KEPERAWATAN JIWA
“BUNUH DIRI”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV :
JURUSAN KEPERAWATAN
TA : 2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN BUNUH DIDIALOG KEPERAWATAN JIWA
Kel. Pasien :” dengan bapak dilan dan ini istri saya ibu milea”
Psikiater : “ tenangkan diri ibu dan bapak dulu , ceritakan perlahan apa
masalah ibu hadapi”
Kel. Pasien : “ jadi begini suster saya bawa keponakan saya karena keponkan
saya ini trus mengurung diri dikamarnya, sekolahpun dia tidak mau dan
tadi berusaha menyakiti dirinya dengan menggunakan pisau “
Kel. Pasien : “ kalau untuk mengurung diri udah sebulan ini, tapi untuk
menyakiti diri dengan pisau baru kali ini saya temukan, saya sangat kaget melihat
kejadian ini.
Psikiater :”biasanya tindakan apa yang dilakukan ibu dan bapak dalam
menghadapi perilaku pasien?”
Kel. Pasien :” kami membiarkannya sendiri karena setiap kami mengajak
berkomunikasi dia tidak pernah merespon jadi kami hanya mengantarkan
makanan setiap hari ke kamarnya?
Kel. Pasien:”jadi masalah dari keponakan saya ini apa bu?dia tidak sakit jiwa
kan?”
Psikiater:”tidak bu. Tetapi ada risiko kejadian ini terulang kembali, tapi jika
keponakan ibu mengikuti terapi dengan teratur bisa dikurangi resikonya.”
Strategi Pelaksanaan 1 :
Perawat : Oh ya, nama mbak siapa? Sekarang masih sekolah atau kuliah? Tingkat
berapa?
Perawat : Bisa minta waktunya sebentar, nggak? Cuma mau mengenal lebih jauh
tentang mbak. Paling lama 15 menit.. gimana? Kalau bersedia di sini
saja ya (kamar tidur klien).
Perawat : Oh ya, bagaimana kabar mbak hari ini? Merasa lebih baik atau justru
masih cemas tidak karuan?
Pasien : (diam dengan tatapan kosong)
Perawat : Kalau ada yang ingin mbak ceritakan, ceritakan saja pada saya. Gak
apa-apa kok. Saya akan menjaga rahasia mbak dari siapapun.
Perawat : Nah, sekarang apa mbak sudah merasa nyaman ngobrol dengan
saya?Senang nggak jalan-jalan dengan saya?
Perawat : Baik, mbak. Tolong kalau nanti ketemu saya, balas sapaan saya ya. 4
jam lagi saya akan datang kemari untuk membawakan obat mbak. Nanti
mbak bisa menceritakan apa yang mbak keluhkan sekiranya mbak
bersedia. Oke?!
Strategi Pelaksanaan 2
Perawat : Baiklah mbak, Kita akan berdiskusi selama 15 menit untuk membahas
mengenai penyebab permasalahan yang mbak hadapi sehingga
membuat mbak merasa selama ini kehidupan mbak tidak ada artinya.
Baiklah, kita akan membicarakannya di kamar mbak.”
Pasien : (pasien bercerita dengan wajah yang gelisah dan ingin menangis tentang
kejadian yang menimpa dirinya)
Perawat : mbak tidak usah merasa sendiri, mbak masih memiliki keluarga yang
menerima mbak apa adanya
Perawat : bagus mbak, jika ada masalah sebaiknya bercerita dan mendekatkan diri
ke pada sang Pencipta
Pasien : saya masih merasa cemas dan sedih tetapi sudah terasa berkurang
Perawat : Besok pada pukul 09.00 saya akan kembali ke kamar mbak untuk
kembali berdiskusi tentang cara yang biasa mbak lakukan ketika terjadi
masalah dalam kehidupan mbak.
Strategi Pelaksanaan 3
Perawat : Selamat pagi, dek! Bagaimana kabarnya hari ini? Semalam bisa tidur
nyenyak kan?”
Pasien : pagi, tidak mbak (kurang antusias)
Perawat : Kemarin kan kita sudah berdiskusi tentang penyebab dari masalah yang
dialami mbak. Menurut mbak, apa yang menjadi penyebab dari masalah
ini?
