Proses Bisnis
Proses Bisnis
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, Tim Penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan Buku ”Pengembangan Panas Bumi Indonesia”, dalam bentuk capaian, program,
dan kebijakan, serta rencana pengembangan panas bumi.
Penyusunan buku ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap terkait
pengelolaan panas bumi kepada stakeholders dan dapat menjadi pegangan bagi pengambil
kebijakan. Agar mudah dipahami oleh para pembaca, buku ini disusun secara singkat, padat,
dan sederhana. Buku ini akan selalu diperbarui secara berkala mengikuti dinamika dan
kemajuan pengembangan panas bumi di Indonesia.
Kami menyadari bahwa penyusunan buku ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan dalam penyusunan pada
edisi selanjutnya.
Semoga bermanfaat.
2
KEMENTERIAN ESDM
OUTLINE
I. Pendahuluan 5
II. Pengembangan Energi Baru Terbarukan 7
III. Gambaran Umum Panas Bumi 11
IV. Potensi Panas Bumi di Indonesia 20
V. Kondisi Saat Ini 24
VI. Regulasi di Bidang Panas Bumi 34
VII. Kebijakan Pengembangan Panas Bumi 38
VIII. Perizinan dan Non Perizinan Sub Sektor Panas Bumi 47
IX. Alur Proses Pengusahaan Panas Bumi 50
X. Investasi Panas Bumi 61
XI. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) 69
Lampiran 73
3
KEMENTERIAN ESDM
DOING BUSINESS IN GEOTHERMAL
4
KEMENTERIAN ESDM
I. Pendahuluan
5
KEMENTERIAN ESDM
I. PENDAHULUAN
1. Penyediaan energi nasional masih didominasi oleh energi fosil, sementara energi
terbarukan yang low carbon belum banyak dimanfaatkan;
2. Potensi panas bumi Indonesia berupa sumber daya sebesar 11.073 MW dan
cadangan sebesar 17.506 MW sementara pemanfaatan panas bumi tidak langsung
untuk ketenagalistrikan baru mencapai 1.698,5 MW atau sekitar 9,3% dari total
cadangan panas bumi;
3. Energi panas bumi merupakan energi setempat dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda untuk setiap lokasi (site specific);
4. Peraturan Pemerintah No. 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN)
menetapkan target pangsa energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025,
dimana energi panas bumi ditargetkan memberikan kontribusi sebesar 5,4% terhadap
konsumsi energi nasional;
5. Program percepatan pembangkit listrik 10.000 MW Tahap II dengan kontribusi panas
bumi sebesar 4.825 MW (Permen ESDM No. 40/2014);
a. Mempercepat diversifikasi energi untuk pembangkit tenaga listrik ke bahan bakar
non minyak dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik melalui
percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi
terbarukan, batubara, dan gas;
b. Mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi untuk mendukung pembangunan
nasional.
6
KEMENTERIAN ESDM
II. Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Bauran Energi Primer Berdasarkan PP No.79/2014 tentang KEN
Bauran Energi Primer 2025 dan 2050
Skenario Pengembangan EBT Sesuai KEN
7
KEMENTERIAN ESDM
II. PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN
BAURAN ENERGI PRIMER BERDASARKAN PP NO. 79/2014 TENTANG KEN
Pembangkit EBT
9,6 GW 45 GW 169 GW
(19%) (34%) (38%)
*MTOE: Million Tonnes of Oil Equivalent
8
KEMENTERIAN ESDM
II. PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN
BAURAN ENERGI PRIMER 2025 DAN 2050
2025 2050
MTOE % MTOE %
Minyak Minyak
99 24,6% 204 19,8%
bumi bumi
Gas Gas
90 22,1% 246 23,8%
bumi bumi
169 GW
Satuan: MW
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2040 2050
Panas Bumi 1.439 1.654 1.909 2.134 2.494 3.110 7.242 9.300 13.423 17.546
Air & Mikrohidro 5.024 5.119 5.236 5.491 7.008 7.889 20.960 25.844 35.611 45.379
Bioenergi 1.740 1.886 2.093 2.359 2.674 3.024 5.532 9.651 17.887 26.123
Surya 79 229 429 679 979 1.379 6.379 14.103 29.551 45.000
Angin 7 57 107 207 307 507 1.807 7.167 17.887 28.607
EBT Lainnya 372 1.860 1.860 1.860 1.861 1.863 3.128 3.779 5.081 6.383
Total 8.660 10.804 11.728 12.939 15.807 18.475 45.044 69.843 119.440 169.038
10
KEMENTERIAN ESDM
III. Gambaran Umum Panas Bumi
Definisi
Sistem Panas Bumi
Skema Operasi PLTP
Risiko Pengembangan Panas Bumi
Sistem Berkelanjutan Panas Bumi
Time Table Pengembangan Panas Bumi 2 x 55 MW
Perbandingan Emisi PLTP dan Pembangkit Lainnya
11
KEMENTERIAN ESDM
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
DEFINISI
12
KEMENTERIAN ESDM
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang terbentuk secara alami di bawah
permukaan bumi;
Pemanfaatan panas bumi relatif ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi gas
rumah kaca;
Energi panas bumi bersifat site specific, tidak dapat disimpan, dan juga tidak dapat
ditransportasikan;
Pengusahaan panas bumi dapat berupa pemanfaatan langsung dan pemanfaatan tidak
langsung;
Tahapan kegiatan usaha panas bumi meliputi Survei Pendahuluan (Penugasan Survei
Pendahuluan (PSP)/Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE)), Penetapan
dan Pelelangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), Eksplorasi, Studi Kelayakan,
Eksploitasi, dan Pemanfaatan;
Survei pendahuluan dapat dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota;
Menteri melakukan penawaran Wilayah PSP, Wilayah PSPE, dan WKP;
Pemerintah dapat memberikan penugasan langsung kepada BUMN/BLU untuk
pengembangan panas bumi;
Izin Panas Bumi diterbitkan oleh Badan Koordinasi Pananaman Modal atas nama
Menteri ESDM.
13
KEMENTERIAN ESDM
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
SISTEM PANAS BUMI
14
KEMENTERIAN ESDM
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
SKEMA OPERASI PLTP
Fluida yang diperoleh dari sumur produksi akan dialirkan ke dalam separator untuk dipisahkan antara uap
dan air. Fluida cair (brine) direinjeksikan ke dalam bumi reinjeksi agar sistem panas bumi tetap
berkelanjutan, sedangkan uap dialirkan ke pembangkit untuk memutar turbin untuk menghasilkan listrik.
