Rumah Ibadah Yahudi) dan mulainya pembentukan Kitab Sucidari Gereja
Perjanjian
Baru itu terjadi.
Pada akhir abad pertama dan permulaan abad kedua banyak tulisanpalsu mengenai Kristus bermunculan.
Tulisan-tulisan ini disebuttulisan-tulisan `apokrifa" ( jangan dikacaukandengan "Anaginoskomena' dari
Perjanjian Lama!!) serta tulisan-tulisan "pseudopigrafa" . Biasanya tulisan-tulisan memakai namasalah
seorang rasul dan memasukkan dongeng-dongeng aneh mengenaimasa kecil Yesus Kristus, kehidupan
Perawan Maryam dan kegiatan-kegiatan karya para rasul. Dan sebagaian daripadanya menjadi kisahdalam
Al-Qur'an terutama tentang masa kecil Kristus. Bersama denganitu, muncul pula aliran "gnostikisme" ,
yaitu suatu bidat Kristenyang mengubah iman Kristen menjadi semacam ajaran kebatinan.Dalam melawan
ajaran bidat gnostik inilah Gereja yang Rasuliah itumenyebut ajaran asli yang rasuliah itu sebagai ajaran
("doxa")yang "lurus" ("orthos") Ortho+ doxa = Orthodox.Sedangkan ajaran "gnostik" itu sebagai ajaran
("doxa") yang berbedaatau menyimpang ("heteros"), hetero+ doxa = Heterodox. Akibat darimelawan ajaran
gnostik inilah munculnya theologia daripara "apologis" ("pembela-iman"). Jauh di sebelah timur di
dearahSyria, Bardaisan adalah penulis yang terkenal mengenai masalahtheologi. Namun dia mencampur-
adukkan Injil dengan astrology danmythologi, dan ajarannya tentang Allah kedengaran sangat aneh.
Allahadalah satu yaitu Bapa, Roh Kudus adalah berjenis wanitasebagai "Bunda Kehidupan", dan Anak
Allah adalah keturunan dari Bapadan Roh Kudus, Sang Bunda Kehidupan.Sehingga akhirnya Bardaisan
dariSyria inipun dikucilkan dari Gereja.
Akibat dari ajaran Gnostik ini pada para apologis adalah penekanan "mata-rantai rasuliah" ("suksesi
apostolik", "silislah rasuliah")sebagai penjamin ajaran yang benar dan tak terputus dari para rasul,yang
diterus-sampaikan secara tak terputus dari gereja kepadagereja, dari generasi kepada generasi, dari tempat
ke tempat, danpenerus-sampaian tanpa putus dari zaman rasuliah ini disebutsebagai "Paradosis" atau
"Traditio".
Dan penyampaiannya itu dilakukan melalui pentahbisan dari paraEpiskop yang dapat dilacak dari mata
rantai pentahbisan sejak zamanrasul-rasul. Dan para Episkop ini pengajaran dan prakteknya ituidentik
antara satu dengan yang lain, dan secara bersama ajaranmereka itu identik dengan ajaran para rasul Yesus
Kristus sendiri.Sebagai akibat yang lain, Gereja mulai kokoh dalam keputusannyatulisan-tulisan mana yang
menjadibagian kanon Kitab Suci
berdasarkan :
Dari kriteria inilah akhirnya tersaring dari tulisan-tulisanrasuliah purba itu 27 kitab yang akhirnya kita
kenal sebagai "KitabSuci Perjanjian Baru" itu. Dan Kitan Suci Perjanjian Baru inilahyang berisi "Berita
Gembira" ("Evanggelion", "Evanggel", "Injil")tentang Yesus Kristus, Firman Allah yang menjadi manusia
itu. Karenamemang Injil itu pada mulanya bukanlah suatu Kitab macam apapunnamun peristiwa dan karya
Almasih yang diberitakan secara lisan olehpara muridNya yang diberi gelar sebagai "apostolos" ("orang
yangdiutus" atau "rasul") itu.
Dalam tulisan-tulisan para apologis, para martyr (syuhada) dan parakudus dari abad kedua ini kita ketahui
bahwa masing-masing jemaatKristen lokal itu dipimpin oleh seorang Episkop/Uskup ( PenilikJemaat) yang
dilaksanakan oleh para Presbyter/ Imam ( "Penatua") dandilayani oleh Para Diakon. Terutama dalam
tulisan-tulisan Ignatius (Magnesia 6:1, Filadelfia 4, Smyrna 8:2). Ignatius juga mulaimenggunakan istilah
"Katholik"untuk menyebut sifat Gereja. Iniberasal dari kata " Kath' (menurut, sesuai dengan) dan "holon "
(sepenuhnya, kepenuhan). Ini adalah kwalitas sifat yang menjelaskanbagaimana Gereja itu, jadi bukan
nama suatu agama, misalnya:RomaKatolik, Anglo-Katolik, Katolik Bebas, Katolik Lama,dll. Dan kataini
(Katholik =Kath + Holon) bermakna kwalitas sifat gereja ituadalah penuh, sempurna, lengkap, utuh, tanpa
kekurangan apapun didalamnya dari kepenuhan kasih-karunia, kebenaran dan kekudusanAllah.
Demikianlah Gereja Rasuliah Perjanjian Baru pada abad yangkedua itu mulai menyebut dirinya sebagai
Gereja yang "katholik"artinya bukan sekte-sekte yang main comot sana-sini dari kepenuhandan keutuhan
ajaran Rasuliah itu. Demikian juga Gereja purba itudisebut sebagai "Orthodox" artinya bukan yang
menyimpang dari ajaranRasul tadi.Dalam "Didakhee" dan "Pembelaan dari Yustinus Martyr" dan
"Ireneus"ditemukan juga penjelasan mengenai bagaimana ibadah Kristen zamanabad kedua itu dilakukan,
terutama ibadah hari Minggu yang berpusat
pada kotbah dan Perjamuan Kudus, dan juga tentang baptisan.
Menginjak pertengahan abad ketiga, yaitu tahun 249 Kaisar Desiusnaik tahta, dia mengadakan
penganiayaan secara universal, danpenganiayaan itu dilanjutkan sampai zaman Kaisar Valerianus (253-
260). Orang Kristen dipaksa mempersembahkan korban kepada patungkaisar sebagai "tuhan" dan "ilah",
para rohaniwan Kristen harusdikejar dan dibunuh, harta milik Gereja harus disita. Baru di zamanGallenius,
anak dari Valerianuslah penganiayaan dihentikan .Padasaat itu perkembangan yang luar biasa terjadi dalam
Gereja. Namunpenganiayaan yang berat itu mengakibatkan suatu krisis besar dalamGereja. Timbul
pertanyaan dalam Gereja mengenai bagaimanamemperlakukan orang-orang yang selama masa aniaya itu
karena diancamrela mempersembahkan korban pada patung kaisar, mereka ini disebutkaum "lapsi". Ada
yang melarang mereka masuk Gereja lagi, ada yangbersikap agak lunak. Akibatnya terdapat beberapa
kelompok garis-keras yang menganggap Gereja. terlalu lunak akan masalah para "lapsi"itu yang
memisahkan diri dari Gereja Rasuliah Perjanjian Baruyang "Orthodox" dan "Katholik" itu.Diantara mereka
yang memisahkan diri dari Gereja adalah Tertulianus(c. 220 ), penulis agung dan peletak dasar Theologia
Latin di Gerejabarat dari Afrika utara. Dia menggabung dengan gerakan bidat yangdidirikan Montanus
yang telah mulai pada akhir abad kedua, danmenyatakan diri sebagai Gereja"Nubuat Baru" dari Roh Kudus
yanglebih sempurna dari Gereja `Perjanjian Kedua" ( Perjanjian Baru)dari Kristus. Ciri gerakan
Montanisme ini adalah penekananpada "karunia lidah" dan "nubuat-nubuat" serta penekanan
bahwaKerajaan Seribu Tahun akan segera datang di pulau Frigia, Asia Kecil.
Pembela agung Gereja Rasuliah yang Orthodox dan Katholik ini padasaat itu adalah Kiprianus dari
Karthago (meninggal tahun 258). Diameninggal sebagai Martyr setelah membela Gereja Rasuliah
yangOrthodox dan Katholik itu melawan aliran garis keras yang memisahdari Gereja karena masalah kaum
"lapsi" tadi. Aliran yang dilawandalam tulisan-tulisan Kiprianus ini adalah aliran "Novatianisme"yang
didirikan oleh "Novatianus" yang berada di Roma. Novatianusmenyebut alirannya sebagai " Gereja Murni".
Kiprianus membela GerejaRasuliah yang Orthodox dan Katholik itu dengan menekankanperlunya "mata-
rantai rasuliah" dalam ajaran dan "mata-rantairasuliah" dalam pentahbisan para episkop dalam melawan apa
yangdisebut sebagai gereja-gereja "murni" yang hanya bersifat rohaniyang abstrak dan tak nampak mata
dari orang yang merasa dirinyalebih baik dari Gereja Rasuliah yang Orthodox dan Katholik itu,sertayang
mengangkat-angkat diri sendiri ini. Dia menekankan bahwa GerejaKristus itu ada bagi penyembuhan orang
berdosa, dan Kiprianuslahyang mengatakan juga bahwa "extra ekklesia nulla salus est " (diluarGereja,-
yaitu diluar persekutuan kongkrit dari ummat yang percayasecara pribadi kepada Kristus dibawah pimpinan
rohani Episkop danberlandaskan suksesi rasuliah disekitar meja perjamuan kudus danpemberitaan firman
oleh presbyter – tidak ada keselamatan ).
Abad ketiga ini menyaksikan juga perkembangan theologi secara formaldengan didirikannya sekolah
theologia di Alexandria, Mesir olehPantaenus dan Klemen dari Alexandria ( meninggal kira-kira tahun215
). Yang akhirnya dikepalai oleh seorang penulis, sarjana, dantheoloog termasyhur: Origenes ( meninggal
tahun 253). TheologiAlexandria ini menekankan bahwa filsafat Yunani yang non-Kristen itudapat
digunakan sebagai alat untuk menjelaskan Injil. Dan ciri khasdari pendekatan Alexandria ini adalah tafsiran
secara alegoristerhadap Kitab Suci, sedangkan dalam tradisi Syria-Antiokhia yangtak lama kemudian akan
berkembang adalah tafsiran harafiahberdasarkan tata-bahasa dan sejarah penulisan Kitab Suci.
