Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

PEMBAHASAN

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk
air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam, volumenya akan
meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah
meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat
baik.

Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem
air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.
Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem
pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran
dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang
digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Peralatan yang diperlukan dalam sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem.

Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua
sumber air umpan adalah:

1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali ke proses


2. Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar
ruang boiler ke plant proses.

Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan
awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang. Gambar Boiler dapat dilihat pada
gambar 4.1
Gambar 4.1 Boiler PLTU Bukit Asam

4.1 Klasifikasi Pipa Ketel Uap


4.1.1 Fire Tube Boiler

Gambar 4.2 Boiler pipa api


Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di dalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan dihantarkan
langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler mempengaruhi
kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut.
Karakteristik:
- Biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil (12.000 kg/jam)
dengan tekanan rendah sampai sedang (18 kg/cm2).
- Dalam operasinya dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan bakar
padat.
- Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler dikonstruksi sebagai paket
boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar

4.1.2 Water Tube Boiler

Gambar 4.3 Diagram Sederhana Water Tube Boiler


Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di luar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya dikondisikan terlebih
dahulu melalui economizer. Steam yang dihasilkan kemudian dikumpulkan terlebih
dahulu di dalam sebuah steam drum sampai sesuai. Setelah melalui tahap secondary
superheater dan primary superheater, baru steam dilepaskan ke pipa utama distribusi.
Karakteristik:
- Tingkat efisiensi panas yang dihasilkan cukup tinggi.
- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungan-kandungan lain
yang larut dalam air.
- Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan steam yang sangat tinggi seperti
pada pembangkit tenaga.
- Kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam dengan tekanan sangat tinggi.
- Menggunakan bahan bakar minyak dan gas untuk water tube boiler yang dirakit
dari pabrik
- Menggunakan bahan bakar padat untuk water tube boiler yang tidak dirakit di
pabrik.

Tabel 3.1 Keuntungan Dan Kerugian Boiler Berdasarkan Tipe Pipa

NO Tipe boiler Keuntungan Kerugian


Proses pemasangan mudah Tekanan operasi steam terbatas untuk
dan cepat. tekanan rendah (18 bar)
Tidak membutuhkan setting
khusus
Investasi awal boiler ini Kapasitas steam relatif kecil (13.5
murah TPH) jika dibandingkan dengan water
1 Fire tube boiler tube
Bentuknya lebih compact Tempat pembakarannya sulit
dan portable dijangkau untuk dibersihkan,
diperbaiki dan diperiksa kondisinya.
Tidak membutuhkan area Nilai efisiensinya rendah, karena
yang besar untuk 1 HP banyak energi kalor yang terbuang
boiler
Kapasitas steam besar Proses konstruksi lebih detail
sampai 450 TPH
Tekanan operasi mencapai Investasi awal relatif lebih mahal
Water Tube 100 bar
2
Boiler Nilai efisiensinya relatif Penanganan air yang masuk ke dalam
lebih tinggi dari fire tube boiler perlu dijaga, karena lebih
boiler sensitif untuk sistem ini. Perlu
komponen pendukung untuk hal ini.
Tungku mudah dijangkau Karena mampu menghasilkan
untuk melakukan kapasitas dan steam yang lebih besar,
pemeriksaan, pembersihan, maka konstruksinya membutuhan
dan perbaikan area yang lebih luas.

4.2 Faktor kerusakan Boiler pipa (tube boiler)


 Factor umur
Faktor umum adalah salah satu penyebab terjadinya kerusakan pada pipa boiler
adalah umur dari pipa boiler yang semestinya harus sudah diganti akan tetapi
belum ada
 Penmpukan abu sisa pembakaran
Terjadi penumpukan abu dari sisa pembakaran didalam boiler.
 Tidak maksimalnya kerja soot blower
Salah satu penyebab kerusakan pada pipa boiler adalah tidak maksimalnya kinerja
dari soot blower yang bekerja sebagai pembersih pipa – pipa didalam boiler
dikarenakan tidak berfungsinya salah satu soot blower di unit 3.
 Pemanasan yang tidak merata
Pemanasan yang terjadi didalam boiler PLTU Bukit Asam adalah system pemanas
radiasi, dimana pembakaran tidak langsung mengenai pipa boiler sehingga bias
terjadi pemanasan yang tidak maksimal.
Salah satu contoh kerusakan yang terjadi pada boiler unit 3 PLTU Bukit Asam adalah pecahnya
salah satu pipa boiler (LTS) air. Gambar dari contoh pipa pecah dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.4 pipa boiler (LTS)