Pasien : karena saya sangat merasa kehilangan kedua orangtua dan saya tidak
percaya diri lagi dengan cacat yang saya alami ini dan bekas luka di
wajah saya.
Perawat : Hari ini kita akan mendiskusikan tentang sumber pemecahan masalah
yang ada pada diri mbak, yaitu apa yang biasanya mbak lakukan untuk
menyelesaikan masalah. Bagaimana jika kita ngobrol selama 10 menit
disini?
Pasien : mengangguk
Perawat : Apa yang biasanya mbak lakukan bila mbak merasa sedih?
Perawat : Bagaimana perasaan mbak setelah itu? Apakah mbak merasa lebih baik
atau malah bertambah sedih?
Pasien : tidak karuan, sakit, sedih, cemas
Perawat : Kalau sudah begitu, apa yang mbak lakukan untuk mengatasi masalah
mbak?
Pasien : saya mulai bercerita kepada anggota keluarga dan mendekatkan diri pada
yang Maha Kuasa, mengaji, lebih terbuka dengan orang lain, dan melakukan hobi
saya
Perawat : Ya, itu semua sudah benar mbak. Sumber koping yang mbak lakukan
tadi termasuk dalam dukungan social. Selain yang mbak sebutkan tadi,
mbak juga bisa menyalurkan kekesalan melalui hobi atau melakukan
hal-hal yang positif, dengan begitu kesedihan mbak akan berkurang.
Selain itu, sumber koping yang bisa dilakukan adalah kemampuan
personal, asset materi dan keyakinan positif.
Pasien : mengangguk sembari tersenyum tipis
Pasien : saya merasa lebih tenang dan bersyukur bertemu dengan mbak
Perawat : Menurut mbak, manfaat apa yang mbak rasakan dari diskusi kita tadi?
Pasien : bercerita dengan keluarga, sholat, mengaji, dan lebih berinteraksi dengan
orang lain
Perawat : bagus mbak, Baik mbak, sekarang tolong buatkan daftar hobi atau
kegiatan positif yang bisa mbak lakukan untuk mneyalurkan kesedihan
atau kekesalan mbak. Nanti jam 4 sore saya akan datang kemari lagi
untuk melihat daftar yang mbak buat.
Pasien : hobi saya, memasak dan membikin kue, membaca buku, dan juga
bersepeda
Perawat : Baik mbak, kita sudah bicara selama 10 menit. Besok kita akan
berdiskusi lagi tentang penyelesaian masalah yang bisa dilakukan jam
10 pagi disini (ruangan ini) ya.
Strategi Pelaksanaan 4
Perawat : Apakah mbak masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin?
Pasien : iya mbak masih
Perawat : Hari ini kita sepakat untuk bertemu di sini, jam 10 pagi. Begitu kan,
mbak?
Perawat : Sesuai kesepakatan, hari ini kita akan membahas tentang pemecahan
masalah mbak. Bagaimana kalau kita membahasnya selama 15 menit?
Perawat : Dari sumber koping yang mbak sebutkan kemarin, menurut mbak, apa
yang masih bisa dikembangkan?
Pasien : menurut saya, mungkin saya harus lebih ikhlas dan menerima kepergian
kedua orang tua saya, meskipun itu sangat berat, dan mencoba lebih
percaya diri dengan apa yang saya hadapi saat ini.
Perawat : Nah, mbak kemarin menyebutkan bahwa mbak tidak percaya diri lagi
karena bekas luka di wajah mbak. Kalau mbak sudah cukup kuat, mbak
bisa menjalani operasi untuk menghilangkan bekas luka tersebut.
Walaupun tidak bisa kembali seperti sedia kala, mbak harus tetap
bersyukur karena mbak masih memilki tangan dan kaki untuk
beraktifitas seperti yang lainnya. Sekarang yang perlu mbak ingat
bahwa semua makhluk Tuhan akan meninggal. Saya, mbak dan orang
lain. Oleh sebab itu, kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin
kesempatan yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan tetap menginginkan
mbak hidup dari kecelakaan tersebut, agar mbak bisa menjadi orang
yang bermanfaat bagi yang lainnya. Mungkin ada maksud lain yang
lebih baik dalam kehidupan mbak ke depannya.