Kedua pendekatan ini akhirnya akan bertemu dalam konflik, pada abad-abad berikutnya. Karya Origenes
itu sangat luar biasa dan takterhitung jumahnya. Dialah yang pertama kali mengadakan kajiansistimatis dan
sastrawi dari buku-buku dalam Alkitab. Karya Origenes
ini akan menjadi fondasi karya-karya theologia para bapa-bapa GerejaYunani pada abad-abad berikutnya.
Namun demikian secara ajaranbanyak pendapat Origenes yang ditolak oleh Gereja, karena takAlkitabiah
dan tak rasuliah, sehingga pada Konsili Ekumenis V (tahun553), beberapa ajaran Origenes dinyatakan sesat
oleh Gereja.Diantara pakar-pakar theologia abad ke 3 yang harus disebutkanbersama dengan Tertulianus,
Kiprianus, Klemen dan Origenes adalahDionysius dari Alexandria ( wafat 265), Hippolytus dari Roma
(wafat235) Gregorius Pelaku Mukjizat di Kappadokia ( wafat 270) danMethodios dari Olympus ( wafat
311) Orang-orang ini semuanyamemperkembangkan theologia Kristen Orthodox terutama
meletakkanlandasan bagi pembahasan tentang Allah yang Esa dalam hubunganNyadengan Kalimatullah
dan Rohullah sendiri yang terkenal sebagaiajaran Tritunggal Kudus yang dalam abad berikutnya akan
menjadipembahasan hangat dalam Gereja. Paulus dari Samosata dan Lukianus(Lusian) dari Antiokia
terkenal akan ajaran bidatnya mengenai sifatke-Tritunggal-an Allah.Mereka ini hidup pada akhir abad
ketiga. Dari abad ketiga ini kita
juga mendapatkan tulisan-tulisan yang menolong kita untuk melihatkehidupan liturgis dan kanonik dari
Gereja Rasuliah yang Orthodoxdan Katholik ini pada abad ketiga itu, yaitu: Pengajaran-PengajaranPara
Rasul dari Siria serta Tradisi Rasuliah karya Hippolytus dariRoma ( wafat tahun 235). Tulisan yang
pertama itu memberikanperaturan-peraturan mengenal jabatan hirarkis serta praktek-prakteksakramental
dalam Gereja Syria, serta menjelaskan pertemuan liturgisjemaat. Dan tulisan kedua menjelaskan hal yang
sama yang berlaku diGereja Roma dengan lebih panjang dan detail.Abad keempat dimulai dengan
penganiayaan yang paling besar yangdiarahkan kepada Gereja oleh Kaisar Diokletianus. Daftar
Syuhadaatau Martyr yang paling panjang berasal dari abad ini. Setelahsurutnya Diokletianus, terjadilah
perebutan kekuasan dalam KerajaanRomawi. Pada tahun 312, Konstantinus menghadapi peperangan
melawanMaxentius. Sebelum peperangan di Jembatan Milvianus di Roma,Konstantinus berdoa, serta
mendapat penglihatan Salib Bersinar dilangit dengan tulisan: Dengan Tanda Ini, Kalahkan. Dia
memerintahkanpara prajuritnya untuk mengenakan tanda salib ini pada perisai danjubah mereka,
Konstantinus memenangkan peperangan itu. Konstantinussegera bergerak untuk memberikan kebebasan
kepada orang-orangKristen, serta menunjukkan kecenderungannya kepada Iman Kristen.Sebelum
kematiannya Konstantinus membangun suatu kota di Byzantiumbagi ibu-kota yang baru dariKerajaannya
itu, dan kota itudisebut "Konstantinopel" (kini: "Istambul" , di Turki) untukmenghormatinya. Konstantinus
sendiri baru dibaptiskan diatas ranjangmenjelang kematiannya pada tahun 337. Bersama dengan ibunya
MaharatuHeleni, dia menemukan Salib Asli Kristus di Yerusalem, sertakeduanya diakui sebagai orang suci
dalam GerejaOrthodox sampaikini.
Iman Kristen diakui sebagai agama resmi Kerajaan Byzantium pada tahun 380, oleh ketetapan Kaisar
Theodosius. Dengan demikian Kekaisaran Romawi terbagi dalam dua bagian: Romawi Barat berpusat di
Roma dan Romawi Timur berpusat di Konstantinopel. Pembagian Kerajaan menjadi Barat dan Timur
ini, akhirnya membentuk perkembangan wilayah Gereja menjadi Gereja Barat berpusat di Roma dan Gereja
Timur yang berpusat di Konstantinopel, Alexandria, Antiokhia dan Yerusalem. Sementara itu ummat
Kristen Syria yang tinggal di Kekaisaran Persia, makin mengalami aniaya karena dicurigai sebagai antek
musuh Kerajaan Persia, karena sekarang Kerajaan Romawi musuh bebuyutan Persia, telah menjadi Kristen:
Kerajaan Byzantium.
Pertumbuhan Gereja Zaman Rasul – rasul dan Gereja masa kini
Pertumbuhan secara kualitas juga pertumbuhan secara kuantitas.Apabila Gereja hanya mementingkan
pertumbuhan secara kualitas tanpa pertumbuhan secara kuantitas bagaimana kita menggenapkan Firman
Tuhan agar kita bisa menjadi saksi di Yerusalem , Yudea , Samaria dan sampai ke ujung bumi ,tetapi
apabila kita hanya mementingkan Pertumbuhan secara kuantitas tanpa memperhatikan kualitas jemaat ,
maka Gereja akan menjadi Gereja yang duniawi, yang tidak mungkin akan memimpin umat di dalamnya
sampai pada keselamatan di Surga , sehingga pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salibpun akan
menjadi sia – siaDalam Pertumbuhan Gereja ada dua arah yang kita harapkan dapat tercapai , yaitu.Pada
zaman Rasul – rasul ada tiga perkara yang mempengaruhi Gereja pada masa itu :
1.Peran doa yang sehati , Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa
perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus ( Kis 1:14 ).Tuhan Yesus sendiri
menyatakan , Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta
apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau
tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."( Matius 18 : 19 – 20
).
Pada saat itu ada lebih kurang 120 orang yang berkumpul untuk berdoa tetapi secara hati mereka telah
menjadi satu , yang mereka harapkan adalah janji Bapa , agar mereka diperlengkapi dengan kekuasaan dari
tempat Maha tinggi ( Luk 24 : 49 ).Melalui doa yang bersatu hati Roh Kudus dicurahkan ( Kis 2 : 1 – 4 )
dan kemuliaan Tuhan melalui pernyataan MujizatNya dinyatakan di tengah –tengah umatNya ( Kis 2 : 43
).
2.Peran serta Roh Kudus , Rasul – rasul berkumpul di Yerusalem yaitu untuk menantikan janji Tuhan
mengenai pencurahan Roh Kudus , tanpa Roh Kudus murid – murid saat Tuhan Yesus ditangkap dan
disalibkan , mereka seperti domba yang kehilangan gembala , bahkan mereka menjadi kecil hati dan
menjadi penakut , bahkan Rasul Petrus yang menyatakan rela dipenjara bahkan rela mati bersama – sama
dengan Kristus , telah menyangkal Tuhan Yesus sebanyak tiga kali , tetapi apa yang terjadi sesudah hari
Pentakosta , saat Roh Kudus dicurahkan ,dipelopori oleh Rasul Petrus , Rasul – rasul bangkit dan mejadi
saksi – saksi Tuhan yang berani , dan melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam diri Rasul Petrus , Ia
berkhotbah pada hari Pentakosta , dalam satu hari saja, ada 3000 orang yang bertobat dan dibaptis , bukan
itu saja oleh Kuasa Roh Kudus yang bekerja ditengah – tengah mereka , Rasul – rasul menyatakan Kuasa
Tuhan melalui pernyataan tanda heran dan Mujizat – mujizat yang luarbiasa.
3.Peran dari tenaga kerja yang bekerja sama dengan Allah.Sesudah Yudas Iskariot mengkhianati dan
menjual Tuhan Yesus , dalam penyesalannya saat Ia melihat Tuhan Yesus ditangkap dan akan disalibkan ,
Ia mengembalikan uang hasil penjualan Tuhan Yesus dan kemudian ia menggantung dirinya sendiri , dan
untuk menggenapkan bilangan Rasul – rasul yang berjumlah 12 orang itu , maka dipilihlah Matias sebagai
pengganti Yudas Iskariot.
Dalam kitab Amsal ada pernyataan , Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan
sapi banyaklah hasil ( Amsal 14 : 4 ).
Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah pemerintah.( Amsal
14 : 28 ). Dengan adanya 12 Rasul Tuhan bersama – sama dengan murid – murid Tuhan pada saat itu ,
mereka telah menjadi suatu Laskar yang luar biasa untuk memenangkan banyak jiwa bagi Kerajaan
Allah.Apabila Gereja pada masa kini mendambakan pertumbuhan yang luarbiasa seperti yang telah terjadi
pada Gereja zaman Rasuli, maka seluruh Hamba Tuhan , Pekerja Kudus dan seluruh jemaat , harus
membangun Kesatuan hati , mengejar kepenuhan Roh Kudus dan tekun berdoa, agar Kuasa , kemuliaan dan
mujizat Tuhan dinyatakan di tengah – tengah GerejaNya , juga kita harus peka terhadap panggilan Tuhan
dan bersedia dibentuk untuk menjadi laskar yang kuat untuk membangun Kerajaan Allah di bumi seperti di
Surga .