Listrik tersebut dialirkan menuju transformer dan kemudian ditransmisikan. Uap yang telah melalui turbin
dikondensasikan menjadi air pada kondensor, dan selanjutnya diiinjeksikan ke dalam bumi.
15
KEMENTERIAN ESDM
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
RISIKO PENGEMBANGAN PANAS BUMI
16
KEMENTERIAN ESDM
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
BERTAHAP, sistem tertutup dan BERKELANJUTAN,
menjaga keseimbangan fluida dan panas
17
KEMENTERIAN ESDM
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
TIME TABLE PENGEMBANGAN PANAS BUMI 2 x 55 MW
1. HoA /PPA
Produksi 30 thn
55 110
18
KEMENTERIAN ESDM
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
Coal Gas
Residu Panas Bumi
(desulfurization) (combine cycle)
CO2 1,700 973 26
SO2 4.1 0.003 0
NOx 2.4 1.4 0
Lumpur 168 0 0
Abu 60 0 0
Sumber: IGA Paper
Ramah Lingkungan
(CO2 Panas Bumi = 1.5% Batubara, 2.7% Gas)
19
KEMENTERIAN ESDM
IV. Potensi Panas Bumi di Indonesia
Sebaran Potensi Panas Bumi Indonesia
Sebaran Potensi Panas Bumi Per Pulau
Pemanfaatan Energi Panas Bumi di Negara-Negara Dunia
20
KEMENTERIAN ESDM
IV. POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
21
KEMENTERIAN ESDM
IV. POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
22
KEMENTERIAN ESDM
IV. POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
PEMANFAATAN ENERGI PANAS BUMI DI NEGARA – NEGARA DUNIA
KAPASITAS TERPASANG
NO NEGARA POTENSI (MW) RASIO
(MW)
23
KEMENTERIAN ESDM
V. Kondisi Saat Ini
Capaian Kinerja Bidang Panas Bumi
Kapasitas Terpasang PLTP
Sebaran Kapasitas Terpasang PLTP
Road Map Panas Bumi
Peta Rencana Pengembangan 70 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)
Status Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)
Kondisi Penyediaan Listrik & Pengembangan Panas Bumi di Indonesia Timur
24
KEMENTERIAN ESDM
V. KONDISI PANAS BUMI
Potensi Panas Bumi Kapasitas Terpasang
Resources 11.073 MW 1.698,5 MW
Reserves 17.506 MW • 12 PLTP pada 10 WKP
Badan Geologi, Desember 2016 • Pemanfaatan 9,3% dari cadangan
panas bumi Indonesia
25
KEMENTERIAN ESDM
V. KONDISI PANAS BUMI
CAPAIAN KINERJA SEKTOR PANAS BUMI TAHUN 2017
PENETAPAN WKP SETARA PRODUKSI MINYAK (JUTA SBM)
1.858,5 10,632
9,651 9,964 11.658
9,332
1.698,5 5,989
2013 2014 2015 2016 2017* 2013 2014 2015 2016 2017*
26
KEMENTERIAN ESDM
V. KONDISI PANAS BUMI
KAPASITAS TERPASANG PLTP PER JUNI 2017
Pengembang/ Kapasitas Total
No. WKP, Lokasi PLTP Kapasitas Turbin
Operator (MW)
PT. Pertamina 1 x 10 MW;
1 Sibayak – Sinabung, SUMUT Sibayak 12
Geothermal Energy 2 MW(monoblok)
Chevron Geothermal 3 x 60 MW;
2 Cibeureum – Parabakti, JABAR Salak 377
Salak, Ltd 3 x 65,6 MW
Star Energy
Wayang 1 x 110 MW;
Geothermal Wayang 227
3 Pangalengan, JABAR Windu 1 x 117 MW
Windu
Patuha PT Geo Dipa Energi 1 x 55 MW 55
1 x30 MW;
PT. Pertamina 2 x 55 MW;
Kamojang 235
Geothermal Energy 1 x 60 MW;
4 Kamojang – Darajat, JABAR 1 x 35 MW
1 x 55 MW;
Chevron Geothermal
Darajat 1 x 94 MW; 270
Indonesia, Ltd
1 x 121 MW
5 Dataran Tinggi Dieng, JATENG Dieng PT. Geo Dipa Energi 1 x 60 MW 60
PT. Pertamina
6 Lahendong – Tompaso, SULUT Lahendong 6 x 20 MW 120
Geothermal Energy
PT. Pertamina
7 Waypanas – LAMPUNG Ulubelu 4 x 55 MW 220
Geothermal Energy
8 Ulumbu - NTT Ulumbu PT. PLN (Persero) 4 x 2,5 MW 10
9 Mataloko - NTT Mataloko PT. PLN (Persero) 1 x 2,5 MW 2,5
10 Sibual-Buali - SUMUT Sarulla Sarulla Operation Ltd. 1 x 110 MW 110
TOTAL 1.698,5
27
KEMENTERIAN ESDM
V. KONDISI PANAS BUMI
SEBARAN KAPASITAS TERPASANG PER JUNI 2017
PLTP PATUHA: 55 MW
PLTP DIENG: 60 MW
PLTP DARAJAT: 270 MW PLTP ULUMBU: 10 MW
28
KEMENTERIAN ESDM
V. KONDISI PANAS BUMI
ROAD MAP PANAS BUMI
8,000.0 3000
Kapasditas Terpasang (per Juli 2017) : Indonesia
1.698,5 MW Penambahan kapasitas peringkat ke-1
7,000.0
terpasang 2017 terdiri dari: dunia melampaui
2500
1.PLTP Ulubelu Unit 4 (55 MW) (COD Amerika
6,000.0
25 April 2017) Indonesia
2.PLTP Karaha Unit 1 (30 MW) peringkat ke-2
2000
5,000.0 4.PLTP Sarulla Unit 2 (110 MW) Filipina
4,000.0 1500
1,175
3,000.0 999
866 858 1000
2,000.0 650
450
500
1,000.0 205 215 220
110 165
37 7.5 60 35
0
- 0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Rencana Kapasitas Tambahan Kapasitas
*Asumsi: Filipina (1.870 MW) dan Amerika (3.450 MW) tidak mengalami penambahan kapasitas
29
KEMENTERIAN ESDM
V. KONDISI PANAS BUMI
RENCANA PENGEMBANGAN PANAS BUMI SAMPAI TAHUN 2025
Road map pengembangan panas bumi s.d. Tahun 2025 dapat diuraikan dalam tabel berikut:
Rencana Status April Rencana Pengembangan (MW)
Total
Pengembangan 2017 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Tambahan
1,698.5 35 205.0 215.0 195.0 235.0 291.0 350.0 755.0 280.0 968.0 2,375.0 7,241.5
Kapasitas (MW)
Investasi (Juta
6,794 140 820 860 780 940 1,164 1,400 3,020 1,120 3,872 9,500 28,966
USD)
Serapan Tenaga
5,096 105 615 645 585 705 873 2,265 840 2,904 7,125 21,725
Kerja (Orang) 1,050
Setara Produksi
Minyak 7,310,581 150,645 882,349 925,390 839,307 1,011,473 1,252,505 1,506,449 3,249,625 1,205,159 4,166,407 10,222,331 31,168,426
(BOE/YEAR)
CO2 Reduction 10,177,140 209,714 1,228,327 1,288,246 1,168,409 1,408,082 1,743,625 2,097,144 4,523,839 1,677,715 5,800,101 14,230,620 43,389,909
