NIM : 4415030016
Kelas : AKT 4A
JURUSAN AKUNTANSI
MEI 2017
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan Puji syukur atas rahmat & ridho Allah
SWT, karena tanpa Rahmat & RidhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan mekalah
ini dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Lia Ekowati, MPA
selaku dosen mata kuliah Perpajakan II yang membimbing saya dalam pengerjaan
tugas makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang “PPH 23 : Sewa
dan Imbalan Jasa”
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN
Pajak merupakan suatu iuran wajib bagi wajib pajak. Adanya pajak
diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan hidup semua masyarakat. Pajak
merupakan alternatif yang sangat potensial. Sebagai salah satu sumber
penerimaan Negara yang sangat potensial, sektor pajak merupakan pilihan yang
sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan cerminan
partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Pajak Penghasilan
Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan yang dipotong atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang
berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang
telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh
badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan,
Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
Subjek Pajaknya adalah Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap.
Pemungut Pajak saat melakukan pembayaran, langsung memotong PPh Pasal 23
sesuai ketentuan. Wajib Pajak yang dipotong PPh Pasal 23 mendapatkan Bukti
Potong PPh Pasal 23. Pemungut Pajak menyetorkannya ke kas negara melalui
bank yang ditunjuk sebagai penerima pembayaran pajak dengan Surat Setoran
Pajak (SSP) paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Dalam mekanisme pajak
ialah Pemungut Pajak saat melakukan pembayaran, langsung memotong PPh
Pasal 23 sesuai ketentuan. Wajib Pajak yang dipotong PPh Pasal 23
mendapatkan Bukti Potong PPh Pasal 23. Pemungut Pajak menyetorkannya ke
kas negara melalui bank yang ditunjuk sebagai penerima pembayaran pajak
dengan Surat Setoran Pajak (SSP) paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Kemudian melaporkannya dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal
23 ke Kantor Pelayanan Pajak dimana pemungut pajak terdaftar paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
Pajak merupakan suatu iuran wajib bagi wajib pajak. Adanya pajak
diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan hidup semua masyarakat. Pajak
merupakan alternatif yang sangat potensial. Sebagai salah satu sumber
penerimaan Negara yang sangat potensial, sektor pajak merupakan pilihan yang
sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan cerminan
partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Pajak ini merupakan
potongan/pemungutan atas khususnya dalam makalah ini membahas Sewa atau
Imbalan Jasa. Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk
Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan
kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan,
disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayaranya oleh badan
pemerintah, subyek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk
usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
Peningkatan efektifitas penagihan pajak lebih diperlukan mengingat semakin
besarnya tunggakan pajak kumulatif dewasa ini. Hal ini perlu dilakukan karena
kenyataan yang ada selama ini adalah semakin banyaknya Wajib Pajak yang tidak
beritikad baik untuk melunasi hutang pajaknya padahal yang bersangkutan cukup
mampu secara finansial.
1
1.3 Manfaat Penulisan
Bagi Penulis :
Bagi Pembaca :
Agar Pembaca dapat menghitung PPH 23 khususnya PPH 23 atas Sewa
dan Imbalan Jasa, dan dapat menentukkan siapa objek pajak dan siapa subjek
pajaknya.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan
digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang
membayar pajak tidak akan merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena
pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk melakukan
pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemungutan
pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang. Dalam
makalah ini membahas tentang PPH Pasal 23 atas Sewa dan Imbalan Jasa yang
menjasi dasar hukumnya adalah :
3
penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya.
4
dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 23 ke Kantor Pelayanan
Pajak dimana pemungut pajak terdaftar paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
Tarif PPh 23 dikenakan atas nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau jumlah
bruto dari penghasilan. Ada dua jenis tarif yang dikenakan pada penghasilan
yaitu 15% dan 2%, tergantung dari objek PPh 23 tersebut. Akan tetapi dalam
makalah ini kita hanya membahas PPH 23 atas Sewa dan Imbalan Jasa saja.
Berikut ini adalah daftar tarif PPh 23 dan objek PPh Pasal 23 :
1. Tarif 15% dari jumlah bruto atas Dividen, kecuali pembagian dividen
kepada orang pribadi dikenakan final, bunga dan royalti; Hadiah dan
penghargaan, selain yang telah dipotong PPh pasal 21;
5
2. Tarif 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain yang berkaitan
dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.
3. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi dan jasa konsultan.
4. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya adalah yang diuraikan
dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 141/PMK.03/2015 dan efektif
mulai berlaku pada tanggal 24 Agustus 2015. Berikut ini adalah daftar objek
pph 23 jasa lainnya tersebut:
Penilai (appraisal);
Aktuaris;
Akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
Hukum;
Arsitektur;
Perencanaan kota dan arsitektur landscape;
Perancang (design);
Pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi
(migas) kecuali yang dilakukan oleh Badan Usaha Tetap (BUT);
Penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak
dan gas bumi (migas);
Penambangan dan jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan
penambangan minyak dan gas bumi (migas);
dsb.
5. Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-NPWP akan dipotong 100% lebih
tinggi dari tarif PPh Pasal 23.
6
Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh
Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa;
1. PT. Selalu Sukses menyewa sebuah bus pariwisata dengan nilai sewa Rp
20.000.000,- milik Budi PPh pasal 23 yang harus dipungut PT. Selalu Sukses
Jawab :
=> 2% x Rp. 20.000.000,- = Rp 400.000,-
Apabila Budi tidak mempunyai NPWP maka PPh Pasal 23 yang dipotong PT.
Selalu susah adalah Rp 400.000 x 100% = Rp 800.000,-
7
tiga hari sebesar Rp20.000.000,00 pada tanggal 18 Juli 2013. Bagaimana
kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh terkait transaksi tersebut?
Jawab :
2% x Rp20.000.000 = Rp400.000,00
Catatan:
8
dengan menggunakan tanda nomor kendaraan dengan dasar kuning dan tulisan
hitam.
3. PT Irama meminta jasa dari Pak Budi untuk membuat sistem akuntansi
perusahaan dengan imbalan sebesar Rp80.000.000 (sudah termasuk PPN).
Jawab:
2% x Rp80.000.000 = Rp1.600.000
Jawab:
2% x Rp35.000.000 = Rp700.000
Jawab:
9
BAB 3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
10
BAB 4. DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/id/pph-pajak-penghasilan-pasal-23
http://www.pajak.go.id/?option=com_docman&task=doc_view&gid=734&tmpl=c
omponent&format=raw&itemid=152
Resmi, Siti. 2016. Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat
11