B.GEREJA ABAD PERTENGAHAN
A.ARTI ABAD PERTENGAHAN
1.Pendahuluan
Setelah Kaisar Theodosius Agung meninggal, sekitar tahun 400, kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua,
yaitu Romawi Barat berpusat di Roma dan Romawi Timur berpusat di Konstantinopel
Kekaisaran Romawi Barat runtuh tahun 476 karena dihancurkan oleh suku bangsa German
Suku bangsa Frank menduduki Perancis, Suku bangsa Angelsaksis Inggris, dan seterusnya
Bangsa-bangsa ini mendirikan negara-negara baru, yangkemudian hari disebut: Perancis, Inggris, Jerman
dan negeri-negeri Skandinavia
Di Eropa Timur, bangsa-bangsa Slav juga mendirikan beberapa negara: Rusia, Polandia dan seterusnya
Jadi, secara asasi pada zaman itulah lahir negara-negara Eropa yang masih ada sampai sekarang.
2.Penginjilan di Eropa
Mayoritas bangsa-bangsa German dan Slav menganut agama-agama Suku (Politeis)
Wilayah Perancis dan Inggris, yang sudah masuk Kristen sewaktu masih merupakan provinsi-provinsi
kekaisaran Romawi, sebagian harus dikristenkan kembali
Di Rusia dan Eropa Utara dan Tengah, sama sekali belum ada usaha pekabaran Injil
Sekitar tahun 1000, hampir seluruh Eropa sudah masuk Kristen
Pada masa itu juga, Paus-paus berhasil menjadi penguasa duniawi di suatu daerah di Italia Tengah, yang
biasa disebut Negara Gereja. Ibu kota Negara itu Roma
Negara-negara itu berdiri terus sampai tahun 1870, ketika dicaplok Kerajaan Italia
Tetapi sebagaian kecil Kota Roma di sekitar Gereja Santo Pertus tetap merupakan Negara berdaulat (Kota
Vatikan), lengkap dengan aparat diplomatiknya (seperti di Indonesia di Jln. …) Kepala Negara ialah Paus
Perancis dikristenkan kembali sekitar tahun 500 M
Inggris dengan bangsa Anglo-Sakson, dikristenkan sekitar tahun 600 M
Sekitar tahun 1000 M, Eropa Timur dikristenkan oleh utusan-utusan dari Konstantinopel menjadi Gereja
Ortodoks Timur.
3.Sikap dan cita-cita Gereja Barat Menghadapi Dunia
Sikap Gereja terhadap dunia sekitar: ada dua, yaitu:
a.Gereja bersikap/menguasai dunia atau menjadi lembaga pembimbing dan pengatur dunia (hidup
kenegaraan dan kemasyarakatan.
b.Pada pihak lain, banyak orang Kristen yang menarik diri dari dunia.
Cita-cita Gereja Abad Pertengahan, yaitu untuk menjadi lembaga yangmembimbing dan mengatur dunia.
Hal ini menyebabkan pergumulan yang hebat antara Gereja dan dunia, yakni negara dan masyarakat.
Mula-mula Gereja dikuasai oleh Negara (500-1000)
Kemudian Gereja melepaskan diri dari negara (1000-1150), seterusnya Gereja berusaha berdiri sendiri
menjadi pembimbing dan pengatur negara (1200-1300). Akhirnya kekuasaan Gereja merosot lagi
Sementara Paus berusaha menguasai dunia, ada pula orang-orang Kristen yang menarik diri dari tengah-
tengah dunia, dengan manggalkan segala kekuasaan dan kekayaan duniawi. Orang-orang itu akan dibahas
dalam sub judul Gerakan Kerohanian Orang Kristen Eropa abad Pertengahan.
4.Gerakan Kerohanian Orang Kristen Eropa abad Pertengahan.
Ketika Paus berusaha menghimpun kekayaan (menguasai dunia) maka ada orang-orang dari kelompok
orang-orang kaya meninggalkan kekayaan mereka dan mencari suasana rohani. Orang-orang yang
dimaksud, seperti:
Petrus Waldes (1175): Berasal dari Perancis, ia adalah orang kaya (saudara yang kaya). Ketika bercakap-
cakap dengan temannya, temannya mati seketika. Hal ini membuat Waldes amat kaget. Apa gunanya
memupuk kekayaan, kalau sewaktu-waktu maut bisa mencabut nyawa seseorang? Beberapa waktu
kemudian ia mendengar ada penyanyi keliling memaw cerita tentang seorang muda yang memberikan
seluruh hartanya kepada orang miskin, lalu pergi mengemis ke rumah orangtuanya tanpa dikenalai
orangtuanya. Itulah petunjuk bagi Waldes. Kemudian Waldes membagi kekayaannya kepada orang miskin,
kecuali sebagian yang dipakai untuk membiayai penerjemahan Injil ke dalam bahasa daerahnya. Lalu ia
berkhotbah di mana-mana: Hai saudara-saudara ikutilah teladan Kristus.
Franciscus dari Assisi (1182-1226): Ia mendirikan ordo saudara-saudara Hina (Latinnya: Ordo Fratrum
Minorum, OFM, biasanya disebut Ordo Franciscan)
Fransiscus adalah anak seorang saudagar kaya. Pada waktu ia bertemu dengan seorang pengemis,
Franciscus memberikan seluruh pakaian yang ada padanya. Dan pada waktu bertemu dengan orang
berpenyakit kusta, ia pun terdorong untuk memeluk orang kusta tersebut. Namun karena Franciscus
memboroskan harta orangtuanya untuk orang-orang miskin maka ia ditolak oleh ayahnya sebagai ahli
waris. Kemudian Franciscus pergi ke luar kota dan memperbaiki gedung Gereja yang sedang runtuh. Ia
membangun Gereja dengan jalan minta-minta.
Franciscus mempunyai semangat cinta kasih yang besar kepada Kristus, tetai juga cinta kasih kepada
seluruh makhluk. Ia pernah berkhotbah kepada burung-burung, yang mendengarkannya dengan berdiam
diri. Suatu hari ia mendamaikan penduduk salah satu kota dengan seekor serigala yang ganas, yang
biasanya menyerang kawanan domba-domba kota itu.
Pernah Franciscus mau menyiksa tubuhnya dengan menghempaskan diri ke semak-semak duri, selaku
latihan askese, akan tetapi semak duri itu mengisut, tidak melukai dia.
Pada waktu hidupnya tubuhnya ditandai dengan ‘stigma’, yaitu bekas luka-luka pada tangan dan kaki
Kristus yang disalibkan itu tampak juga pada kaki dan tangan Franciscus.
Dominikus, seorang Spanyol. Terharu juga oleh kemiskinan orang, lebih-lebih kemiskinan rohani dari
mereka yang dibujuk bidat.
Dominikus mau menjadi miskin supaya orang-orang yang seperti kaum Waldens, melawan kekayaan
uskup-uskup, lebih percaya kepada pemberitaannya.
Dominikus mendirikan sebuah Ordo, yaitu Ordo Pengkhotbah-pengkhotbah (Latinnya: Ordo
Predicatorum, OP) atau Ordo Dominikan.
Teologi dan Kepercayaan Abad Pertengahan
Teologi Abad Pertengahan (590-1500)
Teologi Skolastik: penyelarasan ajaran Gereja dengan filsafat Yunani. Karangan-karangan dari Filsuf
Yunani, seperti: Plato dan Aristoteles.
Tokoh terkemuka dari Teologi Skolastik adalah Thomas dari Aquino (1225-1274)
Pola pemikiran Thomas Aquino dapat dilihat dalam cara ia membahas hubungan antara rahmat Allah dan
kemampuan manusia untuk berbuat baik
Teologi Skolastik dari Thomas Aquino ini paling digemari oleh Gereja Katolik Roma, yang berimplikasi
pada penekanan perbuatan baik untuk memperoleh keselamatan pada abad pertengahan
Perayaan sakramen Misa (Ekaristi) merupakan ibadah yang sebenarnya: khotbah, pemberitaan Firman
Tuhan bersifat pendahuluan untuk misa
Dikenal 7 sakramen pada abad pertengahan dan tetap dipertahankan dalam Gereja Katolik Roma sampai
kini. 7 Sakramen itu: (1) Baptisan, (2) Konfirmasi (peneguhan), (3) Pengakuan dosa, (4) Misa
(Ekaristi), (5) Peminyakan (minyak suci) atas orang sakit yang akan meninggal, (6) Nikah, (7)
Penahbisan Iman
Kepercayaan Abad Pertengahan
Gereja Abad Pertengahan sesuai dengan ajaran Gereja, meyakini bahwa Allah adalah ‘Hakim Yang Adil’
yang mengadili manusia sesuai dengan perbuatannya
Allah (Yesus Kristus) diyakini terlalu tinggi untuk dapat dijangkau oleh kaum awam oleh karena itu
Gereja sebagai perantara, khususnya santo
Kepercayaan akan api penyucian atau Purgatori
Santo sebagai perantara karena Allah terlampau tinggi sehingga harus ada perantara, khususnya Maria
Sehubungan dengan kepercayaan terhadap santo itu, maka beragam peninggalan orang suci itu menjadi
benda pemujaan, misalnya tulang, rambut, pakaian dll.
Cara Percaya yang Lain di Akhir Abad pertengahan
Bernhard dari Clairvaux: mencari Tuhan dengan jalan mistik (kebatinan)
Wyclif dan Hus: mencari Tuhan dengan jalan mendengarkan Firman-Nya dan mengkritik teologi dan
kepercayaan yang resmi dengan bertolak dari firman itu (mereka ini adalah perintis-perintis Reformasi)
Kaum Humanis (Erasmus): mencari Tuhan dengan cara kembali kepada suasana Gereja Lama, dan
kritiknya terhadap teologi dan kepercayaan yang resmi bertolak dari suasana itu (kaum humanis). Salah
satu semboyan kaum humanis adalah: kembalilah kepada sumber-sumbermu. Mereka berusaha melihat
kitab suci bukan dari terjemahan Vulgata (Terjemahan Alkitab dalam bahasa Latin) tetapi langsung melihat
teks kitab suci dalam bahasa asli yaitu Ibrani dan Yunani.
Jadi Kaum Humanis memberi kontribusi dalam penelitian kebenaran berdasarkan sumber asli (teks asli)
bukan dari terjemahan-terjemahan. Sebab terjemahan-terjemahan bisa salah.