30
KEMENTERIAN ESDM
V. KONDISI PANAS BUMI
NAD 3 WKP
Jaboi: 10 MW
Seulawah Agam: 110 MW
Gn.Geureudong: 55 MW
LAMPUNG 5 WKP
Gn.Rajabasa: 220 MW JABAR 10 WKP MALUKU 1 WKP
Sekincau: 220 MW Cibeureum–Parabakti: - Tulehu: 20 MW
JATENG 6 WKP Wapsalit: -
Waypanas – Ulubelu: - Cibuni: 10 MW Baturaden: 180 MW
Danau Ranau: 110 MW Cisolok Cisukarame: 45 MW Dataran Tinggi Dieng: 265 MW
Way Ratai: 55 MW Gn. Tampomas: 45 MW NTB 2 WKP
Guci: 55 MW NTT 5 WKP
Gn. Tgkuban Perahu: 60 MW Hu'u Daha: 20 MW
Gn. Ungaran: 55 MW Atadei: 10 MW
Kamojang: 55 MW Sembalun: 20 MW
Candi Umbul Telomoyo: 55 MW Sokoria: 30 MW
Darajat: 270 MW Gunung Lawu : 110 MW Keterangan:
Ulumbu: 40 MW (unit 5)
Karaha Cakrabuana: 50 MW
Mataloko: 20 MW
Pangalengan: 110 MW (Patuha) Program FTP II dan 35 GW
Oka Ile Ange: 10 MW
Pangalengan: 173 MW (Wayang
Gunung Sirung: 5 MW
Windu unit 3&4) Program FTP II
G. Ciremai: 110 MW
Gn. Gede Pangrango: 55 MW Program 35 GW
Gn. Galunggung: 110 MW
31
KEMENTERIAN ESDM
V. KONDISI PANAS BUMI Telah Beroperasi:
10 WKP (1.698,5 MW)
Rencana Pengembangan (1.153 MW)
1. Sibayak (12 MW)
2. Ulubelu (220 MW)
PRODUKSI: 3. Cibeureum-Parabakti (377 MW)
10 WKP (1.698,5 MW) 4. Pangalengan (282 MW)
Rencana Pengembangan 5. Kamojang-Darajat (505 MW)
(1.153 MW) 6. Dieng (60 MW)
7. Lahendong-Tompaso (120 MW)
EKSPLOITASI: 8. Ulumbu (10 MW)
9. Mataloko (2,5 MW)
8 WKP (1.135 MW)
1.Sungai Penuh (145 MW) 10.Sibual-Buali (110 MW)
2.Lumut Balai (285 MW)
3.Hululais (340 MW)
4.Karaha Cakrabuana (50 MW) Telah Tanda Tangan PPA/PJBL
EKSPLORASI & EKPLOITASI: 5.Cibuni (10 MW) 13 WKP (1.485 MW)
29 WKP ( 3.050 MW) 6.Tabanan (65 MW) 1. Gn. Rajabasa (220 MW)
7.Tulehu (20 MW) 2. Rantau Dedap (220 MW)
70 WKP 8.Muaralaboh (220 MW) 3. Blawan-Ijen (110 MW)
(7.521,5 MW) 4. Gn.Ungaran (55 MW)
5. Telaga Ngebel (165 MW)
6. Baturaden (180 MW)
7. Guci (55 MW)
EKSPLORASI: 8. Kaldera Danau Banten (110 MW)
9. Cisolok Sukarame (45 MW)
21 WKP (1.915 MW) 10. Tampomas (45 MW)
PROSES PENERBITAN IPB: 11. Sorik Marapi (240 MW)
1 WKP (110 MW) 12. Jaboi (10 MW)
1. Seulawah Agam (110 MW) 13. Sokoria (30 MW)
WKP Lainea: 20 MW
NTB
34
KEMENTERIAN ESDM
VI. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI
1. Undang-undang No. 21 Tahun 2014 Tentang Panas Bumi;
2. Peraturan Pemerintah No. 28/2016 Tentang Bonus Produksi;
3. Peraturan Pemerintah No. 7/2017 Tentang Panas Bumi Untuk Pemanfaatan Tidak Langsung;
4. Peraturan Presiden No. 22/2017 Tentang Rencana Umum Energi Nasional;
5. Peraturan Pemerintah No. 9/2012 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
6. Peraturan Pemerintah No. 79/2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional;
7. Peraturan Presiden No. 4/2010 Tentang Penugasan kepada PT. PLN untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik
Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara, dan Gas;
8. Peraturan Menteri:
Peraturan Menteri ESDM No. 10/2017 tentang Pokok-Pokok Dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
Peraturan Menteri ESDM No. 12/2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik
Peraturan Menteri ESDM No. 21/2017 tentang Pengelolaan Limbah Lumpur dan Serbuk Bor pada Pemboran Panas Bumi
Peraturan Menteri ESDM No. 23/2017 tentang Tata Cara Rekonsiliasi, Penyetoran dan Pelaporan Bonus Produksi Panas
Bumi
Peraturan Menteri ESDM No. 36/2017 Tentang Tata Cara PSP dan PSPE Panas Bumi;
Peraturan Menteri ESDM No. 37/2017 Tentang Wilayah Kerja Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung;
Peraturan Menteri ESDM No. 44/2016 Tentang Bentuk dan Tata Cara Penempatan Serta Pencairan Komitmen Eksplorasi
Panas Bumi
Peraturan Menteri ESDM No. 17/2014 Tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero);
Peraturan Menteri ESDM No. 40/2014 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Daftar Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik
Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas Bumi serta Transmisi Terkait;
Peraturan Menteri ESDM No. 11/2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi;
35
KEMENTERIAN ESDM
VI. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI
“Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan
untuk Penyediaan Tenaga Listrik”
1
10,39 BPP Regional
max 10,39
Pembelian dari PLTP dan PLTSa
9,28
2
max 9,28
B-B (Kesepakatan Para Pihak)
3 10,14
max 10,14 5
17 12,75
12,43 10,20 max 12,75
13 5
15
max 12,43
8,07 4 5
14 max 10,20
max 8,07
5
6 13,66
9,04
7,86 max 13,66
Max 9,04 5
20 17,32
max 7,86 16
5
max 17,32 21
7,77 13,54
7
8,10 max 13,54
max 7,77 max 8,10
6,51
Wilayah kelistrikan: 8
B-B 6,52
1.Nanggroe Aceh Darussalam 6,54
10 11
2.Sumatera Utara 9 B-B B-B
3.Riau 6,62
6,51 5
12 18
4.Sumatera Barat B-B 13,68 19 17,52
5.Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu B-B max 13,68 max 17,52
(S2JB)
6. Bangka Belitung
7.Lampung
8.DKI
9.Jawa Barat
10.Jawa Tengah
11.Jawa Timur
12.Bali
13.Kalimantan Barat
14.Kalimantan Selatan dan Tengah
15.Kalimantan Timur Keterangan:
16.Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat
17. Sulawesi Utara dan Gorontalo
- Berdasarkan BPP Tahun 2017.