4.3 Langkah yang dilakukan


4.3.1 Pemeliharaan (Maintenance)
A. Defenisi Pemeliharaan
Pemeliharaan Mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara Bagian
Pemeliharaan dan Bagian Produksi. Karena Bagian Pemeliharaan dianggap yang memboroskan
biaya, sedang Bagian Produksi merasa yang merusakkan tetapi juga yang membuat uang ( Ardhi,
2008 ). Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak
mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan
yang dikenal dengan pemeliharaan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan
yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin yang digunakan dalam proses
produksi. Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya merawat, menjaga, dan
memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.
B.Tujuan Pemeliharaan
Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas atau peralatan perusahaan dapat
dipergunakan untuk kegiatan produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mngalami kerusakan
selama fasilitas/peralatan perusahaan tersebut dipergunakan selama proses produksi. Oleh karena
itu, suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian lainnya bagi suatu
pabrik adalah pemeliharaan ( maintenance ) murah sedangkan perbaikan ( repair ) mahal
Menurut Asyari ( 2007 ), dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin Tujuan
pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
1. Untuk memperpanjang kegunaan asset,
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan
darurat setiap waktu,
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Menurut Sofyan (
2004 ), tujuan pemeliharaan yaitu:
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi,
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk
itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga
modal yang di investasikan tersebut,
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan
kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja,

C.Fungsi pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan
peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut
selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin,
adalah sebagai berikut ( Agus, 2002 ):
1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat
dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar,
3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan
kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan,
4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan
pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang
digunakan,
6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku
dapat berjalan normal,
7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam perusahaan, maka
pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.

D. Kegiatan-kegiatan pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut Manahan (2004), meliputi
berbagai kegiatan sebagai berikut:
1. Inspeksi ( Inspection ) Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan
secara berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan
selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran
proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan, maka segera diadakan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi, dan berusaha untuk
mencegah penyebab timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-sebab kerusakan yang
diperoleh dari hasil inspeksi.

2. Kegiatan teknik ( Engineering ) Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang
baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta
melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam
kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-
perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena
itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang
rusak tidak di dapatkan atau diperoleh komponen yang sama dengan yang dibutuhkan.

3. Kegiatan produksi ( Production ) Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang


sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik,
melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan
teknik, melaksanakan kegiatan service dan perminyakan ( lubrication ). Kegiatan produksi ini
dimaksudkan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada
peralatan.

4. Kegiatan administrasi ( Clerical Work ) Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam
melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan
kegiatan pemeliharaan, komponen ( spareparts ) yang di butuhkan, laporan kemajuan (
progress report ) tentang apa yang telah dikerjakan. waktu dilakukannya inspeksi dan
perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, komponen ( spareparts ) yag tersedia di bagian
pemiliharaan. Jadi, dalam pencatatan ini termasuk penyusunan planning dan scheduling, yaitu
rencana kapan suatu mesin harus dicek atau diperiksa, diminyaki atau di service dan di
resparasi.

5. Pemeliharaan Bangunan ( Housekeeping ) Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjaga


agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.