Perang Salib (1050-1450)
Sebab-sebab perang salib yaitu karena Islam telah menguasai daerah imperium Kristen yang siarah ke
Yerusalem. Selain itu dalam pemerintahan 4 Khalifah Islam mereka telah berhasil menaklukkan daerah
Maroko samapai Afganistan, pasukan Islam juga sudah memasuki daerah Spanyol (akan dibahas dalam
SGA).
Yang disinggung di sini adalah perang salib yang terjadi di Spanyol.
Faktor penyebab perang salib di Spanyol adalah perang pembebasan, agama bukan faktor utama di
dalamnya. Kemudian orang Eropa mulai berusaha membebaskan tanah suci (Yerusalem) yang telah
dikuasai oleh tentara Islam (di sini/perang salib di Palestina, faktor agama menjadi aspek dominan).
Walaupun demikian para ahli mengatakan perang salib di Palestina bukanlah perang antara umat Kristen
dan umat Islam, melainkan perang aantara ‘Peranggi dan Turki”. Di dalamnya bercampur faktor agama dan
faktor lain.
Singkatnya perang salib membawa dampak yang buruk antara hubungan Islam dan Kritsten di kemudian
hari.
Perang-perang Salib (1096-1291)
Sekitar pertengahan abad XI terjadilah anarkhi dan kekacauan di Konstantinopel. Kaisar demi kaisar
dibunuh, keadaan tentara Romawi Timur diabaikan. Tentara-tentara Turki, yang telah mengambil
kekuasaan dalam khalifah Arab, memanfaatkan kesempatan ini dan memasuki Asia Kecil. Pada tahun 1071
tentara Turki menghancurkan Kekaisaran Romawi di Armenia, lalu merebut seluruh dareah Romawi di
Asia, seperti Asia Kecil (Turki), Suriah, Palestina dan Yerusalem. Akibat dari perang ini, orang-orang
(Kristen) Eropa yang bersiarah ke Yerusalem amat diganggu, bahkan dibunuh. Hal ini disebabkan karena
sikap bangsa Turki-Seljuk Islam yang keras memusuhi agama Kristen, sehingga jemaat Kristen yang
bersiarah ke Yerusalam (kota suci) diganggu.
Akibat keadaan ini, Kaisar di Konstantinopel meminta pertolongan dari Negara-negara di Eropa Barat
untuk melawan tentara-tentara Turki-Seljuk yang beragama Islam yang mulai atau baru mendirikan suatu
kerajaan besar dekat Konstantinopel, sehingga Konstantinopel merasa terancam.
Kaisar Alexius Comnenus mengaitkan dua alasan di atas dan mengajak Paus Urbanus II untuk bersama-
sama merebut kembali Palestina dan kota suci lainnya dari kekuasaan bangsa Turki-Seljuk yang beragama
Islam.
Paus Urbanus II merespons permintaan Kaisar Alexius, kemudian baerpidato secara baersemangat untuk
mengobarkan semangat umat Kristen untuk merebut Tanah Suci (Yerusalem) dari orang-orang Islam.
Selanjutnya Paus Urbanus II menjanjikan pengampunan dosa, pembebasan dari segala hukum gerejawi, dan
pengurangan di Pugatori (Api Penyucian: dukungan ayatnya dari II Makabe 12:39-45; Mat. 12:31; 1 Kor.
3:11-15).
Seruan dari Paus Urbanus II mempengaruhi 150.000 orang Kristen dan mereka berkumpul di
Konstantinopel. Mereka semuanya mengenakan tanda salib merah pada pakaian mereka.
Perang salib dapat dibagi dalam beberapa tahap:
a)Perang Salib I (1096-1099): Pasukan ini berhasil merebut daerah-daerah seperti: Nicea (ibu kota kerajaan
Turki-Seljuk di Asia Kecil) pada tahun 1097, merebut daerah Edessa pada tahun 1097, merebut Kota
Antiokhia pada tahun 1098 dan Kota Yerusalem pada tanggal 15 Juli 1099. Pasukan tentara Salib
membunuh ribuan orang Islam dan orang Yahudi. Tindakan yang keji darai tentara Salib menggoncangkan
dunia Islam (menghasilkan dampak negatif bagi hubungan Islam dan Kristen di kemudian hari). Kekuasaan
tentara Salib atas daerah-daerah ini tidak berlangsung lama, hanya setengah abad tentara Salib menguasai
daerah-daerah yang direbutnya dalam perang salib, selanjutnya mereka dikalahkan oleh tentara Islam.
b)Perang Salib II (1147-1149): Perang Salib ini digalang oleh Bernhard dari Clairvaux (1090-1153), dan
dipimpin oleh kaisar Konrad III dan Raja Ludwig VII dari Perancis. Namun gerakan inipun tidak berhasil.
Sebaliknya reaksi-reaksi melawan dan mengutuk perang-perang salib muncul di Eropa.
c)Perang Salib III (1189-1192): Kedudukan kerajaan-kerajaan Kristen di Timur Tengah bertambah sulit
setelah Sultan Saladin bertahta di Mesir dan bertekad untuk mengembalikan kekuasaan Islam atas wilayah-
wilayah yang dikuasai dalam perang Salib I. Pada tahun 1187 daerah Tiberias dan Yerusalem ingin
ditaklukkan kembali oleh Raja Perancis namun tidak banyak daerah berhasil dikuasai.
Sultan Saladin menyetujui bahwa semua orang Kristen boleh masuk ke Yerusalem (kota Suci) tanpa
gangguan. Tentara Salib tidak berhasil merebut kembali Kota Yerusalem. Tentara Salib hanya merebut kota
Siprus dari kekuasaan kekaisan Byzantium (Konstantinopel). Perebutan ini bersifat peperangan antara
Kristen dengan Kristen.
d)Perang Salib IV (1202-1204): Dilakukan atas anjuran Paus Innocentius III. Perang Salib ini hanya
menghasilkan penghancuran Konstantinopel oleh tentara Salib. Mereka membunuh ribuan penduduk,
menghancurkan sebagian kota, mencemarkan gereja-gereja Ortodox Timur, memperkosa.
e)Perang Salib Anak-anak (1212): Ribuan anak-anak berkumpul di Marseilles (Perancis Selatan). Anak-
anak ini tidak berhasil mencapai Tanah Suci (Yerusalem). Ribuan yang meninggal, ribuan lagi dijual
sebagai budak-budak di Afrika Utara.
f)Masih ada beberapa tahap perang salib yang tidak dikemukakan di sini, selanjutnya dapat dibaca dalam
Dietrick Kuhl, Sejarah Gereja Jilid II, halaman 27-28.
g)Akibat Perang Salib:
1)Kedua kelompok (Kristen dan Islam) mengalami penderitaan.
2)Kegoncongan rohani dalam kalangan Kristen. Islam dan Muhammad dianggap unggul dan menang.
Berkembanglah sikap skeptisisme. Ada orang Kristen yang pindah agama dan menjadi Muslim.
Menghasilkan keacuhan rohani, sikap anti Gereja, penolakan kepausan dan Gereja Katolik Roma yang
mempromosikan Perang Salib, dan mempercepat berkembangnya sekularisme.
3)Karena kritik dan penolakan terhadap Perang Salib maka muncul kerinduan untuk menginjili orang-orang
Muslim, seperti yang dikatakan oleh seorang rahib Dominikan, Wilhelm dari Tripolis: “Dan dengan cara
itulah, yaitu dengan pemberitaan Injil saja, tanpa bukti-bukti filsafat dan tanpa kekerasan senjata, mereka
akan mencari baptisan Kristus dan akan masuk kawanan domba Allah”, Ia berhasil membaptis 1000 orang
Muslim.
4)Terjadi relasi yang baru antara Islam dan Kristen yaitu sikap fanatisme (sikap ini kadang memunculkan
ketidakharmonisan dalam dua komunitas Abrahamik) (Kuhl, Jilid II: 1997:29-31).
Gereja Abad I sampai dengan Abad VII (Tujuh konsili pertama)
Kehadiran Gereja dimulai dengan kehadiran Roh Kudus di tengah-tengah murid-murid pada hari raya
Pentakosta. Murid-murid mengalami suatu kuasa Roh yang tercurah atas mereka, di mana mereka belum
pernah mengalaminya sebelumnya. Pemberitaaan Injil dimulaikan dan selanjutnya akan menjangkau
seluruh umat manusia. Gereja sebagai persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus memulaikan
sejarah persekutuannya, di mana di dalamnya akan terjadi dengan tidak ada lagi perbedaan yang dibatasi
oleh perbedaan sosial, bahasa, ataupun suku bangsa. Hal itu tidak bisa terjadi dalam persekutuan Yahudi
ataupun agama orang Yunani pada waktu itu. Kebiasaaan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat pada
itu, tidak akan terjadi dalam persekutuan yang percaya kepada Yesus Kristus. Kenapa hal demikian terjadi
? Karena Gereja hanya mempunyai misi yang jelas dalam pekabaran injilnya, bahwa Yesus dari Nazareth
adalah Mesias yang dijanjikan Allah untuk seluruh umat manusia. Persekutuan gereja ini memulaikan
pekabaran injilnya dari kota Yerusalem terus kemudian menyebar ke Mesir, Arab, Siria, Mesopotania,
bahkan sampai ke Roma. Orang yang menjadi pengikut Yesus, bukan saja dari kalangan orang Yahudi,
tetapi juga berasal dari kalangan non Yahudi. Orang yang berasal dari golongan sosial yang rendah sampai
ke kalangan atas. Orang-orang Kristen yang baru dan ibadah dilakukan di rumah-rumah karena mereka
belum memiliki akan rumah ibadah yang permanen, karena agama Kristen belum menjadi agama yang
resmi,dan bergerak secara diam-diam. Kelompok yang dianggap aneh ini oleh kalangan masyarakat, dan
baru disebut “Kristen” terjadi di kota Antiokhia. Sebutan “ Kristen” yang diterima oleh pengikut Yesus ini
merupakan kata sindiran yang berisi penghinaan, karena mereka tidak disukai dalam masyarakat (Kisah
Para Rasul 11: 6).