Pasien : saya merasa lebih lega karena saya telah mengungkapkan masalah saya
Perawat : apakah mbak bisa menyebutkan pemecahan masalah yang telah kita
bahas tadi?
Pasien : menurut saya, mungkin saya harus lebih ikhlas dan menerima kepergian
kedua orang tua saya, meskipun itu sangat berat, dan mencoba lebih
percaya diri dengan apa yang saya hadapi saat ini.
Perawat : bagus mbak, Setelah mbak sembuh dan keluar dari RS ini, apa rencana
mbak selanjutnya?
Pasien : mungkin saya akan melakukan hal-hal yang lebih positif yang membuat
hidup saya lebih baik lagi dan menjadi pribadi yang ikhlas serta lebih baik.
Perawat : tetap semangat mbak, Setelah ini, kita akan bertemu lagi besok jam 8
pagi untuk mempersiapkan kepulangan mbak.
Sp i
Perawat ; “ assalamukalaikum “
Perawat : “ jadi kemarin kan bapak mengatakan bahwa keponakan bapak sempat
melakukan tindakan bunuh diiri, sudah berapa kali pak kira-kira ?”
Keluarga : “ saya tahu nya hanya sekali yang kemarin aja mbak “
Perawat : “ oh begitu, jadi pak begini keinginan bunuh diri itu disebabkan karena
pasien tidak dapat megekspresikan perasaan nya sendiri. Biasanya pasien akan
cenderung mengurung diri, menjadi pendiam, tidak mau berkomunikasi dengan
orang sekitarnya. Nahh apakah pasien c menunjukkan gejala yang saya sebutkan
tadi ?”
Keluarga : “ iya betul sekali mbak, sejak dia mengalami kecelakaan dia ndak
pernah keluar kamar bahkan tidak bersekolah, bicara dengan kami pun jarang.”
Perawat : “ jika seperti demikian, sebaiknya bapak memeriksa kamar pasien c dan
menjauhkan barang/benda-benda yang sekiranya berbahaya, seperti benda tajam,
obat-obat keras dan sebagainya.”
Sp ii
Perawat : “ asssalamukalaikum”
Perawat : “ buk pada kesempatan kali ini saya akan mengajarkan bagaimana cara
merawat pasien c supaya ibu bisa melakukannya secara mandiri di rumah “
Perawat : “ baik buk, kita mulai dengan mengajak pasien c untuk mendekaktkan
diri pada tuhan, kemudian meluangkan banyak waktu bersama pasien dengan
kesibukan yang bermanfaat, apabila sewaktu-waktu pasien tiba-tiba menunjukkan
gejala dari tindakan bunuh diri kembali sebaiknya ibuk mengalihkan perhatian
pasien dengan cara mengajak pasien pergi berekreasi ke tempat-tempat wisata,
dan usahakan pasien jangan sampai mengalami stress berat.”
Keluarga : “ baik mbak saya akan melakukan seperti yang mbak jelaskan tadi”
Sp iii
Perawat : “ buk hari ini pasin c sudah dibolehkan pulang, saya harap ibu dan
bapak dapat mengatur jadwal kegiatan pasien c seperti biasanya, mulai dari
bersekolah, bermain, belajar dan lain-lain. Karena seperti penjelasan saya yang
sebelumnya keinginan bunuh diri itu bisa datang kapan saja, sehingga untuk
menghindari kejadian tersebut terulang kembali ibu harus mengatur dan
mengawasi kegiatan pasien c ya buk.”
Keluarga : “ oh iya mbak, selain itu apalagi yang harus saya lakukan?, saya tidak
mau mneyesal untuk kedua kalinya.”
Perawat : “ oh iya buk selain itu pastikan pasien c meminum obat secara teratur,
kemudian apabila pasien c menunjukkan tanda-tanda keinginan bunuh diri
kembali ibu bisa membawa pasien c ke sini atau ke rumah sakit terdekat.”