18.Nusa Tenggara Barat
19.Nusa Tenggara Timur
20.Maluku
21.Papua
36
KEMENTERIAN ESDM
VI. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI
“Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan
untuk Penyediaan Tenaga Listrik”
Wilayah dengan pembelian harga tenaga listrik 100% BPP* | PLT Panas bumi
“
Fokus pengembangan pada wilayah yang
17.52
keekonomiannya menarik 17.32
17.52
17.32
9.04 9.28
13.68
13.66
13.54
BPP Nasional: 7.86 8.07 8.10
12.75
7.77
12.43
7,36 cent/kWh
10.39
10.14
6.51 6.51 6.52 6.54 6.62
10.2
9.28
9.04
Harga Beli Listrik
8.07
7.86
7.77
8.1
6.62
6.54
6.52
6.51
6.51
100% BPP*
Sultenggo
Kalbar
S2JB
Sumut
NTT
Riau
Kalitim
Aceh
Bali
Papua
Babel
Jabar
Lampung
Kalselteng
Jakarta
Jateng
NTB
Jati,
Sulselbar
Maluku
Potensi | GWh
PLT Panas Bumi 6,6 - 1,4 1,9 0,4 4,3 2,6 1,8 1,3 0,1 0,0 0,1 1,9 2,8 0,2 0,1 1,3 0,1 0,1 1,5 1,4
37
KEMENTERIAN ESDM
VII. Kebijakan Pengembangan Panas Bumi
Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Panas Bumi
Alur Proses Pengusahaan Panas Bumi
Insentif dalam Pengusahaan Panas Bumi
Penerapan Kebijakan dalam Pengusahaan Panas Bumi
Rencana Pengembangan Panas Bumi Sampai Tahun 2025
Milestone Perkembangan Teknologi Panas Bumi
Program Pengembangan Panas Bumi
Daftar Proyek PLTP yang Masuk dalam Crash Program 10.000 MW Tahap II
(berdasarkan Permen ESDM No. 40/2014)
Penetapan WKP Tahun 2015 dan 2016 serta Rencana Penetapan WKP Tahun 2017
38
KEMENTERIAN ESDM
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
PSP Swasta
Eksplorasi: 3+1+1 Tahun
Dan 2 Tahun FS 30 Tahun
+ 10 bulan
Penetapan
WKP
Pelelangan Penerbitan Penerbitan Penugasan PJBL Pemanfaatan
WKP IPB FS
IUPTL kepada PLN
(Lelang Harga) utk membeli
SP
Pemerintah
/ Pemda Tidak dilanjutkan
karena harga PJBL
tidak ekonomis
SP = Survey Pendahuluan PSP = Penugasan Survey Pendahuluan IPB = Izin Panas Bumi IUPTL = Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PJBL = Perjanjian Jual Beli Listrik FS = Feasibility Study
41
KEMENTERIAN ESDM
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
3 Bagian 34% dari Net Operating Bagian Pemerintah berupa Bagian Pemerintah berupa
Pemerintah Income (NOI) termasuk pajak dan PNBP pajak dan PNBP
semua pajak-pajak
kecuali pajak
perseorangan
42
KEMENTERIAN ESDM
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
43
KEMENTERIAN ESDM
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
Daftar Proyek PLTP yang Masuk dalam Crash Program 10.000 MW Tahap II
(berdasarkan Permen ESDM No. 40/2014)
ESTIMASI RENCANA ESTIMASI RENCANA
TARGET TARGET
NO. NAMA PROYEK PEMBANGKIT PROVINSI KAPASITAS KAPASITAS NO.NAMA PROYEK PEMBANGKIT PROVINSI KAPASITAS KAPASITAS
COD COD
(MW) TERPASANG (MW) TERPASANG
1 PLTP Sungai Penuh Jambi 2x55 110 2019 26 PLTP Jaboi Aceh 2x5 10 2018
2016,2017,
2 PLTP Hululais Bengkulu 2x55 110 2018,2019
27 PLTP Sarulla 1 Sumatera Utara 3x 110 330 2018
3 PLTP Kotamobagu Sulawesi Utara 80 (Total) 80 2019,2022 28 PLTP Sarulla 2 Sumatera Utara 2x55 110 2022
4 PLTP Sembalun Nusa Tenggara Barat 2x10 20 2018 29 PLTP Umbul Telumoyo Jawa Tengah 1 x55 55 2020
5 PLTP Tulehu Maluku 2x10 20 2018 30 PLTP Simbolon Samosir Sumatera Utara 2x55 110 2020
6 PLTP Tangkuban Perahu I Jawa Barat 2x55 110 2017 31 PLTP Sipoholon Ria-Ria Sumatera Utara 20 (Total) 20 2020
7 PLTP Kamojang 5 Jawa Barat 1 x30 30 2015 32 PLTP Sorik Marapi Sumatera Utara 240 (Total) 240 2018,2019
33 PLTP Muaralaboh Sumatera Barat 2x 110 220 2017,2018
8 PLTP Ijen Jawa Timur 2x55 110 2019
34 PLTP Bonjol Sumatera Barat 60 (Total) 60 2020
9 PLTP Iyang Argopuro Jawa Timur 1 x55 55 2019
2016,2018,
10 PLTP Wilis/Ngebel Jawa Timur 3x55 165 2018,2019 35 PLTP Lumut Balai Sumatera Selatan 4x55 220 2019
11 PLTP Gunung Endut Banten 40 (Total) 40 2020 36 PLTP Rantau Dadap Sumatera Selatan 2x110 220 2018
12 PLTP Rawa Dano Banten 1 x 110 110 2019 37 PLTP Rajabasa Lampung 2x110 220 2018,2019
13 PLTP Cibuni Jawa Barat 1 x 10 10 2014,2017 38 PLTP Ulubelu 3 dan 4 Lampung 2x55 110 2016,2017