Pada satu sisi ketika pemberitaaan injil Yesus dinyatakan dalam kehidupan persekutuan dengan sesama
manusia, tentunya penguasa – penguasa dan pemimpin agama Yahudi tidak menyukai akan kehadiran
agama yang baru. Karenanya orang-orang Kristen diburu dan ditangkap, bahkan dibunuh. Kitab Kisah Para
Rasul banyak menceritakan tentang penderitaan yang dialami orang-orang Kristen pada waktu itu.
Stefanus, Yakobus anak Zebedius, Yakobus saudara Yesus adalah orang-orang pertama yang mati sahid
dari perbuatan pemuka agama Yahudi yang tidak menyukai akan penyebaran agama Kristen yang begitu
cepat. Dari awal hubungan kekeristenan dan agama Yahudi tidak akur, karena banyak peraturan-peraturan
orang Yahudi dilanggar oleh orang-orang Kristen baru. Keadaan ini terus berlangsung sampai dengan
menjelang akhir abad pertama dengan terpisahlah agama Yahudi dengan kekeristenan. Demikian pula
dalam pemerintahan Romawi, kekeristenan tidak diakui sebagai agama yang resmi, sebagaimana agama
Yahudi sebagai agama resmi dan diakui negara. Persekutuan Kristen yang sedang bertumbuh menuntut hak
yang sama dengan penganut agama Yahudi. Hak itu tidak dapat diperoleh, karena kekeristenan dianggap
anti sosial dan tidak patriot. Akibatnya penyiksaaan, pembunuhan terjadi. Tercatat kaisar Nero, kaisar
Kladius. Keadaan ini berlaku sampai dengan abad kedua. Baru di tahun 312 gereja diakui sebagai agama
resmi, dengan masuknya Constantianus menjadi orang Kristen. Segala milik gereja yang dirampas oleh
Negara, dikembalikan. Kemudian di tahun 380 gereja baru diakui sebagai gereja Negara oleh kaisar
Theodosius.Selain dari penyiksaan, pembunuhan yang terjadi dalam kehidupan orang Kristen, ada juga
persoalan di dalam kehidupan kekeristenan sendiri, yaitu mengenai Tentang Hakekat Yesus dalam
hubungan dengan Allah yang terus menerus dipersoalkan sampai dengan abad ke lima. Persoalan tentang
Hubungan Gereja dan Negara, persoalan Kepemimpinan Gereja, munculnya kelompok gnostik, mewarnai
kehidupan gereja pada masa ini juga. Dari persekutuan-persekutuan yang ada di rumah-rumah, pengikut
Kristus bertambah banyak, maka dengan sendirinya terjadi juga gedung-gedung ibadah dan organisasinya
makin lebih baik. Selanjutnya muncul jabatan-jabatan baru dalam gereja seperti penilik jemaat, penatua dan
diaken. Pada masa ini juga, Gereja-gereja di wilayah Timur memisahkan diri, dengan alasan tradisi yang
dibawa, permasalahan hakekat Yesus Kristus, peranan negara di dalam keputusan konsili, dan
kepemimpinan di rumah. Hal ini terjadi dengan sendiri, sehingga gereja-gereja orthodoks (Gereja Gerika-
Katolik) akan dipimpin oleh sinode atau patriarch.
Terlepas dari persoalan-persoalan yang dihadapi oleh gereja baik itu yang berasal dari dalam dan luar
gereja, ada satu pertanyaan menarik, kenapa orang – orang begitu tetarik pada ajaran rasul-rasul dan
pengikut Kristus lainnya ? Kesaksian orang Kristen pada itu yang dikuasai Roh Kudus, mereka
memberlakukan kasih Allah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, kepada orang lain. Persekutuan Kristen
tidak membedakan orang berdasarkan status sosial yang ada. Dengan kekuatan kasih, gereja berhasil
memberlakukan kesamaan derajat antara sesama manusia. Hal ini tidak bisa diberlakukan dalam kehidupan
masyarakat pada waktu itu, dan gereja memberi jawab terhadap apa yang menjadi pergumulan mereka
tentang jati dirinya sebagai seorang manusia.
Gereja memberlakukan kasih ketimbang mempercakapkan tentang hakikat Yesus, yang mungkin sulit
diterima orang. Kasih orang Kristen memberi makna bagi kehidupan dan memberi arah kehidupan yang
benar.
Gereja pada Abad Pertengahan sampai dengan Abad XV
Semakin besar pengaruh Injil Yesus Kristus untuk bangsa-bangsa di Eropa, maka terjadi juga perubahan
pola kepemimpinan Gereja. Peran Uskup di kota Roma menjadi sangat penting dibandingkan uskup-uskup
lain yang ada di Asia Kecil lainnya. Secara otomatis Uskup di kota Roma pemimpin Gereja Katolik. Gereja
telah menjadi agama Negara, tentunya hal yang menggembirakan. Namun hubungan Gereja dan Negara
yang baik, namun sering dirinya melupakan tugas dan panggilan yang sebenarnya, yaitu menyuarakan
suara kenabiannya di masyarakat. Aturan-aturan gereja mengarah kepada soal organisasi, walaupun itu
terkait dengan hidup kesalehan. Konsep – konsep teologia di dalam dan di luar gereja berkembang dengan
pesat. Teologia sering kali bertemu dengan filsafat Yunani. Hakikat Yesus terus dikembangkan, masalah
hubungan gereja dan negara, tentang manusia, dosa, perjamuan, serta pola kepemimpinan gereja di Roma
terus menjadi persoalan tersendiri. Belum lagi ketika kekeristenan berjumpa dengan agama Islam yang
muncul pada abad ke enam. Persoalan dengan kelompok-kelompok bidat yang berseberangan pemahaman
dengan gereja mewarnai sejarah panjang pelayanan Gereja. Pada abad ke lima belas muncul Renaissance
dan Humanisme sebagai masa pencerahan, yang mempengaruhi pola hidup dan pola berpikir orang–orang
Kristen. Theologia Gereja juga akan berkembang dengan sendiri, yang mengarahkan diri kepada
pemahaman–pemahaman baru akan muncul di dalam gereja, yang diyakini berdasarkan Alkitab. Peraturan-
peraturan gereja semakin bertambah, dan memperkokoh tentang keberadaan diri gereja, sebagai alat
keselamatan Allah di tengah-tengah dunia ini.
Abad Pertengahan/Sejarah/Awal/Kekaisaran Romawi Suci
Setelah meninggalnya Charlemagne, Kekaisaran Romawi Suci mula melemah, hingga pada 924 M, seabad
kemudian, tidak ada yang secara resmi menjadi kaisarnya. Akhirnya pada 962 M, seorang raja Jerman
bernama Otto digelari Kaisar Romawi Suci oleh Paus. Ayah Otto, Henry, adalah lord Jerman dari Saxony
(Jerman utara), yang dipilih oleh para lord Jerman lainnya sebagai pemimpin. Henry mulai memimpin
dalam posisi yang lemah, nyaris tak lebih kuat daripada para lord lainnya. Namun ia berhasil meningkatkan
wibawa dan kekuasaannya secara signifikan dengan menghalau serbuan Magyar dari Timur, dan juga
dengan menyerang Polandia. Otto (yang sering disebut Otto Agung) meneruskan perjuangan ayahnya dan
bahkan mampu meningkatkannya. Otto menempatkan saudara dan putranya dalam jabatan tertentu sebagai
pendukung, Otto juga memanfaatkan gereja untuk membantunya berkuasa. Meminta Paus menggelarinya
sebagai Kaisar Romawi Suci merupakan salah satu upayanya. Namun upaya ini juga meliputi penguasaan
kembali Italia, mengingat Italia dan Jerman pernah bersatu dalam Kekaisaran Romawi Suci, dan berusaha
menciptakan kembali kekaisaran. Otto bahkan menikahi seorang bangsawan Italia bernama Adelaide.
Putra Otto juga dinamai Otto. Ia berkuasa setelah ayahnya meninggal pada 973 M. Untuk menunjukkan
betapa kuatnya Kekaisaran Romawi Suci, Otto muda ini menikahi seorang putri Bizantium, Theophano.
Ketika Otto II mati muda, putranya yang bernama Otto III baru berusia tiga tahun, seingga Theophani
memerintah sebagai walinya. Otto III meninggal pada 1002 M, dan para bangsawan Jerman bersikeras
untuk memilih raja berikutnya. Akan tetapi Henry II masih berasal dari keluarga Saxon yang sama.
Penerusnya yang terpilih, Conrad II, juga merupakan kerabat Otto,. Mereka berdua, beserta putra Conrad,
yaitu Henry III (1039-1056 M), tetap meneruskan kebijakan yang sama yaitu memerangi Polandia dan
berupaya menguasai Italia, sambil tetap memanfaatkan gereja sebagai administratornya.
C.SEJARAH GEREJA REFORMASI
1.ARTI REFORMASI
Reformasi artinya perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dl suatu
masyarakat atau Negara. Reformasi berasal dari kata re artinya kembali dan form artinya bentuk. Reformasi
diartikan sebagai sebuah gerakan yang bertujuan untuk kembali ke bentuk ajaran agama.
2.REFORMASI GEREJA
Pengaruh masa Renaissance tidak hanya pada bidang kesenian, kebudayaan, politik maupun ilmu
pengetahuan namun juga menyebabkan sikap kritis terhadap kehidupan gereja/agama.Pengaruh gerakan
Renaissance berupa sikap kritis terhadap penyimpanganpenyimpanganyang dilakukan oleh pihak Gereja
Katoliik pada waktu itu terutama adanya penjualan suratpengampunan dosa (disebut surat aflat). Surat
pengampunan itu dijual kepada mereka yang tidak dapat ikut dalam perang salib antara abad 11-13. Perang
salib adalah perang yang dilakukan oleh tentara/pasukan Eropa yang beragama Kristen dengan
menggunakan tanda salib di bajunya untuk membebaskan kota Yerusalem dari kekusaan Turki
Islam.Kebiasaan penjualan Surat pengampunan dosa kemudian dilakukan untuk mengumpulkan dana bagi
pembangunan geraja dan seterusnya.Faktor lain dari munculnya Reformasi Gereja adalah keinginan untuk
membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di negara-negara Eropa. Hal ini
tampak pada pertikaian antara raja Frederik II dari Prusia dengan Paus Innocencius pada abad 13, raja
Phillip IV dari Prancis dengan Paus Bonifacus pada abad 14.Pada tahun 1517 Martin Luther
mengemukakan pokok-pokok pikiran sebagai kritikan terhadap Gereja meliputi 95 dalil yang kemudian
ditempel di pintu gereja WittenbergPendapatnya antara lain:
Amal baik yang tidak keluar dari hati yang murni tidak akan diterima Tuhan.