4.3.2 Jenis dan Klasifikasi Pemeliharaan


A.Jenis-jenis Pemeliharaan
Menurut Asyari ( 2007 ), dalam bukunya Manajemen pemeliharaan mesin membagi
pemeliharaan menjadi: 1. Pemeliharaan pencegahan ( Preventive Maintenance ) Pemeliharaan
pencegahan adalah pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara
pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan. Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk
inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin
selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Pemeliharaan korektif ( Corrective Maintenance ) Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan
pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas atau
peralatan sehingga mencapai standar yang dapat di terima. Dalam perbaikan dapat dilakukan
peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi
rancangan agar peralatan menjadi lebih baik,
3. Pemeliharaan berjalan ( Running Maintenance ) Pemeliharaan ini dilakukan ketika fasilitas
atau peralatan dalam keadaan bekerja. Pemeliharan berjalan diterapkan pada peralatan-
peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi,
4. Pemeliharaan prediktif ( Predictive Maintenance ) Pemeliharaan prediktif ini dilakukan untuk
mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem
peralatan. Biasanya pemeliharaan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-
alat monitor yang canggih,
5. Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan ( Breakdown Maintenance ) Pekerjaan pemeliharaan
ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus
disiapkan suku cadang, alat-alat dan tenaga kerjanya,
6. Pemeliharaan Darurat ( Emergency Maintenance ) Pemeliharan ini adalah pekerjaan
pemeliharaan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang
tidak terduga.
7. Pemeliharaan berhenti ( shutdown maintenance ) Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaan
yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi,
8. Pemeliharaan rutin ( routine maintenance ) Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang
dilaksanakan secara rutin atau terus-menerus,
B. Klasifikasi Pemeliharaan
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan
dalam dua cara, yaitu ( Anthony, 1992 ): 1) Pemeliharaan terencana ( planned maintenance )
Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorginir untuk
mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian dan pencatatan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. ( Anthony, 1992 ). Menurut Anthony (
1992 ), Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu:
a. Pemeliharaan pencegahan ( Preventive Maintenance ) Pemeliharaan pencegahan ( preventive
maintenance ) adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang mungkin
menyebabkan produksi berhenti atau berkurangnya fungsi mesin dikombinasikan dengan
pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi tersebut dan mengembalikan
mesin ke kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan penanganan diri kondisi abnormal
mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan cacat atau kerugian. ( Setiawan, 2008 ).
Menurut Jay dan Barry Render, ( 2001 ) dalam bukunya “Operations Management”,
preventive maintenance adalah: “A plan that involves routine inspections, servicing, and keeping
facilities in good repair to prevent failure” Sebuah perencanaan yang memerlukan inspeksi rutin,
pemeliharaan dan menjaga agar fasilitas dalam keadaan baik sehingga tidak terjadi kerusakan di
masa yang akan datang. Pekerjaan dasar pada perawatan preventive adalah: inspeksi, pelumasan,
perencanaan dan penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga pemeliharaan, serta
penyimpanan suku cadang. sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari
kerusakan dapat terpenuhi pengunaannya. ( Daryus , 2007 ). Menurut Dhillon (2006), dalam
bukunya “maintainability, maintenance, and reliability for engineers” ada 7 elemen dari
pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yaitu:
1) Inspeksi: memeriksa secara berkala ( periodic ) bagian-bagian tertentu untuk dapat dipakai
dengan membandingkan fisiknya, mesin, listrik, dan karakteristik lain untuk standar yang
pasti,
2) Kalibrasi: mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi untuk material atau
parameter perbandingan untuk standar yang pasti,
3) Pengujian: pengujian secara berkala ( periodic ) untuk dapat menentukan pemakaian dan
mendeteksi kerusakan mesin dan listrik,
4) Penyesuaian: membuat penyesuaian secara periodik untuk unsur variabel tertentu untuk
mencapai kinerja yang optimal,
5) Servicing: pelumasan secara periodik, pengisian, pembersihan, dan seterusnya, bahan atau
barang untuk mencegah terjadinya dari kegagalan yang baru,
6) Instalasi: mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus waktu pemakaian atau
memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang ditentukan,
7) Alignment: membuat perubahan salah satu barang yang ditentukan elemen variabel untuk
mencapai kinerja yang optimal.

b. Pemeliharaan korektif ( Corrective Maintenance ) Pemeliharaan secara korektif ( corrective


maintenance ) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau pemeliharaan yang
dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah
terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. ( Anthony, 1992 ). Pemeliharaan
ini meliputi reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul
diantara pemeriksaan, juga overhaul terencana. Menurut Jay dan Barry Render, 2001
pemeliharaan korektif ( Corrective Maintenance ) adalah:
Pemeliharaan terencana merupakan pemakaian yang paling tepat mengurangi keadaan
darurat dan waktu nganggur mesin. Adapun keuntungan lainnya yaitu:
1. Pengurangan pemeliharaan darurat,
2. Pengurangan waktu nganggur,
3. Menaikkan ketersediaan ( availability ) untuk produksi
4. Meningkatkan penggunaan tenaga kerja untuk pemeliharaan dan produksi,
5. Memperpanjang waktu antara overhaul
6. Pengurangan penggantian suku cadang, membantu pengendalian sediaan
7. Meningkatkan efisiensi mesin,
8. Memberikan pengendalian anggaran dan biaya yang bisa diandalkan,
9. Memberikan informasi untuk pertimbangan penggantian mesin.

Anda mungkin juga menyukai