14 PLTP Cisolok-Cisukarame Jawa Barat 1 x50 50 2017 39 PLTP Suoh Sekincau Lampung 4x55 220 2018,2019
40 PLTP Wai Ratai Lampung 1 x55 55 2020
15 PLTP Karaha Bodas Jawa Barat 1 x30 2x55 140 2016,2019
41 PLTP Danau Ranau Lampung 2x55 110 2020
16 PLTP Patuha Jawa Barat 3x55 165 2014,2019
42 PLTP Lahendong 5 dan 6 Sulawesi Utara 2x20 40 2016,2017
17 PLTP Tampomas Jawa Barat 1 x45 45 2018 43 Bora Pulu Sulawesi Tengah 40 (Total) 40 2020
18 PLTP Tangkuban Perahu II Jawa Barat 2x30 60 2019 44 PLTP Marana/Masaingi Sulawesi Tengah 2x10 20 2018
19 PLTP Wayang Windu Unit 3 dan 4 Jawa Barat 2x 110 220 2020,2021 45 PLTP Hu'u Nusa Tenggara Barat 2x10 20 2018
20 PLTP Gunung Ciremai Jawa Barat 2 x 55 110 2020 46 PLTP Atadei Nusa Tenggara Timur 2 x2,5 5 2016
21 PLTP Baturaden Jawa Tengah 2x 110 220 2018,2021 47 PLTP Sokoria Nusa Tenggara Timur 30 (Total) 30 2017,2018
48 PLTP Mataloko Nusa Tenggara Timur 20 (Total) 20 2018
22 PLTP Dieng Jawa Tengah 1 x55 1 x60 115 2018,2019
49 PLTP Oka Ile Ange Nusa Tenggara Timur 10 10 2021
23 PLTP Guci Jawa Tengah 1 x55 55 2019 50 PLTP Jailolo Maluku Utara 10 10 2019
24 PLTP Ungaran Jawa Tengah 1 x55 55 2017 51 PLTP Songa Wayaua Maluku Utara 1 x5 5 2017
25 PLTP Seulawah Agam Aceh 110 110 2020 TOTAL RENCANA KAPASITAS TERPASANG 4.825
44
KEMENTERIAN ESDM
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
Penyederhanaan Perizinan
Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM, pemangkasan waktu dan jenis perizinan. Peluncuran 3
aplikasi pelayanan publik berbasis online untuk rekomendasi izin tenaga kerja asing, sertifikat kelayakan
penggunaan peralatan, dan penyampaian laporan berkala perkembangan WKP.
Harga Perizinan
Pendanaan
46
KEMENTERIAN ESDM
VIII. Perizinan dan Non Perizinan Sub Sektor
Panas Bumi
Alur Proses Perizinan Investasi Sektor Panas Bumi Melalui Penugasan Survei Pendahuluan dan
Eksplorasi (PSPE)
Perizinan dan Non Perizinan Sub Sektor Panas Bumi
47
KEMENTERIAN ESDM
VIII. PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SUB SEKTOR PANAS BUMI
ALUR PROSES PERIZINAN MELALUI PSPE
1 7 11 15 16 DASAR HUKUM
48
KEMENTERIAN ESDM
VIII. PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SUB SEKTOR PANAS BUMI
No. Perizinan dan Non Perizinan Waktu PenerbitanPerizinan/Non Perizinan
49
KEMENTERIAN ESDM
IX. Alur Proses Pengusahaan Panas Bumi
Mekanisme PSP
Mekanisme PSPE
Dokumen Persyaratan PSPE
Penyiapan WK dari Hasil SP, SPE, PSP, dan PSPE
Penyiapan WK dari WK yang IPBnya Berakhir
Penetapan dan Pelelangan WKP
Bagian Pemerintah dari Pengusahaan Panas Bumi
Proporsi Penerimaan Negara
Penerimaan Negara Bukan Pajak di Bidang Panas Bumi
50
KEMENTERIAN ESDM
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
Penawaran Penawaran
WPSP WPSPE
Penugasan Survei
Penugasan Survei
Pendahuluan dan
Pendahuluan
Eksplorasi
51
KEMENTERIAN ESDM
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
Penugasan Survei Pendahuluan yang selanjutnya disingkat PSP adalah penugasan yang diberikan oleh Menteri untuk
melaksanakan kegiatan Survei Pendahuluan.
Kegiatan PSP meliputi:
a. survei geologi;
b. survei geokimia;
c. survei geofisika; dan
d. evaluasi terpadu.
Dalam hal diperlukan, terhadap kegiatan PSP dapat dilakukan survei landaian suhu.
1 (satu) WPSP dapat dilakukan PSP oleh lebih dari 1 (satu) perguruan tinggi atau lembaga peneitian.
PSP dilaksanakan atas biaya perguruan tinggi atau lembaga penelitian dan tidak diberikan penggantian.
Penyiapan
WILAYAH Wilayah Kerja Survei Pendahuluan; dan
TERBUKA Menteri
Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.
Menugasi
Pihak Lain
Perguruan Tinggi, Lembaga
Penelitian Penugasan Survei Pendahuluan
(Berbadan Hukum Indonesia)
52
KEMENTERIAN ESDM
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
• Selain berdasarkan penawaran Wilayah Penugasan, perguruan tinggi atau lembaga penelitian dapat mengajukan
permohonan PSP untuk wilayah yang merupakan Wilayah Terbuka Panas Bumi dan belum ditetapkan sebagai WPSP.
• PSP diberikan untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan.