Hanya orang yang percaya kepada Yesus Kristuslah yang dapat diterimaTuhan.
Tiap orang dapat langsung berhubungan dengan Tuhan tanpa perantara Gereja
Tiap orang yang menyesali kesalahannya akan terlepas dari hukuman sehingga tidak diperlukan adanya
surat pengampunan dosa
Gereja meerupakan perkumpulan orang percaya dan Yesuslah Kepalanya sehingga kedudukan Paus selaku
pimpinan agama tidak dapat diterimanya.
Selain mengutamakan ajaran di atas, pada masa pembuangannya Martin Luther juga menterjemahkan Kitab
Injil dari bahasa Latin ke bahasa Jerman sehingga banyak orang dapat memahami isi kitab suci
Reformasi Gereja juga berkembang ke negara-negera lain di Eropa misalnya tokoh Jean Calvin dari Prancis
(1509-1564) yang ajarannya disebut Calvinisme banyak pengikutnya di Belanda, Inggris dan Scotlandia.
Tokoh Ulrich Zwingli (1484-1531) dari Swiss serta munculnya Gereja Anglica di Inggris dipelopori oleh
raja Henry VIII Tudor (1509-1547).
3.MARTIN LUTHER, TOKOH REFORMASI GEREJA ABAD 16
Siapa Martin Luther? Luther lahir pada tanggal 10 November 1483 di Eisleben, Jerman; meninggal pada
18 Februari 1546. Ia biarawan Agustinian.
St. Augustine (Agustinus) lahir di Hippo (sekarang Algeria) 13 November 354. Ia menjadi bishop pada
tahun 396-430; seorang tokoh yang paling berpengaruh dalam gereja bahkan di kalangan Protestan setelah
era Reformasi di mana Luther merupakan salah satu tokoh utamanya. Luther, terbit pada tahun 2003 atas
kerjasama dengan gereja Katolik dan Protestan di Jerman. Sebuah film yang menceritakan tentang
kehidupan Luther khususnya pada masa-masa kritis ketika dia harus berhadapan dengan Roma yang
memaksanya harus menarik semua publikasinya dan harus mengaku bersalah dan menyesal. Luther dengan
tegas menolak permintaan (pemaksaan) dari Roma ini karena baginya hal itu sama sekali tidak masuk akal.
Luther adalah seorang yang brillian, berani dan berpendirian kokoh. Dia tidak mau berkompromi dengan
Roma menyangkut hal-hal yang sangat prinsip baginya. Paus Leo pada waktu itu mempunyai ambisi untuk
mendirikan Catedral of St. Peter Basilica yang memerlukan biaya sangat besar. Paus menugaskan Johann
Tetzel untuk mengumpulkan uang dengan cara menjual indulgences. Dalam pengertian sederhana
sebagaimana kita bisa saksikan di dalamLuther, seseorang bisa membeli keselamatan agar bisa bebas dari
purgatory (api penyucian bagi jiwa-jiwa yang belum layak masuk surga). Luther kemudian mempunyai
pendirian yang tegas bahwa manusia tidak bisa membeli keselamatannya; hanya karena kasih Tuhanlah
maka manusia bisa selamat.
Sola Fide, Sola Gratia dan Sola Scriptura menjadi salah satu ciri khas teologi Lutheran. Sola Fide (Iman),
Sola Gratia (Kasih) dan Sola Scriptura (Injil atau Alkitab). Luther membawa pembaharuan besar di Jerman
pada masa itu. Dalam persembunyian dia menerjemahkan Kitab Suci Perjanjian Baru ke dalam bahasa
Jerman. Ini sangat penting sebagai sebuah pintu bagi perubahan dan kemerdekaan berpikir. Selama 1500-an
tahun, yang berhak membaca Kitab Suci hanya segelintir orang dan yang berhak menafsirkannya hanya
para petinggi gereja seperti Paus di Roma. Penerjemahan Kitab Suci ke dalam bahasa Jerman juga
membawa pembaharuan tidak hanya dalam kehidupan beragama tetapi juga dalam bidang non-agamis
seperti seni dan budaya. Luther beruntung berada di bawah lindungan Frederick III yang menculik dan
menyembunyikannya di sebuah kastel di Wartburg dari rencana pembunuhan sekembali dari Worm pada
tahun 1521 di mana Luther dengan tegas menolak pemaksaan dari Roma untuk mencabut seluruh buku-
buku yang telah dia tulis dan mengaku bersalah. Pendirian yang kuat ini menimbulkan kegemparan bagi
gereja saat itu tetapi tidak bagi Jerman dan penduduknya yang membela dan mengelu-elukan Luther
sebagai pahlawan. Di Kastel Wartburg, Luther menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman
yang dia dedikasikan kepada Frederick III. Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan
biarawati. Paus Leo meninggal pada saat Luther masih hidup. Di gereja-gereja Lutheran dan Protestan pada
umumnya, pendeta pada umumnya menikah; tradisi ini berasal dari era reformasi sejak Luther. Dalam
perjalanan selanjutnya, sayang nian, para pendeta di gereja-gereja Protestan hampir-hampir tak ada yang
sebrillian Luther dalam hal pengetahuan dan rasa humor. Latar belakang pendidikan Luther sebelum masuk
biasa Agustinian adalah hukum. Ia menulis dan menerbitkan banyak buku.
Orang-orang Protestan, para teolognya juga lemah dalam filsafat, berbeda dengan teolog-teolog Katolik
yang mengharuskan pada pastor belajar filsafat dalam bahasa Latin sebelum belajar teologia. Orang-orang
Protestan langsung belajar teologia dan sedikit belajar filsafat, sebagian besar hanya belajar filsafat a ala
kadarnya. Maka tak heran, di kalangan Protestan ada banyak aliran, selalu bertambah. Kalau tidak suka
bergabung dengan satu aliran tertentu, bisa bikin aliran baru. Kecenderungan ini yang masih terus
berlangsung sampai sekarang potensial menimbulkan persoalan termasuk di Indonesia. Pada pendeta dan
pemimpin gereja sekarang ini pada umumnya bisa bersikap seperti para Saduki dan Farisi di zaman Yesus.
Yesus menyebut mereka ini, Farisi dan Saduki sebagai kumpulan keturunan para ular-beludak, artinya
orang-orang munafik yang haus kekuasaan dan harga diri. Mereka ini juga yang ngotot memaksa Pontius
Pilatus agar menyalibkan Yesus sebab menurut para keturunan ular beludak itu, Yesus telah menghina
Allah. “Bless me Father!” mohon seorang biawaran berlutut kepada Luther ketika dia hendak menaiki
tangga ke pengadilan di Worm pada tahun 1521. “I am not a saint!” sergah Luther sambil menarik orang itu
berdiri. Dalam sejarahnya, gereja-gereja Protestan termasuk Lutheran justru kehilangan semangat Luther
yang egaliter dan demokratis. Para pemimpin gereja mencari kenyamanan dan popularitas dalam
kedudukan mereka yang fana itu. Kalau Luther masih hidup, saya kira dia akan marah terhadap para
pencari kekuasaan dan kenyamanan itu. Para pendeta merasa diri mereka berbeda dan lebih suci walau
dalam prakteknya, who knows really? Mereka tidak jauh berbeda dengan kaum Saduki dan Farisi di zaman
Yesus.
4.GERAKAN REFORMASI BELANDA
Sejarah
Gereja Reformasi Belanda adalahGereja Reformasitertua di Belanda dan sebelum bubarnyaRepublik
BelandaGereja ini menikmati status sebagai gereja 'publik' atau gereja dengan hak-hak istimewa. Berbeda
dengan keyakinan banyak orang, Gereja ini tidak pernah mempunyai status sebagai 'agama negara',
meskipun undang-undang mewajibkan bahwa setiap orang yang memegang jabatan publik harus menjadi
anggota komunikan dari Gereja Reformasi Belanda. Hubungan antara pemerintah dengan Gereja ini cukup
akrab. Gereja Reformasi Belanda menggantikan jemaat-jemaat yang bermunculan pada masaReformasi.
Dalam masa pergolakan keagamaan ini, kebanyakan pemimpin gereja-gereja Reformasi Belanda
meninggalkan negaranya. Sinode pertama yang dihadiri oleh 23 pimpinan Reformasi Belanda diadakan
diEmden, sebuah kota diJerman[ada Oktober1571.Sinode Emdenpada umumnya dianggap sebagai titik
tolak denominasi ini. Sinode pertama yang diadakan di negeri Belanda sendiri berlangsung di Dordrecht
pada1578. Pertemuan sinode ini tidak boleh dikacaukan dengan ‘Sinode DordrechtKedua’ yang lebih
terkenal, yang hasilnay antara lain adalah mengusir kaumArminiandari Gereja ini dan menambahkanKanon
Dordrechtke dalam Pengakuan Imannya. (Pernyataan-pernyataan doktriner sebelumnya adalahPengakuan
Iman BelgiadanKatekismus Heidelberg). Ketiga dokumen pengakuan iman ini disebutDrie formulieren van
Enigheid(Tiga Rumusan Keesaan) tetapi yang terjadi malah lebih banyak perpecahan dan konflik di dalam
gereja yang ditimbulkan oleh ketidaksepakatan mengenai substansi dan penafsiran tentang standar-standar
doktrin ini.
Pemerintah Republik Belanda, yang memulai pengusiran kaum Arminia dan belakangan menganianya
melarang Sinode Reformasi ini berhimpun, dan Sinode tidak diselenggarakan lagi di Belanda hingga
bubarnya Republik Belanda ini.
