“Hipertensi”
PEMBIMBING :
Dr. A. Fahron, Sp.PD
Oleh :
Nama: Fathie Y.R.A. Dano
NIM : 2013730036
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Menurut NHLBI (National Heart, Lung, and Blood Institute) 1 dari 3 pasien menderita
hipertensi. Hipertensi juga merupakan faktor risiko infark miokard, stroke, gagal ginjal akut
hingga kematian.
ETIOLOGI
KLASIFIKASI HIPERTENSI
JNC VII
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko hipertensi lebih lanjut lagi dapat dibedakan menjadi dua yakni
faktor yang dapat dan tidak dapat dikendalikan.
b. Jenis Kelamin
Prevalensi hipertensi lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita,
dengan peningkatan risiko sebesar 2 kali lipat untuk peningkatan tekanan darah
sistolik. Pria lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi dari pada
wanita,seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok dan konsumsi alkohol),
depresi dan rendahnya status pekerjaan, perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan
dan pengangguran.
c. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi akan meningkatkan risiko
kejadian hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki
hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Jika
kedua orang tua menderita hipertensi, kemungkinan anaknya menderita hipertensi
sebesar 45%, sedangkan jika hanya salah satu dari orang tuanya yang menderita
hipertensi maka kemungkinan anaknya menderita hipertensi sebesar 30%.
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu
sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai
sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa
intervensi terapi, akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu
sekitar 30-50 tahun akan timbul manifestasi klinis.
d. Olahraga
Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena
meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung
mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus
memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.10
g. Obesitas
Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak yang dinyatakan
dalam indeks massa tubuh (body mass index) Berat badan dan indeks massa tubuh
berkorelasi dengan tekanan darah. Obesitas tidak menyebabkan hipertensi, namun
prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Orang dengan obesitas memiliki
risiko 5 kali lipat lebihbesar untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan orang
dengan berat badan yang normal. .Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan
risiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin
banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan
tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi
meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat
badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah.
Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air.
TATALAKSANA
Untuk terapi farmakologis, berikut adalah beberapa jenis obat serta dosisnya yang dapat
digunakan:
Perbedaan JNC VII dan JNC VIII
DAFTAR PUSTKA
1. James PA, Oparil S, Carter BL et al. 2014 Evidence-Based Guideline for the Management
of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel Members Appointed to the Eighth
Joint National Committee (JNC 8). JAMA: 2013.
2. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al. Seventh
Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure. Hypertension. 2003; 42: 1206–52.
3. Muhadi. JNC 8: Evidence-based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi Dewasa. Divisi
Kardiologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Indonesia