53
KEMENTERIAN ESDM
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi yang selanjutnya disingkat PSPE adalah penugasan yang diberikan oleh
Menteri untuk melaksanakan kegiatan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.
Kegiatan PSPE meliputi:
a. survei geologi, geokimia, geofisika, dan evaluasi terpadu;
b. pengeboran Sumur Eksplorasi; dan
c. perhitungan cadangan Panas Bumi.
Dalam hal diperlukan, terhadap kegiatan PSPE dapat dilakukan survei landaian suhu.
1 (satu WPSPE) hanya dilakukan PSPE oleh 1 (satu) Badan Usaha.
PSPE dilaksanakan atas biaya Badan Usaha dan tidak diberikan penggantian.
Penyiapan
WILAYAH Wilayah Kerja Survei Pendahuluan; dan
TERBUKA
Menteri Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.
Menugasi
Mekanisme
Kontes
54
KEMENTERIAN ESDM
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
55
KEMENTERIAN ESDM
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
Dokumen Persyaratan
Badan Usaha mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan dilengkapi:
1. Persyaratan administratif, paling sedikit meliputi:
a. akta pendirian Badan Usaha dan/atau akta perubahan Badan Usaha terakhir;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
c. profil Perusahaan.
2. Persyaratan teknis, paling sedikit meliputi:
a. program Kerja untuk pelaksanaan PSPE paling sedikit meliputi:
1) tata waktu pelaksanaan PSPE;
2) rencana pembiayaan pelaksanaan PSPE;
3) rencana desain Sumur Eksplorasi;
4) rencana jumlah pengeboran Sumur Eksplorasi;
5) rencana uji sumur; dan
6) rencana penerapan kaidah keteknikan yang baik dan benar, keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
b. kemampuan teknis operasional dengan menunjukkan pengalaman di bidang Panas Bumi.
c. mempunyai tenaga ahli di bidang Panas Bumi.
3. Persyaratan keuangan, paling sedikit meliputi:
a. laporan keuangan tahunan untuk 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan Usaha, atau induk perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan
publik dengan opini minimum wajar; dan
b. surat pernyataan kesanggupan menyediakan pendanaan untuk melaksanakan PSPE paling sedikit sebesar US$10.000.000 (sepuluh
juta dolar Amerika Serikat) sebagai Komitmen Eksplorasi.
Sebagian Komitmen Eksplorasi sebesar 5% (lima persen) dari Komitmen Eksplorasi dalam bentuk rekening bersama (escrow account) atau
standby letter of credit pada bank yang berstatus badan usaha milik negara yang berkedudukan di Jakarta.
56
KEMENTERIAN ESDM
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
57
KEMENTERIAN ESDM
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
58
KEMENTERIAN ESDM
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
MEKANISME PENGHITUNGAN BAGIAN PEMERINTAH
DARI PENGUSAHAAN PANAS BUMI (KEPPRES 49/1991)
SESUAI UU NO. 21/2014
WKP EKSISTING:
PENERIMAAN
BIAYA
OPERASIONAL
PENERIMAAN BERSIH
Bonus
Produksi
66% PENGEMBANG 34% PEMERINTAH
PBB
Reimbursement (-)
Penerimaan Bersih (+)
Pengembang PPN
Pengembalian
Catatan : Bonus Produksi
Pehitungan Bonus Produksi PNBP
Uap : 1% * Gross Revenue
Listrik : 0,5% * Gross Revenue 59
KEMENTERIAN ESDM
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
PROPORSI PENERIMAAN NEGARA PENGUSAHAAN PANAS BUMI
(UU NO. 21/2014)
WKP IPB:
60
KEMENTERIAN ESDM
X. Investasi Panas Bumi
Kondisi Umum Investasi Panas Bumi
Peluang Investasi Pengembangan Panas Bumi
Proses Pengembangan Lapangan Uap Geothermal
Estimasi Biaya Investasi Panas Bumi
Daftar WKP yang akan dilelang dan Penugasan
61
KEMENTERIAN ESDM
X. INVESTASI PANAS BUMI
KONDISI UMUM INVESTASI PANAS BUMI
62
KEMENTERIAN ESDM
X. INVESTASI PANAS BUMI
PELUANG INVESTASI PANAS BUMI
Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan dukungan internasional dalam konteks pembiayaan,
teknologi, sumber daya manusia dan bantuan teknis;
Kepemilikan saham asing dalam bisnis panas bumi di perbolehkan hingga 95%;
63
KEMENTERIAN ESDM
X. INVESTASI PANAS BUMI
64
KEMENTERIAN ESDM
X. INVESTASI PANAS BUMI
Sumber: S. Sudarman, 2009 Sumber: diolah dari PT Pertamina Geothermal Energy 2013
65
KEMENTERIAN ESDM
X. INVESTASI PANAS BUMI
DAFTAR WKP YANG AKAN DI LELANG DAN PENUGASAN
Rencana
Cadangan
No WKP Pengembangan PSP Rencana DJEBTKE
(MW)
(MW)