Reformasi selanjutnya
Akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 dikenal sebagai masanadere reformatie('reformasi lebih lanjut')
Belanda, yakni sebuah gerakan pietis. Tokoh utama dari gerakanNadere Reformatieini adalah Wilhelmus à
Brakel danGisbertus Voetius. Para pengarang pietis yang kurang dikenal adalah Bernardus Smytegelt dan
Jodocus van Lodensteyn. Karya para pengarang ini masih dibaca di kalangan Calvinis ultra-ortodoks
diBijbelgordel(Lingkaran Alkitab Belanda) .
Gereja Peraturan
Gereja Reformasi Belanda tetap merupakan gereja terbesar di Belanda hingga pertengahan abad ke-20
ketika Gereja ini dilampaui oleh Gereja Katolik Roma. Sekularisasi Belanda yang cepat pada tahun 1960-
an memukul Gereja Protestan arus utama ini dengan sangat hebat. Dari 1960-an dan seterusnya berbagai
upaya dilakukan untuk mengadakan penyatuan kembali denganGereja-gereja Reformasi di Belandayang
akhirnya tercapai pada 2004.
Gereja Reformasi Belanda mempunyai 2 juta anggota yang terorganisir dalam 1350 jemaat ketika Gereja
ini menyatu denganGereja-gereja Reformasi di Belanda(Gereformeerde Kerken in Nederland, GKN)
danGereja Lutheran Injili di Kerajaan Belanda(Evangelisch-Lutherse Kerk in het Koninkrijk der
Nederlanden) pada 2004 untuk membentukGereja Protestan di Belanda(Protestantse Kerk in Nederland,
PKN).
Kontroversi
Seperti umumnya dengan gereja 'luas', Gereja Reformasi Belanda selalu mengalami kesulitan dalam
mengakomodasi perbedaan-perbedaan teologis. Gereja ini telah mengalami banyak skisma (perpecahan)
dalam sejarahnya. Skisma pertama pada 1618 menyebabkan lahirnya GerejaRemonstrant. Skisma-skisma
penting lainnya termasukAfscheiding(Pemisahan) pada 1834 danDoleantie(Duka cita) yang dipimpin
olehAbraham Kuyperpada 1886 dan, tidak begitu mengherankan, penyatuan pada 2004 pun telah
menghasilkan skisma yang baru.
Sejumlahjemaatdan anggota dari Gereja Reformasi Belanda yang lama memisahkan diri untuk
membentukHersteld Hervormde Kerk('Gereja Reformasi Pemulihan'). Diperkirakan anggota mereka
berjumlah antara 35.000 hingga 70.000 yang tersebar di sekitar 120 jemaat setempat, yang dilayani oleh 88
pendeta. Mereka berselisih pendapat mengenai konstitusi plural dari gereja yang dipersatukan yang mereka
tuduh sebagian bertentangan dengan pengakuan-pengakuan iman Reformasi danLutheran. Kelompok ini
juga menentangpemberkatan pasangan sejenis di gereja Kristenataupenahbisan perempuan.
Afrika Selatan
Dirk Van der Hoffadalah seorang pendiri penting dari Gereja Reformasi Belanda di Afrika Selatan.
Amerika
Gereja Reformasi Belanda melebarkan sayapnya ke benua Amerika pada awal tahun 1600-an ketika
Belanda mulai membuka koloninya di sana.Gereja Reformasi Belanda di Amerikaadalah keturunan yang
paling langsung di antara banyak Gereja-gereja Reformasi keturunan Belanda di Amerika Serikat. Di
Kanada, denominasi Reformasi terbesar dari masyarakat keturunan Belanda adalahGereja Reformasi
Kristen di Amerika Utara.
Indonesia
Penyebaran agama Kristen di Indonesia yang terjadi pada masa penjajahan Belanda pada umumnya
dilakukan oleh parazendelingyang berlatar belakang Gereja Reformasi Belanda sehingga tidak
mengherankan bila kebanyakan gerejaProtestandi Indonesia berasaskan sama dengan Gereja ini. Gereja-
gereja tersebut antara lain adalah:
Dua penyebab yang berkontribusi besar bagi suksesnya “Reformasi” adalah penurunan moral orang-orang
pada masa itu dan penyebaran ajaran sesat dari Wycliffe dan Huss. Kekayaan yang besar dari biara-biara
pada masa itu dengan jelas membawa sikap-sikap indisipliner di antara para anggotanya, sementara
penerimaan universal Katolisitas telah mematikan semangat untuk memeliharanya (Katolisitas dianggap
sebagai sesuatu hal yang biasa). Penemuan mesin cetak pada masa Luther memberikan kemungkinan untuk
penyebaran ajaran sesat dengan sangat cepat. Perlu ditambahkan bahwa perseteruan panjang pada masa itu
antara Gereja dan penguasa-penguasa Sekuler juga melemahkan otoritas Gereja.
Pada tahun 1356, John Wycliffe, seorang anggota Universitas Oxford, Inggris, mulai berkhotbah melawan
Ordo-ordo Para Pengemis / Medicant. Empat tahun setelahnya (1360), dia menyerang seluruh ordo-ordo
gerejawi. Dia mengajarkan bahwa Paus bukan kepala Gereja, bahwa Uskup tidak lebih superior dari Imam-
imamnya, bahwa Imam-imam dan Hakim-hakim Sipil kehilangan otoritasnya ketika mereka jatuh dalam
dosa berat / mortal sin. Dan semua serangannya ini diakhiri dengan penolakannya terhadap Kehadiran
Nyata Tuhan Yesus Kristus dalam rupa Roti dan Anggur yang sudah dikonsekrasi dalam Perayaan Ekaristi.
Doktrin-doktrin sesat ini dengan mudah menemukan para pengikutnya, yaitu kaum Lollards. Mereka
menyebabkan gangguan umum besar, menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk berkhotbah di mana
pun dan kapan pun mereka suka. Pada tahun 1380, Wycliffe menerjemahkan Kitab Suci ke dalam Bahasa
Inggris dan empat tahun setelah ia meninggal (1384), ia dihukum dan ditolak oleh Paus Roma dan beberapa
konsili gerejawi di Inggris. Doktrin-doktrinnya kemudian dikutuk dalam Konsili Constance (1415), begitu
juga dengan doktrin-doktrin kreasi John Huss yang mulai berkhotbah menyebarkan ajarannya di Bohemia
(bagian dari Rep. Ceska sekarang, asalnya pemain bola terkenal seperti Pavel Nedved, Petr Cech dan Jan
Koller). Pada tahun 1402, Jerome dari Praha kembali dari Oxford, di mana dia telah belajar di sana dan
mulai berkhotbah dan menyebarkan doktrin-doktrin John Wycliffe. Dia kemudian digantikan oleh John
Huss pada tempat yang sama. John Huss ini tidak hanya mengajarkan doktrin-doktrin sesat Wycliffe tetapi
lebih jauh dari itu ia juga menolak otoritas Paus, menyerang kaum tertahbis, doktrin-doktrin Gereja
mengenai Indulgensi (penghapusan siksa sementara, tidak sama dengan pengampunan dosa), Santa
Perawan Maria, Para Kudus dan Komuni dalam satu rupa.
Doktrinnya dengan cepat menyebar di seluruh Bohemia. Pada tahun 1414, Konsili Constance
diselenggarakan di mana sebelum ia muncul di sana, ia telah lebih dahulu dihukum dan dibakar di tiang
pada tahun 1415 oleh penguasa sekuler. Tahun berikutnya, para pengikut John Huss berkembang menjadi
pasukan yang besar dan mengambil alih Bohemia dan akhirnya tidak bisa diatasi sampai tahun 1436; tetapi
pada masa ini, doktrin-doktrinnya telah menyebar luas. Benih telah ditaburkan dan pada tahun 1517 muncul
buahnya dalam heresi (ajaran sesat) oleh Martin Luther dimana Luther mulai berkhotbah menolak
Indulgensi dan mempertahankan heresi / ajaran sesat yag diajarkan oleh Wycliffe dan Huss. Tidak dapat
ditolak bahwa penurunan moral orang pada masa itu termasuk kaum tertahbis dan biarawan berkontribusi
besar pada penyebaran ajaran sesat ini. Sementara itu kekayaan Gereja digunakan sebagai dalih munafik
untuk menyerang kaum klerus (tertahbis). Di samping itu, doktrin-doktrin Wycliffe dan Huss mendorong
secara langsung pemberontakan melawan otoritas yang ada. Hal yang sama dalam derajat yang lebih buruk
terjadi di bawah pimpinan Luther. Doktrin-doktrin Luther tidak hanya mendorong pemberontakan melawan
otoritas tetapi juga menjadi sebuah bentuk keangkuhan dan kesombongan intelektual terburuk.
Luther
Pada tanggal 10 November 1483, Martin Luther, yang pertama dan pemimpin dari Para Reformer
Protestan, lahir di Eisleben, daerah Saxony. Pada tahun 1505 ia menjadi biarawan Ordo St. Agustinus, dan
segera setelah itu ia ditunjuk sebagai professor di Universitas Wittenberg.
Pada tahun 1517, Paus Leo X menerbitkan Jubilee dan mengarahkan supaya sedekah yang diberikan
hendaknya dikirim ke Roma untuk membantu menyelesaikan Basilika St. Petrus yang sedang dibangun.
John Tetzel, Superior Ordo Dominikan, ditunjuk untuk menyampaikan Jubilee ini di seluruh Jerman.
