Anda di halaman 1dari 2

POLITIK DAN KEMEROSOTAN MORAL NKRI

Berbicara mengenai politik , sebenarnya politik berasal dari bahasa Yunani yakni politikos yang berarti
dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara. Secara umum politik mempunyai makna proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan suatu
keputusan khususnya dilingkup kenegaraan. Banyak sekali hal-hal yang berhubungan dan berkenaan
dengan politik mulai dari kedudukan, sistem, dan pelaksanaan kenegaraan. Bukan hanya itu politik juga
menjadi suatu bentuk acuan keberhasilan dan kemakmuran suatu negara.

Lantas kemudian ketika politik dikaitkan dengan wajah INDONESIA maka jangan heran jika sebagian
besar masyarakat pasti memaknai politik dengan permainan kotor sang poli(tikus) yang begitu anggun
duduk di bangku parlemen. Jangan tanya mengapa, sebab sudah selayaknya masyarakat melakukan
judging yang begitu lantang terhadap politik di INDONESIA melihat hal-hal buruk yang dilakukan oleh
para pemain-pemain handal dibangku pemerintahan. Mulai dari korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
seakan menjadi momok bagi negara. Tak ada yang bisa menafikkan hal semacam ini.

Politik yang dimaksudkan untuk memenuhi kehausan rakyat akan kepastian keputusan, yang diharapkan
membawa perubahan bagi demokrasi di INDONESIA seakan memalingkan wajah dari hakikat kebenaran
yang telah menjadi dasar lahirnya politik khususnya di INDONESIA. Inikah yang dinamakan politik
independensi ? Bersampulkan Kebenaran namun berisikan Kedzoliman para pemangku kekuasaan.

Jika diperbandingkan antara politik orde baru dan era reformasi maka saya dengan tegas mengatakan
bahwa keduanya hampir tak memiliki pembeda. Kenapa saya berani mengatakan demikian ? Itu karena
melihat realita yang terjadi didepan mata, peraturan yang seolah hanya dijadikan aturan tertulis semata
tanpa pengimplementasian. Bukan hanya itu persamaan yang paling kongkrit antara orde baru dan
reformasi adalah politik yang dijadikan sebagai sebuah dinasti dimana tak seorangpun bisa menjabat
kecuali mereka yang memiliki hubungan kekerabatan dengan penguasa politik.

Orang-orang yang menjadi pelaksanalah yang harus diberikan pengarahan, diberikan penghukumam
sesuai dengan semestinya, jangan karena uang yang berbicara maka semua kesalahan seolah lenyap
tanpa jejak. Jangan hanya karena kekuasaan maka setiap kesalahan mampu disulap menjadi kebenaran
yang hakiki. Itu sama sekali mengkhianati harapan para pendahulu yang telah setengah waras untuk
mendirikan negara INDONESIA.

Dampaknya adalah bahwa sistem seperti ini mampu membuat para bibit-bibit bangsa kian hari kian
mengalami kemerosotan disektor moral, etika, dan cara berfikir. Melihat hal-hal sedemikian kotor
membuat mereka berasumsi bahwa kelak mereka sudah pasti akan terbentuk menjadi sedemikan rupa
tanpa mau memberikan sumbangsi perubahan yang ideal untuk INDONESIA.

Mengkhusus di negara kita tercinta bahwa negara kita adalah negara yang begitu unik dengan suatu
bentuk pandangan hidupnya yakni PANCASILA. Sudah selayaknya PANCASILA ini dijadikan sebagai tolak
ukur dalam dunia politik dengan menjunjung tinggi setiap butir-butir yang ada serta melakukan
pengimplementasian yang nyata. Jangan sampai negara yang begitu agung ini menghancurkan dirinya
sendiri karena orang-orang yang terlingkup didalamnya adalah orang-orang yang tidak berkompeten dan
berkomitmen terhadap keadilan dan tidak memahami sektor kenegaraan, terlebih lagi bagi mereka yang
menyeliipkan kepentingan peribadinya dlam lingkup politik demi membentuk sebuah piramida
kekuasaan yang membabi buta .

Lihatlah kondisi moral yang begitu darurat didalam negara, kita sebagai warga negara yang sadar akan
hal ini ada baiknya melakukan tindakan antisipasi yakni melakukan pembinaan terhadap sumber daya
manusia dan memberikan pendidikan mengenai bagaimana menjaga moral , bagaimana membentuk
sebuah negara yang maju tanpa kepentingan-kepentingan politik didalamnya.

INDONESIA sama sekali tidak menentang yang namanya politik karena politik adalah sebuah keharusan
yang sudah pasti dibutuhkan oleh negara yang berdaulat. Tapi jangan sampai politik ini memicu
kehancuran moral bagi para generasi selanjutnya cukuplah hari ini yang mengalami kemunduran, jadikan
hari esok yang lebih baik, lebih berkualitas dn lebih mendidik bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kembalikan paradigma masyarakat mengenai bagaimana seharusnya politik ini berjalan sesuai tujuan
dan fungsinya.

PUTRI APRIANI

Anda mungkin juga menyukai