LELANG TAHUN 2017 (425 MW)
1 Simbolon Samosir, Sumut 150 2 x 55 PT Optima Nusantara Energi -
2 Gunung Hamiding, Maluku 265 2 x 10 PT Star Energy Geothermal -
Utara Indonesia
3 Oka-Ile Ange, NTT 40 10 - -
4 Bora Pulu, Sulawesi Tengah 123 40 - -
5 Kepahiang, Bengkulu 180 110 - -
6 Gn. Sirung, NTT 125 5 - -
7 Gn. Geureudong, NAD 130 110 PT Chevron Geothermal -
PENUGASAN TAHUN 2017 TAHAP 1 (210 MW)
8 Gn. Arjuno Welirang, Jatim 185 2 x 55 - PT Geo Dipa Energi
9 Candi Umbul Telomoyo, 72 55 - PT Geo Dipa Energi
Jateng
10 Songa Wayaua, Maluku Utara 140 5 - PT PLN (Persero)
66
KEMENTERIAN ESDM
X. INVESTASI PANAS BUMI
DAFTAR WKP YANG AKAN DI LELANG DAN PENUGASAN
Rencana
Cadangan
No WKP Pengembangan PSP Rencana DJEBTKE
(MW)
(MW)
PENUGASAN 2017 Tahap 2 (60 MW)
13 Sipaholon Ria-Ria, Sumut 75 20 - PT PLN (Persero)
14 Gn. Endut, Banten 80 40 - PT PLN (Persero)
Government Drilling 2017 (140 MW)
15 Jailolo, Maluku Utara 75 40 - -
16 Bonjol, Sumatera Barat 200 60 - -
17 Danau Ranau, Sumsel- 210 40 - -
Lampung
Lainnya 2018 (1.070 MW)
18 Gn. Gede Pangrango 85 55 PT Pertamina Geothermal PT Pertamina Geothermal
Energy Energy
19 Suwawa, Gorontalo 110 20 - -
20 Sembalun, NTB 100 20 PT PLN (Persero) PT PLN (Persero)
21 Gn. Pandan, Jawa Timur 60 40 - -
22 Graho Nyabu, Jambi 200 2 x 55 PT EDC -
67
KEMENTERIAN ESDM
X. INVESTASI PANAS BUMI
DAFTAR WKP YANG AKAN DI LELANG DAN PENUGASAN
Rencana
Cadangan
No WKP Pengembangan PSP Rencana DJEBTKE
(MW)
(MW)
24 Gn. Wilis, Jawa Timur 50 2 x 10 PT MRI Energy -
25 Gn. Ciremai, Jawa Barat 150 2 x 55 - -
26 Marana, Sulawesi Tengah 36 2 x 10 - -
27 Telaga Ranu, Maluku Utara 85 1x5 PT Star Energy Geothermal -
Indonesia
28 Tanjung Sakti, Sumatera Barat 70 1 x 55 PT Hitay Tanjung Sakti Energi -
68
KEMENTERIAN ESDM
XI. Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lindungan Lingkungan
Paradigma Keselamatan Kerja
Kerangka Keteknikan Panas Bumi
Peningkatan Keselamatan Panas Bumi
69
KEMENTERIAN ESDM
XI. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN
LINGKUNGAN
PARADIGMA KESELAMATAN KERJA PANAS BUMI
VISI INSTALASI PANAS BUMI YANG AMAN, ANDAL DAN AKRAB LINGKUNGAN (PRINSIP 3A)
REGULASI PENGATURAN DAN PENGAWASAN KETEKNIKAN DALAM KEGIATAN USAHA PANAS BUMI
• STANDARDISASI KOMPETENSI • PENYULUHAN BAHAYA • BAHAN DAN BAHAN KIMIA YANG • PROSEDUR OPERASI
• TEMPAT KERJA PANAS DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN DAN PERAWATAN
• LINGKUNGAN KERJA • TANDA PERINGATAN/ PANAS BUMI • SERTIFIKAT KELAIKAN
• PROSEDUR KERJA (SOP) LARANGAN • DESAIN PERALATAN PERALATAN DAN
• NILAI AMBANG BATAS (NAB) • SERTIFIKAT KELAIKAN • TEKNOLOGI (OPERASI, PENGELOLAAN INSTALASI
PERSYARATAN • ALAT PELINDUNG DIRI (APD) • SERTIFIKAT KOMPETENSI LINGKUNGAN) • SERTIFIKAT
• TANDA PERINGATAN/LARANGAN • TANDA KESELAMATAN • MATERIAL YANG DIGUNAKAN KOMPETENSI
• PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA PRODUK • PERALATAN, BAHAN DAN BAHAN • TANDA KESESUAIAN SNI
• SERTIFIKAT PERALATAN BERBAHAYA KIMIA PENCEGAHAN DAN • KESIAPAN ALAT
• TANDA KESELAMATAN PRODUK PENANGGULANGAN PENCEMARAN PEMADAM
• SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN LINGKUNGAN • LATIHAN PEMADAMAN
• BAKU MUTU LINGKUNGAN • TANDA KESELAMATAN
• SDM PRODUK
• SISTEM TANGGAP DARURAT
• SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
70
KEMENTERIAN ESDM
XI. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN
LINGKUNGAN
KERANGKA KETEKNIKAN PANAS BUMI
Produk Instalasi
Aspek Peralatan Teknologi Tenaga Teknik
Bahan Instrumentasi
Spesifikasi
standardisasi
Standardisasi Pemeriksaan Teknis Seleksi
Alat Sertifikasi Uji Fungsi
Sertifikasi
Audit Akreditasi
Akreditasi
71
KEMENTERIAN ESDM
XI. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN
LINGKUNGAN
PENINGKATAN KESELAMATAN PANAS BUMI
KLUSTER
SUMBER PENYEDIAAN PEMANFAATAN
DAYA
HULU HILIR
Pemanfaatan di
PROSES/ Sektor Komersial
TAHAPAN
Pemanfaatan di ZERO
Sumber Pencarian Pemroduksian Pengolahan Penyaluran Pendistribusian Sektor Rumah
Penyimpanan ACCIDENT
Energi (Eskplorasi) (Eksploitasi) Pembangkitan
Tangga
Pemanfaatan di
Handal, Aman, Sektor Transportasi
Akurat, Efisien,
Effektif dan Pemanfaatan di
Akrab Sektor Industri
Lingkungan
72
KEMENTERIAN ESDM
Terima Kasih
Go Green Indonesia !