Tindakan ini sungguh tidak menyenangkan Luther karena ia merasa Ordo Agustinian tidak diundang untuk
terlibat dalam pewartaan soal Jubilee ini. Pertama-tama, Luther hanya menyerang Ordo Dominikan, tetapi
dalam waktu singkat ia juga menyerang surat Indulgensi itu sendiri dengan menerbitkan deklarasi
terkenalnya pada tanggal 31 Oktober 1517 yang menjadi benih-benih Reformasi Protestan. Pada tahun
1520, doktrin-doktrinnya ditolak oleh Paus dan Luther diekskomunikasi. Pada tahun 1522, Luther
menerjemahkan Kitab Suci ke dalam Bahasa Jerman dan dengan ini memproklamasikan Doktrin “Kitab
Suci yang terbuka dan Interpretasi yang bebas” sebagai suatu prinsip fundamental. Dia juga menolak
supremasi Paus, otoritas Gereja, Selibat, daya guna Sakramen-sakramen, Api Penyucian / Purgatorium, dan
pengajaran Gereja mengenai Justifikasi dan Dosa Asal. Luther melarang para pengikutnya untuk
menghormati Santo-santa atau untuk menaati perintah-perintah Gereja, menolak semua sakramen kecuali
Pembabtisan dan Perjamuan Tuhan. Dia juga mengajarkan bahwa iman tanpaperbuatan baik akan
menyelamatkan, bertentangan dengan pengajaran Katolik yang mengajarkan bahwa manusia diselamatkan
oleh iman dengan perbuatan baik. Luther dengan doktrinnya “Open Bible and Free
Interpretation” meluruskan jalan untuk berkembangbiaknya sekte-sekte dan berbagai macam opini dalam
Protestantisme yang terpecah-pecah. Pada tahun 1525, Luther menikahi Catherine de Bora, seorang
biarawati yang dia bujuk untuk meninggalkan biara. Pada tahun 1546, Luther meninggal dengan
Protestantisme yang terkoyak-koyak menjadi bagian-bagian kecil oleh persaingan antar sekte. Doktrin
Luther menyebar dengan cepat di seluruh Saxony, Jerman Utara, dan Prussia. Dari situ, doktrin tersebut
masuk ke Denmark, Swedia dan Norwegia, didorong oleh para pangeran dan para raja dan di manapun
disertai dengan pertumpahan darah dan kekacauan. Calvinisme diadopsi di bagian Prancis dan Swiss dan di
bawah pengajaran Knox menjadi agama utama di Skotlandia.
Pada tahun 1545 Konsili Trente diadakan. Setelah pemeriksaan hati-hati selama 17 tahun, Konsili Trente
menghukum ajaran sesat Luther dan Calvin, dan pada saat yang sama menegaskan kembali ajaran-ajaran
yang benar mengenai Sakramen-sakramen, Rahmat, Dosa Asal, Justifikasi/Pembenaran, dan Kehendak
Bebas / Free Will. Kanon Kitab Suci ditegaskan kembali [melawan kanon Luther dkk] dan banyak hukum-
hukum bijak diterbitkan. Selama lebih dari 300 tahun, tidak ada konsili baru diadakan sampai pada tahun
1869 ketika Konsili Vatikan I diadakan. Tetapi, pada tahun 1870 Konsili Vatikan I ini ditangguhkan oleh
karena penjarahan terhadap Roma oleh Viktor Emmanuel, Raja Italia.
Calvin dan Knox
John Calvin lahir pada tahun 1509 di Noyon (Prancis) dan meninggal di Geneva pada tahun 1564. Pada
awalnya, ia belajar untuk menjadi Imam dan masuk Ordo Hina Dina Fransiskan, tetapi setelah itu ia belajar
ilmu hukum. Pada tahun 1532, ia mengadopsi doktrin-doktrin Luther dan pada tahun 1535 ia menerbitkan
doktrin-doktrinnya yang mengajarkan bahwa semua manusia telah ditakdirkan oleh kehendak bebas Allah
untuk masuk ke surga atau masuk ke neraka: sehingga dengan demikian ia menolak peran serta kehendak
bebas manusia dan membuat Allah sebagai kreator dosa. Pada tahun 1536, ia pergi ke Geneva. Dari sana,
setelah dua tahun kemudian, ia ditolak karena tindak kekerasan dan berapi-api dari dirinya. Pada tahun
1541 dia kembali dan sejak masa itu hingga kematiannya, ia memerintah Geneva dengan tangan besi. Pada
tahun 1553 ia membakar Michael Servetus karena Michael Servetus mengajarkan Doktrin-doktrin untuk
menolak Trinitas kepada Calvin. Servetus sendiri memang menjadi seorang Unitarian (Anti-Trinitarian).
Dengan demikian, Calvin menolak orang lain memiliki kebebasan yang diklaim untuk dirinya sendiri.
Calvin melarang segala agama-agama luar, melarang perayaan-perayaan religius, melakukan penolakan
terhadap Misa, menolak kehadiran nyata Yesus Kristus dalam Ekaristi, menolak perantaraan doa Para
Santo-santa, Supremasi Paus, dan karakter sakramental dari Para Uskup dan Para Imam. Calvin adalah
seorang dengan karakter yang kuat, sangat keras, dan begitu mendalam, memiliki kehendak yang pasti. Dia
oleh banyak orang dianggap sebagai jiwa dan pelopor sesungguhnya dari “Reformasi” dan dimanapun
doktrinnya diterima dengan baik, efek yang dihasilkan begitu mendalam dan bertahan sangat lama bahkan
sampai sekarang.
John Knox
Pelopor “Reformasi” di Skotlandia, lahir pada tahun 1505; ditahbiskan menjadi Imam tetapi pada tahun
1547 ia mulai berkhotbah menyerang Paus dan Misa Kudus. Dia adalah seorang pria dengan temperamen
kasar dan kejam dalam cara. Pada tahun 1554, dia mengadopsi doktrin-doktrin Calvin dan sukses
membuatnya diterima secara umum di Skotlandia sehingga Katolisitas hampir seluruhnya ditolak oleh
orang-orang Skotlandia. Knox meninggal pada tahun 1572, dipuja-puja oleh orang-orang Skotlandia, tetapi
dikenal dalam sejarah sebagai Ruffian of the Reformation(Bajingan Reformasi).
Reformasi Protestan di Inggris
Pada awal mula, Henry VIII, Raja Inggris, begitu keras melawan doktrin-doktrin Luther. Ia menulis sebuah
buku melawan Luther dan karena ini ia disebut oleh Paus sebagai Defender of the Faith / Pembela Iman.
Titel ini masih dipertahankan oleh Para Raja dan Ratu Inggris di kemudian hari.
Pada tahun 1509, Henry menikahi Catherine dari Aragon, tetapi 24 tahun kemudian ia memiliki hubungan
yang tidak sah dengan Anne Boleyn, pelayan ratu. Karena Paus menolak untuk menceraikan dia dari
istrinya yang sah, Catherine, ia mengangkat dirinya sendiri sebagai kepala Gereja di Inggris dan memaksa
parlemen untuk menceraikan dia dari istrinya yang sah (1533). Kemudian, ia menikahi Anne Boleyn di
hadapan publik di mana beberapa bulan sebelumnya ia telah menikahi Anne Boleyn secara diam-diam.
Tiga tahun kemudian (1536), Henry memenggal Anne Boleyn dan hari berikutnya ia menikahi Jane
Seymour yang pada tahun berikutnya meninggal ketika Henry menikah lagi. Dalam enam bulan,
pernikahan ini dianulir juga dan kemudian ia menikahi Catharine Howard yang pada tahun berikutnya
dipenggal ketika Henry menikah lagi. Dia sedang bersiap untuk menceraikan istri keenamnya ketika ia
sendiri meninggal, ditolak dan dihina oleh semua orang. Seperti inilah orang yang memulai “Reformasi” di
Inggris. Setelah kematian Henry VIII, “Reformasi” dilanjutkan oleh Edward VI (1547-1553) dan Elizabeth
I (1558-1603) yang dalam masa pemerintahannya Katolisitas hampir dihancurkan secara keseluruhan dan
Protestantisme begitu teguh berdiri sehingga selama 50 tahun hanya ada sedikit umat Katolik di Inggris.
Kemudian, bagaimanapun juga, Gereja Katolik mulai kembali tumbuh di Inggris dengan ditandai adanya
seorang Kardinal dan beberapa Uskup di samping Para Imam dan Para Biarawan/ti.
Ketika Henry VIII memisahkan diri dari Gereja Katolik, ia mulai melakukan penganiayaan terkejam,
menjarah biara-biara, mengusir kaum biarawan, dan membagi-bagi tanah mereka di antara para
pendukungnya. Penjara, denda, penyitaan, penganiayaan, kematian adalah hukuman yang diberikan kepada
mereka yang menolak mengakuinya sebagai Kepala Gereja. Henry memenggal St. John Fisher (Uskup dari
Rochester) dan St. Thomas More (Kanselir Inggris), dua dari orang-orang terkenal di Inggris karena mereka
tidak menyetujui perceraiannya atau mengakui supremasinya sebagai pemimpin spiritual Inggris.
Meneruskan Skisma oleh Henry, Raja Edward VI dan Ratu Elizabeth I menambahkan ajaran sesat:
memberangus Misa, menghancurkan gambar-gambar, perampasan dan profanisasi gereja-gereja, mengubah
dogma dan perayaan-perayaan. Seluruh bangsa Inggris menerima hal ini sebagai syarat dari para penguasa
mereka. Dari sejak kematian Elizabeth I (1603) hingga sekarang, “Gereja Anglikan” seperti yang kita sebut
sekarang telah menjadi budak negara di mana Raja dan Ratu Inggris menjadi kepalanya.
Untuk mengkonversi / membuat orang berpindah agama, Protestantisme melakukan pemaksaan dan
kekerasan. Di Inggris dan Skotlandia, orang-orang dipaksa membayar pajak, dimasukkan ke penjara atau
dihukum mati. Di Jerman, Prusia, Swedia, Denmark dan Norwegia juga terjadi hal yang sama. Di Amerika,
kelompok Puritan bertindak dengan cara demikian juga. Protestantisme dimulai dengan “an open bible and
free interpretation” telah berujung dengan muncul banyak perpecahan dan ketidakpercayaan. Dengan
berdasarkan prinsip tersebut, setiap orang menjadi hakim atas apa yang ia percayai atau yang ia tidak
percayai. Dengan demikian, di antara Para Protestan hampir ada jumlah agama sebanyak jumlah
individunya; gereja-gereja mereka terpecah dan terkoyak hingga menjadi ukuran kecil, berakhir pada
ketidakberimanan dan Mormonisme. Di sisi lain, Katolisitas tetaplah sama karena Katolisitas adalah
kebenaran dan kebenaran tidak berubah.