energi hijau, energi masa depan
74
KEMENTERIAN ESDM
ROADMAP PENGEMBANGAN PANAS BUMI SAMPAI 2026
No. WKP Kap Terpasang (MW) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 Arjuno Welirang 110
2 Atadei 10
3 Baturaden 180
4 Bedugul 10 55
5 Blawan Ijen 55 55
6 Bonjol 60
7 Bora Pulu 40
8 Candi Umbul Telomoyo 55
9 Cibeurem-Parabakti 377
10 Cibuni 10
11 Cisolok Cisukarame 45
12 Danau Ranau 40
13 Dieng 60 10 55 65 40 95
14 Gn. Ciremai 110
15 Gn. Endut 40
16 Gn. Galunggung 110
17 Gn. Gede Pangrango 55
18 Gn. Geureudong 55
19 Gn. Hamiding 20
20 Gn. Lawu 55 55
21 Gn. Pandan 40
22 Gn. Rajabasa 110 110
23 Gn. Sirung 5
24 Gn. Talang-B. Kili 20
25 Gn. Tangkuban Perahu 60
26 Gn. Ungaran 55
27 Gn. Way Panas 165 55
28 Gn. Wilis 20
29 Graho Nyabu 110
30 Guci 55
31 Hululais 55 85 85 30 85
32 Hu'u Daha 20
33 Iyang Argopuro 55
34 Jaboi 10
35 Jailolo 20
36 Kaldera Danau Banten 110
75
KEMENTERIAN ESDM
ROADMAP PENGEMBANGAN PANAS BUMI SAMPAI 2026
No. WKP Kap Terpasang 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
37 Kamojang-Darajat 505 55
38 Karaha Bodas 30 20
39 Kepahiang 110
40 Kotamobagu 80
41 Laenia 20
42 Lahendong 120 5 20 25
43 Liki Pinangawan Muaralaboh 80 140
44 Lumut Balai 55 55 5 55 30 85
45 Marana 20
46 Mataloko 2.5 20
47 Oka Ile Ange 10
48 Pangalengan 282 115 55 113
49 Rantau Dedap 86 134
50 Sekincau 220
51 Sembalun 20
52 Seulawah Agam 55 55
53 Sibayak-Sinabung 12
54 Sibual Buali 110 110 110 220
55 Simbolon Samosir 110
56 Sipoholon Ria-Ria 20
57 Sokoria 5 5 10 10
58 Songa Wayaua 10
59 Songgoriti 20
60 Sorik Marapi 20 20 40 160
61 Sungai Penuh 60 55 30
62 Suwawa 20
63 Tampomas 45
64 Tanjung Sakti 55
65 Telaga Ngebel 55 110
66 Telaga Ranu 5
67 Tulehu 20
68 Ulumbu 10 20 20
69 Way Ratai 55
70 Wapsalit
Total Renc. Pengembangan (MW) 1643.5 215 195 235 291 350 755 280 968 2295 294
Total Target Kap. Terpasang (MW) 1643.5 1858,5 2053,5 2288,5 2579,5 2929,5 3684,5 3964,5 4932,5 7227,5 7521,5
76
KEMENTERIAN ESDM
PRODUKSI UAP PANAS BUMI TAHUN 2006-2017
Kapasitas Produksi Uap (Ton)
No. Area
(MW) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
1 Kamojang 235 8.121.327 12.099.515 12.612.255 12.446.133 12.470.000 10.878.385 11.255.702 10.488.889 11.974.084 12.678.717 6.257.760
2 Lahendong 120 1.311.021 2.349.480 2.664.546 2.964.180 2.510.000 3.261.669 3.840.627 4.138.172 4.692.807 3.294.503 3.095.357
3 Sibayak 12 84.312 288.761 497.918 548.411 310.000 160.362 238.668 183.978 365 0 0
4 G. Salak 377 24.345.680 24.481.941 24.538.210 24.271.622 24.673.075 24.513.426 23.728.305 24.306.890 24.754.949 24.575.445 12.189.036
5 Darajat 270 10.321.836 13.487.496 13.977.250 14.264.431 14.131.343 14.282.785 10.678.225 13.856.258 13.916.103 13.952.107 7.065.897
6 W. Windu 227 6.523.861 6.665.057 12.989.353 13.675.168 13.523.002 13.232.806 13.378.140 13.143.323 7.850.235 13.612.639 6.649.616
7 Dieng 60 1.209.048 1.644.159 780.457 1.221.297 1.106.000 1.047.181 347.934 205.097 1.769.566 1.392.685 1.340.994
Total 1643,5 51.917.085 61.016.409 68.059.989 69.391.242 68.723.420 68.769.726 69.295.630 73.598.027 74.263.079 79.666.861 44.505.249
Keterangan:
• *Realisasi s.d. Juli 2017
• PLTP Sibayak Unit 1 mengalami kerusakan turbin pada gland seal/labirin sehingga tidak berproduksi sejak 6
Januari 2015, Unit 2 mengalami kerusakan turbin sejak tahun 2013. Saat ini sedang diperbaiki oleh Taka
Turbo Machinery.
• PLTP Mataloko tidak beroperasi, karena mengalami vibrasi turbin pada bearing No. 2.
77
KEMENTERIAN ESDM
PRODUKSI LISTRIK PANAS BUMI TAHUN 2006 - 2017
Produksi Listrik (MWh)
Kapasitas
No. Area
(MW)
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
1 Kamojang 235 1.049.419 1.609.373 1.680.029 1.652.600 1.647.000 1.455.356 1.588.124 1.401.307 1.590.817 1.649.456 825.727
2 Lahendong 120 176.907 319.232 362.198 402.736 338.000 446.808 523.613 504.820 589.877 434.719 407.656
4 G. Salak 377 2.963.170 2.979.596 2.987.759 2.852.232 3.011.104 2.995.961 2.917.903 2.723.248 3.012.734 2.925.309 1.439.141
5 Darajat 270 1.605.255 2.092.918 2.130.624 2.196.000 2.190.422 2.212.786 1.497.875 2.123.620 2.144.701 2.082.822 1.081.446
6 W. Windu 227 938.108 951.307 1.876.260 1.921.403 1.878.319 1.872.449 1.878.273 1.845.866 1.111.243 1.924.378 947.391
7 Dieng 60 163.121 235.170 92.970 174.471 158.000 149.597 49.705 22.515 189.063 150.849 147.337
Total 1.643,5 6.898.616 8.212.995 9.184.022 9.259.031 9.253.845 9.355.904 9.332.317 9.650.979 9.963.655 10.623.073 5.989.822
Keterangan:
• *Realisasi s.d. Juli 2017
• PLTP Sibayak Unit 1 mengalami kerusakan turbin pada gland seal/labirin sehingga tidak berproduksi sejak 6
Januari 2015, Unit 2 mengalami kerusakan turbin sejak tahun 2013. Saat ini sedang diperbaiki oleh Taka
Turbo Machinery.
• PLTP Mataloko tidak beroperasi, karena mengalami vibrasi turbin pada bearing No. 2.
78
KEMENTERIAN ESDM
KAPASITAS TERPASANG PLTP 2006 – 2017
1 Kamojang 140 140 200 200 200 200 200 200 200 235 235 235
3 Sibayak 2 2 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
4 G. Salak 375 375 375 375 375 377 377 377 377 377 377 377
5 Darajat 145 255 255 255 255 270 270 270 270 270 270 270
6 W. Windu 110 110 110 227 227 227 227 227 227 227 227 227
7 Dieng 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
9 Ulumbu 0 0 0 0 0 0 0 5 10 10 10 10
11 Patuha 0 0 0 0 0 0 0 0 55 55 55 55
Total 852 982 1052 1189 1189 1226 1336 1343,5 1403,5 1438,5 1643,5 1698,5
Keterangan:
*Realisasi s.d. Juni 2017
79
KEMENTERIAN ESDM
Direktorat Panas Bumi
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan
dan Konservasi Energi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral